TERESTRIAL
Mutista Hafshah
Tanaman Hortikultura 01
Panen dan Pasca Panen 02
Pembuatan SImplisia 03
Pemilihan Pelarut 04
Teknik Ekstraksi 05
Teknologi Pasca Ekstraksi 06
1. Tanaman
Hortikultura
Tanaman
Hortikultura Tanaman Florikultura
Melati Kamboja
Tanaman Florikultura
2. Tanaman Pot dan Lanskap
• Tanaman Pot: tanaman florikultura yang seluruh bagian tanaman, baik daun,
bunga dan/atau batangnya memiliki keindahan bentuk, warna, ukuran dan
keunikannya yang ditanam dan ditata/didisplay dalam pot
Contoh: dendrobium sp, phalaenopsis, vanda sp, catleya sp, aglaonema sp.,
anthurium, adenium (kamboja jepang), euphorbia milii, sansevieria, caladium,
diffenbachia, alocasia sp., raphis excelsa, krisan pot, philodendron sp.
begonia, cactus sp., pachypodium sp, bromelia (nenas-nenasan), poinsetia kamboja jepang euphorbia milii
(kastuba)
• Tanaman Lanskap: tanaman florikultura yang seluruh bagian tanaman baik
daun, bunga dan/atau batangnya memiliki keindahan bentuk dan ukuran
(tajuk, batang, cabang, ranting), tekstur (batang dan daun), warna (daun,
batang dan bunga) dan memiliki fungsi sebagai:
1) tanaman penutup tanah (tanaman rumput, tanaman kacang-kacangan dll);
2) tanaman pagar/pembatas/border (tanaman teh-tehan, heliconia, tanaman
bayam-bayaman, soka, kana, bakung, lily paris, lily bandung, kucai, airis)
3) Tanaman pelindung (angsana, ketapang, mahoni, trembesi, bintaro,
mahoni, beringin, sepatu dea); Palem bismarkia
heliconia
4) Tanaman pemberi kesan lunak atau lembut pada bangunan keras yaitu
masuk tanaman merambat (sirih belanda, philodendron, bugnvil,
monstera);
5) Tanaman tabir (cemara, glodogan tiang, bamboo)
6) Tanaman center point (pandan bali, palem merah, palem bismarkia dll).
Tanaman Obat
Pegagan
Tanaman obat merupakan kelompok tanaman
hortikultura yang berkhasiat sebagai obat alami,
kosmetika dan aromatika alami, serta
biopestisida yang
telah dibudidayakan.
Sereh
Kencur
Temu Ireng
Tanaman Obat
1. Rimpang
bertekstur keras namun mudah patah, kandungan air tinggi, tingkat respirasi
tinggi dan mudah teroksidasi.
Jenis tanaman obat rimpang, antara lain: jahe, lengkuas, kencur, kunyit,
lempuyang, temulawak, bangle, temu ireng
2. Non Rimpang
Tanaman obat non rimpang merupakan tanaman obat yang berupa daun,
Kumis Kucing
bunga, buah, akar, kayu/kulit dan herba.
• Jenis non rimpang daun, antara lain: pegagan, kumis kucing, sirih dan saga,
dengan karakter bertekstur lunak, kadar air tinggi, dan dipanen muda
maupun Tua
• Jenis non rimpang buah, antara lain: mengkudu, mahkota dewa dan
kapulaga, dengan karakter bertekstur lunak, kadar air tinggi, dan dipanen
cukup umur.
• Jenis non rimpang akar, antara lain: pule pandak, purwoceng, sereh, dengan Mengkudu
karakter bertekstur lunak, kadar air tinggi, dan dipanen cukup umur.
• Jenis non rimpang kulit/kayu, antara lain: brotowali dengan karakter
bertekstur keras, dan dipanen cukup umur.
• Jenis non rimpang bunga, antara lain: bakung, wijaya kusuma, lavender
dengan karakter bertekstur lunak, kadar air tinggi, dan dipanen cukup umur.
• Jenis non rimpang herba, antara lain: sambiloto, zodia, sereh, tapak liman,
tempuyung, tribulus dengan karakter dipanen cukup umur Wijaya kusuma
Tanaman Buah
Tanaman buah merupakan suatu kelompok jenis tanaman hortikultura yang keseluruhan
atau bagian dari buahnya dapat dikonsumsi
1. Buah Subtropis
Buah sub tropis merupakan buah yang berasal dari wilayah
sub tropis.
Jenis buah sub tropis, antara lain: apel, anggur, stroberi,
melon, lychee, jeruk keprok dan blackmulberry.
Karakter buah sub tropis pada umumnya bersifat lychee
nonklimakterik
2. Buah Tropis
Buah tropis merupakan buah yang berasal dan dihasilkan
dari wilayah tropis.
Jenis buah tropis, antara lain: mangga, durian, manggis,
duku, nangka, cempedak, salak, sirsak, srikaya, jambu biji, Black mulberry
jambu air, belimbing, pepaya, pisang, nenas, buah naga.
Karakter buah tropis bersifat klimakterik dan nonklimakterik
cempedak
Tanaman Sayuran
Tanaman sayuran merupakan suatu kelompok jenis tanaman hortikultura selain tanaman buah,
tanaman obat dan tanaman perkebunan yang keseluruhan atau bagian dari daun, buah, umbi, akar,
bunga dan batang dapat dikonsumsi
1. Sayuran Buah
Sayuran buah merupakan kelompok tanaman
sayuran yang buahnya dimanfaatkan
/konsumsi sebagai sayur.
Jenis sayuran buah, antara lain: tomat, cabe,
ketimun, kacang panjang, buncis, melinjo,
melinjo
paprika, terung, dan labu siam.
Karakter sayuran buah antara lain dapat
dikonsumsi pada tingkat kematangan yang terong
berbeda, mudah mengalami perubahan
tekstur, dengan tingkat respirasi yang rendah
sampai sedang
paprika
Tanaman Sayuran
2. Sayuran Bunga, Daun dan Batang
Sayuran bunga, daun dan batang merupakan tanaman sayuran yang bunga, daun dan
batangnya dimanfaatkan/dikonsumsi sebagai sayur
asparagus
Tanaman Sayuran
3. Sayuran umbi
Sayuran umbi merupakan tanaman sayuran yang
umbinya dimanfaatkan/dikonsumsi sebagai sayur.
Jenis sayuran umbi, antara lain: kentang, bawang
merah, bawang putih, wortel dan lobak.
Karakter sayuran umbi antara lain masih bertumbuh
secara vegetatif setelah panen, bertekstur keras dan lobak
mempunyai umur simpan yang panjang.
4. Jamur
Jamur merupakan kelompok besar jasad hidup yang
termasuk ke dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang tidak
memiliki pigmen hijau daun (klorofil), hidupnya saprofit Jamur
dan dapat tumbuh pada media berupa jerami, serbuk merang
kayu dan campuran serta dapat dijadikan sebagai
sumber pangan.
Jenis jamur yang dibudidayakan, terdiri dari jamur
merang, jamur tiram dan jamur kuping
Karakter jamur antara lain rentan terhadap perubahan
suhu, kelembaban dan warna, mudah rusak
(perishable) dan kadar air tinggi kentang
2
Panan dan
Pasca Panen
Panen Prinsip Panen:
Panen merupakan upaya memanfaatkan hasil
kegiatan mengakhiri budidaya dengan cara
dari proses
budidaya tanaman,
tertentu sesuai sifat
tetapi merupakan dan/atau
awal dari kegiatan karakter tanaman
pascapanen untuk
pemanfaatan lebih 30
lanjut
Tujuan Panen:
2. Pewadahan
Menutup wadah penampung dengan baik agar tidak terkontaminasi atau
tercecer
5. Perbaikan Warna/Degreening
Memperbaiki warna buah yang hijau dan tidak merata menjadi warna
kuning/oranye merata dan cerah
8. Pembersihan
menghilangkan kotoran fisik, kimiawi, dan biologis. Pembersihan dapat
menggunakan alat dan/ atau mesin sesuai dengan sifat dan karakteristik
produk hortikultura. Pembersihan hasil panen dapat dilakukan dengan
pencucian, perendaman, penyikatan, pengelapan, penampian, pengayakan,
dan penghembusan
9. Pengeringan
menurunkan kadar air sampai pada kadar air tertentu atau menghilangkan air
pada permukaan kulit produk hortikultura guna menjaga kualitas agar tidak
mudah rusak dan dapat disimpan lama
Kegiatan Pasca Panen
10. Perlakuan / Treatment
• pelapisan, pencelupan, perendaman, pembungkusan, pemanasan, fumigasi,
pemberian bahan tertentu, dan iradiasi; dan/atau
• memperbaiki rasa/tampilan/aroma atau mempercepat pematangan jenis produk
hortikultura tertentu
11. Pengemasan
Mewadahi dan/atau membungkus sesuai dengan karakteristik produk
12. Pelabelan
keterangan tertulis yang diberikan baik kepada produk hortikultura maupun
kemasan yang digunakan sebagai informasi tentang identitas produk hortikultura
yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
13. Penyimpanan
mengamankan produk hortikultura sebelum diproses atau dikirim. Kondisi wadah,
ruang, suhu, kelembaban dan atmosfer penyimpanan disesuaikan dengan
karakteristik produk dan tujuan penyimpanan
3
Pembuatan
Simplisia
PEMBUATAN SIMPLISIA
1. Pengumpulan Bahan Baku
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain
tergantung pada :
• Bagian tanaman yang digunakan.
• Umur tanaman yang digunakan.
• Waktu panen.
• Lingkungan tempat tumbuh
2. Sortasi basah
memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan
simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat,
bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang
telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang
3. Pencucian
menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat pada bahan
simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air,
air sumur atau air PAM
PEMBUATAN SIMPLISIA
4. Perajangan
mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan
5. Pengeringan
mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan
menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan
simplisia
• Pengeringan Alamiah
Dengan panas sinar matahari langsung
Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari
langsung
• Pengeringan Buatan
udara dipanaskan oleh suatu sumber panas seperti lampu, kompor, mesin
disel atau listrik, udara panas dialirkan dengan kipas ke dalam ruangan
atau lemari yang berisi bahan yang akan dikeringkan yang telah disebarkan
di atas rak-rak pengering
PEMBUATAN SIMPLISIA
6. Sortasi Kering
memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak
diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masill ada dan tertinggal
pada sirnplisia kering
7. Penggilingan
Apabila simplisia yang digunakan akan dibuat serbuk maka diperlukan proses
penggilingan ini . agar mempermudah saat proses ekstraksi apabila akan
melakukan pengujian lanjutan.
8. Pengayakan
Pengayakan ini tujuannya untuk memisahkan simplisia yang telah digiling
apabila ada ukuran yang belum rata, biasanya untuk simplisia menggunakan
ayakan mesh 20. Proses pengayakan jangan menggunakan ayakan yang
menghasilkan serbuk yang ukurannya terlalu kecil karena dapat mempersulit
pada proses pengujian lanjutan seperti Ekstrasi.
PEMBUATAN SIMPLISIA
9. Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau mikroba
dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan atau penggunaan cara yang
sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan
Maserasi
Infusi
Pemasakan
Dekoksi
Perkolasi
Ekstraksi Fitonik
USE (Ultrasound assisted extraction)
• Ekstraksi dengan bantuan pelarut dengan tekanan tinggi dan dilakukan pada suhu tinggi
untuk mengekstraksi senyawa yang ada di dalam bahan
• Keuntungan menggunakan metode ini adalah penggunaan pelarut sedikit, durasi
ekstraksi singkat, dan hasil ekstraksi yang banyak
• Kelemahan metode ini adalah menggunakan suhu yang sangat tinggi untuk ekstraksi,
sehingga menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan
• Penelitian yang dilakukan oleh Cardenas-Toro dkk. (2015) menunjukkan bahwa
ekstraksi kelapa sawit dengan metode PLE menghasilkan a-karoten sebesar 305 µg/g,
sedangkan metode Soxhlet menghasilkan a-karoten sebesar 142 µg/g.
• Parameter utama metode pressurized liquid extraction adalah tekanan, suhu, lama
ekstraksi, dan flow rate (Wijngaard dkk., 2012)
Ekstraksi dengan Fluida Superkritik
• Pengendapan
• Penyaringan
• Pemanasan
• adsorpsi
Pemekatan Ekstrak Kasar
1. Sentrifugasi
2. Pemekatan panas (Evaporasi)
3. Reverse osmosis
Pengeringan Ekstrak Kasar
• Spray dryer
• freeze dryer
• vaccum dryer
• flash dryer
• rotary dryer