Anda di halaman 1dari 12

Infeksi Nosokomial Rumah

Sakit
Pertemuan 12 – Manajemen Kesehatan Lingkungan dan Limbah RS
Pengertian

• Infeksi Nosokomial (Hospital Acquired Infection) rumah sakit adalah suatu infeksi yang
berkembang di lingkungan rumah sakit

• “HAIs” (Healthcare-Associated Infections) yaitu kejadian infeksi tidak hanya


berasal dari rumah sakit, tetapi juga dapat dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
• Dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam
rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas
rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.

• Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen,


dengan/tanpa disertai gejala klinik. Tidak terbatas infeksi kepada pasien namun dapat
juga kepada petugas kesehatan dan pengunjung yang tertular pada saat berada di dalam
lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan.
Epidemiologi Infeksi Nosokomial
• Rantai Infeksi (chain of infection) merupakan rangkaian yang harus
ada untuk menimbulkan infeksi. Dalam melakukan tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi dengan efektif, perlu dipahami
secara cermat rantai infeksi.

• Kejadian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan dapat disebabkan


oleh 6 komponen rantai penularan, apabila satu mata rantai diputus
atau dihilangkan, maka penularan infeksi dapat dicegah atau
dihentikan.
Rantai Infeksi 1. Agen infeksi (infectious agent) adalah mikroorganisme penyebab infeksi. Pada
manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, jamur dan parasit. Ada tiga
faktor pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu:
patogenitas, virulensi dan jumlah (dosis, atau “load”). Makin cepat diketahui
agen infeksi dengan pemeriksaan klinis atau laboratorium mikrobiologi, semakin
cepat pula upaya pencegahan dan penanggulangannya bisa dilaksanakan.
Agen infeksi
2. Reservoir atau wadah tempat/sumber agen infeksi dapat hidup, tumbuh,
berkembang-biak dan siap ditularkan kepada pejamu atau manusia. Berdasarkan
penelitian, reservoir terbanyak adalah pada manusia, alat medis, binatang,
Faktor lain yang
Reservoir
tumbuh-tumbuhan, tanah, air, lingkungan dan bahan-bahan organik lainnya.
berpengaruh Dapat juga ditemui pada orang sehat, permukaan kulit, selaput lendir mulut,
saluran napas atas, usus dan vagina juga merupakan reservoir.
3. Portal of exit (pintu keluar) adalah lokasi tempat agen infeksi (mikroorganisme)
meninggalkan reservoir melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih serta
transplasenta.
4. Metode Transmisi/Cara Penularan adalah metode transport mikroorganisme dari
wadah/reservoir ke pejamu yang rentan. Ada
Susceptible
beberapa metode penularan yaitu: (1) kontak: langsung dan tidak langsung, (2)
Portal of exit droplet, (3) airborne, (4) melalui vehikulum (makanan, air/minuman, darah) dan
host
(5) melalui vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat).
5. Portal of entry (pintu masuk) adalah lokasi agen infeksi memasuki pejamu yang
rentan dapat melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih dan kelamin
atau melalui kulit yang tidak utuh.
6. Susceptible host (Pejamu rentan) adalah seseorang dengan kekebalan tubuh
Metode menurun sehingga tidak mampu melawan agen infeksi. Faktor yang dapat
Portal of entry Transmisi/Cara
Penularan mempengaruhi kekebalan adalah umur, status gizi, imunisasi, penyakit kronis,
luka bakar yang luas, trauma, pasca pembedahan dan pengobatan dengan
imunosupresan.
7. Faktor lain yang berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status
ekonomi, pola hidup, pekerjaan dan herediter
Jenis HAIs

Ventilator associated pneumonia (VAP). Infeksi Aliran Darah (IAD).


• VAP adalah infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru • Infeksi Aliran Darah Primer merupakan jenis infeksi yang terjadi akibat
setelah pemakaian ventilasi mekanik > 48 jam, dan sebelumnya tidak masuknya mikroba melalui peralatan yang kita masukkan langsung ke
ditemukan tanda-tanda infeksi saluran nafas. sistem pembuluh darah atau ditemukannya organisme dari hasil kultur
darah yang semi kuantitatif/kaulitatif disertai tanda klinis jelas serta tidak
dan/atau hubungannya dengan infeksi.
• Contohnya adalah pemasangan vena sentral (CVC : Central Venous
Catheter), vena perifer (infus)

Infeksi Saluran Kemih (ISK).


