Anda di halaman 1dari 4

FILSAFAT MODEREN

Muhammad Zhidny Khoiron 1 , Mella Oktavia2

zhidnymuhammad@gmail.com1, mellaokta242@gmail.com2,
oktadika816@gmail.com3
Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

IAIN Kediri

Abstrak :

Peradaban manusia merupakan hasil dari adanya implikasi kajian filsafat sebagai bagian dari
jalan menemukan pengetahuan dan kebijaksanaan dalam diri seorang manusia. Perkembangan
filsafat modern masa ranaissance dianggap menjadi momentum tumbuhnya peradaban manusia
modern berpangkal pada kajian filsafat rasionalisme dan filsafat emperisme dalam menemukan
konklusi kebenaran pengetahuan.Dalam hal ini, repsosisi pengetahuan dalam filasafat aliran
rasionalisme menekankan tentang usaha manusia untuk memberi kemandirian kepada akal
sebagaimana yang telah dirintis oleh para pemikir renaisans. Sekaligus menjadil era dimulainya
pemikiran-pemikiran kefilsafatan dalam artian yang sebenarnya. Bahkan diyakini bahwa
dengan kemampuan akal segala macam persoalan dapat dijelaskan, semua permasalahan dapat
dipahami dan dipecahkan termasuk seluruh masalah kemanusiaan. Sedangkan filsafat aliran
empirisme merupakan doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan. Bahkan doktrin filsafat aliran empirisme merupakan lawan doktrin
rasionalisme dalam kerangka kefilsafatan manusia.
Kata Kunci: Filsafat Modern, Ranaissance, Aliran Rasionalisme Dan Aliran Emperisme.

Abstract :
Human civilization is the result of the implications of philosophical studies as part of the way
to find knowledge and wisdom in a human being. The development of modern philosophy of
the time of Ranaissance is considered to be a momentum for the growth of modern human
civilization which stems from the study of philosophy of rationalism and philosophy of
emperism in finding the conclusion of the truth of knowledge. Renaissance thinkers. At the
same time, the era of the start of philosophical thoughts in the true sense. It is even believed
that with the ability of reason all kinds of problems can be explained, all problems can be
understood and solved including all humanitarian problems. While the philosophy of
empiricism is a doctrine of philosophy that emphasizes the role of experience in gaining
knowledge. Even the philosophical doctrine of empiricism is opposed to the doctrine of
rationalism within the framework of human philosophy.
Keywords: Modern Philosophy, Ranaissance, Rationalism and Emperism Flow.

PENDAHULUAN

Usia filsafat dalam sejarah ilmu pengetahuan sudah cukup panjang. Filsafat lebih tua
usianya daripada semua ilmu dan kebanyakan agama. Walaupun demikian, bagi kebanyakan
orang awam, bahkan sebagian ilmuwan beranggapan bahwa filsafat itu merupakan sesuatu
yang kabur atau sesuatu yang sepertinya tidak ada gunanya. Filsafat adalah studi mengenai
ilmu pengetahuan tentang kebijaksanaan untuk mencari dan menemukan kebenaran yang
hakiki. Kata philsophia berarti cinta kepada pengetahuan mengenai kebenaran yang hakiki,
yakni kebijaksanaan (kearifan, wisdom, dan hikmatmakna filsafat dapat ditinjau dari dua segi
etimologi yang terdiri atas kata philos yang juga berarti mencari dan mencintai; sedangkan
sophia artinya kebenaran dalam arti kebijaksanaan (hikmat).1
Filsafat artinya ajaran atau orang yang mencapai taraf tertinggi pengetahuan dan
mencintai kebenaran dalam arti kebijaksanaan. Makna kedua ialah suatu proses terus- menerus
mengenai aktivitas pikiran murni yang menghasilkan kebenaran dalam arti kebijaksanaan yang
kemudian menjadi pandangan hidup seseorang atau suatu kelompok manusia tertentu
Sumber dari filsafat yang ada di dunia ini sesuai dengan istilahnya ialah manusia. Dalam hal
ini, akal dan kalbu manusia berusaha keras dengan sungguh-sungguh untuk senantiasa mencari
kebenaran dan akhirnya mencapai kebenaran yang hakiki (ultimate truth).2 Manusia adalah
makhluk Tuhan yang diciptakan secara sempurna.
Meski manusia itu tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk lain, tidak ada
manusia yang sempurna. Karena itu, kebenaran yang dapat dicapai oleh akal pikiran manusia
tak sempurna adanya. Kebenaran yang dicapai manusia bersifat relatif atau nisbi. Ini tidak
berarti bahwa semua hasil pemikiran manusia itu tak ada yang benar. Hasil pemikiran manusia
itu kebenarannya bertingkat-tingkat dan berbeda-beda atau tidak mutlak.
Filsafat adalah bentuk-bentuk pengetahuan yang terkait dengan bentu-bentuk
kehidupan zaman berubah ubah bentuk-bentuk filsafat pun juga berubah yang tetap berkaitan
dengan perubahan praktik-praktik kehidupan baru dalam kehidupan bermasyarakat.

1
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu (Cet. VII; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 58-59.
2
Juhaya S Praja, Aliran-aliran Filsafat dan Etika (Jakarta: Kencana, 2013), 96.
Apa yang kemudian akan kita kenal dengan istilah Filsafat modern ini dirintis oleh tahapan
tahapan zaman yang tak luput dari gerakan-gerakan sosial-politis yang sangat kritis terhadap
zaman sebelumnya.
Kapankah kelahiran periode yang disebut zaman modern?. Banyak ahli sejarah
menyepakati bahwa tahun 1500 adalah lahirnya zaman modern di Eropa. Kata modern itu
sendiri berasal dari kata latin “moderna” yang mempunyai arti (sekarang,baru, saat kini). Sejak
itu kesadaran masyarakat akan waktu kekinian terjadi di mana mana.3
Pengertian Filsafat modern itu sendiri adalah filsafat yang lahir sebagai respon terhadap
suasana filsafat sebelunya. Lahirnya filsafat modern juga menjadi tanda berakhirnya era
skolatisisme yaitu sebuah periode di abad pertengahan yang ditandai dengan munculnya
banyak sekolah (dalam bahasa latin schola).4

PENELITI TERDAHULU
a. Plato (427—348 SM)
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang berupaya mencapai kebenaran asli.
b. Aristoteles (382—322 SM)
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terdapat
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, politika, dan estetika.
c. AI Farabi (870—950 M)
Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakikat yang
sebenarnya.
d. Immnuel Kant (1724—1804)
Filsafat ialah segala pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala pengetahuan
yang mencakup empat persoalan berikut :
1) Apakah yang dapat kita ketahui? (Jawabannya metafisika).
2) Apa yang seharusnya kita kerjakan? (Jawabannya etika).
3) Sampai di manakah harapan kita? (Jawabannya agama).
4) Apakah yang dinamakan manusia? (Jawabannya antropologi).5

3
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif (Cet. XVI; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), 100-101.
4
Bambang Q-Anees dan Radea Juli A. Hambali, selanjutnya disebut Bambang, Filsafat Untuk Umum (Cet. I;
Jakarta: Prenada Media, 2003), 334
5
Musakkir, FILSAFAT MODERN DAN PERKEMBANGANNYA,” Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan”,
Vol. 5 No. 1 April 2021,5-7.

Anda mungkin juga menyukai