Anda di halaman 1dari 57

Konsep Perkembangan

Psikologikal Anak
Berdasarkan Tingkat
Usia
Oleh Kelompok 1
Aurum Hade Selsabila 221211988
Fathur Syukri 221211999
Nazira 221212015
Nadia Rahayu Rahmatullah 221212014
Amelisa Noviani Fitri 221211983
Ester Cania Ilahi 221211998
Anggun Mareza 221211985
Giva Aulia 221212002
I. Hakekat Perkembangan

a. Pengertian Perkambangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan organisme
berkesinambungan dan progresif, dari lahir sampai mati. Hurlock
(1978) menyatakan bahwa perkembangan dapat didefinisikan sebagai
kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren. Monk et.al (1991)
menyatakan bahwa perkembangan menunjukan suatu proses tertentu,
yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat
diulang kembali.
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti
yang dikatakan oleh Van Den Daele ”perkembangan berarti perubahan
secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar
penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau
peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi
dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
1. Perubahan dan Perkembangan 2. Pertumbuhan dan Perkembangan
Perkembangan berarti terjadi proses Istilah pertumbuhan dimaksudkan
kesinambungan, dan proses itu bersifat bagi pertumbuhan dalam ukuran-ukuran
siklikal. Dalam arti, Perkembangan itu badan dan fungsi-fungsi fisik. Kemudian
memunculkan tanda-tanda akan istilah perkembangan dimaksudkan
berkembangnya kemampuan- sebagai perubahan yang mencerminkan
kemampuan dan kemudian menghilang sifat-sifat yang khas mengenai gejala-
dan kemampuan yang hilang itu akan gejala psikologis yang tampak.
muncul kembali pada usia berikutnya.
Perubahan yang terjadi dalam proses
perkembangan manusia itu bertujuan
untuk memungkinkan seseorang
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
B. Fakta-fakta Penting Tentang Perkembangan
● Fakta pertama yang penting tentang perkembangan adalah bahwa dasar-dasar
permulaan adalah sikap kritis. Sikap, kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk
selama tahun-tahun pertama, sangat menentukan seberapa jauh individu-individu
berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan ketika mereka bertambahan tua.
● Fakta kedua yang penting dari perkembangan adalah bahwa kematangan dan belajar
memainkan peranan yang penting dalam perkembangan. Kematangan adalah
terbukanya sifat-sifat bawaan individu.
● Fakta ketiga yang penting tentang perkembangan adalah bahwa perkembangan itu
mengikut pola tertentu dan yang dapat diramalkan. Misalnya, pola-pola teratur dari
perkembangan fisik motor, bicara, dan perkembangan intelektual.
● Fakta keempat yang penting tentang perkembangan adalah bahwa semua individu
berbeda. Seperti yang ditekankan oleh Dobzhansky “setiap orang secara biologis dan
genetis benar-benar berbeda satu dengan lainnya, bahkan dalam kasus bayi kembar”.
● Fakta kelima yang penting tentang perkembangan adalah bahwa setiap tahapan
perkembangan mempunyai pola perilaku yang karakteristik, dll.
c. Prinsip-prinsip Pekembangan
a. Menurut Baltes (1987)
mengartikulasikan lima prinsip yang dapat digunakan untuk mengkaji perkembangan manusia.
Dinyatakan bahwa prinsip-prinsip yang dikembangkan itu membentuk keyakinan yang
menspesifikasi pandangan perkembangan secara koheren. Beberapa prinsip yang dimaksud adalah
sebagai berikut, yaitu:
1. Perkembangan berlangsung sepanjang hayat, prinsip ini memiliki dua aspek, yaitu:
● Potensi perkembangan akan terjadi sepanjang hidup manusia, dan tidak ada asumsi
yang menyatakan bahwa kehidupan seseorang akan mencapai puncak perkembangan
kemudian menurun kembali pada waktu orang itu dewasa atau berusia tua.
● Perkembangan tidak akan terjadi sebelum seseorang lahir, dan perkembangan itu akan
berlangsung selama sepanjang hayat.
2. Perkembangan bersifat multidimensional atau multidireksional.
3. Perubahan mengacu pada perolehan dan kehilangan
4. Perkembangan itu bersifat lentur
5. Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historic
b. Menurut Ruffin (2001)
menyatakan bahwa walaupun terhadap perbedaan secara individual pada kepribadian anak, prinsip-prinsip
dan karakteristik perkembangan itu menunjukan pola-pola yang bersifat universal. Beberapa prinsip yang
dimaksud adalah sebagai berikut, yaitu:

