Anda di halaman 1dari 65

Advokasi, kemitraan dan

pemberdayaan masyarakat
untuk mendukung upaya –
upaya kesehatan ibu dan
anak

REFI LINDAWATI, S.ST , M.Kes


TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
aspek perlindungan hukum yang berkaitan
dengan upaya kesehatan ibu dan anak
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
strategi kemitraan bidan di masyarakat
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
kerjasama lintas sektor dan lintas program
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
upaya pemberdayaan masyarakat dalam
rangka peningkatan kualitas kesehatan ibu
dan anak
Sumber Pustaka
1. PP IBI, Standar Profesi Kebidanan, Jakarta,
Cetakan-April 2006
2. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan, Suryani
Soepardan dkk, EGC, Jakarta, 2008
3. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Pengurus Pusat
IBI, Jakarta, 2006
4. Permenkes no : 1464/MENKES/PER/X/2010
tentang izin dan penyelenggraaan praktik bidan
5. Notoatmodjo, Soekidjo, Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta: 2003
Aspek perlindungan hukum yang
berkaitan dengan upaya kesehatan ibu
dan anak
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka
kesakitan dan kematian Bayi (AKB).
Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada
aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan
kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-
sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
senantiasa siap melayani siapa saja yang
membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada
 Untuk menjamin kualitas tersebut
diperlukan suatu standar profesi dan
perlindungan hukum sebagai acuan untuk
melakukan segala tindakan dan asuhan
yang diberikan dalam seluruh aspek
pengabdian profesinya kepada individu,
keluarga dan masyarakat, baik dari aspek
input, proses dan output.
Aspek perlindungan hukum
bagi bidan di masyarakat
antara lain :
1. Standar Pelayanan Kebidanan
 Standar Pelayanan Umum (2 standar)

 Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)

 Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)

 Standar Pelayanan Nifas (3 standar)

 Standar Penanganan Kegawatdaruratan


Obstetri-neonatal (9 standar)
2. Kode etik bidan Indonesia
Secara umum terdiri dari 7 bab yang
dapat dibedakan atas 7 bagian :
 Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
 Kewajiban bidan dengan tugasnya
 Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga
kesehatan lain
 Kewajiban bidan terhadap profesinya
 Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
 Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa
bangsa dan tanah air
 Penutup
3. Standar Praktik Kebidanan
Standar 1 : Metode Asuhan
Standar II : Pengkajian
Standar III : Diagnosa Kebidanan
Standar IV : Rencana Asuhan
Standar V : Tindakan
Standar VI : Partisipasi Klien
Standar VII : Pengawasan
4. Registrasi Praktik Bidan
Permenkes no 1464/Menkes/Per/x/2010
tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pengertian Advokasi
Advokasi adalah suatu pendekatan kepada
seseorang atau bidan/organisasi yang di duga
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu
program atau pelaksanaan suatu kegiatan.
Secara operasional, advokasi adalah kombinasi
antara gerakan perorangan dan masyarakat yang
di rancang untuk memperoleh komitment politis,
dukungan kebijakan, penerimaan gagasan, atau
dukungan terhadap system untuk suatu tujuan
atau program tertentu.
APAKAH ADVOKASI ITU ?

Untuk
Upaya / proses
memperoleh
yang “bijak”
dukungan

Menggunakan
informasi tepat
dan akurat
10
TUJUAN ADVOKASI

Adanya
kemauan/
kepedulian
Adanya  alternatif
ketertarikan Adanya
solusi tindakan nyata :
utk mengatasi
masalah solusi masalah
Adanya
Komitmen
Adanya dan dukungan :
pemahaman/ • Kebijakan, Adanya
kesadaran thd • Sumber daya, Tindak lanjut
masalah • Kemudahan, kegiatan
• Keikutsertaan
• Dll
11
DIMANA DAN KAPAN ADVOKASI

Tatanan
Tatanan formal
formal :: rapat,
rapat, seminar,
seminar, konferensi,
konferensi,
semiloka,
semiloka, telekonferensi.
telekonferensi.
Tatanan
Tatanan informal
informal :: pertemuan
pertemuan umumumum dan dan
khusus,
khusus, festifal,
festifal, event
event olah
olah raga,
raga, didi rumah,
rumah,
reuni,
reuni, arisan,
arisan, pertemuan
pertemuan keluarga
keluarga dll.dll.
Secara
Secara langsung:
langsung: komunikasi
komunikasi langsung
langsung dalam
dalam
rapat,
rapat, surat,
surat, email,
email, telepon,
telepon, fax,
fax, dll
dll
Secara
Secara tdk
tdk langsung:
langsung: komunikasi
komunikasi melalui
melalui
kolega,
kolega, teman,
teman, keluarga,
keluarga, sekutu/kelompok
sekutu/kelompok
12
Advokasi dalam
pelayanan kebidanan
Bidan berperan sebagai advocator dengan
tugas antara lain:
Mempromosikan dan melindungi kepentingan
orang-orang dalam pelayanan kebidanan, yang
mungkin rentan dan tidak mampu melindungi
kepentingan mereka sendiri.
Membantu masyarakat untuk mengakses
kesehatan yang relevan dan informasi kesehatan
dan membertikan dukungan sosial.
Melakukan kegiatan advokasi kepada para
pengambil keputusan berbagai program dan
sektor yang terkait dengan kesehatan.
Melakukan upaya agar para pengambil
keputusan tersebut meyakini atau
mempercayai bahwa program kesehatan yang
ditawarkan perlu di dukung melalui kebijakan
atau keputusan politik.
Kebijakan itu dalam bentuk peraturan, Undang-
Undang, instruksi yang menguntungkan
kesehatan publik.
Sasaran dan Pelaku
Advokasi Kesehatan
Sasaran advokasi kesehatan adalah
berbagai pihak diharapkan memberikan
dukungan terhadap upaya kesehatan,
khususnya :
 para pengambil keputusan dan penentu
kebijakan di pemerintahan,
 lembaga perwakilan rakyat, para mitra di
kalangan pengusaha/ swasta, badan
penyandang dana
Lanjutan…
 kalangan media massa,
 organisasi profesi,
 organisasi kemasyarakatan,
 lembaga swadaya masyarakat, tokoh-
tokoh berpengaruh dan tenar, dan
kelompok-kelompok potensial lainnya di
masyarakat
Lanjutan..
Pelaku advokasi kesehatan adalah siapa
saja yang peduli terhadap upaya
kesehatan , dan memandang perlu
adanya mitra untuk mendukung upaya
tersebut.
Pelaku advokasi dapat berasal kalangan
pemerintah, swasta, perguruan tinggi,
organisasi profesi, organisasi berbasis
masyarakat/agama, LSM, dan tokoh
berpengaruh.
PENDEKATAN DALAM
ADVOKASI
Menurut UNFPA dan BKKBN 2002,
terdapat lima pendekatan utama dalam
advokasi , yaitu
 melibatkan para pemimpin,
 bekerja dengan media massa ,
 membangun kemitraan,
Lanjutan..
 mobilisasi massa dan
 membangun kapasitas.

Strategi advokasi dapat dilakukan melalui


pembentukan koalisi , pengembangan
jaringan kerja, pembangunan institusi ,
pembuatan forum, dan kerjasama
bilateral.
Strategi Pendekatan
Utama Advokasi
Melibatkan para pemimpin/ pengambil
keputusan
Menjalin kemitraan
Memobilisasi kelompok peduli
Menciptakan lingkungan yang
mendukung
Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas
(strengthen community actions)
Lanjutan…
Mengembangkan keterampilan individu
(develop personal skills)
Reorientasi pelayanan kesehatan
(reorient health services)
Bergerak ke masa depan (moving into
the future)
Pemberdayaan Masyarakat
(empowerment)
Bagaimana melakukan Advokasi
< Pemantauan/monitoring
Kumpulan data/info/kebijakan Lobi
Negoisasi
Analisis kebijakan/data/info Mediasi
Dialog
Petisi-Resolosi
>

Pengaruhi
Pembuat opini &
Bentuk Media massa
Persiapan & Pilih isu strategis
Pelaksanaan Jejaring inti Perubahan
Kemas semenarik Kebijakan publik
Kesehatan
mungkin Pengaruhi pem-
masyarakat
buat & pelaksana
kebijakan

>
Identifikasi
Pemercaya/mitra Mobilisasi
Seminar
Perencanaan strategi Kampanye
Siaran/penggunaan Media
Jajak pendapat
Debat
Selebaran
Klp. peduli
Evaluasi/penilaian
> > 22
Indikator Hasil Advokasi
a. Input
Input untuk kegiatan advokasi yang paling
utama adalah orang (man) yang akan
melakukan advokasi dan bahan-bahan
yakni data atau informasi yang membantu
atau mendukung argumen dalam
advokasi.
Indikator untuk mengevaluasi
kemampuan tenaga kesehatan dalam
melakukan advokasi sebagai input
antara lain :
 Berapa kali petugas kesehatan/bidan
telah mengikuti pelatihan-pelatihan
tentang komunikasi, advokasi atau
pelatihan-pelatihan yang berkaitan
dengan pengembangan kemampuan
hubungan antar manusia (human
relation).
 Sebagai institusi, dinas kesehatan baik ditingkat
provinsi maupun kabupaten, juga mempunyai
kewajiban untuk memfasilitasi para petugas
kesehatan termasuk bidan dengan kemampuan
advokasi melalui pelatihan-pelatihan.
 Hasil-hasil studi, hasil surveillance atau laporan-
laporan yang menghasilkan data, diolah menjadi
informasi dan informasi dianalisis menjadi evidence
yang kemudian akan dikemas dalam media
khususnya media interpersonal dan digunakan
sebagai alat bantu untuk memperkuat
argumentasi.
b. Proses Indikator
proses advokasi antara lain :
 Berapa kali melakukan lobying dalam rangka
memperoleh komitmen atau dukungan
kebijakan terhadap program dan dengan
siapa saja lobbying itu dilakukan.
 Berapa kali menghadiri rapat atau pertemuan
yang membahas masalah dan program-
program pembangunan kesehatan dan oleh
siapa rapat itu diadakan dan seberapa jauh
pembahasannya dalam rapat itu.
Lanjutan..
 Berapa kali seminar tentang masalah
dan program kesehatan termasuk
pelayanan kebidanan diadakan.
 Seberapa sering media lokal termasuk
media elektronik membahas atau
mengeluarkan artikel tentang pelayanan
kebidanan yang ada pada masyarakat.
c. Output
 Keluaran atau output advokasi terdiri dari
2 bentuk yaitu output dalam bentuk
perangkat lunak (soft ware) dan output
dalam bentuk perangkat keras (hardware).
 Indikator output dalam bentuk perangkat
lunak adalah peraturan atau undang-
undang sebagai bentuk kebijakan atau
perwujudan dari komitmen politik terhadap
program kesehtan termasuk pelayanan
kebidanan.
Sedangkan indikator output dalam bentuk
perangkat keras antara lain :
 Meningkatnya dana atau anggran untuk
pembanunan kesehatan termasuk untuk
pelayanan kebidanan.
 Tersedianya tau dibangunan fasilitas atau
sarana kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas dan poliklinik.
 Dilengkapinya peralatan kesehatan yang
dapat menunjang pelayanan kebidanan
seperti laboratorium, peralatan pemeriksaan
fisik dan sebagainya.
KEMITRAAN
Pengertian kemitraan Adalah suatu
kerjasama formal antara individu-
individu,kelompok-kelompok,aau organisasi-
organisasi unuk mencapai suatu tugas atau
tujuan tertentu.
Dalam kerjasama tersebut ada kesepakatan
tentang komitmen dan harapan masing-
masing,tentang peninjauan kembali terhadap
kesepakatan yang telah dibuat dan saling
berbagi,baik dalam resiko maupun dalam
keuntungan yang diperoleh.
PRINSIP KEMITRAAN
Equity atau Persamaan.
Transparancy atau Keterbukaan
Mutual Benefit atau Saling
Menguntungkan.
LANDASAN DALAM
KEMITRAAN
Saling memahami kedudukan, tugas dan
fungsi (kaitan dengan struktur)
Saling memahami kemampuan masing-
masing (kapasitas unit atau organisasi
Saling menghubungi secara proaktif
(linkage)
Saling mendekati, bukan hanya secara fisik
tetapi juga pikiran dan perasaan (empati,
proximity)
Lanjutan…
Saling terbuka, dalam arti kesediaan
untuk dibantu dan membantu (opennes)
Saling mendorong atau mendukung
kegiatan (synergy)
saling menghargai kenyataan masing-
masing (reward).
PENGEMBANGAN
DALAM KEMITRAAN
Enam langkah pengembangan :
1. Penjajagan atau persiapan
2. Penyamaan persepsi
3. Pengaturan peran
4. Komunikasi intensif
5. Melakukan kegiatan
6. Melakukan pemantauan & penilaian.
STRATEGI PELAYANAN
KEBIDANAN DI KOMUNITAS
1. Pendekatan edukatif dalam peran serta
masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas
dikembangkan berawal dari pola hidup
masyarakat yang tidak lepas dari faktor
lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial
budaya dll.
Lanjutan…
Sebagian masalah komunitas merupakan
hasil perilaku masyarakat sehingga perlu
melibatkan masyarakat secara aktif.
Keberadaan kader kesehatan dari
masyarakat sangat penting untuk
meningkatkan rasa percaya diri
masyarakat terhadap kemampuan yang
mereka miliki.
2. Pelayanan yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat.
Terdiri dari 3 jenis pendekatan :
a. Specifict Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau
kelompok yang merasakan masalah
melalui proposal program kepada
instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasus DBD
b. General Content objektive approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan
berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam
wadah tertentu.
Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi,
KIE dsb.
c. Proses Objective approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada
proses yang dilaksanakan masyarakat sebagai
pengambil prakarsa kemudian dikembangkan
sendiri sesuai kemampuan.
Contoh : kader
3. Menggunakan atau memanfaatkan
fasilitas dan potensi yang ada di
masyarakat
Masalah kesehatan pada umumnya
disebabkan rendahnya status sosial –
ekonomi yang akibatkan ketidaktahuan
dan ketidakmampuan memelihara diri
sendiri (self care) sehingga apabila
berlangsung terus akan berdampak pada
status kesehatan keluarga dan
masyarakat juga produktivitasnya.
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat adalah
upaya untuk meningkatkan,
memampukan masyarakat sehingga
mampu untuk hidup mandiri.
TUJUAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

Individu, keluarga dan masyarakat tahu,


mampu dan mau mempraktekkan serta
dapat memelihara, mengatasi serta
meningkatkan kesehatannya secara
mandiri
Individu, keluarga dan masyarakat tahu,
mampu dan mau berperan serta dalam
gerakan pemberdayaan di wilayahnya. •
PRINSIP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Menumbuh kembangkan potensi
masyarakat.
Menumbuhkan dan atau mengembangkan
peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
Mengembangkan semangat kegiatan
kegotong-royongan dalam pembangunan
kesehatan.
LANJUTAN…
Bekerja bersama dengan masyarakat.
Penyerahan pengambilan keputusan
kepada masyarakat.
Menggalang kemitraan dengan LSM dan
organisasi kemasyarakatan yang ada di
masyarakat.
Promosi, pendidikan, dan pelatihan
dengan sebanyak mungkin menggunakan
dan memanfaatkan potensi setempat
CIRI-CIRI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Sebuah kegiatan dapat dikategorikan
sebagai upaya yang berlandaskan pada
pemberdayaan masyarakat apabila dapat
menumbuhkan dan mengembangkan
kemampuan atau kekuatan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri, bukan kegiatan
yang segala sesuatunya diatur dan
disediakan oleh pemerintah maupun pihak
lain.
MODEL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Pemberdayaan pimpinan masyarakat
(Community Leaders), misalnya melalui
sarasehan
Pengembangan upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (Community
Organizations), seperti posyandu dan
polindes
Pemberdayaan pendanaan masyarakat
(Community Fund), misalnya dana sehat
Lanjutan…
Pengembangan teknologi tepat guna
(community technology), misalnya
penyederhanaan deteksi dini kanker
dan ISPA.
Peningkatan manajemen atau proses
pengambilan keputusan (community
decision making) misalnya, pendekatan
edukatif.
Lanjutan…
Pemberdayaan sarana masyarakat
(Community Material), misalnya
membangun sumur atau jamban di
masyarakat
Peningkatan pengetahuan masyarakat
(community knowledge), misalnya lomba
asah terampil dan lomba lukis anak-anak
UPAYA KIA YANG BERSUMBER
DAYA MASYARAKAT

Tabulin
Dasolin
Donor darah berjalan
Ambulance desa
TABUNGAN IBU BERSALIN
(TABULIN)
 Tabulin adalah uang yang dikumpulkan
oleh ibu hamil dan disimpan sendiri di
rumah, di bank, atau dibidan yang akan
membantu persalinannya.
 Selain berbentuk uang, ada juga simpanan
ibu hamil yang bentuknya in-natura,
misalnya kambing, perhiasan dan
sebagainya yang ketika waktunya tiba, siap
untuk dijual dan hasilnya untuk membiayai
persalinan
Tahapan Tabulin
 Ibu yang sudah mengetahui kehamilannya,
diminta untuk memulai menabung untuk
persalinannya.
 Tabulin ini sesungguhnya tabungan
keluarga, bukan hanya ibu yang
bertanggung jawab untuk menyisihkan dana
untuk persalinan. Terutama bagi keluarga
yang berpenghasilan tunggal , hanya suami
yang berpenghasilan. Jadi mintalah pula
kesepakatan dari para suami
Jika ibu hamil mengalami kesulitan untuk
menyampaikan masalah ini kepada
suaminya, maka anggota SIAGA lain perlu
membantu membicarakannya dengan
para suami misalnya dalam pertemuan-
pertemuan desa, pertemuan para bapak,
ataupun pendekatan perorangan yang
lebih akrab
Waktu perkiraan persalinan sudah dapat
diketahui sehingga ibu atau keluarga
mampu memperkirakan kapan dana akan
digunakan.
Jika simpanan tidak berupa uang, ibu dan
keluarga harus bisa memperkirakan kapan
simpanan bisa diuangkan, misalnya
menjual hasil panen, menjual ternak.
Tabulin dalam bentuk uang, dapat
disimpan ke bank, dirumah atau pada
bidan. Tabulin dapat diisi dengan mencicil.
Tabungan yang disimpan pada bidan
dapat dititipkan pada saat pemeriksaan
kehamilan .
Jika menabung di bank, perlu
dipertimbangkan kemungkinan ibu
melahirkan di hari libur, karena bank tutup
di hari libur dan hari besar. Maka
sebaiknya tabungan di bank sudah
dicairkan paling lambat satu minggu
sebelum perkiraan kelahiran.
DANA SOSIAL IBU
BERSALIN (DASOLIN)
Dasolin yakni dana bersama yang
dikumpulkan warga dan dikelola oleh
pengurus berdasarkan kesepakatan
bersama dengan warga. Bahkan bentuk
tabungan juga bisa dilakukan dengan
cara mengumpulkan barang yang bisa
dirupiahkan
Tahapan Dasolin
Buat pertemuan dengan masyarakat untuk
mengidentifikasi potensi-potensi didesa yang
dapat dijadikan dana cadangan masyarakat.
Misalnya hasil bumi, kerajinan atau barang-
barang lain yang bisa dirupiahkan dan dijadikan
dasolin
Dasolin dapat pula berupa uang yang
dikumpulkan langsung dari warganya , jika
mereka memang mampu mengumpulkan uang
untuk ibu hamil secara rutin. Namun jika tidak
mungkin dalam bentuk uang, maka
Jika dasolin dikumpulkan dalam bentuk
barang, maka perlu dibicarakan mengenai
pendataannya, siapa menyumbang apa dan
berapa taksiran harganya. Hal ini perlu
disampaikan kepada warga, agar tercipta
keterbukaan
Warga diminta memilih penanggung jawab
dasolin ini. Sebaiknya penanggung jawab
dasolin tidak dipegang oleh satu orang
tetapi oleh tim kecil yang mampu mengelola
dasolin. Hal ini penting untuk membangun
sistem kontrol dan kepercayaan warga
