Anda di halaman 1dari 48

FILSAFAT ILMU

PROGRAM MAGISTER
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Oleh :
Prof. Dr. Iriyanto Widisuseno, M.Hum
Pengertian Dan Ruang Lingkup
Persoalan Filsafat
• Pengertian Filsafat
– Terminologi :
Istilah Filsafat (IND) = Falsafah(ARAB),
Philosophy (INGG), Philosophia (LATIN),
Philosophie (BLD, JERMAN, PRANCIS),
Semua istilah itu bersumber pada istilah
Philosophia (YUNANI)
 Philosophia :
– Philein + Sophos = mencitai hal-hal
yg bersifat bijaksana
– Philos + Sophia = teman
kebijaksanaan
– Philosophos = pencinta kebijaksanaan
 Sikap mencitai - paradoksal
 Memiliki X Mempersoalkan
(an unfinished quest – an unfinished
journey)
Pengertian dasar :
– Filsafat sebagai upaya terusmenerus,
proses mencari kebenaran melalui sikap
kritis, selalu bertanya sampai pada
persoalan yg paling dasar/hakiki
Implikasi belajar Filsafat :
– Orang semakin memahami makna segala
sesuatu, termasuk makna kehidupan ini.
Beberapa Sebutan Untuk Filsafat

Filsafat sebagai sikap hidup


Filsafat sebagai cara/metode berfikir
reflektif dan rasional
Filsafat sebagai sekelompok persoalan :
– Metafisis
– Epistemologis
– Aksiologis
Definisi Filsafat

Philosophy is the attempt to give a


reasoned conception of the universe and
of man’s place it
(Filsafat adalah upaya untuk memberikan
konsepsi yang masuk akal tentang alam
semesta dan tempat manusia itu)
Lanjutan....
Philosophy as the endeavor to achieve a
comprehensive view of life and its
meaning, upon the basis of the results of
the various sciences.
(Filsafat sebagai usaha untuk mencapai
pandangan hidup yang komprehensif dan
maknanya, atas dasar hasil berbagai
ilmu).
Mengapa kita dalam kehidupan sehari-hari
membutuhkan Filsafat
Each person must make decisions and
act.
Our conduct is our own, and we are really
free only when we rely upon inner controls
or self-chosen ends.
Our conduct is our own, and we are really
free only when we rely upon inner controls
or self-chosen ends.
Philosophy is one of the best means by
which to foster the habit of reflection
We life in an age of uncertainty and
change, when many of the older beleifs
and ways of doing things are inadequate.
Posisi Filsafat Ilmu Sebagai Cabang
Pengetahuan Filsafat

1. Metafisika
– Metafisika Umum (Ontologi)
– Metafisika Khusus (Psikologi, Kosmologi, Theologi)
2. Epistemologi: Teori Pengetahuan
(Theory Of Knowledge)
TEORI PENGETAHUAN ILMIAH (Theory Of Science) =
FILSAFAT ILMU ( Philosophy Of Science)
Aksiologi / Teori Nilai
(Logika, Etika, Estetika, Religi)
Ruang Lingkup Persoalan Filsafat Ilmu

Arti Filsafat Ilmu (Philosophy of science)


– Cabang fils yang mengkaji ilmu dalam
perspektif filosofis:
Objek materi (hal yg dikaji): ilmu (Science)
Objek formal (sudut pandang) : ilmu ditinjau dari
segi hakikat (ontologis), cara kerja keilmuan
(epistemologis) dan norma2 dasar keilmuan
(aksiologis).
Mengapa Calon Magister-Profesional
Perlu Belajar Filsafat Ilmu
A. Tuntutan kompetensi akademik :
Lulusan program S2 diarahkan menjadi
ilmuwan, profesional, diharapkan mampu
menerapkan dan mengembangkan ilmu
(penelitian, eksperimentasi, implementasi)
- Dalam praktiknya di lapangan mereka
menghadapi permasalahan mendasar:
Lanjutan.........
Dalam penerapan, pengembangan dan
penemuan teori/ilmu tidak cukup hanya
mendasarkan pada ketrampilan
pengetahuan dan kemampuan
penguasaan konsep-konsep serta teori-
teori keilmuan dalam bidangnya masing-
masing.
Magister harus memahami juga landasan
pemahaman mengenai hakikat ilmu (dasar
ontologis), cara pengembangan ilmu
(dasar epistemologis), dan kaidah-kaidah
moral-etika-agama sebagai dasar
pertimbangan mengenai untuk apa
teori/ilmu itu dikembangkan, diterapkan,
atau ditemukan (dasar aksiologis).
Lanjutan ...........

Seorang ilmuwan dan profesional dituntut


pertanggungjawaban kemampuan
pemahaman: ontologis, epistemologis dan
aksiologis keilmuan.
B.Tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan
empiris: mengarah spesialisasi yg makin
meruncing disertai berbagai dampaknya.
– Dampak positif :
Bagi Ilmuwan: memiliki fokus dan kedalaman
keilmuan
Bagi masyarakat: spesialisasi keilmuan disertai
temuan2 teknologinya dapat memfasilitasi
kebutuhan, keperluan hidup manusia.
Lanjutan ...........

Dampak Negatip
– Semakin meruncingnya spesialisasi ilmu-ilmu
empiris, yg membawa konsekuensi semakin
ragam bidang-bidang keilmuan, sekat2
keilmuan, sikap ilmiah ilmuwan semakin fokus
dan intens dalam bidangnya. Implikasi yang
ditimbulkan, ilmu berkembang menuju
otonominya, sikap apatisme, egoisme, dan
anarkhisme keilmuan.
Lanjutan ...........
– Teknologi modern yang dihasilkan spesialisasi secara
ekstensif telah mempengaruhi berbagai bidang
kehidupan manusia, dan secara intensif mampu
merubah pola kehidupan manusia (pola budaya ) :
Kekeringan nilai-nilai :
– Teknologi mendorong perkembangan pola pikir
berorientasi praktis, rasional, empiris. Dapat
terjebak ke arah pola kehidupan yg materialis,
pragmatis, kering nilai2 etik spiritual dan nilai-
nilai kesejarahan. Gaya hidup konsumtif,
materialistik, hedonistik, dan demoralisasi,
dehumanisasi, dll.
Pengembangan ilmu dan teknologi harus
dikembalikan pada arti dan makna
hakikinya (ontologi), prosedur, metode
pengembangan yg tepat bagi kepentingan
manusia (epistemologi), dan norma2
dasar imperatif yang harus ditaati untuk
menentukan arah tujuan pengembangan
ilmu (aksiologi).
Lanjutan ......
C. Ilmu bersifat dinamis
– Ilmu bukan sesuatu/ entitas yang abadi,
ilmu sebenarnya tidak pernah selesai
kendati ilmu itu didasarkan pada
kerangka: objektif, rasional, sistematis,
logis dan empiris.
– Dalam perkembangannya ilmu tidak
mungkin lepas dari mekanisme
keterbukaan terhadap koreksi.
Lanjutan.........

Itulah sebabnya ilmuwan dituntut mencari


alternatif-alternatif pengembangannya,
melalui kajian, penelitian, eksperimen baik
mengenai aspek ontologis, epistemologis
dan aksiologisnya.
Lanjutan .................
Karena itu setiap pengembangan ilmu /
teknologi paling tidak validitas (validity)
dan reliabilitas (realibility) dapat
dipertanggungjawabkan, baik berdasarkan
context of justification maupun context of
discovery
FILSAFAT – ILMU – PENGETAHUAN

Filsafat (Philosophy) Ilmu (Science)


– Esensial/hakiki – Eksperimental
– Komprehensif – Spesifik
– Normatif – Empiris

Pengetahuan (Knowledge)
– Aktual
– Fragmentaris
– Pendapat umum
Kelahiran dan Perkembangan
Ilmu
Abad Yunani Kuno (6 Sm - 3 Sm6 Sm)
Mitos Logos (6 Sm – 3 Sm)
– Filosofis (6 M)
– Tokoh: Socrates, Plato, Aristoteles,
Stoa, Epicurus, Plotinus
Abad Tengah (15 M )
– (Teologis)
– Tokoh:agustinus, Thomas Aquino
(Ancilla Theologia)
Para Filsfuf Islam—al Farabi,
Ibnu Rusd
(Golden Ages Of Islam)
Lanjutan...........
Abad Modern (---18 M – 19 M)
Renaissance (---18 M)
Aufklarung ( 19 M)  Ilmu
– Modern: Aliran Pemikiran Filsafat:
Rasionalisme
Empirisme
Kritisisme
Positivisme
Lanjutan .........
Abad Kontemporer (---20 M-- →)
– Pandangan baru Abad Ke 20
– Iptek:
Ilmu bukan sekedar sarana
Menjadi sesuatu yg substansif
Menyentuh semua segi dan sendi
kehidupan secara ekstensif
Merombak budaya secara intensif
Manfaat Filsafat Ilmu
Menumbuhkan Sikap Kritis:
– Karena dihadapkan pada berbagai teori
pengetahuan ilmiah
(rasionalisme, empirisme, kritisisme,
rasionalisme kritis, idealisme/
spiritualisme, materialisme,
kapitalisme, positivisme)
Lanjutan ..........
Mengembangkan Kemampuan Analisis
Ilmiah:
– Karena selalu dihadapkan pada berbagai
metode penget ilmiah
(Induksi, Deduksi, Sintesisme, Heuristika,
Hermeneutika, Versteighen, Intuisionisme Dll)
Lanjutan ..........
Bermanfaat praktis bagi tugas
pekerjaan:
– Karena selalu terkait dengan masalah
cara kerja ilmu.
– (objektif, metodologis, rasional, logis,
sistematis)
Lanjutan ..........
Kebutuhan Profesional:
– Kemampuan untuk melihat masalah dan
menemukan solusi
(sasarannya : menumbuhkan sikap
kritis, ketajaman analisis ilmiah,
menumbuhkan kesadaran tanggung
jawab moral ilmuwan/seseorang)
Lanjutan..............
Menumbuhkembangkan Kesadaran dan
Pemahaman tentang Tanggung Jawab
Ilmuwan Pada Masyarakat.
– Dikembangkan etos ilmiah, diperkaya
pemahaman esensi keilmuan
Ilmu pengetahuan tidak hanya
dikembangkan demi kepentingan ilmu
(puritan elitis), ttp juga untuk kepentingan
umat manusia (pragmatis).
Persoalan Pokok Filsafat Ilmu

Persoalan Filosofis Keilmuan


– Persoalan Ontologis
– Persoalan Epistemologis
– Persoalan Aksiologis
Catatan:
– Ketiga persoalan filosofis tersebut dinamakan
pilar-pilar flosofis keilmuan.
Penyangga, penguat bagi ekisistensi ilmu
Integratif dan sistemik
Persoalan Ontologis
– Problematik tentang keberadaan (eksistensi)
Aspek kuantitas dari sesuatu
– Apakah yang ada itu tunggal, dual atau plural
monisme, dualisme, pluralisme.
Aspek kualitas dari sesuatu (mutu, sifat)
– Bagaimana batasan, sifat, mutu dari sesuatu
mekanisme, teleologisme, vitalisme dan
organisme.
Manfaat Pengetahuan Ontologis bagi
Pengembangan Ilmu
– Dapat memberikan landasan bagi asumsi
keilmuan dan membantu terciptanya
komunikasi interdisipliner dan multidisipliner.
Membantu pemetaan kenyataan, batas-batas ilmu
dan kemngkinan kombinasi antar berbagai ilmu.
– Misal masalah krisis moneter, tidak dpt hanya
ditangani oleh ilmu ekonomi saja. Ontologi
menyadarkan bahwa ada kenyataan lain yg
tidak mampu dijangkau oleh ilmu ekonomi,
maka perlu bantuan ilmu lain seperti politik,
sosiologi.
Persoalan Epistemologis
Sumber, Sarana, Proses, Metodologi, Evidensi.
Fungsi pengetahuan Epistemologis
Sarana legitimasi bagi ilmu/ menentukan
keabsahan didiplin ilmu tertentu
Memberi kerangka acuan metodologis
pengembangan ilmu
Mengembangkan ketrampilan proses
Mengembangkan daya kreatif dan inovatif
Persoalan Aksiologis
– Pertimbangan nilai (etis, moral, religius)
dalam penemuan, penerapan /
pengembangan ilmu
Fungsi pengetahuan Aksiologis
– Memberikan arah pengembangan ilmu
– Mengembangkan etos keilmuan seorang
profesional dan ilmuwan
Pengetahuan yang berdasarkan idealism
membawa implikasi pendekatan rasional.
Sifat metodologi idealism adalah deduktif.
Norma imperatifnya utopis

Pengetahuan yang berdsarkan realisme


membawa implikasi pendekatan empiris.
Sifat metodologi realisme adalah induktif.
Norma imperatifnya hedonistik.
Pengetahuan berdsrkan Kritisisme
membawa implikasi pendekatan kritis.
Sifat metodologinya sintesis. Norma
imperatifnya eudaemonistik.
Beberapa aliran:
– Idealisme : Pengetahuan yg sungguh2
ada adalah dunia ide (Plato)
– Realisme : Pengetahuan yg sungguh2
ada adalah apa yg dapat dilihat, diserap
dg indera (Aristoteles)
– Kritisisme: Pengetahuan didasarkan
pada dunia ide dan inderawi (Immanuel
Kant)
Prinsip-prinsip Berfikir Ilmiah

Objektif :
– Fokus/inten
– Cara memandang apa adanya
Rasional :
– Menggunakan akal sehat dg melepaskan
unsur perasaan, emosi, sistem keyakinan dan
otorita.
Logis :
– runtut / konsisten, implikatif
Metodologis
– Menggunakan cara keilmuan tertentu: induksi,
deduksi, sintesis, intuisi.
Sistematis :
– Bagian2 yg menyusunnya saling terkait dan
merupakan kesatuan utuh
– Memiliki tahapan langkah yang jelas dalam
mencapai tujuan
Teori Kebenaran Ilmiah
Coherrence Theory
– Kebenaran terukur dari adanya keterkaitan
logis di antara pernyataan2/proposisi yang
menyusunnya.Mendasarkan prinsip
keterkaitan logis.
Correspondence Theory
– Kebenaran terukur dari adanya alat bukti
yang mendukungnya. Mendasarkan prinsip
kesesuaian empiris
Pragmatic Theory
– Kebenaran terukur dari adanya unsur
manfaat, kegunaan.
– Benar jika bermanfaat
Sarana Berfikir Ilmiah
Bahasa
– Lugas: tidak multi tafsir, bahasa baku/standar
– Gramatikal : sesuai kaidah bahasa yg baik
dan benar
Matematika/Statistika
Logika:prinsip2 berfikir runtut (konsisten)
Metode Pengetahuan Ilmiah
Heuristika
Hermeneutika
Verstegen
Intuitif
Induktif
Deduktif
Sintesis/Kritis
Problem Etik
dalam Pengembangan Iptek
Perkembangan IPTEK tak dpt
dihindari,atau dihentikan,
IPTEK selalu membawa dampaknya, baik
positif maupun negatif
IPTEK hanya memberi manfaat bagi
kehidupan mns jika dikendalikan oleh
sistem nilai etik – moral - agama.
Di luar kendali nilai, IPTEK hanya akan
merugikan kehidupan mns.
SOLUSI PERSOALAN
DALAM PENGEMBANGAN IPTEK
Iptek harus kembali pada dasar ontologis,
epistemologis dan aksiologisnya.

Anda mungkin juga menyukai