1. Perkebangan itu berproses dari bagian kepala menuju kaki (cephalocaudle principle)
2. Perkebangan berproses dari tubuh bagian dalam menuju tubuh bagian luar
(proximodistal development).
3. Perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar
4. Perkembangan berproses dari sederhana (konkrit) menuju kepada yang lebih
kompleks.
5. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan.
6. Pertumbuhan dan perkembangan berproses dari kecakapan umum ke kecakapan
spesifik.
7. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual
c. Menurut Hamalik (2004)
berpendapat bahwa ada enam prinsip dasar dalam perkembangan manusia, yaitu :
1. Perkembangan sebagai fungsi interaksi antara organisme dengan lingkungan
2. Perkembangan berlangsung lebih cepat pada tahun-tahun permulaan
3. Kematangan berpengaruh terhadap hasil-hasil latihan
4. Pola-pola tingkang laku berkembang secara berurutan.
5. Laju perkembangan bersifat individual
6. Perkembangan itu merupakan diferensiasi dan integrasi
II. Teori-teori Perkembangan

a. Teori Psikodinamik
Teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh
komponen dasar yang bersifat sosio-efektif, yakni keteganggan yang ada dalam diri seseorang itu
ikut menentukan dinamikanya ditengah lingkungannya. Unsur-unsur yang sangat ditentukan
dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainya. Para teoritis psikodinamika
percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang sangat
dipengaruhi oleh dorongan- dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa sejak lahir serta
pengalaman- pengalaman sosial dan emosional mereka.

b. Teori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika


Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada akhir tahun ke lima, dan perkembangan selanjutnya
sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu. Selanjutnya Freud menyatakan bahwa
perkembangan kepribadian berlangsung melalui 5 fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah
erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitif terhadap rangsangan
Kelima fase perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut:
● Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan
● Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun
● Fase falis (phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun
● Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas
● Fase genital (genital stage): terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya

Berikut adalah beberapa tahap krisis perkembangan menurut Erik Erikson:


● Kepercayaan vs ketidakpercayaan (trust versus mistrust) sejak lahir hingga usia 12-18 bulan
● Autonomi vs rasa malu dan ragu (autonomy versus shame and doubt) usia 12-18 bulan
hingga 3 tahun
● Inisiatif vs rasa bersalah (initiative versus guilt) usia 3-6 tahun
● Indistri vs inferioritas (industry versus inferiority) usia 6 tahun-pubertas
● Identitas vs kekacauan identitas (identity versus identity confusion) pubertas-dewasa awal
● Imitasi vs isolasi (intimacy versus isolation) dewasa awal
● Produktivitas vs stagnasi (generality versus stagnation) dewasa tengah
● Integritas evo vs putus asa (integrity versus despair) dewasa akhir
c. Teori Continuity dan Discontinuity
perkembangan itu sebaiknya dipandang sebagai proses yang berkesinambungan (continous
process), Dalam arti, perkembangan dipandang sebagai akumulasi perilaku yang selalu meningkat.
Dalam teori ini proses perkembangan itu bersifat lembut dan teratur, dan setiap perkembangan
selalu berkaitan dengan kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Dalam teori diskontinuiti, perubahan itu tidak bersifat berkesinambungan. Teori ini menyatakan
bahwa kadang-kadang perilaku berubah secara kualitatif, dan organisasi perilaku baru dapat
muncul dalam bentuk yang bersifat beragam.

d. Teori Kematangan dan Perubahan


Menurut teori kematangan, manusia menunjukkan stabilitas pada aspek-aspek perkembangannya. Sedangkan inti
dari teori perubahan adalah emosi manusia dapat diubah oleh lingkungan.

e. Teori Kognitif
Secara umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
III. Metode Psikologi Perkembangan
a. Metode Umum
Metode yang lebih umum mengandung dua pengertian, yaitu memberikan lebih banyak data mengenai
keseluruhan perkembangan atau beberapa aspeknya, dan meninjau pengaruh factor endogen (bawaan)
atau eksogen (lingkungan, khususnya kebudayaan) bagi perkembangan seseorang. Yang dimana
metode umum ini terdapat 4 metode, yaitu :
● Metode Kros-seksional, yaitu suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan penelitian
beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relative singkat
● Metode Longitudinal, adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki
anak dalam jangka waktu yang lama
● Metode Sekuensial, Metode sekuensial ini merupakan kombinasi dari metode
kros-seksional/tranversal dan metode longitudinal
● Metode Kros-cultural/ Pendekatan Lintas Budaya, adalah suatu pendekatan dalam penelitian
yang mempertimbangkan factor-faktor lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap
perkembangan anak.
b. Metode yang spesifik
Metode yang spesifik adalah cara-cara khusus yang digunakan untuk mengetahui gejala
perkembangan yang sedang timbul. Di antara metode yang spesifik yang digunakan dalam
psikologi perkembangan adalah :
● Metode Observasi, sutau cara yang digunakan untuk mengamati semua tingkah laku yang
terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan
tertentu. Metode observasi ini dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1) Observasi Alami (Natural Observation)
Observasi alami adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari secara
alamiah/wajar.
2) Observasi Terkontrol (Controlled Observation)
Observasi terkontrol dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah sedemikian
rupa sesuai dengan tujuan peneliti, sehingga bermacam-macam reaksi atau tingkah laku anak
diharapkan akan timbul.
● Metode Eksperimen, metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak
● Metode Klinis, suatu metode penelitian yang khusus ditujukan untuk anak-anak, dengan cara
mengamati, mengajak bercakap-cakap dan tanya jawab
● Metode Test, metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu tertentu
terhadap objeknya, atau bisa dikatakan bahwa test adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasarkan atas bagaimana testee
menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil
kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standart atau testee yang lainnya
● Metode Pengumpulan Data
1) Metode Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab atau daftar isian yang harus diisi berdasarkan
kepada sejumlah subjek
2) Metode Biografis
Secara etimologis metode biografis adalah metode yang menggunakan bahan-bahan yang berwujud
tulisan mengenai kehidupan subjek yang diselidiki
3) Metode Buku Harian
Buku harian ditulis oleh seseorang, biasanya berisikan hal-hal yang bersifat pribadi dan biasanya
yang dianggap rahasia oleh yang bersangkutan. Biasanya, diary dipakai sebagai tempat pencurahan
hal-hal
IV. Perkembangan Masa Prenatal dan Kelahiran

1. Tahap-Tahap Perkembangan Masa Prenatal


a) Tahap Germinal (Germinal Stage) (0-12 Bulan)
Tahap germinal yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah,
adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2
minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma
laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang di namakan dengan pembuahan
(fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan
menghasilkan satu bentuk sel baru, yang di sebut zigot. Zigot ini kemudian membelah
menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, ysng di sebut blastokis. Setelah
sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya semakin
banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih besar
dari zigot yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan
berproses di sepanjang tubafalopi.
b) Tahap Embrio (Embriyonic Stage) (13-24 Bulan)
Tahap yang kedua dari periode prenatal disebut tahap embrio, yang dalam psikologi
islam di sebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap
embrio ini di mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang di tandai
dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem
fisiologis. Tetapi, karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagaian
tubuh embrio itu belum sepenuhnya terbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian,
ia sudah terlihat jelas dan dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.
Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal
dan proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian
kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain,
kepala, pembuluh darah, dan jantung serta organ-organ tubuh yang paling penting lebih
dahulu berkembang dari pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan
pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang di mulai dari
bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-
bagian yang jauh dari pusat badan.
c) Tahap Janin (Fetus Stage) (25 – 37 Bulan)
Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut dengan periode fetus atau periode janin,
yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah. Periode ini di mulai dari usi 9 minggu sampai
lahir.
Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio
memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih
proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil.
Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira
3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan
kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.
Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu ketika
janin mulai terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan
peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga di tentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti
masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakteristik, dan bakat), kekayaan,
batas usia, dan lain-lain.
Dengan ditiupkan ruh oleh Allah SWT ke dalam janin tersebut, maka pada bulan keempat dan kelima
ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang.
Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin sudah
mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5 – 2,5 kg.
2. Karakteristik Masa Prenatal
● Pada saat ini sifat-sifat bawaan, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan
selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.
● Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan
sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai
mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
● Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan
kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan
pembuahan.
● Perkembangan dan pertumbuhan yang oral lebih banyak terjadi selama periode prenatal
dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
● Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun
psikologis.
● Periode prenatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk
sikap-sikap yang baru diciptakan.
3. Arti Penting Periode Prenatal bagi Perkembangan
a) Penentuan Sifat Bawaan
Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu
pertama, faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kedua, bahwa
sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan
b) Penentuan Jenis Kelamin
Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama hidupnya,
yaitu pertama, mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang dipandang
sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Kedua, pengalaman belajar dengan jenis kelamin
ditentukan olah jenis kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan anggota-anggota keluarga
penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin mereka.
c) Penentuan Jumlah Anak
Dalam peristiwa kelahiran ada yang hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi
kelahiran kembar
d) Penentuan Urutan Anak
Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya mempunyai pengaruh mendasar terhadap
perkembangan selanjutnya.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal
a. Kesehatan Ibu
Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi
penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit
kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian pula, bila
terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan di sertai dengan gangguan kesehatan pada ibu,
seperti influenza, gondok atau cacar, dapat merusak perkembangan janin
b. Gizi Ibu
Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang di
peroleh melalui darah ibunya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus
mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi.
Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
c. Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran
darah ibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia
tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik meupun pada sistem kimiawi dalam
tubuh janin, yang dinamakan metabolisme
d. Takhayul dan kenyataan di Indonesia
Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap keadaan
bayi yang akan di lahirkan. Misalnya bila ayah atau ibu atau keduanya benci sama seseorang, maka
anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah atau ibu membunuh seekor hewan,
misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil, anaknya akan mempunyai gambar mirip ular pada
kulitnya. Hal-hal ini semua belum merupakam hasil pembuktian ilmiah, dari itu masih termasuk
lingkup takhayul
e. Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu
Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain
yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan
sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan
akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan darah
f. Sinar-X (X-ray) dan Kehamilan
Sel-sel yang membelah cepat adalah paling sensitif terhadap paparan sinar-X. Bayi dalam perut ibu
sensitif terhadap sinar-x karena sel-selnya masih dalam taraf pembelahan dengan cepat, dan
berkembang menjadi jaringan dan organ yang berbeda-beda. Pada dosis tertentu, paparan sinar-x
pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada janin yang dikandungnya,
termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia dewasa
B. Perkembangan Masa Kelahiran

1.Tahap-Tahap Kelahiran
Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini
menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung
kontraksi semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada
akhir tahap kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci
sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran
kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini
berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk
mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi
terjadi hampir setiap menit.
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain
dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.
2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir
a. Jenis kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan, kelahiran
dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.
b.Pengobatan ibu
Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan pada ibu saat melahirkan,
semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir. Bayi yang lahir dari ibu yang
memakan oxytocin cendurung mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan
dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan
diperlukan setelah kelahiran.
c. Lingkungan pra lahir
Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah dianggap sebagai
bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan
bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil
menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.
d. Perawatan pasca lahir
Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan. Menempatkan
bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya dimaksudkan agar ibu segera dapat merespon dan
memenuhi kebutuhan perawatan bagi anaknya. Disamping itu metode lain yang dilakukan adalah dengan
meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa
penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi.
e. Sikap Orang Tua
Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang
ayah sangat dituntut dalam persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat
memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu,
dilihatkan dalam konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan
mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan
lafadz adzan di telinga kanan dan khomat di telinga kiri pada saat ia lahir.
V. Perkembangan Masa Bayi
1. Perkembangan Fisik
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir,
bayi memiliki kepala yang besar dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Tubuhnya bergerak terus menerus ke
kiri dan ke kanan dan seringkali tidak dapat dikendalikan. Mereka juga memiliki refleks yang di dominasi oleh
gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi-bayi dapat duduk, berdiri,
membungkuk, memanjat dan bahkan berjalan. Kemudian, selama tahun kedua, pertumbuhan fisiknya melambat,
tetapi pada kegiatan-kegiatan seperti berlari dan memanjat pertumbuhannya justru berlangsung cepat
Segera setelah bayi menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara menghisap, menelan, dan
mencerna, fisiknya bertumbuh dengan cepat. Selama bulan-bulan pertama kehidupannya, berat badan
bayi bertambah sekitar 5 hingga 6 ons per minggu. Pada usia 4 bulan, berat badan mereka naik dua kali.
Pada tahun kedua kehidupannya, rata-rata pertumbuhan bayi mengalami perlambatan. Pada usia 2
tahun, berat bayi mencapai sekitar 13 hingga 16 kg dengan tinggi sekitar 32 hingga 35 inci.

2. Perkembangan Refleks
Pada masa bayi, terlihat gerakan-gerakan spontan yang disebut “refleks”. Refleks adalah gerakan-gerakan
bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta
memberi bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan pertama
kehidupannya, kebanyakan refleks menghilang atau menyatukan dengan gerakan yang relatif disengaja
atau penuh arti. Ketika menguasai kemampuan ini, maka disebut “skill” atau keterampilan.
a. Refleks Survival
Yaitu refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi, terutama dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya
b. Refleks Primitif
Yaitu refleks yang tidak secara nyata berguna bagi pemenuhan bagi kebutuhan fisik
3. Perkembangan Inteligensi
Sejak tahun pertama kehidupan anak, fungsi inteligensi sudah mulai nampak dalam
tingkah lakunya, misalnya tingkah laku motorik dan berbicara. Perkembangan
kemampuan motorik (berjalan) pada anak yang cerdas dimulai pada usia 12 bulan,
anak yang sedang pada usia 15 bulan, yang moron 22 bulan, dan yang idiot 30 bulan.
Ada lima subperiode sensori-motor yaitu :
a. Modifikasi (pelatihan refleks-refleks), usia 0-1 bulan.
b. Pengembangan skema (reaksi pengulangan pertama = primary circular reaction), usia
1-4 bulan.
c. Reaksi pengulangan kedua (secondly circular reaction), 4-8 bulan.
d. Koordinasi reaksi-reaksi (skema sekunder atau mengembangkan tingkah laku
intensional), 8-12 bulan.
e. Reaksi pengulangan ketiga (ekplorasi), 12-18 bulan
4. Perkembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja,
otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi dari beratus-
ratus otot yang rumit.
Ciri-ciri gerakan motorik :
a. Gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditujukan untuk maksud-maksud tertentu.
b. Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat benda.
c. Gerak serta, gerakan-gerakan yang berlebihan merupakan ciri-ciri dari motorik yang masih
muda.

