Anda di halaman 1dari 9

Hukum

Perkawinan
Kelompok 1
Faizzatul, Farhan, Intan
Hukum
Pernikahan
● Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan,
yakni akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk
mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah.
● Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974 yang
dimaksud dengan perkawinan yakni ikatan lahir batin
antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Jadi Hukum Perkawinan adalah hukum yang mengatur tentang


perkawinan.
Proses sebelum perkawinan

Peminangan Perjanjian Pranikah


Langkah awal menuju perjodohan Perjanjian pranikah atau prenuptial
antara seorang pria dengan seorang agreement dibuat sebelum perkawinan
wanita. dan didefinisikan dalam Pasal 139
KUH Perdata. Pasal 29 ayat (1) UU
1/1974 mencakup perjanjian pranikah.
Larangan Pernikahan
1. Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus kebawah ataupun
keatas ;
2. Berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu anatara
saudara, antara seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang
dengan saudara neneknya ;
3. Berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri menantu, dan ibu/bapak
tiri ;
4. Berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara
susuan dan bibi/paman susuan ;
5. Berhubungan saudara dengan istri atau sebagai bibi atau kemenakan
dari istri, dalam hal seorang suami beristri lebih dari seorang ;
6. Mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang
berlaku, dilarang kawin.
Perjanjian Perkawinan

Pasal 29 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Dalam Pasal 147 juncto Pasal 149 KUH Perdata
Perkawinan mengatur masalah perjanjian perkawinan. dikatakan, bahwa perjanjian perkawinan harus
dibuat dengan Akta Notaris sebelum
Inpres Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Kompilasi Hukum dilangsungkannya perkawinan, perjanjian mana
Islam pasal 47 menyatakan: Pada waktu atau sebelum mulai berlaku semenjak saat perkawinan
dilangsungkan dan tidak boleh ditarik kembali
perkawinan dilangsungkan kedua calon mempelai dapat
atau diubah dengan cara bagaimanapun selama
membuat perjanjian tertulis yang disahkan Pegawai
berlangsungnya perkawinan.
Pencatat Nikah mengenai kedudukan harta dalam
perkawinan.
Hak dan kewajiban suami istri berdasarkan UU

Undang-Undang Perkawinan
Nomor 1 tahun 1974 tentang Hak
dan Kewajiban Suami Istri pada
BAB VI Pada Pasal 30 - 34
Hak dan kewajiban suami istri perspektif islam

Istri : Suami :
Hak : mendapatkan perlindungan, mendapatkan Hak suami : dihormati dan ditaati istri, dibantu
waktu bersosial, dan mendapatkan perlakuan yang dalam pengurusan rumah tangga, dan mendapat
baik. perhatian dan kebahagiaan.
Kewajiban : berbakti kepada suami,
membahagiakan suami, menjaga diri dan harta Kewajiban suami : memberi nafkah, mengajarkan
suami, dan menjadi pakaian bagi suami. nasehat keagamaan, menjaga diri dan keluarga dari
api neraka, berbuat adil dan berprasangka baik,
tidak merubah fitrah istri, dan menggunakan harta
benda secukupnya.
Terimakasih
Gaissss :3
A picture is worth a thousand words

Anda mungkin juga menyukai