NON-STEROIDAL ANTI INFLAMMATORY DRUGS (NSAIDS) - Dea Martina
NON-STEROIDAL ANTI INFLAMMATORY DRUGS (NSAIDS) - Dea Martina
INFLAMMATORY DRUGS
(NSAIDS)
Fadiah Zahrina
Martina Sartika Fricilia S.
Narasumber:
Prof. dr. Wawaimuli Arozal, M.Biomed, PhD
OUTLINE
02 Gambaran umum
NSAID
05 Jenis NSAID
03 Farmakodinamik
06 Pemilihan NSAID
Proses
Inflamasi
Proses Inflamasi
Respon nonspesifik terhadap invasi
benda asing/cedera pada jaringan
Komponen Seluler
Komponen Vaskular
Tujuan:
untuk melawan patogen dan
mempersiapkan healing dan repair
Chapter 12 The Body Defenses Human Physiology by Lauralee Sherwood © 2016 Brooks/Cole, Cengage Learning
Substansi Respon Inflamasi
• Dilepaskan oleh sel mast, basophil.
Histamine • Menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vaskuler
• Dilepaskan oleh sel yang rusak dan mengidentifikasi efek dari histamin dan kinin.
Prostaglandins • PGs menstimulasi emigrasi fagosit melewati dinding kapiler
Aspirin diabsorbsi dan dihidrolisis secara cepat (waktu paruh = 15 menit)menjadi asam asetat dan
Farmakokinetik salisilat oleh esterase di jaringan dan darah.Konsentrasi puncak di plasma tercapai dalam waktu 1 jam.
Efek samping Gastric upset dan ulkus gaster/duodenum, hepatotoksik, asma, rash, dan perdarahan saluran cerna.
Golongan salisilat Golongan salisilat, contoh: aspirin, asam salisilat, metil salisilat, diflunisal, olsalazine, sulfasalazine.
Katzung BG, Trevor AJ. Basic & clinical pharmacology. 13 th ed. New York: McGraw Hill. 2015
Laurencia LB, Randa HD, Bjorn CK. The pharmacological basis of therapeutics. 13 th ed. New York: McGraw Hill. 2018
Non Selective Cox Inhibitor
Diclofenac Ketoprofen
Ibuprofen
Selective Cox 2 Inhibitor
Meloxicam Piroxicam
Celecoxib
Oxicam
Lanas A. NSAIDs and aspirin: Recent advances and implications for clinical management. NSAIDs Aspirin Recent
Adv Implic Clin Manag. Published online 2016:1-263. doi:10.1007/978-3-319-33889-7
Celecoxib
•Inhibitor 10-20x lebih selektif terhadap COX-2.
•Bioavailabilitas celecoxib belum diketahui secara jelas. Konsentrasi puncak tercapai dalam 2-4 jam dan memiliki waktu paruh 11 jam.
•Berikatan dengan protein plasma dalam darah. Dimetabolisme oleh enzim CYP2C9 -> asam karboksilat dan glukoronid. Diekskresi
melalui urin dan feses.
Rekomendasi dosis untuk terapi OA adalah 200mg/hari. Sedangkan rekomendasi dosis untuk RA adalah 100-200mg 2x sehari.
•Karena memiliki gugus sulfa, pemberian celecoxib harus hati-hati pada orang yang alergi terhadap sulfonamida. Dapat menyebabkan
rash
•Sifat selektif COX-2 membuat efek samping perdarahan saluran cerna menjadi lebih kecil.
•Farmakodinamik:
• Kerja dari asetaminofen diduga juga melalui inhibisi pada produksi prostaglandin.
• Penjelasan kenapa asetaminofen tidak memiliki efek anti-inflamasi dan anti-koagulasi seperti
NSAID lain tidak sepenuhnya diketahui.
•Farmakokinetik:
• Asetaminofen dimetabolisme di hepar
Brunton, L. (2022) Goodman and
Gilman’s the pharmacological basis of
therapeutics, 14th edition. McGraw-
Hill Education.
Brunton, L. (2022) Goodman and
Gilman’s the pharmacological basis of
therapeutics, 14th edition. McGraw-
Hill Education.
Ciccone, C. D. (2015). Pharmacology in
rehabilitation. FA Davis.
Laurencia LB, Randa HD, Bjorn CK. The
Sistem Saraf Pusat & Sakit kepala, tinnitus, dizziness, dan meningitis aseptic (jarang), anoreksia, ansietas, insomnia, malaise, lightheadness, vertigo
Neurologis
Kardiovaskular Retensi cairan, hipertensi, palpitasi, edema, infark myocard, congestive heart failure (jarang), penutupan ductus arteriosus
premature, stroke, thrombosis, vaskulitis
Gastrointestinal Abdominal pain, konstipasi, diare, dyspepsia, nausea, vomiting, flatulen, gastritis, dan ulkus atau perdarahansaluran GI
Hepatik Fungsi hati yang abnormal, jaundice, hepatitis, dan gagal hati (jarang)
Kulit Diaphoresis, pruritus, dermatitis eksfoliatif, fotosensitivitas, rash, Steven-Johnson syndrome, toxic epidermal nekrolisis, urtikaria
Renal Azotemia, sistitis, dysuria, hematuria, hyponatremia, nefritis interstitial, gagal ginjal, hiperkalemia, renal papillary necrosis, dan
proteinuria
Lainnya Alopesia, penglihatan kabur, konjungtivitis, epistaksis, demam, pendengaran berkurang, pankreatitis, paresthesia, gangguan
penglihatan, penambah berat badan
Pemilihan NSAID
Pemilihan Jenis NSAIDs
•Efficacy dari semua NSAID hampir sama.
•Pemilihan NSAID akan bersifat patient-specific mempertimbangkan faktorpersonal
dari pasien (obat lain yang sedang digunakan, penyakit penyerta, cost effectiveness,
dan lain-lain)
•NSAID yang lebih baru umumnya memiliki efek samping GI yang lebih rendah
daripada aspirin.
•Contoh pertimbangan pemberian NSAID pada populasi pasien khusus:
❑Obat COX 2 selektif mungkin lebih aman untuk orang dengan gastritis, namun
meningkatkan resiko CVD.
❑Diklofenak diasosiasikan dengan gangguan hepar lebih sering daripadaNSAID lain.
❑Penggunaan PPI atau misoprostol bersama dengan NSAIDs untukmengurangi efek
samping GI
WHO Analgesic Step Ladder
Brunton, L. (2022) Goodman and
Gilman’s the pharmacological basis of
therapeutics, 14th edition. McGraw-
Hill Education.
Brunton, L. (2022) Goodman and
Gilman’s the pharmacological basis of
therapeutics, 14th edition. McGraw-
Hill Education.
Brunton, L. (2022) Goodman and
Gilman’s the pharmacological basis of
therapeutics, 14th edition. McGraw-
Hill Education.
Kesimpulan
NSAID adalah golongan obat yang memiliki efek anti
inflamasi, analgetik, dan antipiretik.