Keterampilan motorik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :


a. Keterampilan Motorik Kasar
Keterampilan motorik kasar (gross motor skill), meliputi keterampilan otot-otot besar lengan, kaki,
dan batang tubuh seperti beerjalan dan melompat.
b. Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh, seperti menyentuh
dan memegang
5. Perkembangan Sensor
Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang dirancang sedemikian rupa untuk
mengumpulkan informasi. Alat-alat yang berfungsi untuk menangkap informasi inilah yang disebut
dengan indra (sense) atau sitem sensorik. Jadi semua informasi yang datang kepada bayi adalah
melalui indra. Dengan demikian indra berfungsi mendeteksi, mentrasduksi dan meneruskan semua
informasi yang datang padanya
Pada umumnya perkembangan penglihatan itu berlangsung sebagai berikut :
a. Usia 5 hari : bayi mampu mengikuti gerak seberkas cahaya.
b. Usia 3 minggu : mampu mengikuti sejenak gerak suatu benda.
c. Usia 5 minggu : mampu mengikuti benda yang bergerak secara horizontal.
d. Usia 9 minggu : mampu mengikuti benda yang bergerak secara vertikal.
e. Usia 2 tahun : anak mampu menggunakan matanya sama terampilnya dengan kemampuan
orang dewasa. Dengan sendirinya anak baru mampu melihat dengan “sudut pandangan sendiri”
dan dengan pengertian yang masih sederhana
6. Perkembangan Otak
Pada waktu bayi masih berada dalam kandungan ibunya, badannya telah membentuk sekitar 1,5
miliyar sel-sel saraf per menit. Jadi, pada saat dilahirkan, bayi kemungkinan telah memiliki semua sel-
sel otak yang dimiliki sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sel-sel otak tersebut belum matang dan
jaringan urat syaraf masih lemah. Oleh sebab itu, segera setelah lahir hingga usia 2 tahun, sel-sel otak
yang belum matang dan jaringan urat syaraf yang masih lemah itu terus bertumbuh dengan cepat
dan drastis mencapai kematangan, seiring dengan pertumbuhan fisiknya.

7. Perkembangan Emosi
a. Usia 0-8 minggu.
Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsif). Emosi anak sangat bertalian dengan perasaan
duniawi (fisik), dengan kualitas perasaan senang (like) dan tidak senang (dislike) jasmaniah. Misalnya
bayi senyum atau tidur pulas kalau merasa kenyang, hangat dan nyaman dan dia menangis kalau
lapar, haus, kedinginan atau sakit.
b. Usia 8 minggu- 1 tahun.
Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang (tersenyum) apabila
melihat mainan yang digantungkan didepan matanya, atau melihat orang yang telah dikenalnya.
Tidak merasa senang (menangis) terhadap benda, situasi atau orang asing (menangis apabila
dipangku oleh orang yang tidak dikenalnya
Pada fase ini, perasaan anak mengalami diferensiasi (penguraian), yaitu dari perasaan senang
jasmaniah menjadi perasaan-perasaan senang, tidak senang, jengkel, terkejut, dan takut.
c. Usia 1,0 tahun- 3,0 tahun
Gejala-gejala perkembangan emosi, pada usia ini, perkembangan emosinya sebagai berikut.
1. Emosinya sudah mulai terarah pada sesuatu (orang, benda atau makhluk lain)
2. Sejajar dengan perkembangan bahasa yang sudah dimulai pada usia 2 tahun maka anak dapat
menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa.
3. Sifat-sifat perasaan anak pada fase ini :
● Labil, artinya mudah kembali berubah (sebentar menangis, kemudian tertawa)
● Mudah “tersulut” (dipengaruhi) tetapi tidak bertahan lama dan sifatnya dangkal.
Pada usia ini perkembangan rasa sosial lebih jelas lagi karena dapat dinyatakan dengan bahasa,
seperti mengajak, menyatakan simpati atau antipasti, rasa tidak setuju, menolak atau menentang
dan sebagainya. Karena emosi anak kemungkinan dapat dipengaruhi maka anak dapat “turut”
menyayangi, mengasihi ataupun membenci sesuatu. Hal ini merupakan benih untuk timbulnya
rasa sayang, benci atau simpati terhadap sesuatu (seseorang).
8. Perkembangan Bahasa
Menurut William Stern dan Clara Stern tahapan-tahapan dalam perkembangan bahasa adalah
sebagai berikut :
a. Masa permulaan, stadium purwoko (6-12 bulan)
Masa ini disebut masa meraban, yaitu masa mengeluarkan barmacam-macam suara yang
tidak berarti. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku kata seperti ba-ba-ba, pa-
pa-pa, ma-ma-ma.
b. Masa pertama, stadium kalimat satu kata (12-16 bulan)
Pada masa ini anak sudah dapat mengucapkan kata misalnya mama, papa, mamam. Sepatah
kata ini sudah merupakan kalimat, tetapi kalimat tidak lengkap. Kata-kata yang diucapkan itu
meskipun tidak langsung, tetapi mempunyai maksud tertentu.
c. Masa kedua, stadium nama (16-24 bulan)
Pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa setiap orang atau benda
mempunyai nama, sehingga disebut stadium nama. Disamping nama orang dan benda, juga
nama-nama perbuatan yang disaksikan atau sifat-sifat sesuatu ditanyakan juga kepada
namanya. Oleh kaarena itu, masa ini juga disebut “masa haus nama”. Pada masa ini, anak
sering berbicara sendiri (monolog), baik dengan diri sendiri, maupun dengan benda-benda
mainannya
9. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan
kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Masa bayi
adalah masa ketika anak-anak mulai belajar berjalan, berpikir, berbicara, dan merasakan sesuatu.
Sebab sejak lahir, pengalaman bayi semakin bertambah dan ia berpartisipasi aktif dalam
perkembangan psikososialnya sendiri, mengamati dan berinteraksi dengan orang-orang di
sekitarnya, Perkembangan psikososial terbagi menjadi tiga yaitu :
a. Perkembangan Emosi
Emosi adalah sebuah istilah yang sudah popular, namun maknanya secara tepat masih
membingungkan, baik dikalangan ahli psikologi maupun ahli filsafat.
Beberapa ahli mencoba memahami kondisi emosi bayi melalui ekpresi tubuh dan wajah, namun
para ahli psikologi lain mempertanyakan seberapa penting kedua ekpresi tubuh dan wajah itu dapat
menentukan apakah seorang bayi berada dalam suatu kondisi emosional tertentu.
b. Perkembangan Temperamen
Temperamen adalah perbedaan kualitas dan intensitas respons emosional serta pengaturan diri
yang memunculkan perilaku individu yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil dan menetap dari
waktu ke waktu dan pada semua situasi, yang dipengaruhi oleh interaksi antara pembawaan,
kematangan, dan pengalaman.
c. Perkembangan Attachment
Bayi yang baru lahir telah memiliki perasaan sosial, yakni kecenderungan alami untuk berinteraksi
dan melakukan penyesuaian terhadap orang lain.

10. Perkembangan Moral


Dalam hal perkembangan moral, masa bayi perlu diarahkan pada kedisiplinan tentang pola perilaku.
Disiplin sangat berperan untuk memberikan hukuman terhadap perilaku yang salah dan bentuk
pujian untuk perilaku yang dapat diterima secara sosial. Tujuan utama disiplin dalam masa bayi
adalah mengajarkan kepada anak, apa yang menurut ia dianggap oleh kelompok sosial sebagai benar
dan salah, dan mengusahakan agar ia bertindak sesuai dengan pengetahuan ini. Hal ini mulanya
dicapai dengan cara pengendalian dari dalam bila ia sudah dapat mempertanggung jawabkan sendiri
perilaku mereka

11. Perkembangan kesadaran Beragama


Menurut Arnold Gessel, anak pada usia bayi sudah mempunyai perasaan ketuhanan. Perasaan ini
sanagt memegang peranan penting dalam diri pribadi anak. Perasaan ketuhanan pada usia ini
merupakan fundamen bagi pengembangan perasaan ketuhanan
● Mengenalkan konsep-konsep atau nilai-nilai agama kepada anak melalui bahasa,
seperti pada saat memberi makan atau menyusui, memandikan, membedaki, dan
memakaikan pakaian kepada anak, bacakanlah basmallah, kemudian pada saat
menggendongnya atau meninabobokannya menjelang tidur bacalah kalimat-
kalimat toyyibah (dzikir kepada Allah).
● Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang. Hal ini penting karena pada
usia ini belum berkembang pemahaman akan kasih sayang Tuhan, atau lebih
jauhnya konsep kehidupan beragama
● Memberikan contoh dalam mengamalkan ajaran agama secara baik. Anak
memiliki kemampuan untuk mengimitasi penampilan atau perbuatan orang lain,
dalam hal ini orangtuanya. Olah karena itu, orangtua seyogyanya tampil sebagai
figur yang memberi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai agama kepada anak.
VI. Perkembangan Masa Anak-anak
Masa anak- anak awal (prasekolah) berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun, beberapa ciri
perkembangan pada masa ini adalah :

1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni
kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang
pesat.
a. Tinggi dan berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara
2,5 hingga 3,5 Kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar
16,5 Kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 Kg (Mussen, Conger &
kagan, 1969)
b. Perkembangan otak
Meskipun otak terus bertumbuh pada masa awal anak- anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat
pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang
dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya telah mencapai sekitar 90% otak orang dewasa
(Yeterian & Pandya, 1988).
c. Perkembangan Motorik
Beberapa permainan dan alat bermain yang sederhana seperti kertas koran, kubus-kubus, bola, balok titian, tongkat
dapat digunakan untuk membantu memperkembangakan aspek motorik ini. Beberapa keterampilan motorik yang
perlu dilatih dalam hal keluwesan, kecepatan dan ketepatannya antara lain ialah: keterampilan koordinasi anggota
gerak seperti tubuh untuk berjalan, berlari, melompat, keterampilan tangan, jari-jemari dalam hal makan, mandi,
berpakaian, melempar, menangkap, merangkai dan lain-lain, keterampilan kaki misalnya meniti, berjingkat,
menari, menendang dan lain-lain.

2. Perkembangan Kognitif
a. Perkembangan kognitif menurut teori Piaget
Secara garis besar, piaget mengelompokan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap:
tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap opera konkret, dan tahap operasi formal. Tahap sensorimotor lebih
ditandai dengan pemikiran anak berdasarkan tindakan indrawinya.Tahap praoperasi diwarnai dengan mulai
digunakannya simbol-simbol untuk menghadirkan suatu benda atau pemikiran, khususnya penggunaan bahasa.
Tahap operasi konkret di tandai dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Tahap operasi formal dicirikan dengan
pemikiran abstrak, hipotesis, deduktif, serta induktif.
b. Persepsi visual
Kematangan penglihatan juga meningkat pada usia prasekolah dan otot-otot mata sudah berkembang di akhir usia
prasekolah. Hal ini memungkinkan anak menggerakan matanya untuk melihat sederetan huruf-huruf, memusatkan
penglihatan dan mempertahankan perhatiannya untuk jangka waktu cukup lama
c. Perkembangan Memori
• 1. Memori jangka pendek
• Dalam memori jangka pendek, individu menyimpan informasi selama 15 hingga 30 detik, dengan asumsi tidak
ada latihan atau pengulangan. Memori jangka pendek ini sering di ukur dalam rentang memori, yaitu jumlah
item yang dapat diulang kembli dengan tepat sesudah satu penyajian tunggal. Materi yang dipakai merupakan
rangkaian urutan yang tidak berhubungan satu sama lain berupa angaka, huruf, atau symbol
• 2. Memori jangka panjang
• Dalam studi yang dilakukan oleh Brown dan Scout, terlihat bahwa anak usia 4 tahun mencapai ketepatan 75%
dari waktunya dalam merekognisi gambar-gambar yang telah diperlihatkan satu minggu sebelumnya
d. Perkembangan Atensi
Atensi pada anak telah berkembang pada masa bayi. Aspek-aspek atensi yang berkembang selama masa bayi ini
memiliki arti yang sangat penting selama tahun-tahun pra sekolah. Penelitian telah menunjukan bahwa hilangnya
atensi ( habituation) dan pulihnya atensi ( dishabituation) bila diukur pada 6 bulan pertama masa bayi, berkaitan
dengan tingginya kecerdasan pada tahun-tahun pra sekolah
e. Perkembangan Metakognitif
mereka berusaha mengetahui tentang pengetahuannya sendiri, tentang bagaimana belajar, dan mengingat situasi-situasi
yang dialami setiap hari, dan bagaimana seseorang dapat meningkatkan penilaian kognitif mereka, para ahli psikologi
menyebut tipe pengetahuan ini dengan metakognitif, yaitu pengetahuan tentang kognisi, Hala Chandler dan Fritz
(1991) misalnya, menemukan bahwa anka-anak yang masih kecil usia 2 atau 2,5 tahun telah mengerti bahwa untuk
menyembunyikan sebuah objek dari orang lain merea harus menggunakan taktik penipuan, seperti berbohong atau
menghilangkan jejak mereka sendiri.
f. Perkembangan bahasa
Anak menguncapkan kalimat yang makin panjang dan makin bagus, menunjukan panjang pengucapan rata-rata anak
telah mulai menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk. Sesekali ia menggunakan kata perangkai akhirnya
timbul anak kalimat. Schaerlaekens (1977), membedakan perkembangan bahasa pada masa awal anak-anak ini atas
tiga, yaitu priode pra-lingual (kalimat satu kata), periode lingual- awal ( kalimat dua kata) dari 1 hingga 2,5 tahun, dan
periode differensiasi ( kalimat tiga kata dengan bertambahnya diferensiasi pada kelompok kata dan kecapan verbal).
( Desmita, 2012: 134-139)

