Anda di halaman 1dari 25

PENYEMBELIHAN,

NEKROPSI, DAN
PENCERNAAN
TERNAK NON-RUMINANSIA
Tim Pengampu Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak, Kesejahteraan Ternak, dan Keteknikan Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
Tahun 2024
PENDAHULUA
N
Rumah Potong Unggas (RPU)
Kompleks bangunan dengan rancang bangun dan
konstruksi khusus yang memenuhi syarat teknis dan
higienis tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong
unggas bagi konsumsi masyarakat umum.

Tujuan: untuk mendapatkan karkas unggas yang segar.


Selain karkas unggas dihasilkan, juga hasil samping
seperti jeroan.
SYARAT LOKASI RUMAH POTONG
UNGGAS
Tidak bertentangan dengan Rancangan
Umum Tata Ruang (RUTR), Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) setempat dan atau
Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK) Tidak berada di bagian kota yang padat
penduduknya, tidak menimbulkan gagguan
atau pencemaran lingkungan.
Tidak berada dekat industri logam/kimia,
tidak berada di daerah banjir, bebas dari asap,
bau, debu, dan kontaminan lainnya
Mempunyai lahan yang cukup luas untuk
pengembangan
PENDAHULU
AN

Jenis unggas yang dipotong di


RPU adalah setiap jenis burung Ayam Angsa B.
Puyuh
yang diternakkan dan
dimanfaatkan untuk pangan.

Bebek Kalkun B.
Dara
PENGECEKAN ANTE-MORTEM

Pengecekan ante-mortem yaitu pengecekan


visual dengan melihat pada bagian mata,
kloaka, dan dipastikan tidak ada bagian
tubuh yang patah.
• Ciri mata yang sehat adalah mata yang
tidak layu dan berair.
• Ciri kloaka yang sehat adalah kloaka
berwarna merah cerah dan tidak terlihat
bercak darah/bekas luka.
Mata tidak layu
Kloaka tanpa bercak darah dan luka
PENANGANAN & PENYEMBELIHAN TERNAK NON
RUMINANSIA
PENANGANAN SEBELUM
DISEMBELIH

Penangkapan Penimbangan Pengangkutan


• Dilakukan secara • Dilakukan secara • Unggas dalam kondisi
hati-hati berkelompok sehat
• Hindarkan • Dilakukan secara • Dalam angkutan sirkulasi
penangkapan hati-hati dan tidak udara lancar
dengan satu sayap • Alat angkut memenuhi
kasar
syarat
PENANGANAN & PENYEMBELIHAN TERNAK NON
RUMINANSIA
Persiapan dan Penyembelihan Ayam

Penerimaan Ayam Hidup


Ayam yang baru sampai diistirahatkan selama beberapa jam sampai
tiba proses penyembelihan

Penyembelihan
Usaha atau metode pembunuhan ayam yang dilakukan dengan sekali sayat
untuk memotong ketiga saluran yaitu saluran pernafasan, makan dan dua
urat lehernya (pembuluh darah di kanan dan kiri leher)

Pengeluaran Darah
Ayam dibiarkan meneteskan darah minimal selama 4 menit agar
darah keluar secara sempurna
PENANGANAN & PENYEMBELIHAN TERNAK NON
RUMINANSIA
Prosedur Penyembelihan Ayam
• Sebelum dilakukan penyembelihan ternak dipuasakan (pakan)
terlebih dahulu 8-12 jam
• Dilakukan pengecekan ante-mortem (pengecekan kesehatan
ayam sebelum disembelih)
• Dipastikan pisau tajam dan tidak menyakiti hewan
• Diposisikan ternak menghadap kiblat
• Penyembelih membaca do’a
• Dilakukan penyembelihan dengan memotong 3 saluran yaitu
saluran nafas, makan, dan 2 urat lehernya (pembuluh darah di
kanan dan kiri lehernya) dalam sekali sayatan
• Setelah dilakukan penyembelihan, biarkan darah mengalir
minimal 4 menit agar dapat mengalir sempurna Sumber : SNI 99002:2016
PENGECEKAN POSTMORTEM

Post Mortem merupakan pemeriksaan yang dilakukan pasca pemotongan dengan memeriksa
kesehatan pada organ dan karkas pada proses pemotongan hewan
(Apritya, dkk. 2021)

Pengecekan Post mortem meliputi:


• Pemeriksaan organ rongga dada, dengan cara melihat, meraba dan menyayat seperlunya
(esophagus, trachea, jantung, dan paru-paru)
• Pemeriksaan kepala, rongga mulut dan lidah, dengan cara melihat, meraba dan
menyayat seperlunya
• Pemeriiksaan organ rongga perut yang dilakukan dengan cara melihat,meraba dan
menyayat seperlunya ( hati, limpa, ginjal, dan usus)
• Pemeriksaan karkas yang dilakukan dengan melihat dan meraba
PENANGANAN & PENYEMBELIHAN TERNAK NON
RUMINANSIA
PENANGANAN PRODUK DAGING AYAM

Pencelupan air panas Pengeluaran Organ Dalam


(scalding) Pencabutan Bulu
(evisceration)
• Pencelupan unggas ke Pencabutan bulu kasar dan
Organ dalam dikeluarkan,
dalam air hangat bulu halus dilakukan
kemudian dilakukan
• Bertujuan menggunakan tangan dan pemisahan organ dalam yaitu
mempermudah disempurnakan dengan hati dan empedu, rempela dan
pencabutan bulu proses pining jantung
PENANGANAN & PENYEMBELIHAN TERNAK NON
RUMINANSIA
PENANGANAN PRODUK DAGING
!!
AYAM

Karkas adalah bagian tubuh ternak setelah disembelih yang


memiliki nilai ekonomis. Karkas pada ayam berupa bagian
yang sudah dipotong bersih tanpa kepala, cakar dan jeroan
Pemotongan Karkas (hati, jantung, ginjal, ampela, usus) (Akhadiarto, 2010).
(Castling)
Pemotongan bagian-bagian Pada umumnya komponen non karkas terdiri dari darah,
kepala, kaki, kulit, saluran pencernaan, intestine, kantong
karkas (paha atas, paha bawah,
urine, jantung, trachea, paru-paru, ginjal, limpa, hati, dan
dada, punggung, sayap, fillet) jaringan lemak (Lawrie, 2003).
SISTEM PENCERNAAN TERNAK NON
RUMINANSIA
Organ Pencernaan Ayam
terdiri dari :
• Mulut (Paruh)
• Esophagus
• Tembolok (Crop)
• Proventrikulus (Lambung)
• Ventrikulus (Gizzard/ampela)
• Usus Halus
• Caeca
• Usus Besar (Kolon)
• Kloaka
ORGAN PENCERNAAN TERNAK NON
RUMINANSIA
Mulut (Paruh) Esophagus Tembolok (Crop)

• Sebagai pengambil • Menyalurkan makanan • Berupa pelebaran dari


pakan (Prehensi) dan ke Tembolok (Crop) kerongkongan dan
minum berbentuk seperti
• Menghasilkan air liur
kantong
yang mengandung • Tempat deposisi pakan
Enzim Amilase (enzim sementara
pengurai makanan) • Pelumuran mucus
• Air liur berfungsi • Tempat penambahan
untuk melumuri pakan nutrisi (kalsium)
(Ensalivasi) sehingga • pH 4 - 5
memudahkan pakan (Sofjan, 2013)
masuk kerongkongan
ORGAN PENCERNAAN TERNAK NON
RUMINANSIA
Proventrikulus Ventrikulus

Proventrikulus (Lambung) Ventrikulus (Gizzard)

• Sebagai penghasil enzim • Tempat pencernaan secara


pencernaan mekanik
⚬ Enzim Pepsin • Terdapat Grid (Sejenis kerikil)
⚬ Asam Lambung (HCL) • Terdapat selaput kuning
• Terjadi pencernaan kimiawi (Keratin) yang berfungsi untuk
• pH 2.0 - 3.0 meremas - remas pakan
• pH 2,81 - 3,0
(Manin, 2010 dan Ramli 2008)
(Ramli, 2008 dan Manin, 2010)
ORGAN PENCERNAAN TERNAK NON
RUMINANSIA
Usus Halus (Small Intestine)
Terbagi atas 3 bagian yakni :
• Duodenum
• Enzim tripsin, lipase, dan amilase
• pH 6,22 – 6,29
• Jejunum
• Sebagai by pass pakan
• pH 6,55 – 7,21
• Ileum
• Tempat penyerapan zat makanan melalui vili (jonjot lembut dan menonjol)
• pH 6,27 – 7,05 (Pang dan Applegete, 2007)
• Menghasilkan enzim amilase, lipase dan tripsin berfungsi untuk mengurai
protein dan karbohidrat yang hasilnya akan diserap oleh dinding usus halus dan
diedarkan ke seluruh tubuh
• Enzim-enzim tersebut disekresi oleh organ pankreas
ORGAN PENCERNAAN TERNAK NON
RUMINANSIA
Caeca Usus Besar (Kolon) Kloaka

• Fungsi tidak diketahui • Terjadi penyerapan • Organ yang berkaitan


secara pasti air secara besar - dengan saluran
• Adanya pendapat besaran dan nutrisi pencernaan, saluran
bahwa pada bagian yang tidak terserap kencing, dan saluran
caeca mengandung secara maksimal reproduksi
mikroflora untuk • Tempat pembusukan • Akhir dari saluran
pencernaan secara bahan pakan yang pencernaan
Fermentatif tidak tercerna • Tempat keluarnya
• pH 6,3 - 6,6 • pH 7,52 ekskreta
(Donald,dkk. 1990)
(Ramli, 2008)
NEKROPS
I NEKROPSI adalah upaya bedah bangkai unggas
yang digunakan untuk mengidentifikasi penyakit
menegaskan diagnosa penyakit atau penyebab
kematian unggas
Tujuan : untuk memastikan penyebab penyakit
dan/atau kematian pada unggas serta untuk mengetahui
perubahan apa saja yang terjadi pada organ yang
disebabkan oleh penyebab penyakit yang dimaksud.

!! Nekropsi unggas dapat dilakukan


oleh para dokter hewan, pemilik
unggas, ataupun peternak
ORGAN PERNAFASAN & REPRODUKSI
Organ Pernafasan Unggas UNGGAS
Organ Reproduksi Unggas

Ovary
Trakea Invundibulum

Oviduct

Bronkus
Magnum
Jantung

Bronkiolus

Paru-paru
Uterus
(Pulmo)

Isthmus
MACAM - MACAM PENYAKIT PADA UNGGAS

Newcastle Disease (ND)


Gumboro Pullorum SNOT (Coryza)
atau Tetelo

Gejala dan Ciri Penyakit : Gejala dan Ciri Penyakit : Gejala dan Ciri Penyakit : Gejala dan Ciri Penyakit :
• Terdapat bercak darah • Terjadi pembengkakan • Diare berwarna Putih/ • Ayam Ngorok
pada karkas dan organ pada bursa fabricius berak kapur • Keluar cairan lendir dari
pencernaan • Tingkat kematian cepat • Mata tertutup hidung, mulut, dan mata
• Leher ayam terpelintir • Disebabkan oleh virus • Disebabkan oleh Salmonella • Mata bengkak dan tidak
• Terlihat lesu dan tidak • Gemetar lemah dan Pullorum mampu membuka mata
nafsu makan dehidrasi (Nurcahya, 2017) • Nafsu makan menurun • Tidak nafsu makan
• Diare berwarna putih hijau (Sabdoningrum,2022) (Nurcahya, 2017)
MACAM - MACAM PENYAKIT PADA UNGGAS

Penyakit Koli / Chronic Respiratory Avian Influenza (AI)


Koksidiosis
Pengkejuan Disease (CRD) Flu Burung

Gejala dan Ciri Penyakit : Gejala dan Ciri Penyakit : Gejala dan Ciri Penyakit : Gejala dan Ciri Penyakit :
• Berak darah • Terdapat gumpalan • Ayam ngorok • Diare
• Pendarahan pada berwarna kuning di sekitar • Terdapat keabnormalan di • Tidak nafsu makan
pencernaan saluran pencernaan saluran pernafasan • Nafas tersengal
• Prevalensi terjadinya (Nurcahya, 2017)
mortalitas akibat CRD
sekitar 20%
(Rahminiwati,dkk., 2010)
PASCA NEKROPSI

Pemeriksaan bedah bangkai dianjurkan untuk dilakukan


jauh dari lokasi kandang agar agen infeksius yang
kemungkinan ada pada bangkai unggas yang dinekropsi
tidak menjangkiti unggas sehat yang ada di lokasi
kandang.
Segera setelah selesai melakukan nekropsi atau
bedah bangkai, singkirkan bangkai dari dalam
kandang. Buanglah dengan cara yang aman
dilakukan pembakaran pada insenator (tempat
khusus untuk pembakaran) atau dikubur.
5 PRINSIP ANIMAL WELFARE

BEBAS DARI RASA BEBAS DARI RASA BEBAS DARI LUKA, PENYAKIT
LAPAR DAN HAUS PANAS DAN TIDAK DAN SAKIT
Lama waktu ayam diturunkan dari
NYAMAN Indikator dari aspek bebas dari luka,
Ketersediaan pakan
kendaraan pengangkut ke penyakit dan sakit adalah tempat
dan minum yang
penampungan, kandang yang unggas diangkut menuju TPU,
cukup sebagai stock
terlindung dari sinar matahari, dan penyembelih memperhatikan
dipenampungan
kondisi ventilisasi kendang, dapat kebersihan, ternak diperhatikan
(TPU) untuk
dilakukan penyiraman air ke tubuh kesehatannya, dan proses
menghindarkan ternak
unggas serta cara handling saat pemingsanan sebelum disembelih.
dari stress setelah penyembelihan yang benar
perjalanan. memisahkan antara unggas yang
sakit dan sehat.
5 PRINSIP ANIMAL WELFARE

BEBAS DARI BEBAS


RASA TAKUT MENGEKPRESIKAN
PERILAKU
kepadatan ALAMIAHNYA
unggas dalam
Alat penyembelihan
kandang penampungan perlu
tersedia lebih dari 1 buah
diperhatikan. diupayakan
dan kondisi alat sembelih
melalui penyediaan luas
tajam
kandang yang sesuai dan
nyaman bagi unggas
tersebut.

Sumber: Thaha,dkk. (2021)


DAFTAR
Apritya, D., S. M. Yanestria, dan I.PUSTAKA
P. Hermawan. 2021. Deteksi Kasus Fasciolosis dan Eurytrematosis pada
Pemeriksaan Antemortem dan Postmortem Hewan Qurban Saat Masa Pandemi Covid 19 di Surabaya. Jurnal Ilmiah
Fillia Cendekia. 6(1): 39-43.
Akhadiarto, S. 2010. Pengaruh pemberian probiotik temban, biovet dan biolacta terhadap persentase karkas, bobot
lemak abdomen dan organ dalam ayam broiler. Jurnal sains dan teknologi Indonesia, 12(1).
Lawrie RA. 2003. Meat Science. Parakkasi A, penerjemah. Jakarta (ID): UI Pr.
Nurcahya, E. D. (2017). Klasifikasi penyakit ayam menggunakan metode support vector machine. VOLT: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 2(1), 45-54.
Rahminiwati, M., Saadah, S., & Unang, P. (2010). Bioprospeksi ekstrak jahe gajah sebagai anti-CRD: kajian
aktivitas antibakteri terhadap Mycoplasma galliseptikum dan E. coli in vitro. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia,
15(1), 7-13.
Sabdoningrum, E. K., 2022. Aktivitas Ekstrak Meniran pada Ayam Pedaging yang Terinfeksi Salmonella Pullorum.
Diakses pada tanggal 24 Februari 2024 dari
https://unair.ac.id/aktivitas-ekstrak-meniran-pada-ayam-pedaging-yang-terinfeksi-salmonella-pullorum/#:~:text=Pul
lorum%20merupakan%20penyakit%20yang%20sering,kebiruan%20dan%20nafsu%20makan%20menurun

Thaha, A. H., I. N. Halim., R. Mappanganro., J. Syam., M. N. Hidayat., & A. Suarda. 2021. Evaluasi Penerapan
Kesejahteraan Hewan pada Tempat Pemotongan Unggas di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal
Ilmu dan Industri Peternakan. 7(1):81-91.
TERIMA
KASIH
Tim Pengampu Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak, Kesejahteraan Ternak, dan Keteknikan Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
Tahun 2024

Anda mungkin juga menyukai