S T R U K T U R O R G A N I S A S I , A K U N TA N S I
P E R TA N G G U N G J AWA B A N D A N P U S AT
TA N G G U N G J AWA B
1) Struktur Organisasi
Keberhasilan program Perencanaan dan Pengendalian Laba
atau Penganggaran juga mendasarkan pada struktur
organisasi dan garis wewenang dan tanggung jawab. Adanya
struktur organisasi dan pendelegasian wewenang, organisasi
dapat membuat kerangka yang jelas diana tujuan organisasi
dapat dicapai secara terkoordinasi, efektif dan
berkesinambungan.
Setiap divisi atau unit organisasi dalam suatu perusahaan merupakan pusat
laba.
Laporan Kinerja untuk Pusat
Laba
Profitabilitas pusat laba dapat diukur dengan tipe pengukuran:
1. Margin Kontribusi
2. Laba Langsung
3. Laba Terkendali
4. Laba Sebelum Pajak
5. Laba Bersih
1. Pengukuran dengan Margin kontribusi menunjukkan dampak
perubahan volume penjualan terhadap laba dan adanya
asumsi bahwa biaya tetap tidak tergolong biaya yang dapat
dikendalikan oleh manajer pusat laba.
2. Pengukuran dengan Laba langsung menunjukkan jumlah
kontribusi pusat laba untuk menutup biaya overhead umum
dan laba perusahaan. Pengukuran ini memperhitungkan
seluruh biaya yang terjadi di pusat laba, baik yang dapat
dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
3. Pengukuran dengan Laba terkendali merupakan laba
langsung dikurangi biaya alokasian terkedali.
4. Pengukuran dengan Laba sebelum pajak, seluruh biaya kantor
pusat, terkendali atau tidak, dialokasikan ke pusat-pusat laba.
5. Pengukuran dengan laba bersih adalah mempertimbangkan
adanya/besarnya pajak penghasilan.
Laporan Kinerja Pusat Laba
a. Penghasilan dari Rp 100.000
Penjualan
b. Biaya Variabel (40.000)
c. Margin Kontribusi (a-b) 60.000
d. Biaya Tetap Langsung (10.000)
e. Laba Langsung (c-d) 50.000
f. Biaya Alokasian Kantor (15.000)
Pusat - Terkendali
g. Laba Terkendali (e – f) 35.000
h. Biaya Alokasian Kantor (5.000)
Pusat – Tak Terkendali
i. Laba Sebelum Pajak (g – 30.000
h)
j. Pajak (12.000)
k. Laba Sesudah Pajak (i – j) Rp 18.000
Me r u p a kan p u s a t
t a n g g u n g j awa b
ya n g s e t i n g kat
lebih tinggi
dibanding pusat
l a b a . Ma n a j e r
dinilai
kinerja/tanggungj
awa b nya te r h a d a p
b i aya ,
penghasilan, laba
Foku s
perencanaan dan
pengendalian
adalah pada
pengembalian
i nve s t a s i ya n g
d i h a s i l kan o l e h
pusat tanggung
j awa b te r s e b u t .
Laporan Kinerja untuk Pusat
Investasi
Pusat investasi sering disebut dengan istilah
Divisi atau Strategic Business Unit.
Terdapat dua metode untuk mengukur
kinerja pusat investasi, yaitu return of
investment (ROI) dan residual income (RI).
a. Return of Investment (ROI)
Untuk menilai kinerja pusat investasi (divisi), ROI divisi yang dicapai
tahun ini dibandingkan dengan ROI yang menjadi kriteria kinerja yang
telah ditetapkan sebelumnya.
ROI mengukur laba per rupiah investasi. Formula yang digunakan untuk
menghitung ROI adalah:
Dimana,
Perputaran Investasi = Penjualan : Investasi
Profit Margin = Laba (EAT) : Penjualan
Asumsikan Kinerja Pusat
Investasi PT ABC, Divisi X,
berdasarkan data berikut:
Penjualan Rp 3.125.000
Laba (EAT) 375.000
Investasi (awal tahun) 1.562.500
Penyelesaian:
ROI = Laba (EAT) / Investasi
ROI = 375.000 / 1.562.500
ROI = 0,24 = 24%
Analisis lebih lengkap untuk menilai kinerja pusat
investasi dapat dilihat dari ilustrasi berikut:
Kriteria Kinerja:
Dari Kantor Pusat 14% 1,4 kali 10%