BUDAYA

PARADIGMA dan
PENELITIAN
SOSIAL-HUMANIORA
HEDDY SHRI AHIMSA-PUTRA
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
2020
BUDAYA - 3

PENELITIAN :
AKTIVITAS / KEGIATAN MENGUMPULKAN
INFORMASI UNTUK MEMAHAMI, MENAFSIRKAN
ATAU MENJELASKAN SUATU GEJALA / PERISTIWA

INFORMASI YANG RELEVAN / DIPERLUKAN = DATA

TUJUAN PENELITIAN :
- MENJAWAB PERTANYAAN
- MENGUJI HIPOTESA

HASIL PENELITIAN :
- REPRESENTASI (= ETNOGRAFI; HISTORIOGRAFI)
- TEORI
BUDAYA - 3

PENELITIAN BERAWAL DARI :

- PERTANYAAN DAN / ATAU HIPOTESA

- PERTANYAAN ATAU HIPOTESA HARUS ADA

- ADA BERBAGAI JENIS PERTANYAAN DAN HIPOTESA

- ADA PERTANYAAN YANG MUDAH DIJAWAB, ADA

PULA YANG SULIT DIJAWAB

- ADA HIPOTESA YANG MUDAH DIUJI, ADA PULA

HIPOTESA YANG SULIT DIUJI

PERTANYAAN / HIPOTESA BERDASARKAN PADA

SEJUMLAH ASUMSI DASAR, NILAI DAN MODEL
TERTENTU MENGENAI GEJALA / PERISTIWA YANG
DIPELAJARI
BUDAYA - 3

DALAM ILMU SOSIAL – BUDAYA PENELITIAN / KAJIAN

DILAKUKAN MELALUI PERSPEKTIF/PARADIGMA
TERTENTU

- PARADIGMA :
- SUDUT PANDANG ( PERSPECTIVE ) =
- PENDEKATAN ( APPROACH ) =
- KERANGKA TEORI (THEORETICAL FRAMEWORK ) =
- KERANGKA PEMIKIRAN ( FRAME OF THINKING ) =
- KERANGKA KONSEPTUAL (CONCEPTUAL
FRAMEWORK )

FENOMENA BUDAYA : BAHASA, SASTRA, TRADISI

LISAN, FOLKLOR, KEARIFAN LOKAL, RELIGI,….DSB…

FENOMENA BUDAYA DIPELAJARI MELALUI

BUDAYA - 3

ISTILAH PARADIGMA MENJADI SANGAT POPULER DI

DUNIA ILMU PENGETAHUAN SETELAH THOMAS KUHN
MENGGUNAKANNYA SEBAGAI KONSEP YANG PENTING
DALAM BUKUNYA THE STRUCTURE OF SCIENTIFIC
REVOLUTION

KELEMAHAN KUHN :
- TIDAK MENGGUNAKAN KONSEP “PARADIGMA”
DENGAN KONSISTEN (ADA 21 MAKNA PARADIGMA)
(MASTERMAN, 1970)

- TIDAK MEMAPARKAN SECARA RINCI UNSUR-UNSUR

PARADIGMA DAN STRUKTURNYA

PERLU ADA KONSEPSI “PARADIGMA” YANG LEBIH

JELAS
BUDAYA - 4

PARADIGMA = KERANGKA PEMIKIRAN = OBJEK

FORMAL
BAHASA, SASTRA, SENI,….DSB = OBJEK MATERIAL =
OBJEK YANG
DIPELAJARI

PARADIGMA :
Seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara
logis, membentuk sebuah kerangka pemikiran, yang berfungsi
untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan
dan/ atau masalah yang dihadapi (Ahimsa-Putra, 2009)

PARADIGMA :
- SEPERANGKAT UNSUR; SEJUMLAH UNSUR
(KONSEP)
- UNSUR-UNSUR SALING BERHUBUNGAN
BUDAYA - 5

UNSUR-UNSUR PARADIGMA (KERANGKA

PEMIKIRAN)

(1) ASUMSI DASAR (BASIC ASSUMPTIONS)

(2) NILAI-NILAI (VALUES)
(3) MODEL (ANALOGY; PERUMPAMAAN; GAMBARAN)
(4) MASALAH YANG DITELITI (PROBLEMS)
(5) KONSEP-KONSEP (CONCEPTS; KEY WORDS)
(6) METODE PENELITIAN (METHODS OF RESEARCH)
(7) METODE ANALISIS (METHODS OF ANALYSIS)
(8) TEORI (THEORY)
(9) REPRESENTASI (REPRESENTATION)
(Ahimsa-Putra, 2009)

UNSUR-UNSUR : IMPLISIT DAN EKSPLISIT

UNSUR-UNSUR IMPLISIT = TIDAK DINYATAKAN /
DIKETAHUI; PADA TATARAN UNCONSCIOUS
BUDAYA - 5

UNSUR-UNSUR PARADIGMA (KERANGKA

PEMIKIRAN)
DITENTUKAN ATAS DASAR :
KESEPAKATAN DI KALANGAN ILMUWAN 
KESEPAKATAN TERLIHAT PADA HASIL PENELITIAN
DAN URAIAN TENTANG “KERANGKA TEORI“;
URAIAN TENTANG PANDANGAN FILOSOFIS

UNSUR-UNSUR PARADIGMA TERHUBUNG SATU

DENGAN YANG LAIN SECARA LOGIS

HUBUNGAN LOGIS : IMPLIKASIONAL, KAUSAL,

FUNGSIONAL, DSB...

ADA UNSUR-UNSUR YANG LEBIH DULU DARIPADA

UNSUR YANG LAIN; ADA UNSUR-UNSUR YANG
DISADARI DAN TIDAK DISADARI; ADA UNSUR YANG
DINYATAKAN DAN TIDAK DINYATAKAN
SOSIAL - 5

SKEMA 1. UNSUR-UNSUR PARADIGMA ILMU SOSIAL-BUDAYA

representasi (etnografi)

hasil analisis (teori)

me tode analisis
selalu
eksplisit
me tode penelitian

konsep-konsep

masalah yang diteliti

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

model
tidak selalu
eksplisit
asumsi dasar nilai-nilai

Sumber : Ahimsa-Putra, 2009

BUDAYA - 6

UNSUR-UNSUR YANG HARUS EKSPLISIT / HARUS

DINYATAKAN :

(1) MASALAH YANG DITELITI (PROBLEMS;

HYPOTHESIS)
(2) KONSEP-KONSEP (CONCEPTS; KEY WORDS)
(3) METODE PENELITIAN (METHODS OF RESEARCH)
(4) METODE ANALISIS (METHODS OF ANALYSIS)
(5) TEORI (THEORY)
(6) REPRESENTASI (REPRESENTATION)

UNSUR-UNSUR YANG IMPLISIT = TIDAK

DINYATAKAN / TIDAK DISADARI = ADA PADA
TATARAN UNCONSCIOUS (NIRSADAR)

(1) ASUMSI DASAR (BASIC ASSUMPTIONS)

(2) NILAI-NILAI (VALUES)
(3) MODEL (ANALOGY; PERUMPAMAAN;
BUDAYA - 7

PADA TINGKAT PASCASARJANA UNSUR-UNSUR YANG

IMPLISIT HARUS DISADARI, AGAR :

- DAPAT DITELAAH SECARA KRITIS

- DAPAT DIKETAHUI KELEBIHAN DAN
KEKURANGANNYA
- DAPAT DIKETAHUI KELOGISANNYA
- DAPAT DIKETAHUI TINGKAT KEBENARANNYA

ADA BERAPA PARADIGMA ?

TERGANTUNG DISIPLIN ILMUNYA

APA SAJA DISIPLIN ILMU DALAM “ILMU SOSIAL-

BUDAYA“ ?
- ANTROPOLOGI
- ARKEOLOGI
- LINGUISTIK
BUDAYA - 7

JUMLAH DAN JENIS PARADIGMA BERBEDA ANTAR

DISIPLIN

BEBERAPA PARADIGMA TERDAPAT DALAM

SEJUMLAH DISIPLIN :
- PARADIGMA STRUKTURALISME  DISIPLIN
LINGUISTIK, SASTRA, ANTROPOLOGI, SOSIOLOGI

- PARADIGMA HISTORISISME  DISIPLIN

ANTROPOLOGI, LINGUISTIK, SEJARAH, ARKEOLOGI

DALAM ILMU SASTRA :

