Anda di halaman 1dari 45

KIMIA BAHAN ALAM

TERESTRIAL
Mutista Hafshah
Tanaman Hortikultura 01
Panen dan Pasca Panen 02

Pembuatan SImplisia 03

Pemilihan Pelarut 04

Teknik Ekstraksi 05
Teknologi Pasca Ekstraksi 06
1. Tanaman
Hortikultura
Tanaman
Hortikultura Tanaman Florikultura

Tanaman yang Tanaman Obat


menghasilkan buah,
sayuran, bahan tanaman
obat nabati, florikultura,
termasuk di dalamnya Tanaman Buah
jamur, lumut, dan
tanaman air yang
berfungsi sebagai
sayuran, bahan obat Tanaman Sayur
nabati, dan/atau bahan
estetika
Tanaman Florikultura
1. Tanaman Daun dan Bunga Potong, serta Bunga Tabur
• Tanaman Daun dan Bunga Potong merupakan suatu kelompok tanaman
florikultura yang bagian daun dan/atau bunganya memiliki keindahan
bentuk, warna, keunikan, ukurannya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan
keindahan dalam rangkaian bunga maupun dekorasi bunga
• Tanaman bunga tabur, merupakan suatu kelompok tanaman florikultura yang
bagian bunganya memiliki keindahan bentuk, warna, aroma, ukuran,
mahkota bunga mudah dipisahkan dan cocok dimanfaatkan sebagai bunga Leatherleaf Song of India
tabur.
• Contoh Tanaman:
Tanaman daun potong, antara lain Leatherleaf (fern), Phylodendron sp.,
Cordyline sp. (hanjuang), Florida beauty, Song of India, Song of
Jamaica, puring (Codeaum variegatum), Scindapsus sp., Hedera helix,
Asparagus meyeri (ekor tupai), Asplenium (Kadaka), Monstera,
Dracaena surculosa (Florida beauty), Calathea sp, Aspidistra
Tanaman bunga potong, antara lain krisan potong, mawar potong, gerbera,
vanda dauglas Sedap malam
lily, vanda dauglas, Aranthera James Stori, Arachnis Maggie Oei,
dendrobium sonia, anthurium bunga potong, anyelir, gladiol, hydrangea,
lily, sedap malam, tagetes, amaranthus, baby brath, bunga balon, caspea,
costus, lisianthus, snapdragon, solidago, heliconia, spectabilis
Tanaman bunga tabur, antara lain melati, mawar tabur, pacar air, bunga
kamboja

Melati Kamboja
Tanaman Florikultura
2. Tanaman Pot dan Lanskap
• Tanaman Pot: tanaman florikultura yang seluruh bagian tanaman, baik daun,
bunga dan/atau batangnya memiliki keindahan bentuk, warna, ukuran dan
keunikannya yang ditanam dan ditata/didisplay dalam pot
Contoh: dendrobium sp, phalaenopsis, vanda sp, catleya sp, aglaonema sp.,
anthurium, adenium (kamboja jepang), euphorbia milii, sansevieria, caladium,
diffenbachia, alocasia sp., raphis excelsa, krisan pot, philodendron sp.
begonia, cactus sp., pachypodium sp, bromelia (nenas-nenasan), poinsetia kamboja jepang euphorbia milii
(kastuba)
• Tanaman Lanskap: tanaman florikultura yang seluruh bagian tanaman baik
daun, bunga dan/atau batangnya memiliki keindahan bentuk dan ukuran
(tajuk, batang, cabang, ranting), tekstur (batang dan daun), warna (daun,
batang dan bunga) dan memiliki fungsi sebagai:
1) tanaman penutup tanah (tanaman rumput, tanaman kacang-kacangan dll);
2) tanaman pagar/pembatas/border (tanaman teh-tehan, heliconia, tanaman
bayam-bayaman, soka, kana, bakung, lily paris, lily bandung, kucai, airis)
3) Tanaman pelindung (angsana, ketapang, mahoni, trembesi, bintaro,
mahoni, beringin, sepatu dea); Palem bismarkia
heliconia
4) Tanaman pemberi kesan lunak atau lembut pada bangunan keras yaitu
masuk tanaman merambat (sirih belanda, philodendron, bugnvil,
monstera);
5) Tanaman tabir (cemara, glodogan tiang, bamboo)
6) Tanaman center point (pandan bali, palem merah, palem bismarkia dll).
Tanaman Obat
Pegagan
Tanaman obat merupakan kelompok tanaman
hortikultura yang berkhasiat sebagai obat alami,
kosmetika dan aromatika alami, serta
biopestisida yang
telah dibudidayakan.
Sereh

Karakter umum dari tanaman obat antara lain:


a. kandungan bahan aktif sebagai nilai utama;
b. mudah terkontaminasi

Kencur

Temu Ireng
Tanaman Obat
1. Rimpang
bertekstur keras namun mudah patah, kandungan air tinggi, tingkat respirasi
tinggi dan mudah teroksidasi.
Jenis tanaman obat rimpang, antara lain: jahe, lengkuas, kencur, kunyit,
lempuyang, temulawak, bangle, temu ireng
2. Non Rimpang
Tanaman obat non rimpang merupakan tanaman obat yang berupa daun,
Kumis Kucing
bunga, buah, akar, kayu/kulit dan herba.
• Jenis non rimpang daun, antara lain: pegagan, kumis kucing, sirih dan saga,
dengan karakter bertekstur lunak, kadar air tinggi, dan dipanen muda
maupun Tua
• Jenis non rimpang buah, antara lain: mengkudu, mahkota dewa dan
kapulaga, dengan karakter bertekstur lunak, kadar air tinggi, dan dipanen
cukup umur.
• Jenis non rimpang akar, antara lain: pule pandak, purwoceng, sereh, dengan Mengkudu
karakter bertekstur lunak, kadar air tinggi, dan dipanen cukup umur.
• Jenis non rimpang kulit/kayu, antara lain: brotowali dengan karakter
bertekstur keras, dan dipanen cukup umur.
• Jenis non rimpang bunga, antara lain: bakung, wijaya kusuma, lavender
dengan karakter bertekstur lunak, kadar air tinggi, dan dipanen cukup umur.
• Jenis non rimpang herba, antara lain: sambiloto, zodia, sereh, tapak liman,
tempuyung, tribulus dengan karakter dipanen cukup umur Wijaya kusuma
Tanaman Buah
Tanaman buah merupakan suatu kelompok jenis tanaman hortikultura yang keseluruhan
atau bagian dari buahnya dapat dikonsumsi

1. Buah Subtropis
Buah sub tropis merupakan buah yang berasal dari wilayah
sub tropis.
Jenis buah sub tropis, antara lain: apel, anggur, stroberi,
melon, lychee, jeruk keprok dan blackmulberry.
Karakter buah sub tropis pada umumnya bersifat lychee
nonklimakterik

2. Buah Tropis
Buah tropis merupakan buah yang berasal dan dihasilkan
dari wilayah tropis.
Jenis buah tropis, antara lain: mangga, durian, manggis,
duku, nangka, cempedak, salak, sirsak, srikaya, jambu biji, Black mulberry
jambu air, belimbing, pepaya, pisang, nenas, buah naga.
Karakter buah tropis bersifat klimakterik dan nonklimakterik
cempedak
Tanaman Sayuran
Tanaman sayuran merupakan suatu kelompok jenis tanaman hortikultura selain tanaman buah,
tanaman obat dan tanaman perkebunan yang keseluruhan atau bagian dari daun, buah, umbi, akar,
bunga dan batang dapat dikonsumsi

1. Sayuran Buah
Sayuran buah merupakan kelompok tanaman
sayuran yang buahnya dimanfaatkan
/konsumsi sebagai sayur.
Jenis sayuran buah, antara lain: tomat, cabe,
ketimun, kacang panjang, buncis, melinjo,
melinjo
paprika, terung, dan labu siam.
Karakter sayuran buah antara lain dapat
dikonsumsi pada tingkat kematangan yang terong
berbeda, mudah mengalami perubahan
tekstur, dengan tingkat respirasi yang rendah
sampai sedang

paprika
Tanaman Sayuran
2. Sayuran Bunga, Daun dan Batang
Sayuran bunga, daun dan batang merupakan tanaman sayuran yang bunga, daun dan
batangnya dimanfaatkan/dikonsumsi sebagai sayur

• Jenis sayuran bunga: brokoli dan bunga kol.


• Jenis sayuran daun: letus, kubis, seledri,
bayam, sawi, kangkung, bawang daun.
• Jenis sayuran batang: asparagus dan brokoli
rebung bambu.

Karakter dari sayuran bunga, daun dan


batang ringkih/vulnerable, antara lain
rentan terhadap
perubahan suhu dan kelembaban, mudah
layu, tingkat respirasi tinggi kubis

asparagus
Tanaman Sayuran
3. Sayuran umbi
Sayuran umbi merupakan tanaman sayuran yang
umbinya dimanfaatkan/dikonsumsi sebagai sayur.
Jenis sayuran umbi, antara lain: kentang, bawang
merah, bawang putih, wortel dan lobak.
Karakter sayuran umbi antara lain masih bertumbuh
secara vegetatif setelah panen, bertekstur keras dan lobak
mempunyai umur simpan yang panjang.

4. Jamur
Jamur merupakan kelompok besar jasad hidup yang
termasuk ke dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang tidak
memiliki pigmen hijau daun (klorofil), hidupnya saprofit Jamur
dan dapat tumbuh pada media berupa jerami, serbuk merang
kayu dan campuran serta dapat dijadikan sebagai
sumber pangan.
Jenis jamur yang dibudidayakan, terdiri dari jamur
merang, jamur tiram dan jamur kuping
Karakter jamur antara lain rentan terhadap perubahan
suhu, kelembaban dan warna, mudah rusak
(perishable) dan kadar air tinggi kentang
2
Panan dan
Pasca Panen
Panen Prinsip Panen:
Panen merupakan upaya memanfaatkan hasil
kegiatan mengakhiri budidaya dengan cara
dari proses
budidaya tanaman,
tertentu sesuai sifat
tetapi merupakan dan/atau
awal dari kegiatan karakter tanaman
pascapanen untuk
pemanfaatan lebih 30
lanjut

Tujuan Panen:

mengambil dan/atau memisahkan


bagian hasil atau tanaman secara
utuh serta mengumpulkan dari
lahan atau tanaman atau tanaman
induk lain dengan cara yang baik
dan benar
Kegiatan Panen
1. Pemungutan Hasil
• menentukan produk yang sesuai dengan indeks kematangan yang telah
ditetapkan dan meninggalkan/menyisihkan produk yang tidak memenuhi
syarat;
• memastikan alat/mesin yang akan digunakan dalam kondisi bersih dan
dapat bekerja dengan aman dan baik;
• memastikan bahan pembersih (air, desinfektan, dll.)diperoleh dari sumber
yang aman dan digunakan sesuai dengan dosis dan cara aplikasi yang
tepat

2. Pewadahan
Menutup wadah penampung dengan baik agar tidak terkontaminasi atau
tercecer

3. Bongkar muat dari kebun ke lapang/tempat pengumpulan


Membongkar isi wadah penampung dengan hati-hati dan mengumpulkannya
di lokasi yang sudah ditetapkan di dalam lapang/tempat pengumpulan
Kegiatan Panen
4. Pengumpulan di lapang/tempat pengumpulan
Menyiapkan lapang/tempat pengumpulan yang beratap, beralas,
berbatas, mempunyai tempat penampungan sampah/limbah yang
tertutup, serta terjamin kebersihannya

5. Perlakuan khusus sesuai dengan karakteristik produk


• memastikan adanya aliran udara yang cukup untuk produk yang
perlu diangin-anginkan terlebih dahulu (curing);
• memastikan adanya alat/bahan pendingin yang cukup dan berfungsi
baik untuk menampung produk yang membutuhkan suhu dan/atau
kelembaban tertentu;
• melakukan hal-hal lain yang perlu seperti pembuangan getah
(delatexing), perompesan (trimming)
Pasca Panen
Prinsip
Tujuan Penanganan Pasca
kegiatan setelah panen Panen:
yang dilakukan dalam
 meningkatkan dan/atau
tahapan dan waktu
mempertahankan sifat-
sesingkat mungkin untuk sifat mutu dari produk
menghantarkan produk hortikultura mencakup
hortikultura dari lahan karakteristik tampilan
30
produksi ke tangan (bentuk, ukuran, warna
konsumen dalam dan bebas dari cacat-
keadaan segar dan baik cela), tekstur, cita rasa,
nilai nutrisi dan keamanan
pangan
 mengurangi kehilangan
dan kerusakan serta
meningkatkan nilai
tambah dan daya saing
produk hortikultura yang
bersangkutan
Kegiatan Pasca Panen
1. Bongkar Muat
• menggunakan alat angkut yang bersih, hindari alat angkut bekas
mengangkut bahan berbahaya dan mengandung kontaminan;
• hindari kontak langsung dengan sinar matahari dan hujan selama
pengangkutan

2. Penyejukan / Pre Cooling


upaya untuk menghilangkan panas lapang pada produk yang baru dipanen.
Penyejukan harus dilakukan dengan memperhatikan sirkulasi udara atau air
yang baik, merata, waktu yang cukup dan tidak menggunakan bahan yang
dapat mencemari produk

3. Penyembuhan Luka / Curing


pembiaran /pendiaman beberapa waktu agar luka yang terjadi karena
perlakuan tersebut dapat menutup/pulih
Kegiatan Pasca Panen
4. Perompesan/Trimming
memisahkan atau membuang bagian produk yang tidak diinginkan seperti
memotong tangkai, membuang daun, akar, dan bagian tertentu yang tidak
diperlukan

5. Perbaikan Warna/Degreening
Memperbaiki warna buah yang hijau dan tidak merata menjadi warna
kuning/oranye merata dan cerah

6. Pewarnaan Bunga Potong


proses biologis yang dilakukan secara artificial dengan pemberian warna baru
pada bunga menggunakan zat warna tertentu agar menjadi lebih beragam
warnanya sehingga penampilan menjadi lebih asri dan menarik. Metode
pewarnaan dapat dilakukan dengan perendaman atau penyemprotan dengan
pewarna bentuk cair maupun padat yang dicairkan
Kegiatan Pasca Panen
7. Penyortiran
pemilahan hasil panen yang baik dari yang rusak atau cacat, yang sehat dari
yang sakit, dan benda asing lainnya

8. Pembersihan
menghilangkan kotoran fisik, kimiawi, dan biologis. Pembersihan dapat
menggunakan alat dan/ atau mesin sesuai dengan sifat dan karakteristik
produk hortikultura. Pembersihan hasil panen dapat dilakukan dengan
pencucian, perendaman, penyikatan, pengelapan, penampian, pengayakan,
dan penghembusan

9. Pengeringan
menurunkan kadar air sampai pada kadar air tertentu atau menghilangkan air
pada permukaan kulit produk hortikultura guna menjaga kualitas agar tidak
mudah rusak dan dapat disimpan lama
Kegiatan Pasca Panen
10. Perlakuan / Treatment
• pelapisan, pencelupan, perendaman, pembungkusan, pemanasan, fumigasi,
pemberian bahan tertentu, dan iradiasi; dan/atau
• memperbaiki rasa/tampilan/aroma atau mempercepat pematangan jenis produk
hortikultura tertentu

11. Pengemasan
Mewadahi dan/atau membungkus sesuai dengan karakteristik produk

12. Pelabelan
keterangan tertulis yang diberikan baik kepada produk hortikultura maupun
kemasan yang digunakan sebagai informasi tentang identitas produk hortikultura
yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

13. Penyimpanan
mengamankan produk hortikultura sebelum diproses atau dikirim. Kondisi wadah,
ruang, suhu, kelembaban dan atmosfer penyimpanan disesuaikan dengan
karakteristik produk dan tujuan penyimpanan
3
Pembuatan
Simplisia
PEMBUATAN SIMPLISIA
1. Pengumpulan Bahan Baku
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain
tergantung pada :
• Bagian tanaman yang digunakan.
• Umur tanaman yang digunakan.
• Waktu panen.
• Lingkungan tempat tumbuh

2. Sortasi basah
memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan
simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat,
bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang
telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang

3. Pencucian
menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat pada bahan
simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air,
air sumur atau air PAM
PEMBUATAN SIMPLISIA
4. Perajangan
mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan

5. Pengeringan
mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan
menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan
simplisia
• Pengeringan Alamiah
Dengan panas sinar matahari langsung
Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari
langsung
• Pengeringan Buatan
udara dipanaskan oleh suatu sumber panas seperti lampu, kompor, mesin
disel atau listrik, udara panas dialirkan dengan kipas ke dalam ruangan
atau lemari yang berisi bahan yang akan dikeringkan yang telah disebarkan
di atas rak-rak pengering
PEMBUATAN SIMPLISIA
6. Sortasi Kering
memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak
diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masill ada dan tertinggal
pada sirnplisia kering

7. Penggilingan
Apabila simplisia yang digunakan akan dibuat serbuk maka diperlukan proses
penggilingan ini . agar mempermudah saat proses ekstraksi apabila akan
melakukan pengujian lanjutan.

8. Pengayakan
Pengayakan ini tujuannya untuk memisahkan simplisia yang telah digiling
apabila ada ukuran yang belum rata, biasanya untuk simplisia menggunakan
ayakan mesh 20. Proses pengayakan jangan menggunakan ayakan yang
menghasilkan serbuk yang ukurannya terlalu kecil karena dapat mempersulit
pada proses pengujian lanjutan seperti Ekstrasi.
PEMBUATAN SIMPLISIA
9. Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau mikroba
dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan atau penggunaan cara yang
sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan

10. Pengemasan / Pengepakan


wadah higroskopik yang kedap udara dan lebih baik terbuat dari kaca, agar simplisia yang ada
didalamnya tidak cepat mengalami pembusukan/ ditumbuhi mikroba, tidak boleh mempengaruhi
bahan yang disimpan didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan
perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya

11. Suhu Penyimpanan


Dingin, Sejuk, Suhu ruang, Hangat, Panas Berlebih

12. Tanda dan penyimpanan


Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali berwarna merah di
atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua simplisia yang termasuk daftar obat
keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda tengkorak dan harus disimpan dalam
lemari terkunci.
Pemilihan Pelarut
Pemilihan Pelarut
1. Selektivitas
2. Kelarutan
3. Kemampuan tidak saling bereaksi
4. Viskositas
5. Kerapatan
6. Reaktivitas
7. Titik Didih
8. Kriteria lain: Murah,Tersedia dalam jumlah besar, Tidak
beracun, Tidak dapat terbakar, Tidak eksplosif bila
bercampur dengan udara, Tidak korosif, Tidak
menyebabkan terbentuknya emulsi, Memilliki viskositas
yang rendah, Stabil secara kimia dan termis
Teknik Ekstraksi
TEKNIK EKSTRAKSI

TEKNIK EKSTRAKSI KONVENSIONAL

TEKNIK EKSTRAKSI NON-KONVENSIONAL


TEKNIK EKSTRAKSI KONVENSIONAL

Maserasi

Infusi

Pemasakan

Dekoksi

Perkolasi

Distilasi (Sederhana, Uap, Fraksinasi)

Ekstraksi kontinyu (Soxlet)

Ekstraksi dengan alcohol Teknis (Fermentasi)

Ekstraksi Kontinyu secara lawan arah


TEKNIK EKSTRAKSI NON-KONVENSIONAL

USE (Ultrasound assisted extraction)

PEF (Pulsed electric Field Extraction)

EAE (Enzyme Assisted Extraction)

MAE (Microwave Assisted Extraction)

PLE (Pressurized liquid extraction)

Ekstraksi dengan Fluida Superkritik

Ekstraksi Fitonik
USE (Ultrasound assisted extraction)

 Metode ekstraksi dengan memanfaatkan energi ultrasonik dengan frekuensi antara


20 kHz hingga 2000 kHz. Gelombang ultrasonik akan memecah dinding sel dan
melepaskan isi sel ke media ekstraksi.
PEF (Pulsed electric Field Extraction)
• memberikan kejutan listrik pada bahan dengan meletakkan sampel berupa
biomaterial diantara dua elektroda pada pulse amplitude antara 0,1 kV/cm hingga
20 kV/cm.
• Penggunaan medan listrik terhadap sel biomaterial menyebabkan perubahan
struktur membran dan membuat ukuran pori sel membesar. Fenomena ini
disebut electroporation atau electropermeabilisation yang mengakibatkan
keluarnya kandungan intra seluler sel.
EAE (Enzyme Assisted Extraction)

• Ekstraksi senyawa aktif dengan enzim


• Enzim dapat menghidrolisis/memecah dinding sel sehingga
senyawa aktif lebih mudah terlepas.
• Enzim yang digunakan biasanya harus tetap berfungsi pada
suhu 37ºC dan pH 6,2
• Enzim yg biasa digunakan: selulase, pectinase, hemiselulase,
xylanase, alcalase, carragenase, neutrase.
• Hasil ekstraksi : yield tinggi, ramah lingkungan, tidak beracun
MAE (Microwave Assisted Extraction)

• Ekstraksi yang memanfaatkan radiasi gelombang mikro untuk


mempercepat ekstraksi selektif melalui pemanasan pelarut secara cepat
dan efisien
• Panas radiasi gelombang mikro menyebabkan cairan dalam sel menguap
sehingga Tekanan pada dinding sel meningkat. Akibatnya, sel
membengkak (swelling). Tekanan mendorong dinding sel dari dalam,
meregangkan, dan memecahkan sel tersebut. Rusaknya matrik bahan
mempermudah senyawa target keluar dan terekstraksi.
• Radiasi gelombang mikro pada kulit jeruk terbukti meningkatkan tingkat
kerusakan sel dan jumlah pektin terlarut
PLE (Pressurized liquid extraction)

• Ekstraksi dengan bantuan pelarut dengan tekanan tinggi dan dilakukan pada suhu tinggi
untuk mengekstraksi senyawa yang ada di dalam bahan
• Keuntungan menggunakan metode ini adalah penggunaan pelarut sedikit, durasi
ekstraksi singkat, dan hasil ekstraksi yang banyak
• Kelemahan metode ini adalah menggunakan suhu yang sangat tinggi untuk ekstraksi,
sehingga menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan
• Penelitian yang dilakukan oleh Cardenas-Toro dkk. (2015) menunjukkan bahwa
ekstraksi kelapa sawit dengan metode PLE menghasilkan a-karoten sebesar 305 µg/g,
sedangkan metode Soxhlet menghasilkan a-karoten sebesar 142 µg/g.
• Parameter utama metode pressurized liquid extraction adalah tekanan, suhu, lama
ekstraksi, dan flow rate (Wijngaard dkk., 2012)
Ekstraksi dengan Fluida Superkritik

• Ekstraksi menggunakan fluida superkritik sebagai


pelarut (fluida superkritik mempunyai karakteristik
yang dapat meningkatkan daya larut pada suhu dan
tekanan di sekitar titik kritis).
• Proses = ekstraksi dan pemisahan
• material terlarut (solut) diekstrak dalam kondisi
tekanan tinggi dari material padatannya (feed)
dan selanjutnya dalam keadaan tersolvasi (solut +
SC solvent) dialirkan ke dalam tabung separator
untuk mengalami tahap pemisahan.
• menurunkan daya solvasi pelarut dpt dilakukan
dengan menurunkan tekanan (dekompresi) atau
memperbesar temperatur atau kombinasi
keduanya
Ekstraksi Fitonik

Proses fitonik melibatkan penggunaan pelarut non-toksik berdasarkan


hydrofluorocarbon -134a, yang memiliki titik didih 25 ° C dan tekanan uap sebesar
5,6 bar pada suhu ambien dan dengan teknologi tinggi untuk mengoptimalkan sifat
ekstraksi dari tanaman yang digunakan.
Teknologi Pasca
Ekstraksi
TEKNOLOGI PASCA EKSTRAKSI

1. Pemisahan Sisa Partikel Bagian Tanaman dengan Pelarut


2. Pemurnian Sisa Pelarut
3. Pemekatan Ekstrak Kasar
4. Pengeringan Ekstrak Kasar
Pemisahan Sisa Partikel Bagian Tanaman dengan Pelarut

• Pemisahan sisa partikel adalah proses untuk mendapatkan


produk yang lebih murni dari sisa-sisa partikel yang masih
ada pada prses pemisahan sebelumnya
• Penggunaan pelarut immiscible
Pemurnian Sisa Pelarut

• Pengendapan
• Penyaringan
• Pemanasan
• adsorpsi
Pemekatan Ekstrak Kasar

1. Sentrifugasi
2. Pemekatan panas (Evaporasi)
3. Reverse osmosis
Pengeringan Ekstrak Kasar

• Spray dryer
• freeze dryer
• vaccum dryer
• flash dryer
• rotary dryer

Anda mungkin juga menyukai