• Infeksi pada libatkan bagian yang lebih dalam dari organ-organ
pendukung saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan
jaringan sekitar retroperitoneal atau rongga perinefrik).
Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Infeksi
Nosokomial
Faktor Risiko HAIs
1. Umur: neonatus dan orang lanjut usia lebih rentan.
2. Status imun yang rendah/terganggu (immuno-compromised): penderita dengan penyakit
kronik, penderita tumor ganas, pengguna obat-obat imunosupresan.
3. Gangguan/Interupsi barier anatomis:(a) Kateter urin dapat meningkatkan kejadian infeksi
saluran kemih (ISK), (b) Prosedur operasi dapat menyebabkan infeksi daerah operasi (IDO)
atau “surgical site infection” (SSI), (c) Intubasi dan pemakaian ventilator meningkatkan
kejadian “Ventilator Associated Pneumonia” (VAP), (d) Kanula vena dan arteri: Plebitis, IAD,
Luka bakar dan trauma.
4. Implantasi benda asing : (a) Pemakaian mesh pada operasi hernia, (b) Pemakaian implant
pada operasi tulang, kontrasepsi, alat pacu jantung, (c) “cerebrospinal fluid shunts”, (d)
“valvular / vascular prostheses”.
5. Perubahan microflora normal: pemakaian antibiotika yang tidak bijak dapat menyebabkan
pertumbuhan jamur berlebihan dan timbulnya bakteri resisten terhadap berbagai
antimikroba.
Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial
• Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas
pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk
memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan
tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan disaat menerima
pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan.
Langkah langkah PPI di Rumah Sakit
1. Pembentukan Struktur Organisasi Komite 4. Menyelenggarakan Tatalaksana Kewaspadaan
PPI berdasarkan Transmisi
• Kewaspadaan transmisi melalui kontak
2. Menyusun Pedoman dan SPO (Standar • Kewaspadaan Transmisi Melalui Droplet
Prosedur Operasional) tentang PPI • Kewaspadaan Transmisi Melalui udaraa (air borne
Precaution)
3. Menyelenggarakan Tatalaksana
Kewaspadaan Standar 5. Survailens Insfeksi Terkait Palayanan
• Kebersihan Tangan Kesehatan.
• Alat Pelindung Diri
• Dekontaminasi peralatan perawatan pasien 6. Melaksanakan Pendidikan dan
• Pengendalian lingkungan Pelatihan ttg PPI.
• Pengolahan limbah
• Penatalaksanaan Linen
7. Pengendalian Resistensi Antibiotika.
• Perlindungan kesehatan petugas
• Penempatan Pasien
8. Monitoring dan Evalusi dengan ICRA
Etika batuk
(Insfection Control Risk Assessment).

• Praktek menyuntik yang aman.
• Praktek Lumbal pungsi yang aman
Peran Surveilance • Metode-metode surveilans dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu :
1. Berdasarkan jenis datanya
• Surveilans hasil, yaitu surveilans yang memantau laju angka IRS
Infeksi Nosokomial RS (misalnya: ILO, IADP, ISK, PNEUMONIA)
• Surveilans proses yaitu surveilan yang memantau pelaksanaan
langkah-langkah pencegahan IRS.
2. Berdasarkan cakupannya
• Surveilans Infeksi Rumah Sakit (RS) • Surveilans komprehensif (hospital –Wide/tradisional surveillance)
adalah suatu proses yang dinamis, adalah surveilans yang dilakukan diarea perawatan untuk
sistematis, terus-menerus dalam mengidentifikasi pasien yang mengalami infeksi selama
pengumpulan data, identifikasi, dirumah sakit
analisis dan interprestasi dari data • Surveilans target (targeted/sentinel surveillance) adalah
surveilansjenis infeksi yang spesifik.
kesehatan yang penting pada suatu
3. Berdasarkan waktu
populasi spesifik yang didiseminasikan
• Surveilans periodik adalah surveilans yang dilakukan secara
secara berkala kepada pihak-pihak rutin dengan selang waktu tertentu
yang memerlukan untuk digunakan • Surveilans prevalensi (prevalensi surveillance) adalah surveilans
dalam perencanaan, penerapan dan yang menghitung jumlah semua IRS , baik kasus lama maupun
evaluasi suatu tindakan yang baru pada hari tertentu atau selama periode tertentu.
berhubungan dengan kesehatan 4. Berdasarkan jenis rawat
• Surveilans selama perawatan adalah surveilans yang dilakukan
selama pasien menjalani rawat inap saja
• Surveilans paska rawat (post-discharge surveillance ) adalah
surveilans yang dilakukan sesudah pasien keluar dari rumah
sakit .Surveilans paska rawat dapat mendeteksi IRS yang tidak
langsung timbul seperti ILO yang bisa timbul 30 hari (tanpa
implant) samapai 90 hari sesudah operasi (dengan implant)
Tujuan Surveilans RS
• Mendapatkan Data Dasar IRS
• Seberapa besar resiko yang dihadapai oleh setiap pasien yang
dirawat di rumah sakit
• Menurunkan laju infeksi ditemukan factor resiko IRS yang
akan diintervensi sehingga dapat menurunkan laju angka
IRS. Untuk mencapai tujuan surveilans harus berdasarkan
cara penggunaan data,sumber daya manusia dan dana
yang tersedia.
• Identifikasi Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi Rumah
Sakit
• Menyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya
masalah memerlukan penanggulan.
• Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI
Rumah Sakit
• Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan
keperawatan
• Salah satu unsur pendukung untuk memenuhi akreditasi
RS
Daftar Istilah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS

• Infection Prevention and Control


• Emerging Infectious Diseases (Penyakit infeksi
EID Nurse / Perawat Pencegahan dan
yang baru muncul) IPCN
Pengendalian dan Infeksi / Perawat
• Central Sterilize Supply Department (Bagian Koordinator
CSSD
Sterilisasi Sentral)
• Infection Prevention and Control Link
• Infeksi Aliran Darah Primer (BSI / Bloodstream Nurse / Perawat Penghubung
IADP IPCLN
Infection) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi /
Perawat Pelaksana Harian
• Infeksi Luka Operasi (SSI / Surgical Site
ILO
Infection) • Infection Prevention and Control
IPCO
• Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Officer
IPSRS
• Infeksi Saluran Kemih (UTI / Urinary Tractus • Komite Pencegahan dan Pengendalian
ISK KPPI
Infection) Infeksi

VAP • Ventilator Associated Pneumonia PPI • Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

IP • Isolation Precaution / Kewaspadaan Isolasi • Penyakit lama yang muncul kembali


Re-Emerging
Diseases
• Infection Prevention and Control Manual /
IPCM • Universal Precaution (Kewaspadaan
Manual Pencegahan dan Pengendalian Infeksi UP
Baku)
Referensi
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
2. RSKM; Pedoman Pencegahan dan Pengendalani Infeksi
3. PP Perdalin; Kebijakan Kemenkes dalam PPI.

Anda mungkin juga menyukai