- TAFSIR SASTRA
- STRUKTURALISME GENETIK
- SOSIOLOGI SASTRA
- FEMINISME, ...DSB
BUDAYA - 7

DALAM ILMU BAHASA (LINGUISTIK) :

- DIFUSIONISME (PENYEBARAN – PERSEBARAN
BAHASA)
- AKULTURASI / PERCAMPURAN BAHASA
- PERUBAHAN / PERKEMBANGAN BAHASA
- SEJARAH / GENEALOGI BAHASA
- PEMEROLEHAN BAHASA
- STRUKTURALISME
- FUNGSIONALISME, ...DSB.

DALAM ANTROPOLOGI BUDAYA :

- HISTORISISME (SEJARAH KEBUDAYAAN)
- EVOLUSIONISME (EVOLUSI KEBUDAYAAN)
- DIFUSIONISME (PENYEBARAN KEBUDAYAAN)
- FUNGSIONALISME (FUNGSI KEBUDAYAAN)
- STRUKTURALISME (STRUKTUR KEBUDAYAAN)
- MATERIALISME HISTORIS, ...DSB.
BUDAYA - 6

APAKAH SUATU PENELITIAN SELALU

MENGGUNAKAN “PARADIGMA“ ? – “YA“

MASALAH :
- TIDAK SETIAP PENELITI MENGERTI APA YANG
DIMAKSUD DENGAN “PARADIGMA“

- TIDAK SETIAP PENELITI TAHU BAGAIMANA

MENGGUNAKAN SEBUAH PARADIGMA DALAM
SEBUAH PENELITIAN

PEMAHAMAN MENGENAI PARADIGMA SANGAT

DIPERLUKAN DI TINGKAT PASCASARJANA 
TINGKAT PASCASARJANA ADALAH TINGKAT
UNTUK PENGEMBANGAN, PENEMUAN TEORI BARU;
PENGEMBANGAN PARADIGMA BARU
SASTRA - 25

PENELITIAN SELALU MENGGUNAKAN PARADIGMA

(KERANGKA PEMIKIRAN; KERANGKA TEORI)
TERTENTU

PARADIGMA BARU AKAN MUNCUL, JIKA ADA

MASALAH BARU YANG TIDAK DAPAT DIJAWAB
MELALUI PARADIGMA LAMA  SCIENTIFIC
REVOLUTION (REVOLUSI ILMU PENGETAHUAN)

- PERTANYAAN / HIPOTESA SELALU BERADA DALAM

SEBUAH PARADIGMA
- MASALAH PENELITIAN = UNSUR PARADIGMA

MASALAH PENELITIAN TERKAIT DENGAN MODEL,

ASUMSI DASAR DAN NILAI-NILAI
SOSIAL - 5

SKEMA 1. UNSUR-UNSUR PARADIGMA ILMU SOSIAL-BUDAYA

representasi (etnografi)

hasil analisis (teori)

me tode analisis
selalu
eksplisit
me tode penelitian

konsep-konsep

masalah yang diteliti

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

model
tidak selalu
eksplisit
asumsi dasar nilai-nilai

Sumber : Ahimsa-Putra, 2009

SASTRA - 25

PENELITIAN TIDAK DIMULAI DARI “NOL”

BANYAK PENELITIAN TELAH DILAKUKAN

PENELITI PERLU MENGETAHUI PENELITIAN-

PENELITIAN YANG TELAH DILAKUKAN DAN
HASILNYA  PENELITI TERLEBIH DULU
MELAKUKAN STUDI PUSTAKA  HASIL STUDI
PUSTAKA INI MENJADI “LATAR BELAKANG”
PENELITIAN

MENENTUKAN MASALAH ATAS DASAR RELEVANSI :

- AKTUALITAS
- PRAKTIS
- TEORTIS
SASTRA - 25

APA MASALAH SOSIAL-BUDAYA YANG PALING

AKTUAL ?
- PELESTARIAN BAHASA DAERAH ? SENI DAERAH ?
- PELINDUNGAN BENDA AGAR BUDAYA ?
- KESADARAN GENERASI MUDA TENTANG BUDAYA ?
- PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA ?
- PENGEMBANGAN KEARIFAN LOKAL ?

APA MASALAH-MASALAH PRAKTIS YANG

MENDESAK ?
- KEMISKINAN DI KALANGAN NELAYAN PANTURA ?
- KETERBELAKANGAN PENDIDIKAN DI PEDESAAN ?
- RESPON TERHADAP PERKEMBANGAN PARIWISATA ?
- PENGEMBANGAN WISATA RELIGI DI PANTURA ?
SASTRA - 25

MASALAH PENELITIAN MENENTUKAN KATA-KATA

KUNCI DAN METODE PENELITIAN YANG AKAN
DIPAKAI

MASALAH PENELITIAN – PERTANYAAN :

BAGAIMANA POLA PENGAJARAN AGAMA DI
SEKOLAH UMUM DAN DI PESANTREN DI JAWA
TENGAH ?
BAGAIMANA POLA BELAJAR DI RUMAH SISWA SMU
DI KOTA-KOTA JAWA TENGAH ?

APA PERAN KOMUNITAS LOKAL DALAM PENDIDIKAN

?
APA DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KESENIAN DI
SEMARANG ?
SASTRA - 25

MASALAH PENELITIAN – HIPOTESA :

SEMAKIN HETEROGEN MASYARAKAT SEMARANG,
SEMAKIN RENTAN TERHADAP KONFLIK
HORIZONTAL

MENINGKATNYA PARIWISATA KOTA SEMARANG

AKAN SEMAKIN MENGUATKAN INTEGRASI SOSIAL
WARGA KOTA SEMARANG

MENINGKATNYA PARIWISATA KOTA SEMARANG

AKAN MENINGKATKAN AKTIVITAS KOMUNITAS SENI
DI SEMARANG

SEMAKIN RENDAH TINGKAT EKONOMI, SEMAKIN

RENDAH KEMAMPUAN BERADAPTASI TERHADAP
BANJIR
SASTRA - 25

HIPOTESA DIRUMUSKAN, UNTUK DIUJI

KEBENARANNYA

PERTANYAAN-PERTANYAAN PENELITIAN ADALAH

UNTUK DICARIKAN JAWABANNYA (UNTUK
DIJAWAB)

KATA-KATA “…………….” MERUPAKAN KATA-KATA

KUNCI

KATA KUNCI HARUS DIDEFINISIKAN DAN

DIJELASKAN
(PENJELASAN DIBERIKAN DALAM BAGIAN
“KERANGKA TEORI” / “KERANGKA PEMIKIRAN”)
SASTRA - 25

KATA KUNCI BISA MEMILIKI SEJUMLAH DEFINISI 

PILIH DEFINISI YANG PALING SESUAI UNTUK
PENELITIAN

KATA KUNCI AKAN MEMPUNYAI IMPLIKASI

TERHADAP METODE PENGUMPULAN DATA DAN
METODE ANALISIS DATA

MASALAH PENELITIAN MENUNJUKKAN PARADIGMA

YANG AKAN DIPAKAI DALAM PENELITIAN

MASALAH PENELITIAN – PERTANYAAN :

APA DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KESENIAN DI
SEMARANG ?
SASTRA - 25

KONSEP “DAMPAK” BERARTI ADA “AKIBAT” 

FENOMENA SOSIAL-BUDAYA DILIHAT DALAM
HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT  MENUNTUT PENELITI
MENENTUKAN SEBAB-SEBAB DAN AKIBAT-AKIBAT

 PARADIGMA YANG SESUAI : PARADIGMA HISTORIS

(SEJARAH)  PARADIGMA INI MEMUNGKINKAN
PENELITI MENGUNGKAP APA YANG SEBELUMNYA
ADA

MASALAH PENELITIAN – PERTANYAAN :

APA MAKNA PARIWISATA BAGI SENIMAN
SEMARANG ?

 PARADIGMA YANG SESUAI : PARADIGMA

FENOMENOLOGIS  MEMUNGKINKAN PENELITI
SASTRA - 25

MASALAH PENELITIAN - PERTANYAAN :

APA FUNGSI PEMENTASAN WAYANG POTEHI DI
TENGAH MASYARAKAT SEMARANG YANG
MENGGLOBAL ?

KATA KUNCI “FUNGSI” MENYIRATKAN  PENELITI

MENGASUMSIKAN BAHWA SUATU FENOMENA
SOSIAL-BUDAYA MEMILIKI FUNGSI TERTENTU 
TUGAS PENELITI MENGUNGKAP FUNGSI
TERSEBUT

 PARADIGMA YANG SESUAI : PARADIGMA

FUNGSIONALISME  PARADIGMA INI
MEMUNGKINKAN PENELITI MENGUNGKAP FUNGSI
SUATU GEJALA SOSIAL-BUDAYA
SASTRA - 25

SIMPULAN : PERTANYAAN PENELITIAN

MENYIRATKAN PARADIGMA YANG
SEMESTINYA DIGUNAKAN OLEH PENELITI

PARADIGMA DIKETAHUI  METODE

PENELITIAN AKAN DIKETAHUI

METODE PENELITIAN :
- METODE PENGUMPULAN DATA
- METODE ANALISIS DATA

DATA : - KUANTITATIF
- KUALITATIF
SASTRA - 25

METODE PENGUMPULAN DATA :

- STUDI PUSTAKA; DOKUMEN; ARSIP
- SURVEI; ANGKET
- PENGAMATAN; PENGAMATAN BERPARTSIPASI
- WAWANCARA : SAMBIL LALU; MENDALAM
- MENYIMAK PERCAKAPAN

DATA YANG DIPEROLEH KEMUDIAN

DIANALISIS
- ANALISIS DATA KUANTITATIF
- ANALISIS DATA KUALITATIF

ANALISIS  HASIL ANALISIS  TEORI

SASTRA - 25

TUJUAN ANALISIS :
- MEMBERIKAN JAWABAN TERHADAP PERTANYAAN
- MEMBUKTIKAN KE(TIDAK)-BENARAN HIPOTESA

ANALISIS UNTUK MENJAWAB “PERKEMBANGAN” 

ANALISIS “HISTORIS”  JAWABAN YANG DIBERIKAN
BERUPA : PAPARAN / DESKRIPSI PERKEMBANGAN
YANG TELAH TERJADI  BERUPA URAIAN
RANGKAIAN URUTAN GEJALA / PERISTIWA YANG
DITELITI

ANALISIS UNTUK MENJAWAB “MAKNA” MENURUT

TINELITI  ANALISIS FENOMENOLOGIS 
MENGUNGKAP
PANDANGAN-PANDANGAN TINELITI
SASTRA - 25

ANALISIS FENOMENOLOGIS  MENAFSIR JAWABAN-

JAWABAN INFORMAN  MENCARI POLA-POLA
JAWABAN INFORMAN  MENGKLASIFIKASI
JAWABAN INFORMAN  MEMBERIKAN “MAKNA”
TERHADAP POLA-POLA JAWABAN YANG ADA

ANALISIS UNTUK MENJAWAB “FUNGSI”  ANALISIS

“FUNGSIONAL”  MENCARI POLA-POLA PADA DATA
MENGENAI PENONTON DAN REAKSI / TANGGAPAN
MEREKA TERHADAP PERTUNJUKAN WAYANG
POTEHI; BERBAGAI AKTIVITAS BERKENAAN
DENGAN WAYANG POTEHI  MENENTUKAN ADANYA
HUBUNGAN FUNGSIONAL DI ANTARA FENOMENA
TERTENTU
SASTRA - 25

MERUMUSKAN HASIL PENELITIAN 

MERUMUSKAN TEORI

BERBAGAI JENIS TEORI :

SMALL THEORY (MICRO THEORY) – TEORI KECIL
GROUNDED THEORY – TEORI GROUNDED
MIDDLE RANGE THEORY – TEORI MENENGAH
GRAND THEORY (MACRO THEORY) – TEORI
BESAR

MENULIS “REPRESENTASI” :
- BUKU / ARTIKEL JURNAL
- LAPORAN PENELITIAN
- DISERTASI; TESIS; SKRIPSI
SASTRA - 25

TERIMA KASIH