Anda di halaman 1dari 32

TEKNIK PENYUSUNAN

LAPORAN INDIVIDU DAN KELOMPOK


HASIL AKREDITASI SMK

TOT ASESOR SMK TAHUN 2012


TUJUAN

Melalui pemaparan materi dan diskusi


peserta pelatihan dapat memahami dan
mampu menyusun laporan visitasi secara
individu dan kelompok.
STRATEGI

TANYA
PENJELASAN
JAWAB
(30’)
(15’)
Form A adalah form untuk mencatat hasil
penilaian asesor secara individual berdasarkan
isian instrumen akreditasi oleh sekolah/madrasah
dibandingkan dengan hasil visitasi asesor.

Form A disebut juga sebagai “Form laporan


asesor secara individu”, karena digunakan
sebagai bahan untuk dimusyawarahkan/
kompromikan dengan asesor lain untuk
menyusun laporan tim.
1. Salinlah hasil penilaian menurut
sekolah/madrasah ke kolom 2 dalam bentuk
angka dengan ketentuan huruf A = 4; B = 3; C
= 2; D = 1, dan E = 0.
2. Tuliskan hasil penilaian saudara (asesor) ke
kolom 3 dalam bentuk angka, dengan
ketentuan huruf A = 4; B = 3; C = 2; D = 1, dan
E = 0.
3. Tuliskan catatan/penjelasan pada kolom 4,
apabila ada perbedaan penilaian antara
sekolah/madrasah dengan asesor.
Tabel 1. Skor butir perolehan (Contoh SMK)

Skor Butir Perolehan


No Butir Catatan
Menurut SMK Menurut Asesor
(1) (2) (3) (4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Form B adalah form yang digunakan untuk menyusun
laporan kelompok (laporan asesor I dan II secara
bersama-sama).

Skor yang diperoleh bukan skor asesor I ditambah


asesor II kemudian dibagi 2 (dua), akan tetapi merupakan
hasil kesepakatan asesor I dan II, setelah
mempertimbangkan kondisi riil dan alat bukti yang ada.

Seluruh skor butir hendaknya benar-benar merupakan


hasil kesepakatan berdasarkan musyawarah dan
pemahaman bersama antara asesor I dan II terhadap
kondiri riil dan alat bukti yang ada, sehingga diharapkan
antara asesor I dan II dalam membuat skor butir tidak
mengalami jalan buntu (dead lock).
1. Tuliskan hasil penilaian menurut Kesepakatan asesor I dan II ke
dalam kolom 3 dalam bentuk huruf (A, B, C, D, atau E).
2. Konversikan huruf yang telah dituliskan di kolom 3 ke kolom 4 dalam
bentuk angka dengan ketentuan huruf A = 4; B = 3; C = 2; D =
1, dan E = 0.
3. Kalikan nilai Bobot Butir yang terdapat pada kolom 2 dengan skor
butir yang ada pada kolom 4, dan hasilnya dimasukkan ke dalam
kolom 5. Hasil pengalian ini disebut Skor Tertimbang.
4. Jumlahkan Skor Tertimbang tiap-tiap komponen secara vertikal dan
tuliskan hasilnya pada (kolom 5) baris terakhir tiap komponen form B.
Skor hasil penjumlahan ini disebut dengan Jumlah Skor Tertimbang.
5. Lakukan penilaian untuk standar yang lain dengan cara yang sama,
seperti pada langkah 1 hingga langkah 5.
FORM B. LAPORAN KELOMPOK (CONTOH SMK)
Skor Butir Perolehan
Bobot
No Butir Skor Tertimbang
Butir Huruf Angka

(1) (2) (3) (4) (5)


1 4 A 3 12
2 4 A 4 16
3 3 B 1 3
4 3 B 4 12
5 2 C 1 2
6 2 C 2 4
7 3 B 2 6
8 4 A 3 12
9 3 B 4 12
10 3 B 4 12
11 2 C 4 8
12 3 B 4 12
13 2 C 4 8
14 4 A 4 16
15 3 B 1 3
16 3 B 3 9
17 3 B 3 9
18 3 B 4 12
Jumlah 54 168
Form C adalah form untuk merekap seluruh hasil
pengisian Form B. Penghitungan dilakukan secara
bersama-sama antara asesor I dan II.

Penghitungan hendaknya dilakukan secara


cermat, hati-hati, dan dilakukan pengecekan
ulang, sehingga tidak terjadi kesalahan yang
merugikan pihak manapun.
1. Pindahkan atau masukan seluruh Jumlah Skor
Tertimbang tiap-tiap standar yang ada pada lembar
penilaian form B ke dalam form C kolom 5

2. Hitunglah Nilai Komponen Akreditasi untuk setiap


komponen akreditasi dengan cara: Jumlah Skor
Tertimbang (kolom 5) dibagi dengan Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum (kolom 4) kemudian dikalikan
dengan Bobot Komponen (kolom 3) dan hasilnya
dimasukan pada kolom Skor Komponen (kolom 6).

Jumlah Skor Tertimbang


Nilai Komponen Akreditasi = ---------------------------------------------- x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
3. Hitunglah Nilai Komponen Akreditasi (skala
ratusan) untuk setiap komponen dihitung
dengan cara: Nilai Komponen (kolom 6)
dibagi dengan Bobot Komponen (kolom 3)
kemudian dikalikan dengan 100 (seratus) dan
hasilnya dimasukkan pada kolom Nilai
Komponen Akreditasi (kolom 7).

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi = --------------------------------------- x 100
(skala ratusan) Bobot Komponen
Contoh: Rekapitulasi Nilai Akreditasi Komponen dan
Nilai Akhir Akreditasi SMK
Bobot Jumlah Jumlah Skor Nilai Nilai Komponen
No Komponen Kom- Skor Tert Tertimbang Komponen Akreditasi Skala
ponen Maks. Perolehan Akreditasi Ratusan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)={(5):(4)}x(3) (7)={(6):(3)}x(100)

1 Isi 12 216 168 9,33 77,78

2 Proses 15 172 110 9,59 63,95

3 Kompetensi Lulusan 13 384 374 12,66 97,40

4 Pendidik dan Tendik 15 328 231 10,56 70,43

5 Sarana dan Prasarana 13 328 255 10,11 77,74

6 Pengelolaan 10 316 223 7,06 70,57

7 Pembiayaan 11 312 230 8,11 73,72

8 Penilaian Pendidikan 11 260 209 8,84 80,38

Jumlah Nilai Komponen Akreditasi 76,27

Nilai Akhir Hasil Akreditasi 76


Contoh: Perhitungan Nilai Komponen
Akreditasi Skala Ratusan (0 - 100)
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan (0 - 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi.

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No KOMPONEN AKREDITASI Komponen Akreditasi Skala
Komponen
Akreditasi Ratusan*

1 2 3 4 5

1 Standar Isi 12 9,33 78

2 Standar Proses 15 9,59 64

3 Standar Kompetensi Lulusan 13 12,66 97

4 Standar Pendidik dan Tendik 15 10,56 70

5 Standar Sarana dan Prasarana 13 10,11 78

6 Standar Pengelolaan 10 7,06 71

7 Standar Pembiayaan 11 8,11 74

8 Standar Penilaian 11 8,84 80

Nilai Komponen Akreditasi


Ket: * Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen
9,33
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
12
= 77,78 = 78 (dibulatkan)
Nilai Akhir Hasil Akreditasi dihitung dengan menjumlahkan
Nilai Komponen dari setiap komponen akreditasi.

Nilai Akhir Hasil Akreditasi = Jumlah Nilai Komponen


Sekolah/Madrasah dinyatakan “terakreditasi”, jika:

1. Memperoleh Nilai Akhir Hasil Akreditasi untuk seluruh


komponen akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua nilai akreditasi komponen kurang
dari 56.
3. Tidak ada nilai akreditasi komponen kurang dari 40.

Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT) jika


ketentuan diatas tidak terpenuhi.
1. Sekolah/Madrasah memperoleh:
Peringkat akreditasi A (Amat baik), jika Nilai Akhir
(NA) lebih besar atau sama dengan 86, dan lebih

kecil atau sama dengan 100 (86 < NA < 100).


2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika Nilai Akhir lebih
besar atau sama dengan 71, dan lebih kecil atau
sama dengan 85 (71 < NA < 85).
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika Nilai Akhir
lebih besar atau sama dengan 56, dan lebih
kecil atau sama dengan 70 (56 < NA < 70).
FORMAT SARAN-REKOMENDASI

Berdasarkan hasil visitasi, tuliskan saran-saran


dalam rangka pembinaan, pengembangan dan
peningkatan mutu sekolah/madrasah
(Saran-saran bersifat teknis dan spesifik sesuai
dengan hasil temuan untuk setiap standar);
1. Standar Isi
2. Standar Proses

3. Standar Kompetensi Lulusan


4. Standar Sarana dan Prasarana

5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


6. Standar Pengelolaan

7. Standar Pembiayaan
8. Standar Pembiayaan

Tim Asesor :
SARAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil temuan di lapangan
selama pelaksanaan visitasi, asesor …
 Memberikan saran-saran sesuai dengan temuan
di lapangan untuk setiap komponen;
 Menyusun rekomendasi untuk sekolah/madrasah
sesuai dengan kondisi objektif sekolah/madrasah
REKOMENDASI DAN PENJELASAN

 Hasil akreditasi disertai dengan rekomendasi


untuk tindak lanjut kepada Sekolah/Madrasah,
sesuai fungsi akreditasi sebagai sistem evaluasi,
pengawasan dan peningkatan mutu.
 Rekomendasi dan penjelasan harus bersifat
deskriptif dan spesifik untuk mempermudah
sekolah/madrasah melakukan perbaikan
internal berdasarkan saran asesor tentang cara
mengatasi berbagai kendala dan permasalahan.
PENGERTIAN REKOMENDASI

Rekomendasi merupakan: catatan, arahan, saran


dan/atau masukan untuk perbaikan dan peningkatan
suatu, sistem proses dan kepemimpinan dalam suatu
organisasi, yang didasarkan kepada hasil temuan dari
lapangan.
TUJUAN PEMBERIAN
REKOMENDASI

Memberikan gambaran kepada sekolah/


madrasah tentang bagaimana cara mengatasi
berbagai kendala dan permasalahan yang
dihadapi dalam meningkatkan mutu
sekolah/madrasah.
RUANG LINGKUP REKOMENDASI

Rekomendasi ditujukan kepada sistem,


proses kelembagaan dan atau kepada
individu, pemimpin dan anggota
organisasi sekolah/madrasah.
RUMUSAN
REKOMENDASI
 Dirumuskan berdasarkan kekurangan dan
kelemahan yang merupakan hasil temuan dari
lapangan.
 Harus sistematik dan merupakan solusi atas
kekurangan dan kelemahan tersebut.
 Merupakan alternatif pemecahan masalah yang
operasional dan dapat dikerjakan/visibel.
 Ditujukan kepada proses dan sistem: kelembagaan,
unit kerja, atau individu (kepemimpinan/anggota)
dalam organisasi.
 Solusi terhadap suatu permasalahan dapat
direkomendasikan beberapa alternatif pemecahan.
CONTOH REKOMENDASI (1)
Data:
Jumlah ruang kelas tidak sesuai/memadai dibandingkan
dengan jumlah rombongan belajar.

Rekomendasi:
- Sekolah/madrasah agar mengajukan bantuan
ruang kelas baru kepada Dinas Pendidikan atau
Direktorat terkait.
ATAU
- Sekolah/madrasah agar membatasi penerimaan
siswa baru, sesuai dengan kapasitas/jumlah
ruang kelas
CONTOH 2:
Data:
Terdapat 6 guru di sekolah ini yang belum memiliki
kualifikasi pendidikan sarjana (S1)

Rekomendasi:
Kepala sekolah agar mendorong dan mencari
sumber dana (beasiswa) bagi 6 guru di sekolah
ini mengikuti pendidikan sarjana (S1).
CONTOH 3:
Data:
Sekolah memiliki jumlah buku pelajaran atau
buku referensi lainnya yang kurang memadai.

Rekomendasi:
Sekolah perlu melakukan upaya pemenuhan
buku sesuai jenis dan jumlah yang
dibutuhkan (buku teks, BSE= buku sekolah
elektronik)

Anda mungkin juga menyukai