DONOR DARAH
BERJALAN
Donor darah berjalan adalah anggota
masyarakat yang sudah diperiksa golongan
darah dan kadar hb nya,kemudian
dikelompokkan menurut golongan
darahnya, jika suatu saat diperlukan
masyarakat tersebut siap untuk dibawa
sebagai calon pendonor.
Syarat pendonor :
 Sehat / tidak sedang sakit , tidak sedang
menyusui / menstruasi , usia > 17 tahun ,Hb
normal
Tahapan
Fasilitasi warga untuk menyepakati
pentingnya mengetahui golongan darah
Jika warga belum mengetahui golongan
darahnya, perlu dilakukan pemeriksaan
golongan darah bagi seluruh warga
yang memenuhi syarat untuk menjadi
donor darah
Hubungi pihak puskesmas dan unit
tranfusi darah untuk pemeriksaan darah
Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan
perkiraan waktu lahir
Kumpulkan warga yang mempunyai
golongan darah yang sama dengan ibu hamil
Catat nama dan alamat mereka ataupun cara
menghubungi yang tercepat dari semua
warga yang bergolongan darah yang sama
dengan ibu hamil dan memenuhi syarat
sebagai pendonor
Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar
calon donor darah yang sesuai dengan
golongan darahnya
Buatlah kesepakatan dengan para calon
donor darah untuk selalu siap 24 jam,
sewaktu-waktu ibu hamil memerlukan
transfusi
Buat kesepakatan dengan unit transfusi
darah agar warga yang telah bersedia
menjadi pendonor diprioritaskan untuk
diambil darahnya, terutama pada saat ibu
bersalin membutuhkannya.
AMBULAN DESA
Ambulan desa adalah suatu alat
transportasi yang dapat digunakan untuk
mengantarkan warga yang membutuhkan
pertolongan dan perawatan di tempat
pelayanan kesehatan
Ambulan desa dapat berupa alat-alat
transportasi yang dimiliki warga didesa
tersebut seperti becak, gerobak,
andong,perahu, motor, mobil , dll
Tahapan
Petakan potensi
 Carilah informasi mengenai penduduk desa
yang mempunyai alat transportasi yang
memungkinkan untuk dijadikan ambulan desa
 Selain pemilik kendaraan perlu juga dicari
informasi penduduk yang mampu
mengendarai kendaraan tersebut dan
memiliki SIM untuk mengendarai mobil atau
siapa yang mampu menjalankan dokar /becak
selain pemiliknya
 Catat nama dan alamat mereka
Buat Kesepakatan
 Buatlah jadwal untuk bertemu dengan para
pemilik kendaraan tersebut. Pertemuan dapat
dilakukan secara perorangan atau berkelompok
 Dalam pertemuan, sampaikan konsep desa
siaga dan pentingnya sistem transportasi dalam
menolong ibu yang akan melahirkan
 Dalam pertemuan usahakan sampai terjadi
kesepakatan dengan para pemilik kendaraan
dan para pengemudi, untuk menyediakan
kendaraannnya digunakan untuk membawa ibu
hamil yang akan melahirkan ketempat
pelayanan. Bagi para pengemudi untuk siap 24
jam jika tenaganya diperlukan
Formalkan
 Setelah kesepakatan didapat dari para
pemilik kendaraan dan pengemudi, formalkan
kesepakatan tersebut secara tertulis dalam
pertemuan warga
 Mintalah mereka untuk menandatangani
kesepakatan tersebut .

Anda mungkin juga menyukai