Kasus Patologi
Kehamilan
Suwanti, SST., M.Kes.
Kelompok 1
01 02 03
Winda Kusuma C. Annisa Ica Nur A. Tetha Fatwa Lujeng
P1337424420001 P1337424420002 P1337424420003
04 05
Annisa Nur Aulia Aulia Dwi Wulandani
P1337424420004 P1337424420005
Patologi
Kehamilan
Patologi kehamilan adalah
penyulit atau gangguan atau
komplikasi yang menyertai ibu
saat hamil.
(Sujiyatini, 2009)
Skrining Antenatal
pada Ibu Hamil
Skrining komponen penting dalam pelayanan kehamilan
yang harus diikuti dengan KIE pada ibu hamil dan keluarga untuk persiapan
persalinan aman dan antisipasi rujukan terencana.
Skrining kedua dapat dipisahkan lagi kelompok ibu hamil dengan faktor risiko
tinggi yang membutuhkan rujukan & penanganan namun masih bisa ditunda
dengan kelompok ibu hamil dengan risiko sangat tinggi yang harus segera dirujuk
dan ditangani dengan tindakan segera.
ALGORITMA KASUS
Kasus Patologi
Kehamilan
No Hasil Pemeriksaan Penanganan dan Tindak Lanjut
1 Ibu hamil dengan perdarahan Keadaan emergensi, rujuk untuk penanganan
antepartum perdarahan sesuai standar
6 Ibu hamil BB Kurang (kenaikan Rujuk untuk penanganan ibu hamil risiko KEK
BB < 1 Kg/bulan), atau ibu hamil sesuai standar
risiko KEK (LiLA < 23,5)
8 Ibu hamil dengan status imunisasi Rujuk untuk mendapatkan suntikan vaksin TT
tetanus kurang dari T5 sesuai status imunisasinya
9 TFU tidak sesuai dengan umur Rujuk untuk penanganan kehamilan dengan
kehamilan kelainan letak janin
10 Kelainan letak janin pada TM III Rujuk untuk penanganan gawat janin
11 Gawat janin Rujuk untuk penanganan gawat janin
15 Ibu hamil dengan IMS / Sifilis Rujuk untuk penanganan IMS termasuk Sifilis
pada ibu hamil dan suami sesuai standar
Tawarkan tes HIV
16 Ibu hamil dengan HIV Konseling rencana persalinan
Rujuk untuk penanganan HIV sesuai standar
Konseling gizi, diet makanan untuk ibu hamil
HIV
Konseling pemberian makan bayi yang lahir dari
ibu dengan HIV
18 Ibu hamil yang mengalami Rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
kekerasan dalam rumah tangga Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) terhadap
korban kekerasan
A. Anemia dalam
Kehamilan
Anemia dalam Kehamilan
adalah suatu kondisi ibu dengan
kadar nilai hemoglobin dibawah 11
gr% pada trimester I dan III atau
kadar nilai Hemoglobin kurang
dari 10,5 gr %.
Tanda dan Gejala Anemia
Mual dan muntah yang hebat dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan atau
gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari- hari
dan membahayakan janin didalam kandungan. Pada umumnya
terjadi pada minggu ke 6-12 masa kehamilan, yang dapat
berlanjut hingga minggu ke 16-20 masa kehamilan
Faktor Predisposisi
Derajat/Tingkat
Derajat/Tingkat I Derajat/Tingkat II III
Muntah lebih dari 3-4 x Lemah, apatis, nadi kecil dan Muntah berhenti,
sehari yang menyebabkan cepat, lidah kering dan tampak kesadaran menurun
ibu menjadi lemah, tidak ada kotor, suhu kadang naik, mata sampai koma, nadi kecil
nafsu makan, berat badan cekung dan sclera sedikit dan cepat, suhu meningkat
turun (2-3 Kg dalam 1 kuning, berat badan turun, dan tekanan darah menurun.
minggu), nyeri ulu hati, nadi tekanan darah turun, terjadi Komplikasi fatal dapat
meningkat sampai 100 x / pengentalan darah, urin terjadi Ensefalopati
menit, tekanan darah sistolik berkurang, sulit BAB/konstipasi, Wernicke
menurun, turgor kulit dan nafas bau aseton
menurun dan mata cekung.
Diagnosis
01 02
Pemberian obat-obatan Isolasi
Ibu hamil disendirikan dalam kamar
Kolaborasi dengan dokter yang tenang, cerah, dan peredaran
udara yang baik
03
Terapi Psikologis
04
Cairan Parenteral
Hilangkan rasa takut karena Berikan cairan parenteral yang cukup
kehamilan dan persalinan, kurangi elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
pekerjaan serta hilangkan masalah glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis
dan konflik yang menjadi sebanyak 2-3 liter per hari. Catat input dan
permasalahan kondisi ibu. output cairan. Suhu dan nadi diperiksa setiap
4 jam sekali, TD sehari 3x
C. Kehamilan Ektopik
Terganggu
01 02
Uterus lebih kecil Ibu merasa nyeri di perut
dari usia kehamilan pada setiap pergerakan
anak
03 04 05
Tidak ada Denyut jantung janin Janin dapat diraba
ballottement terdengar lebih jelas dengan mudah
Faktor Predisposisi
Deteksi dini oligohidramnion dapat dilihat dari tanda dan gejala yang ada,
serta mengkaji riwayat faktor predisposisi. Untuk penegakkan diagnosa
oligohidramnion dilakukan dengan cara mengukur volume cairan
ketuban, yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG),
profil biofisik dan pemeriksaan Tes Non Stress (NST). Pada pemeriksaan
USG akan nampak jumlah cairan ketuban, sedangkan pada pemeriksaan
NST dengan kondisi oligohidramnion akan menunjukkan non reaktif.
Penatalaksanaan
03 04
Minta ibu untuk kembali Teruskan pemantauan
setelah konsultasi dan kondisi ibu dan bayi
membawa surat dengan selama kehamilan
hasil rujukan
5. Lakukan perencanaan dini jika ibu perlu
bersalin di faskes rujukan
● Menyepakati rencana kelahiran dengan pengambilan keputusan
● Mempersiapkan/mengatur transportasi ke tempat persalinan,
terutama pada malam hari atau selama
● musim hujan
● Merencanakan pendanaan untuk biaya transportasi dan
perawatan
● Mempersiapkan asuhan bayi setelah persalinan jika dibutuhkan
Sumber