PENDAHULUAN Kekuatan berpikir dengan menggunakan rasio atau akal menjadi bagian yang sangat penting untuk menunjukkan eksistensi seorang manusia. Yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya karena kemampuan berpikirnya, sehingga dengan kemampuan berpikirnya tersebut manusia bisa survive dan melangsungkan kehidupannya ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu. Rene Descartes : “Cogito Ergo Sum” : “Aku Berpikir Maka Aku Ada” / “I Think Therefore Iam”. Mencintai pengetahuan adalah proses awal manusia untuk menggunakan daya pikirnya, dengan mendasarkan pada pengalaman dan rasio yang dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. UNGKAPAN : COGITO ERGO SUM Cogito Ergo Sum, ungkapan dari bahasa Latin dari Rene Descartes, dimaksudkan untuk membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan manusia itu sendiri melalui kekuatan berpikir. Ungkapan tersebut memberikan makna, bahwa ketika manusia berpikir maka keberadaan dirinya benar-benar ada. Socrates : “ Aku tidak bisa mengajar siapapun, apapun, aku hanya bisa membuat mereka berpikir”. Al-Qur’an, suratt Al-Jahiyah : 13 : “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya (sebagai rahmat) daripada-Nya, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir”. RENAISSANCE Renaissance berasal dari istilah bahasa Perancis, yang berarti kelahiran kembali (rebirth). Istilah ini digunakan oleh para ahli sejarah untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual di Eropa, yang menunjuk kepada periode yang bersipat individualisme , kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia sebagai periode yang dilawankan dengan periode zaman (abad) pertengahan (abad kegelapan). Zaman ini disusun oleh pencerahan, yang menjadikan manusia merasa dewasa dan makin percaya kepada dirinya sendiri, serta semakin berusaha membebaskan diri dari segala kuasa tradisi dan gereja. Pada zaman renaissance berbagai gerakan bersatu untuk menentang pola pemikiran abad pertengahan yang dogmatis, sehingga melahirkan suatu perubahan revolusioner dalam pemikiran manusia, dan membentuk suatu pola pemikiran baru dalam filsafat. Masa renaissance terkenal dengan era kembali kebebasan manusia dalam berpikir seperti pada zaman Yunani Kuno. Zaman renaissance dikenal juga sebagai zaman humanisme, maknanya manusia diangkat dari abad pertengahan/abad kegelapan, dimana manusia kurang dihargai keberadaannya. Zaman humanisme mengangap manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia. Semangat humanisme, akhirnya manusia mulai meninggalkan dogma-dogma agama, sehingga pengetahuan rasional dan saint berkembang pesat terpisah dari agama dan nilai-nilai spiritual. Di zaman ini di temukan berbagai penemua-penemuan sebagai akibat manusia mengembangkan kekuatan berpikirnya CIRI-CIRI FILSAFAT Filsafat sebagai ilmu : filsafat berusaha untuk mencari tentang hakikat atau inti dari suatu hal. Filsafat sebagai cara berpikir : filsafat merupakan cara berpikir secara mendalam (radikal) sehingga mencapai sesuatu yang hakikat, dengan memandang dari bebagai sudut pandang (holistik). Filsafat sebagai pandangan hidup : filsafat pada hakikatnya bersumber pada hakikat kodrat diri manusia, yang berperan sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan. KARAKTERISTIK BERPIKIR FILSAFAT Berpikir menjadi salah satu karakteristik kehidupan manusia, dengan berpikir manusia akan eksis dalam kehidupannya. Karakteristik berpikir filsafat : 1). Bersifat menyeluruh (holistik), 2). Bersifat mendasar (radikal), 3). Bersifat spekulatif, 4). Sistematis, 5). Konsepsional, 6). Koheren (runtut), 7). Rasional, 8). Sinoptik (integral), 9). Pandangan dunia, 10). Universal, 11). Konseptual, 12).Komprehensif, 13). Bebas, 14). Bertanggung jawab. KARAKTERISTIK FILSAFAT ILMU Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat pengetahuan ilmiah. Filsafat ilmu merupakan pengetahuan atau epistimologi yang mencoba menjelaskan rahasia alam semesta, agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri. Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang mengkaji secara mendalam sistematika, prosedur, dan metodologi untuk memformulasikan sistem yang benar dalam memperoleh kebenaran ilmiah. KEGIATAN FILSAFAT ILMU Kegiatan ilmiah merupakan kegiatan akal pikir yang diusahakan secara rasional dengan menggunakan pikiran secara logis, yaitu menggunakan kaidah-kaidah logika dalam mewujudkan kebenaran pengetahuan. Filsafat ilmu mengajak manusia untuk merefleksikan kegiatan ilmu pengetahuan yang dilakukannya. Dengan filsafat ilmu diharapkan mampu menemukan makna dan nilai dari kegiatan ilmu pengetahuan, sehingga memberikan manfaat untuk kesejahteraan manusia. PRINSIP PENALARAN ILMIAH Prinsip Logiko-Hipotetiko-Verifikatif : mengandung makna bahwa suatu penalaran ilmiah harus mempergunakan logika tertentu, perumusan hipotesis merupakan jawaban sementara dan merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan melalui proses verifikatif dengan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis. Prinsip Sistematis-Terkontrol-Empiris : merupakan prinsip penalaran ilmiah dengan melibatkan berbagai disiplin keilmuan melalui bahasa, logika, matematika, dan statistika, melalui kegiatan yang terarah dan terkontrol untuk mendapatkan pembuktian secara empiris dalam bentuk pengumpulan fakta- fakta yang mendukung pernyataan tertentu dengan menggunakan teori kebenaran multidisipliner. TERIMAKASIH