Anda di halaman 1dari 11

Bahasa Indonesia

SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 Revisi 2007

Kelas XI

BAB III
Teks Ceramah

By: Rasdiana
Struktur
Ceramah
Pengertian Kaidah
dan Unsur Kebahasaan
Ceramah

Contoh
Ceramah Menentukan
Ciri Topik
Kerangka Ceramah
Ceramah

Langkah
Tujuan
Menyunting
Ceramah
Ceramah
Pengertian Ceramah
Merupakan pidato yang menyampaikan atau menyiarkan ajaran agama.

Unsur Ceramah
1. Penceramah
2. Pendengar
3. Materi ceramah yang tersusun dan terstruktur
4. Metode ceramah
a. Impromtu (metode tanpa persiapan sebelumnya)
b. Menghapal (dengan persiapan)
c. Membaca naskah (menggunakan naskah lengkap)
d. Entemporan (menuliskan pokok-pokok pikiran sebagai pengingat)
5. Media ceramah yaitu alat dan tempat pelaksanaan ceramah
Struktur Ceramah
1. Pendahuluan
a. Pembuka (berisi salam, ucapan penghormatan dan rasa syukur)
b. Pengantar (paragraf yang mengarah pada topik fakta terkait topik
ceramah)
2. Isi ceramah
a. Inti (berisi paparan dari penceramah, pandangan umum)
b. Gagasan (berisi ide besar yang kemudian dikembangkan dalam
subtopik
3. Simpulan
a. Ucapan permintaan maaf
b. Salam penutup
Kaidah Kebahasaan dalam Ceramah
1. Teks umumnya menggunakan kata ganti orang pertama atau orang kedua
jamak di dalamnya. Contoh kata ganti orang pertama adalah ‘saya’ dan
‘aku’ . Sementara itu, kata ganti orang kedua jamak adalah ‘kami’. Adapun
kata-kata sapaan yang diperuntukkan untuk pendengar, contohnya adalah
‘bapak-bapak, ‘ibu-ibu, dan ‘hadirin sekalian.
2. Menggunakan kata-kata teknis atau istilah. Istilah-istilah yang muncul
dalam teks tersebut adalah sarkastis, eufemistis, tata krama, kesantunan
berbahasa, etika berbahasa.
3. Menggunakan hubungan argumentasi (sebab akibat) dan hubungan
temporan (melibatkan pertentangan) contoh hubungan sebab akibat adalah
‘jika’ ‘maka’, ‘sebab’, ‘karena’, dengan demikian’, ‘akibatnya’, dan ‘oleh
karena itu’.
Sedangkan contoh hubungan temporal adalah ‘sebelum itu’, ‘kemudian’,
‘pada akhirnya’, ‘sebaliknya’, berbeda halnya’, ‘namun’.
4. Menggunakan kata kerja mental, seperti ‘diharapkan’, ‘memprihatinkan’,
‘memperkirakan’, ‘mengagumkan’, ‘menduga’, ‘berpendapat’,
‘berasumsi’, ‘menyimpulkan’.
5. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti ‘hendaklah’, ‘sebaiknya’,
‘diharapkan’, ‘perlu’, ‘harus’.
Menentukan Topik dalam Ceramah
1. Pengalaman pribadi
2. Hobi dan keterampilan
3. Pengalaman dalam pekerjaan
4. Pelajaran sekolah atau kuliah
5. Pendapat pribadi
6. Peristiwa hangat dan pembicaraan publik
7. Masalah keagamaan
8. Problem pribadi
9. Biografi tokoh terkenal
10. Minat khalayak
Tujuan Ceramah
1. Tujuan umum, dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Ceramah informatif (menambah pengetahuan pendengar)
b. Ceramah persuasif (bertujuan agar pendengar mempercayai,
menyetujui, atau bahkan mengikuti ajakan pembicara
c. Ceramah rekreatif (bertujuan agar pendengar merasa
terhibur)
2. Tujuan khusus merupakan rincian (penjelas) dari tujuan umum.
Ciri-Ciri Kerangka Ceramah
1. Disampaikan oleh seseorang yang ahli dalam bidang atau disiplin
ilmu tertentu.
2. Isi teks ceramah disesuaikan dengan pemilihan tema kegiatan yang
sedang diselenggarakan
3. Meliputi tiga bagian pokok, yaitu pengantar, isi dan penutup
4. Maksud dari ceramah diungkapkan dengan jelas
5. Setiap bagian dalam kerangka ceramah hanya memiliki satu gagasan
6. Bahasa yang digunakan baik dan sopan
7. Bagian-bagian dalam kerangka ceramah harus tersusun secara logis
8. Berisi informasi bertujuan untuk memberi nasihat, ajakan, menghibur
dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Langkah-Langkah Menyunting Teks Ceramah
1. Mempersiapkan teks ceramah yang akan disunting
2. Penyediaan bahan pemandu EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) dan kamus.
Bahan-bahan pun harus disesuaikan dengan karangan yang akan
disunting, kalau berupa naskah ceramah bahan pemandunya adalah buku
tentang teknik penullisan ceramah
3. Mencermati bahan suntingan secara cermat, baik itu berkenan dengan cara
penyajian isi maupun bahasanya
4. Memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam bahan suntingan secara
benar pada sumber terpercaya
Contoh Teks Ceramah Pendidikan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya yang begitu besar
bagi kita, tidak lupa juga shalawat dan salam kepada nabi besar kita, Nabi
Muhammad SAW.

Hadirin yang terhormat, suatu bangsa akan lebih dihormati, dan lebih maju
bukan hanya karena kecanggihan teknologi, tetapi juga karena pendidikan
moral yang lebih baik. Moral ini bisa dilihat dari tingkah laku yang
dilakukan oleh masyarakatnya sehari-hari.

Majunya teknologi, tentu harus dibarengi pula dengan kemajuan cara


berpikir. Sebagai orang tua, kita harus bisa bertanggung jawab terhadap
perkembangan moral putra putri kita agar tetap bisa berada di jalan yang
benar dan tetap bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi satu sama lain.
Jangan hanya memberi nasihat saja, tetapi contohkan juga pada anak-anak bagaimana
moral seharusnya berjalan. Misalnya, ada nenek-nenek sudah renta yang hendak
menyebrang jalan, coba dibantu. Jangan pula membuat prank-prank untuk konten
sosial media yang isinya merugikan orang lain, seperti memesan makanan dengan
ojek online, ketika sudah dibeli, eh dibatalkan.

Tentu saja hal ini terjadi karena kurangnya penanaman moral dan empati pada anak-
anak. Mereka melakukan hal tersebut karena dianggap lucu, padahal tidak mengerti
apa pentingnya pesanan itu bagi si bapak ojek online.

Anak-anak itu ibarat sponge, berapapun umur mereka. Panutan yang paling diikuti,
secara sadar dan tidak adalah orang tua. Untuk itu, penting juga bagi orang tua agar
ikut berubah dan memiliki empati bagi orang lain, supaya pendidikan moral itu bisa
terbentuk dengan sendirinya.

Sekian ceramah yang saya sampaikan hari ini.


Mohon maaf apabila ada kata-kata yang salah dan menyinggung di hati. Mudah-
mudahan kita semua bisa jadi panutan bagi anak-anak kita demi tercapainya
pendidikan moral yang lebih baik bagi bangsa.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai