Anda di halaman 1dari 4

KECELAKAAN

KERETA API RATU


JAYA 1993
I GUSTI NGURAH SURYA ARI NUGRAHA/2101159
Kecelakaan terjadi di daerah Ratu Jaya yakni suatu lintasan atau jalur kereta api antara Stasiun
Depok Lama dan Stasiun Citayam. Pada masa itu jalur Depok menuju Kota Bogor masih menggunakan
jalur tunggal. Kecelakaan ini mengakibatkan jatuhnya 20 korban meninggal dunia dan seratus orang
mengalami luka-luka.

Dalam proses persidangan terbukti petugas pengatur perjalanan kereta api (PPKA) Stasiun
Depok Lama dan PPKA Stasiun Citayam itu dinilai lalai, sehingga terjadi tabrakan dua kereta yang
mengakibatkan banyaknya korban meninggal dunia.

Detail
Kecelakaan Kereta Api Ratu Jaya
Tanggal 2 Nopember 1993 adalah peristiwa tabrakan hebat dua
Waktu 07.25 WIB kereta api di Ratu Jaya Kota Depok
Lokasi Tikungan Ratu Jaya Kota Depok pada tanggal 2 Nopember 1993 yang
Negara Indonesia merupakan kecelakaan terburuk
Jalur rel Stasiun Kota – Stasiun Bogor ketiga dalam sejarah perkeretaapian
Operator Perusahaan Jawatan Kereta Api di Indonesia setelah terjadinya
Tipe kecelakaan Tabrakan berhadapan Tragedi Bintaro atau peristiwa
Penyebab Kesalahan manusia (human errors)
kecelakaan kereta api di bintaro pada
Statistik
19 Oktober 1987 dan kecelakaan
Kereta api 2 Kereta api 146 Empu Jaya yang
Tewas 20 menabrak Kereta api 153 Gaya Baru
Terluka ± 100
Malam Selatan pada 25 Desember
2001.
KRONOLOGI
Peristiwa kecelakaan ini terjadi pada pagi hari dan berawal dari misinformasi antara petugas Pengatur Perjalanan Kereta
Api (PPKA) di pemberangkatan Stasiun Depok dan Stasiun Citayam. Peristiwa ini bermula ketika rangkaian Kereta Rel Listrik
(KRL) dengan rangkaian 8 (delapan) gerbong diberangkatkan oleh Petugas PPKA Stasiun Depok tanpa mengabarkan berita jalur
aman terlebih dahulu pada Petugas PPKA Stasiun Citayam, dan pada saat yang bersamaan sebuah rangkaian KRL lain yang sarat
penumpang dari arah Bogor baru saja berangkat dari stasiun Citayam.
Kejadian persis terjadi di sekitar tikungan Ratu Jaya, masing-masing masinis dari jauh tidak saling melihat, baru setelah
dekat kedua belah pihak saling menyadari. Hingga tabrakan pun tak terhindarkan, kereta dari Depok yang lebih ringan (penumpang
nyaris kosong) remuk dan terangkat ke atas, ketika kedua KRL bertabrakan muka dengan kecepatan sedang, dan menyebabkan kereta
terdepan dari 4 (empat) rangkaian kereta terbelah dua, terangkat ke atas serta menindih persambungan kereta kedua yang juga remuk.
Kereta dari Citayam yang penuh dengan penumpang ketika tiba-tiba berhenti karena tabrakan mengakibatkan semua
penumpang terdesak ke depan sehingga penumpang yang berada di di bagian depan setiap gerbong terimpit dan yang berada di pintu
terpental ke luar. Terimpit dan terpental inilah diduga yang menyebabkan banyaknya korban meninggal dunia termasuk masinis dan
kondektur kedua KRL.
KRL yang terlibat kecelakaan adalah KRL Rheostatik, yaitu Rheostatik Mild dan Stainless, keduanya kelas ekonomi, dan
akibat dari kecelakaan KRL ini, 2 kereta dari masing-masing set rusak, sehingga 2 kereta sisa dari masing-masing set digabung
menjadi KRL "Catdog".
Kini jalur Jakarta-Bogor telah ganda sepenuhnya, sehingga angka kecelakaan dapat ditekan, serta lalu lintas KRL atau KA
jarak jauh menjadi semakin lancar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai