Anda di halaman 1dari 12

PATOFISIOLOGI PADA

KASUS KOMPLEKS
KELOMPOK 1
ISNI DIO ARISTA PUTRI
HUSNUL HOTIMAH NASIR
DEWI ASTUTI
DEWI ASTUTI
PATOFISIOLOGI KEHAMILAN

A. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


B. MOLA HIDATIDOSA
C. ABORTUS
D. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik
dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini
disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu.
MOLA HIDATIDOSA
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar
dimana terjadi keabnormalan dalam konsepsi plasenta yang disertai
dengan perkembangan parsial atau tidak ditemukan adanya
pertumbuhan janin, hampir seluruh vilikorialis mengalami perubahan
berupa degenerasi hidropik.

Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa


gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih,
sehingga menyerupai buah anggur,atau mata ikan. Karena itu disebut
juga hamil anggur atau mata ikan.
ABORTUS
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar rahim, sebagai batasan yaitu kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.

Berdasarkan kejadiannya abortus dapat dibagi menjadi beberapa


golongan yaitu :

• Abortus spontan
• Abortus Imminens
• Abortus Insipiens
• Abortus incomplete
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
• PREEKLAMSIA
Preeklampsia yaitu penyakit yang terjadi di dalam kehamilan dan muncul setelah
umur kehamilan 20 minggu festasi, ditandai dengan gejala hipertensi, edema,
proteinuria.

• EKLAMPSIA
Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan kejang tiba-tiba yang
dapat disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa nifas yang
menunjukan gejala preeklampsia sebelumnya.
PATOFISIOLOGI PERSALINAN

A. PATOFISIOLOGI PERSALINAN KALA I


B. PATOFISIOLOGI PERSALINAN KALA II
C. PATOFISIOLOGI PERSALINAN KALA III
D. PATOFISIOLOGI PERSALINAN KALA IV
PATOFISIOLOGI PERSALINAN
KALA I
Kala 1 Memanjang

Persalinan dengan kala 1 memanjang adalah persalinan yang fase latennya


berlangsung lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaanya tidak adekuat
atau bervariasi kurang dari 1 cm setiap jam selama sekurang-kurangnya 2 jam
setelah kemajuan persalinan, kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida, lebih
dari 12 jam sejak pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm
per jam).
PATOFISIOLOGI PERSALINAN
KALA II
Persalinan Lama Kala II

Partus lama disebut juga distosia, di definisikan sebagai persalinan abnormal dan
tidak adekuat atau kemajuan proses persalinan memanjang, kegagalan dilatasi
serviks, dan kegagalan penurunan kepala janin.

Persalinan kala II lama didefinisikan sebagai persalinan kala II yang lebih dari 3 jam
dengan analgesia regional dan lebih dari 2 jam tanpa analgesia regional pada
nullipara sedangkan pada multipara, keadaan ini didefinisikan sebagai persalinan
kala II yang lebih 2 jam dengan analgesia regional dan lebih dari 1 jam tanpa
analgesia regional.
PATOFISIOLOGI PERSALINAN
KALA III
Kala III Persalinan
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta dimulai dari
setelah bayi lahir dan berakhirnya dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban. Seluruh proses tersebut biasanya memakan waktu sekitar 5 – 30
menit setelah bayi lahir .
PATOFISIOLOGI PERSALINAN
KALA IV
Perdarahan Kala IV

Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500-600 ml selama


24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio
plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV
lebih 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai