Anda di halaman 1dari 13

LINGKUNGAN ORGANISASI

• Strategy Environment
• Blue Ocean Strategy
• Green Value Stream Mapping
• Economic Sustainability
STRATEGY ENVIRONMENT
Dalam lingkungan bisnis yang sangat dinamis maka penetapan strategi akan sangat ditentukan oleh lima kondisi
dasar (Reeves, Haanaes and Sinha, 2015):
1. Classic
Para pengambil keputusan akan menggunakan pendekatan ini atas kondisi dunia/lingkungan yang dapat
diprediksi dengan kondisi keadaan persaingan yang relataif stabil. Kondisi lingkungan ini tidak akan
memengaruhi perubahan yang berarti. Adapun posisi yang dapat diambil dalam kondisi lingkungan bisnis seperti
ini adalah :
a. Superior Size
b. Differentiation
c. Capabilities
Adapun tahapan agar dapat memenangkan persaingan ini yaitu:
1. Menganalisis keunggulan kompetitif dan kesesuaian antara kemampuan perusahaan dan kebutuhan pasar
yang berdampak pada pertumbuhan perusahaan dari waktu ke waktu
2. Menyusun rencana untuk membangun dan mempertahankan posisi yang jauh menguntungan
3. Melaksanakan setiap tahapan dan Langkah dengan ketat dan efisien.
2. Adaptive
Perusahaan akan menggunakan pendekatan ini saat kondisi lingkungan bisnis tidak dapat diprediksi.
Keunggulan dapat diperoleh dengan melakukan :
a. Melakukan perubahan strategi sesuai dengan perubahan kondisi lingkungan Perusahaan
b. Melakukan eksperimen yang terus menerus
c. Menciptakan alternatif-alternatif yang inovatif yang mengacu pada Langkah yang jauh lebih
ekonomis dan cepat dibandingkan dengan kompetitor lainnya

Untuk mencapai keberhasilan dalam strategi Adaptif ini mencakup pada Langkah :
1. Melakukan variasi pendekatan yang terus menerus
2. Memmilih alternatif yang paling tepat yang berdampak pada peningkatan dan terus melakukan
kajian
3. Disaat Lingkungan Organisasi berubah, perusahaan akan melakukan pengulangan untuk
melakukan perubaha
3. Visionary
Pendekatan ini diambil oleh pemimpin yang mampu menciptakan dan
memengaruhi lingkungan organisasi secara lebih besar. Saat orang lain
melihat tidak memiliki peluang, maka bagi pemimpin yang visioner dapat
memanfaatkan setiap Langkah untuk dapat menghasilkan segmen pasar
yang baru. Langkah yang dilakukan pemimpin/perusahaan yang visioner
adalah:
a. Dapat membayangkan kemungkinan berharga yang dapat direalisasikan
b. Berupaya untuk menjadi yang pertama untuk membangun
c. Melaksanakan dan meningkatkan secara optimal atas potensi yang
dapat diraih
4. Shaping
Saat perusahaan berhadapan dengan kondisi lingkungan yang sulit diprediksi, namun
dapat direkayasa maka perusahaan akan dapat membentuk Kembali industri pada titik
awal. Kondisi ini perusahaan tidak dapat melakukan sendiri, perlu pihak lain untuk
berperan dalam berbagi risiko dan melengkapi kapasitas yang dapat melengkapi
sebelum para pesaing mengambil kesempatan tersebu
5. Renewal
Pendekatan ini merupakan strategi untuk mengembalikan daya saing saat perusahaan
berhadapan dengan kondisi lingkungan yang sangat keras. Saat kondisi lingkungan tidak
dapat dipertahankan dengan cara yang lama, maka salah satu hal yang dilakukan
dengan melakukan perubahan strategi dan dalam waktu yang bersamaan
mengamankan setiap sisi peluang yang masih dapat dipertahankan. Hal ini dapat
disertai dengan melakukan penghematan, pemotongan biaya, penghematan modal dan
mengoptimalkan potensi Sumber Daya yang ada.
BLUE OCEAN STRATEGY
Dalam metode Blue Ocean Strategy merupakan strategi di mana perusahaan perusahaan raksasa sangat
mendominasi, maka strategi ini melakukan penguasaan ruang pasar yang tidak diperebutkan sehingga
kondisi lingkungan bisnis ini perusahaan bersaing tanpa pesaing.
Konsep utama dalam Blue Ocean Strategy adalah melakukan Value Innovation, di mana perusahaan
akan melakukan inovasi yang tidak selalu pada pemanfaatan Inovasi Tehnologi namun melakukan
pendekatan pada keuntungan untuk konsumen dilihat pada sudut pandang harga dan biaya.
Dalam penerapan pendekatan atas nilai dan Inovasi akan didasari oleh 6 prinsip dari Blue Ocean
Strategy (Kim and Mauborgne, 2004, 2005; Hanifah, Setyawati and Octaviani, 2015) yaitu :
1. Reconstruct market Boundaries : Upaya ini dilakukan untuk melihat batasan dari pasar yang akan
dimasuki. Hal ini untuk mengkaji risiko yang muncul dari persaingan yang ada.
2. Focus on the big picture, not the number : Perusahaan diharapkan melakukan mapping atas bisnis
yang dijakankan secara keseluruhan tidak berdasarkan kondisi yang bersifat rinci. Hal ini bertujuan
saat melaksanakan Planning diharapkan mengurangi risiko dalam menentukan perencanaan yang
tidak fokus pada sasaran yang diharapkan
3. Reach beyond existing deman : Upaya ini dilakukan untuk melihat batasan dari pasar
yang akan dimasuki. Hal ini untuk mengkaji risiko yang muncul dari persaingan yang ada.
4. Get The Strategic Sequence Righ : Perusahaan diharapkan melakukan mapping atas
bisnis yang dijakankan secara keseluruhan tidak berdasarkan kondisi yang bersifat rinci.
Hal ini bertujuan saat melaksanakan Planning diharapkan mengurangi risiko dalam
menentukan perencanaan yang tidak fokus pada sasaran yang diharapkan
5. Overcome Key Organizational Hurdles : Dalam melaksanakan Langkah strategis
perusahaan, maka perlu dipahami berbagai rintangan yang mungkin akan dihadapi
perusahaan saat eksekusi seluruh program untuk mencapai tujuan perusahaan. Kegagalan
bentuk atau tipe organisasi sangat perlu
6. Build Execution Into Strategy : Saat menjalankan kebijakan perusahaan, maka
manajemen akan menjalankan strategi dengan tepat. Dalam perkembangan bisnis akan
lebih memilih untuk berinovasi dan mencari peluang dengan penerapan strategi yang
tepat. (Reeves, Haanaes; and Sinha, 2015) (Haanaes, Yu and Jordan, 2012)
GREEN VALUE STREAM MAPPING
Dalam menjalankan proses kerja perusahaan pemanfaatan sumber daya yang efisien,
peran kontribusi sinar matahari yang optimal serta penghematan dalam penggunaan
sumber daya listrik menjadi salah satu aspek implementasi Green Value Stream
Mapping ( GVSM ).
Di dalam setiap tahapan proses mencakup pada 7 kemungkinan pemborosan yaitu:
1. Inventory
2. Movement
3. Defects
4. Transportation
5. Overproduction
6. Excess processing
7. Waiting
Sementara limbah yang dihasilkan dapat berupa:
1. Energy
2. Water
3. Materials
4. Garbage
5. Trnsportation
6. Emissions
7. Biodiversity
Dalam penerapan GVSM dapat dilakukan pemetaan seluruh aktivitas mengacu pada Waste
Audit dan Energy Audit diharapkan dalam setiap proses dapat mengurangi Non Value Added
Activities dan secara tidak langsung akan mengurangi cost perusahaan
Menurut Magnier bahwa terdapat 4 langkah penting untuk mengurangi Limbah Hijau ( Green Waste )
yaitu:
1. Menentukan dan memilih produk Rumah Tangga

2. Tentukanlah peta kondisi sekarang

3. Tentukan gambar skema atau peta mendatang yang diharapkan

4. Kembangkan langkah langkah kebijakan masa mendatang menjadi kebijakan baru yang dijalankan sebagai
Standard Operating Procedures.
Dalam menjalankan skema baru ada 4 langkah yang dapat dijalankan:
5. Hilangkan proses yang berdampak pada terciptanya Value Added.

6. Laksanakan Waste Audit dan berusaha hilangkan sebanyak mungkin mulai dari dampak yang paling besar.
Pemborosan dalam Green Productivity yang meliputi Emisi, Limbah Cair, Limbah Padat, Limbah Beracun
menjadi fokus untuk ditangani
7. Dalam proses yang sama dilakukan Energy Audit dalam evaluasi atas penggunaan listrik, bahan bakar, air dan
sumber daya alam lainnya.
8. Laksanakan 3 langkah secara berulang-ulang sampai pada titik di mana tidak mungkin lagi untuk diperbaiki
ECONOMIC SUSTAINABILITY
Beberapa aspek Bioeconomy yang berdampak pada lingkungan bisnis
(Adamseged and Grundmann, 2020; Hu et al., 2021) mencakup :
1. Institutional Development
Perusahaan yang bergerak dalam bidang Bioeconomy berkewajiban tunduk pada
berbagai aturan dan regulasi mulai dari mendaftarkan bisnis yang dijalankan
hingga wajib mematuhi berbagai aturan dan standar seperti keselamatan
manusia dan lingkungan dari produk yang ditawarkan
2. Funding
Setiap perusahaan akan menggunakan sumber dana yang berbeda beda. Dana
tersebut akan digunakan dari berbagai sumber. Untuk perusahaan yang bergerak
di bidang Bioeconomy saat mengajukan permohonan dana dari publik, memiliki
syarat yang ketat dan panjang berkenaan dengan peraturan yang berlaku
3. Consumer‘ Agency
Selain kesadarn para pelanggan, konsumen dan pelaku pasar terhadap
bioekonomi berkaitan dengan permintaan produk berbasis hayati akan
berdampak pada perusahaan yang memproduksi atas produk yang dihasilkan.
Persamaan persepsi antara konsumen dan produsen berkaitan dengan produk
Bioekonomi secara tidak langsung akan membantu perkembangan
perusahaan dalam memenuhi produk yang dikembangkan.
4. Market Structure
Perusahaan Bioekonomi tidak memiliki tingkat persaingan yang berarti,
diakibatkan menguasai ceruk pasar yang unik berkaitan dengan produk pada
umumnya. Perusahaan di bidang ini mendapat dukungan dari banyak lembaga
dan asosiasi karena berkaitan langsung dengan bisnis lingkungan.
5. Technology and Knowledg
Perusahaan Bioekonomi akan mendapat dukungan berkaitan dengan inovasi
organisasi, pengembangan pasar, administrasi publik hingga masalah pendanaan.
Kerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Akademik selalu memiliki hubungan yang
kuat.
6. Resource and Infrastructure
Dukungan terhadap perusahaan Bioekonomi mendapat dukungan berkaitan dengan
Tehnologi informasi dan komunikasi yang berpengaruh pada munculnya model bisnis
baru. Namun kendala untuk mendapat tenaga ahli masih menjadi kendala dan
kurangnya laboratorium yang hanya berada di daerah kota besar saja.
7. Training and Education
Kebutuhan atas pelatihan dan pengembangan pendidikan masih sangat dibutuhkan
sehingga perusahaan Bioekonomi dapat berkembang baik dan memenuhi kebutuhan
produk yang berbasis lingkungan

Anda mungkin juga menyukai