Psikologikal Anak
Berdasarkan Tingkat
Usia
Oleh Kelompok 1
Aurum Hade Selsabila 221211988
Fathur Syukri 221211999
Nazira 221212015
Nadia Rahayu Rahmatullah 221212014
Amelisa Noviani Fitri 221211983
Ester Cania Ilahi 221211998
Anggun Mareza 221211985
Giva Aulia 221212002
I. Hakekat Perkembangan
a. Pengertian Perkambangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan organisme
berkesinambungan dan progresif, dari lahir sampai mati. Hurlock
(1978) menyatakan bahwa perkembangan dapat didefinisikan sebagai
kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren. Monk et.al (1991)
menyatakan bahwa perkembangan menunjukan suatu proses tertentu,
yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat
diulang kembali.
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti
yang dikatakan oleh Van Den Daele ”perkembangan berarti perubahan
secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar
penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau
peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi
dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
1. Perubahan dan Perkembangan 2. Pertumbuhan dan Perkembangan
Perkembangan berarti terjadi proses Istilah pertumbuhan dimaksudkan
kesinambungan, dan proses itu bersifat bagi pertumbuhan dalam ukuran-ukuran
siklikal. Dalam arti, Perkembangan itu badan dan fungsi-fungsi fisik. Kemudian
memunculkan tanda-tanda akan istilah perkembangan dimaksudkan
berkembangnya kemampuan- sebagai perubahan yang mencerminkan
kemampuan dan kemudian menghilang sifat-sifat yang khas mengenai gejala-
dan kemampuan yang hilang itu akan gejala psikologis yang tampak.
muncul kembali pada usia berikutnya.
Perubahan yang terjadi dalam proses
perkembangan manusia itu bertujuan
untuk memungkinkan seseorang
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
B. Fakta-fakta Penting Tentang Perkembangan
● Fakta pertama yang penting tentang perkembangan adalah bahwa dasar-dasar
permulaan adalah sikap kritis. Sikap, kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk
selama tahun-tahun pertama, sangat menentukan seberapa jauh individu-individu
berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan ketika mereka bertambahan tua.
● Fakta kedua yang penting dari perkembangan adalah bahwa kematangan dan belajar
memainkan peranan yang penting dalam perkembangan. Kematangan adalah
terbukanya sifat-sifat bawaan individu.
● Fakta ketiga yang penting tentang perkembangan adalah bahwa perkembangan itu
mengikut pola tertentu dan yang dapat diramalkan. Misalnya, pola-pola teratur dari
perkembangan fisik motor, bicara, dan perkembangan intelektual.
● Fakta keempat yang penting tentang perkembangan adalah bahwa semua individu
berbeda. Seperti yang ditekankan oleh Dobzhansky “setiap orang secara biologis dan
genetis benar-benar berbeda satu dengan lainnya, bahkan dalam kasus bayi kembar”.
● Fakta kelima yang penting tentang perkembangan adalah bahwa setiap tahapan
perkembangan mempunyai pola perilaku yang karakteristik, dll.
c. Prinsip-prinsip Pekembangan
a. Menurut Baltes (1987)
mengartikulasikan lima prinsip yang dapat digunakan untuk mengkaji perkembangan manusia.
Dinyatakan bahwa prinsip-prinsip yang dikembangkan itu membentuk keyakinan yang
menspesifikasi pandangan perkembangan secara koheren. Beberapa prinsip yang dimaksud adalah
sebagai berikut, yaitu:
1. Perkembangan berlangsung sepanjang hayat, prinsip ini memiliki dua aspek, yaitu:
● Potensi perkembangan akan terjadi sepanjang hidup manusia, dan tidak ada asumsi
yang menyatakan bahwa kehidupan seseorang akan mencapai puncak perkembangan
kemudian menurun kembali pada waktu orang itu dewasa atau berusia tua.
● Perkembangan tidak akan terjadi sebelum seseorang lahir, dan perkembangan itu akan
berlangsung selama sepanjang hayat.
2. Perkembangan bersifat multidimensional atau multidireksional.
3. Perubahan mengacu pada perolehan dan kehilangan
4. Perkembangan itu bersifat lentur
5. Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historic
b. Menurut Ruffin (2001)
menyatakan bahwa walaupun terhadap perbedaan secara individual pada kepribadian anak, prinsip-prinsip
dan karakteristik perkembangan itu menunjukan pola-pola yang bersifat universal. Beberapa prinsip yang
dimaksud adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Perkebangan itu berproses dari bagian kepala menuju kaki (cephalocaudle principle)
2. Perkebangan berproses dari tubuh bagian dalam menuju tubuh bagian luar
(proximodistal development).
3. Perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar
4. Perkembangan berproses dari sederhana (konkrit) menuju kepada yang lebih
kompleks.
5. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan.
6. Pertumbuhan dan perkembangan berproses dari kecakapan umum ke kecakapan
spesifik.
7. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual
c. Menurut Hamalik (2004)
berpendapat bahwa ada enam prinsip dasar dalam perkembangan manusia, yaitu :
1. Perkembangan sebagai fungsi interaksi antara organisme dengan lingkungan
2. Perkembangan berlangsung lebih cepat pada tahun-tahun permulaan
3. Kematangan berpengaruh terhadap hasil-hasil latihan
4. Pola-pola tingkang laku berkembang secara berurutan.
5. Laju perkembangan bersifat individual
6. Perkembangan itu merupakan diferensiasi dan integrasi
II. Teori-teori Perkembangan
a. Teori Psikodinamik
Teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh
komponen dasar yang bersifat sosio-efektif, yakni keteganggan yang ada dalam diri seseorang itu
ikut menentukan dinamikanya ditengah lingkungannya. Unsur-unsur yang sangat ditentukan
dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainya. Para teoritis psikodinamika
percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang sangat
dipengaruhi oleh dorongan- dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa sejak lahir serta
pengalaman- pengalaman sosial dan emosional mereka.
e. Teori Kognitif
Secara umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
III. Metode Psikologi Perkembangan
a. Metode Umum
Metode yang lebih umum mengandung dua pengertian, yaitu memberikan lebih banyak data mengenai
keseluruhan perkembangan atau beberapa aspeknya, dan meninjau pengaruh factor endogen (bawaan)
atau eksogen (lingkungan, khususnya kebudayaan) bagi perkembangan seseorang. Yang dimana
metode umum ini terdapat 4 metode, yaitu :
● Metode Kros-seksional, yaitu suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan penelitian
beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relative singkat
● Metode Longitudinal, adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki
anak dalam jangka waktu yang lama
● Metode Sekuensial, Metode sekuensial ini merupakan kombinasi dari metode
kros-seksional/tranversal dan metode longitudinal
● Metode Kros-cultural/ Pendekatan Lintas Budaya, adalah suatu pendekatan dalam penelitian
yang mempertimbangkan factor-faktor lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap
perkembangan anak.
b. Metode yang spesifik
Metode yang spesifik adalah cara-cara khusus yang digunakan untuk mengetahui gejala
perkembangan yang sedang timbul. Di antara metode yang spesifik yang digunakan dalam
psikologi perkembangan adalah :
● Metode Observasi, sutau cara yang digunakan untuk mengamati semua tingkah laku yang
terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan
tertentu. Metode observasi ini dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1) Observasi Alami (Natural Observation)
Observasi alami adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari secara
alamiah/wajar.
2) Observasi Terkontrol (Controlled Observation)
Observasi terkontrol dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah sedemikian
rupa sesuai dengan tujuan peneliti, sehingga bermacam-macam reaksi atau tingkah laku anak
diharapkan akan timbul.
● Metode Eksperimen, metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak
● Metode Klinis, suatu metode penelitian yang khusus ditujukan untuk anak-anak, dengan cara
mengamati, mengajak bercakap-cakap dan tanya jawab
● Metode Test, metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu tertentu
terhadap objeknya, atau bisa dikatakan bahwa test adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasarkan atas bagaimana testee
menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil
kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standart atau testee yang lainnya
● Metode Pengumpulan Data
1) Metode Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab atau daftar isian yang harus diisi berdasarkan
kepada sejumlah subjek
2) Metode Biografis
Secara etimologis metode biografis adalah metode yang menggunakan bahan-bahan yang berwujud
tulisan mengenai kehidupan subjek yang diselidiki
3) Metode Buku Harian
Buku harian ditulis oleh seseorang, biasanya berisikan hal-hal yang bersifat pribadi dan biasanya
yang dianggap rahasia oleh yang bersangkutan. Biasanya, diary dipakai sebagai tempat pencurahan
hal-hal
IV. Perkembangan Masa Prenatal dan Kelahiran
1.Tahap-Tahap Kelahiran
Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini
menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung
kontraksi semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada
akhir tahap kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci
sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran
kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini
berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk
mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi
terjadi hampir setiap menit.
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain
dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.
2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir
a. Jenis kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan, kelahiran
dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.
b.Pengobatan ibu
Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan pada ibu saat melahirkan,
semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir. Bayi yang lahir dari ibu yang
memakan oxytocin cendurung mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan
dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan
diperlukan setelah kelahiran.
c. Lingkungan pra lahir
Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah dianggap sebagai
bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan
bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil
menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.
d. Perawatan pasca lahir
Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan. Menempatkan
bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya dimaksudkan agar ibu segera dapat merespon dan
memenuhi kebutuhan perawatan bagi anaknya. Disamping itu metode lain yang dilakukan adalah dengan
meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa
penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi.
e. Sikap Orang Tua
Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang
ayah sangat dituntut dalam persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat
memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu,
dilihatkan dalam konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan
mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan
lafadz adzan di telinga kanan dan khomat di telinga kiri pada saat ia lahir.
V. Perkembangan Masa Bayi
1. Perkembangan Fisik
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir,
bayi memiliki kepala yang besar dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Tubuhnya bergerak terus menerus ke
kiri dan ke kanan dan seringkali tidak dapat dikendalikan. Mereka juga memiliki refleks yang di dominasi oleh
gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi-bayi dapat duduk, berdiri,
membungkuk, memanjat dan bahkan berjalan. Kemudian, selama tahun kedua, pertumbuhan fisiknya melambat,
tetapi pada kegiatan-kegiatan seperti berlari dan memanjat pertumbuhannya justru berlangsung cepat
Segera setelah bayi menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara menghisap, menelan, dan
mencerna, fisiknya bertumbuh dengan cepat. Selama bulan-bulan pertama kehidupannya, berat badan
bayi bertambah sekitar 5 hingga 6 ons per minggu. Pada usia 4 bulan, berat badan mereka naik dua kali.
Pada tahun kedua kehidupannya, rata-rata pertumbuhan bayi mengalami perlambatan. Pada usia 2
tahun, berat bayi mencapai sekitar 13 hingga 16 kg dengan tinggi sekitar 32 hingga 35 inci.
2. Perkembangan Refleks
Pada masa bayi, terlihat gerakan-gerakan spontan yang disebut “refleks”. Refleks adalah gerakan-gerakan
bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta
memberi bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan pertama
kehidupannya, kebanyakan refleks menghilang atau menyatukan dengan gerakan yang relatif disengaja
atau penuh arti. Ketika menguasai kemampuan ini, maka disebut “skill” atau keterampilan.
a. Refleks Survival
Yaitu refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi, terutama dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya
b. Refleks Primitif
Yaitu refleks yang tidak secara nyata berguna bagi pemenuhan bagi kebutuhan fisik
3. Perkembangan Inteligensi
Sejak tahun pertama kehidupan anak, fungsi inteligensi sudah mulai nampak dalam
tingkah lakunya, misalnya tingkah laku motorik dan berbicara. Perkembangan
kemampuan motorik (berjalan) pada anak yang cerdas dimulai pada usia 12 bulan,
anak yang sedang pada usia 15 bulan, yang moron 22 bulan, dan yang idiot 30 bulan.
Ada lima subperiode sensori-motor yaitu :
a. Modifikasi (pelatihan refleks-refleks), usia 0-1 bulan.
b. Pengembangan skema (reaksi pengulangan pertama = primary circular reaction), usia
1-4 bulan.
c. Reaksi pengulangan kedua (secondly circular reaction), 4-8 bulan.
d. Koordinasi reaksi-reaksi (skema sekunder atau mengembangkan tingkah laku
intensional), 8-12 bulan.
e. Reaksi pengulangan ketiga (ekplorasi), 12-18 bulan
4. Perkembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja,
otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi dari beratus-
ratus otot yang rumit.
Ciri-ciri gerakan motorik :
a. Gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditujukan untuk maksud-maksud tertentu.
b. Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat benda.
c. Gerak serta, gerakan-gerakan yang berlebihan merupakan ciri-ciri dari motorik yang masih
muda.
7. Perkembangan Emosi
a. Usia 0-8 minggu.
Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsif). Emosi anak sangat bertalian dengan perasaan
duniawi (fisik), dengan kualitas perasaan senang (like) dan tidak senang (dislike) jasmaniah. Misalnya
bayi senyum atau tidur pulas kalau merasa kenyang, hangat dan nyaman dan dia menangis kalau
lapar, haus, kedinginan atau sakit.
b. Usia 8 minggu- 1 tahun.
Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang (tersenyum) apabila
melihat mainan yang digantungkan didepan matanya, atau melihat orang yang telah dikenalnya.
Tidak merasa senang (menangis) terhadap benda, situasi atau orang asing (menangis apabila
dipangku oleh orang yang tidak dikenalnya
Pada fase ini, perasaan anak mengalami diferensiasi (penguraian), yaitu dari perasaan senang
jasmaniah menjadi perasaan-perasaan senang, tidak senang, jengkel, terkejut, dan takut.
c. Usia 1,0 tahun- 3,0 tahun
Gejala-gejala perkembangan emosi, pada usia ini, perkembangan emosinya sebagai berikut.
1. Emosinya sudah mulai terarah pada sesuatu (orang, benda atau makhluk lain)
2. Sejajar dengan perkembangan bahasa yang sudah dimulai pada usia 2 tahun maka anak dapat
menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa.
3. Sifat-sifat perasaan anak pada fase ini :
● Labil, artinya mudah kembali berubah (sebentar menangis, kemudian tertawa)
● Mudah “tersulut” (dipengaruhi) tetapi tidak bertahan lama dan sifatnya dangkal.
Pada usia ini perkembangan rasa sosial lebih jelas lagi karena dapat dinyatakan dengan bahasa,
seperti mengajak, menyatakan simpati atau antipasti, rasa tidak setuju, menolak atau menentang
dan sebagainya. Karena emosi anak kemungkinan dapat dipengaruhi maka anak dapat “turut”
menyayangi, mengasihi ataupun membenci sesuatu. Hal ini merupakan benih untuk timbulnya
rasa sayang, benci atau simpati terhadap sesuatu (seseorang).
8. Perkembangan Bahasa
Menurut William Stern dan Clara Stern tahapan-tahapan dalam perkembangan bahasa adalah
sebagai berikut :
a. Masa permulaan, stadium purwoko (6-12 bulan)
Masa ini disebut masa meraban, yaitu masa mengeluarkan barmacam-macam suara yang
tidak berarti. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku kata seperti ba-ba-ba, pa-
pa-pa, ma-ma-ma.
b. Masa pertama, stadium kalimat satu kata (12-16 bulan)
Pada masa ini anak sudah dapat mengucapkan kata misalnya mama, papa, mamam. Sepatah
kata ini sudah merupakan kalimat, tetapi kalimat tidak lengkap. Kata-kata yang diucapkan itu
meskipun tidak langsung, tetapi mempunyai maksud tertentu.
c. Masa kedua, stadium nama (16-24 bulan)
Pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa setiap orang atau benda
mempunyai nama, sehingga disebut stadium nama. Disamping nama orang dan benda, juga
nama-nama perbuatan yang disaksikan atau sifat-sifat sesuatu ditanyakan juga kepada
namanya. Oleh kaarena itu, masa ini juga disebut “masa haus nama”. Pada masa ini, anak
sering berbicara sendiri (monolog), baik dengan diri sendiri, maupun dengan benda-benda
mainannya
9. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan
kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Masa bayi
adalah masa ketika anak-anak mulai belajar berjalan, berpikir, berbicara, dan merasakan sesuatu.
Sebab sejak lahir, pengalaman bayi semakin bertambah dan ia berpartisipasi aktif dalam
perkembangan psikososialnya sendiri, mengamati dan berinteraksi dengan orang-orang di
sekitarnya, Perkembangan psikososial terbagi menjadi tiga yaitu :
a. Perkembangan Emosi
Emosi adalah sebuah istilah yang sudah popular, namun maknanya secara tepat masih
membingungkan, baik dikalangan ahli psikologi maupun ahli filsafat.
Beberapa ahli mencoba memahami kondisi emosi bayi melalui ekpresi tubuh dan wajah, namun
para ahli psikologi lain mempertanyakan seberapa penting kedua ekpresi tubuh dan wajah itu dapat
menentukan apakah seorang bayi berada dalam suatu kondisi emosional tertentu.
b. Perkembangan Temperamen
Temperamen adalah perbedaan kualitas dan intensitas respons emosional serta pengaturan diri
yang memunculkan perilaku individu yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil dan menetap dari
waktu ke waktu dan pada semua situasi, yang dipengaruhi oleh interaksi antara pembawaan,
kematangan, dan pengalaman.
c. Perkembangan Attachment
Bayi yang baru lahir telah memiliki perasaan sosial, yakni kecenderungan alami untuk berinteraksi
dan melakukan penyesuaian terhadap orang lain.
1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni
kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang
pesat.
a. Tinggi dan berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara
2,5 hingga 3,5 Kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar
16,5 Kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 Kg (Mussen, Conger &
kagan, 1969)
b. Perkembangan otak
Meskipun otak terus bertumbuh pada masa awal anak- anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat
pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang
dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya telah mencapai sekitar 90% otak orang dewasa
(Yeterian & Pandya, 1988).
c. Perkembangan Motorik
Beberapa permainan dan alat bermain yang sederhana seperti kertas koran, kubus-kubus, bola, balok titian, tongkat
dapat digunakan untuk membantu memperkembangakan aspek motorik ini. Beberapa keterampilan motorik yang
perlu dilatih dalam hal keluwesan, kecepatan dan ketepatannya antara lain ialah: keterampilan koordinasi anggota
gerak seperti tubuh untuk berjalan, berlari, melompat, keterampilan tangan, jari-jemari dalam hal makan, mandi,
berpakaian, melempar, menangkap, merangkai dan lain-lain, keterampilan kaki misalnya meniti, berjingkat,
menari, menendang dan lain-lain.
2. Perkembangan Kognitif
a. Perkembangan kognitif menurut teori Piaget
Secara garis besar, piaget mengelompokan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap:
tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap opera konkret, dan tahap operasi formal. Tahap sensorimotor lebih
ditandai dengan pemikiran anak berdasarkan tindakan indrawinya.Tahap praoperasi diwarnai dengan mulai
digunakannya simbol-simbol untuk menghadirkan suatu benda atau pemikiran, khususnya penggunaan bahasa.
Tahap operasi konkret di tandai dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Tahap operasi formal dicirikan dengan
pemikiran abstrak, hipotesis, deduktif, serta induktif.
b. Persepsi visual
Kematangan penglihatan juga meningkat pada usia prasekolah dan otot-otot mata sudah berkembang di akhir usia
prasekolah. Hal ini memungkinkan anak menggerakan matanya untuk melihat sederetan huruf-huruf, memusatkan
penglihatan dan mempertahankan perhatiannya untuk jangka waktu cukup lama
c. Perkembangan Memori
• 1. Memori jangka pendek
• Dalam memori jangka pendek, individu menyimpan informasi selama 15 hingga 30 detik, dengan asumsi tidak
ada latihan atau pengulangan. Memori jangka pendek ini sering di ukur dalam rentang memori, yaitu jumlah
item yang dapat diulang kembli dengan tepat sesudah satu penyajian tunggal. Materi yang dipakai merupakan
rangkaian urutan yang tidak berhubungan satu sama lain berupa angaka, huruf, atau symbol
• 2. Memori jangka panjang
• Dalam studi yang dilakukan oleh Brown dan Scout, terlihat bahwa anak usia 4 tahun mencapai ketepatan 75%
dari waktunya dalam merekognisi gambar-gambar yang telah diperlihatkan satu minggu sebelumnya
d. Perkembangan Atensi
Atensi pada anak telah berkembang pada masa bayi. Aspek-aspek atensi yang berkembang selama masa bayi ini
memiliki arti yang sangat penting selama tahun-tahun pra sekolah. Penelitian telah menunjukan bahwa hilangnya
atensi ( habituation) dan pulihnya atensi ( dishabituation) bila diukur pada 6 bulan pertama masa bayi, berkaitan
dengan tingginya kecerdasan pada tahun-tahun pra sekolah
e. Perkembangan Metakognitif
mereka berusaha mengetahui tentang pengetahuannya sendiri, tentang bagaimana belajar, dan mengingat situasi-situasi
yang dialami setiap hari, dan bagaimana seseorang dapat meningkatkan penilaian kognitif mereka, para ahli psikologi
menyebut tipe pengetahuan ini dengan metakognitif, yaitu pengetahuan tentang kognisi, Hala Chandler dan Fritz
(1991) misalnya, menemukan bahwa anka-anak yang masih kecil usia 2 atau 2,5 tahun telah mengerti bahwa untuk
menyembunyikan sebuah objek dari orang lain merea harus menggunakan taktik penipuan, seperti berbohong atau
menghilangkan jejak mereka sendiri.
f. Perkembangan bahasa
Anak menguncapkan kalimat yang makin panjang dan makin bagus, menunjukan panjang pengucapan rata-rata anak
telah mulai menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk. Sesekali ia menggunakan kata perangkai akhirnya
timbul anak kalimat. Schaerlaekens (1977), membedakan perkembangan bahasa pada masa awal anak-anak ini atas
tiga, yaitu priode pra-lingual (kalimat satu kata), periode lingual- awal ( kalimat dua kata) dari 1 hingga 2,5 tahun, dan
periode differensiasi ( kalimat tiga kata dengan bertambahnya diferensiasi pada kelompok kata dan kecapan verbal).
( Desmita, 2012: 134-139)
3. Perkembangan Psikososial
a. Hubungan dengan orang tua
Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua.
Studi klasik tentang hubungan orang tua dan anak yang dilakukan oleh Diana Baumrind, 1972 ( dalam Lerner &
Hultsch, 1983) merekomendasikan tiga tipe pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam
tingkah laku sosial anak, yaitu otoritatif, otoriter dan permisif.
b. Hubungan dengan teman sebaya
Salah satu fungsi terpenting teman sebaya adalah sebagai sumber informasi dan bahan pembanding di luar
lingkungan keluarga.Melalui teman anak memperoleh umpan balik tentang kemampuan yang dimilikinya
c. Bermain
Bermain merupakan hal yang essensial bagi kesehatan anak. Adapun manfaat bermain adalah :
1. Meningkatkan kerjasama, tanggung jawab.
2. Menghilangkan ketegangan
3. Meningkatkan perkembangan kognitif
4. Meningkatkan eksplorasi
5. Memperluas kesempatan bagi anak untuk mengobrol dan berinteraksi dengan teman sebaya.
d. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah berkaitan dengan aturan atau konvensi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia dalam interaksinya dengan orang lain, Perkembangan moral pada anak dapat berlangsung melalui beberapa
cara yaitu, Pendidikan langsung, baik oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Identifikasi, dengan cara
meniru tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya. Proses coba-coba (trial dan error), yaitu
mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba
B. Perkembangan Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak
Periode ini mulai sejak anak-anak berusia 6 tahun sampai dengan seksualnya matang, Kematangan seksual ini
sangat bervariasi baik antar jenis kelamin maupun antar budaya yang berbeda.Masa ini disebut juga masa anak sekolah.
Anak-anak sudah lebih mandiri. Pada masa inilah anak paling peka dan paling siap untuk belajar. Mereka haus akan
pengetahuan dan ingin selalu mengetahui dan memahami.
Pertumbuhan fisik anak tetap berlangsung, anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, dan lebih banyak belajar
berbagai keterampilan.
Proses kognitif mereka sudah lebih logis dan tidak egosentris lagi. Anak sudah lebih mampu berfikir, belajar,
mengingat, dan berkomunikasi. Mereka juga sudah dapat memperhitungkan berbagai aspek yang ada sebelum
mengambil suatu kesimpulan.Salah satu kemampuan kognitif yang berkembang pada saat ini adalah kemampuan
melakukan konservasi (konsep bolak-balik ; mampu memahami sesuatu ; misalnya air, banyak air akan tetap sama,
walaupun tempatnya berbeda-beda). Anak juga sudah memperlihatkan kemajuan dalam konsep waktu, dan jarak,
walaupun pemahaman mereka mengenai angka masih terbatas.
Pada masa ini kosa kata anak sangat meningkat dan mereka dapat menguasai tata bahasa. Mereka juga sudah dapat
belajar menguasai lebih dari satu bahasa (multilingualisme). Secara formal mereka sudah dapat diajarkan membaca dan
menulis.
Perkembangan sosial anak mulai meningkat yang ditandai dengan adanya pengetahuan dan pemahaman mereka
mengenai kebutuhan ketentuan maupun peraturan-peraturan. Selain itu hubungan-hubungan antara anak dengan
keluarga, teman sebaya dan sekolah sangat mewarnai perkembangan sosialnya.
VII. Perkembangan Masa Remaja
A. Identifikasi perkembangan remaja
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir
masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi
wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Menururt Hurlock (1964) Remaja awal (12/13 th – 17/18 th), remaja akhir (17/18 th – 21/22 th). WHO menyatakan
walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga
berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan
remaja akhir 15 – 20 tahun.
1. Remaja Awal
a. Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi
Pada masa ini, remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini
sering disebut strom and stress. Remaja sesekali sangat bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan
yang meledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa percaya diri berganti rasa ragu-ragu yang berlebihan, termasuk
ketidaktentuan dalam menentukan cita-cita dan menentukan hal-hal yang lain.
b. Status remaja awal yang membingungkan
Status mereka tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan. Perlakuan orang tua terhadap mereka sering
berganti-ganti. Orang tua ragu memberikan tanggungjawab dengan alasn mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat
mereka bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat teguran sebagai “orang dewasa”. Karena itu, mereka bingung
akan status mereka.
c. Banyak masalah yang dihadapi remaja
Remaja awal sebagai individu yang banyak mengalami masalah dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan mereka
lebih mengutamakan emosionalitas sehingga kurang mampu menerima pendapat orang lain yang bertentangan dengan
pendapatnya. Faktor ini disebabkan karena mereka menganggap bahwa dirinya lebih mampu daripada orang tua.
2. Remaja Akhir
Pada masa ini terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagngan psikis. Stabilitas mulai timbul
dan meningkat dalam aspek psikis. Demikian pula stabil dalam minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian,
pergaulan dengan sesame ataupun lain jenis. Mereka mulai menunjukkan kemantapan serta tidak mudah berubah
pendirian.
a. Citra diri dan sikap pandang yang lebih realistis
Disini remaja mulai menilai dirinya sebagaimana adanya (apa adanya), menghargai miliknya, keluarganya dan orang
lain seperti keadaan sesungguhnya.
b. Mampu menghadapi masalahnya secara lebih matang,
Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan piker remaja akhir yang telah lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap
pandangan yang lebih realistis.
c.Perasaan menjadi lebih tenang
Mereka tidak lagi menampakkan gejala-gejala strom and stresssehingga muncullah suatu ketenangan dalam diri
mereka.
d. Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
sebelum masa remaja ini disebut sebagai Periode Pubertas (ambang pintu masa remaja).
Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual
sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan
sekunder.
Ciri-ciri seks primer
memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube
fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi
perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi
sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk
pertama kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder
meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara.
Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar
endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.