3. Perkembangan Psikososial
a. Hubungan dengan orang tua
Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua.
Studi klasik tentang hubungan orang tua dan anak yang dilakukan oleh Diana Baumrind, 1972 ( dalam Lerner &
Hultsch, 1983) merekomendasikan tiga tipe pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam
tingkah laku sosial anak, yaitu otoritatif, otoriter dan permisif.
b. Hubungan dengan teman sebaya
Salah satu fungsi terpenting teman sebaya adalah sebagai sumber informasi dan bahan pembanding di luar
lingkungan keluarga.Melalui teman anak memperoleh umpan balik tentang kemampuan yang dimilikinya
c. Bermain
Bermain merupakan hal yang essensial bagi kesehatan anak. Adapun manfaat bermain adalah :
1. Meningkatkan kerjasama, tanggung jawab.
2. Menghilangkan ketegangan
3. Meningkatkan perkembangan kognitif
4. Meningkatkan eksplorasi
5. Memperluas kesempatan bagi anak untuk mengobrol dan berinteraksi dengan teman sebaya.
d. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah berkaitan dengan aturan atau konvensi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia dalam interaksinya dengan orang lain, Perkembangan moral pada anak dapat berlangsung melalui beberapa
cara yaitu, Pendidikan langsung, baik oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Identifikasi, dengan cara
meniru tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya. Proses coba-coba (trial dan error), yaitu
mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba
B. Perkembangan Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak
Periode ini mulai sejak anak-anak berusia 6 tahun sampai dengan seksualnya matang, Kematangan seksual ini
sangat bervariasi baik antar jenis kelamin maupun antar budaya yang berbeda.Masa ini disebut juga masa anak sekolah.
Anak-anak sudah lebih mandiri. Pada masa inilah anak paling peka dan paling siap untuk belajar. Mereka haus akan
pengetahuan dan ingin selalu mengetahui dan memahami.
Pertumbuhan fisik anak tetap berlangsung, anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, dan lebih banyak belajar
berbagai keterampilan.
Proses kognitif mereka sudah lebih logis dan tidak egosentris lagi. Anak sudah lebih mampu berfikir, belajar,
mengingat, dan berkomunikasi. Mereka juga sudah dapat memperhitungkan berbagai aspek yang ada sebelum
mengambil suatu kesimpulan.Salah satu kemampuan kognitif yang berkembang pada saat ini adalah kemampuan
melakukan konservasi (konsep bolak-balik ; mampu memahami sesuatu ; misalnya air, banyak air akan tetap sama,
walaupun tempatnya berbeda-beda). Anak juga sudah memperlihatkan kemajuan dalam konsep waktu, dan jarak,
walaupun pemahaman mereka mengenai angka masih terbatas.
Pada masa ini kosa kata anak sangat meningkat dan mereka dapat menguasai tata bahasa. Mereka juga sudah dapat
belajar menguasai lebih dari satu bahasa (multilingualisme). Secara formal mereka sudah dapat diajarkan membaca dan
menulis.
Perkembangan sosial anak mulai meningkat yang ditandai dengan adanya pengetahuan dan pemahaman mereka
mengenai kebutuhan ketentuan maupun peraturan-peraturan. Selain itu hubungan-hubungan antara anak dengan
keluarga, teman sebaya dan sekolah sangat mewarnai perkembangan sosialnya.
VII. Perkembangan Masa Remaja
A. Identifikasi perkembangan remaja
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir
masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi
wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Menururt Hurlock (1964) Remaja awal (12/13 th – 17/18 th), remaja akhir (17/18 th – 21/22 th). WHO menyatakan
walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga
berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan
remaja akhir 15 – 20 tahun.
1. Remaja Awal
a. Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi
Pada masa ini, remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini
sering disebut strom and stress. Remaja sesekali sangat bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan
yang meledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa percaya diri berganti rasa ragu-ragu yang berlebihan, termasuk
ketidaktentuan dalam menentukan cita-cita dan menentukan hal-hal yang lain.
b. Status remaja awal yang membingungkan
Status mereka tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan. Perlakuan orang tua terhadap mereka sering
berganti-ganti. Orang tua ragu memberikan tanggungjawab dengan alasn mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat
mereka bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat teguran sebagai “orang dewasa”. Karena itu, mereka bingung
akan status mereka.
c. Banyak masalah yang dihadapi remaja
Remaja awal sebagai individu yang banyak mengalami masalah dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan mereka
lebih mengutamakan emosionalitas sehingga kurang mampu menerima pendapat orang lain yang bertentangan dengan
pendapatnya. Faktor ini disebabkan karena mereka menganggap bahwa dirinya lebih mampu daripada orang tua.

2. Remaja Akhir
Pada masa ini terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagngan psikis. Stabilitas mulai timbul
dan meningkat dalam aspek psikis. Demikian pula stabil dalam minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian,
pergaulan dengan sesame ataupun lain jenis. Mereka mulai menunjukkan kemantapan serta tidak mudah berubah
pendirian.
a. Citra diri dan sikap pandang yang lebih realistis
Disini remaja mulai menilai dirinya sebagaimana adanya (apa adanya), menghargai miliknya, keluarganya dan orang
lain seperti keadaan sesungguhnya.
b. Mampu menghadapi masalahnya secara lebih matang,
Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan piker remaja akhir yang telah lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap
pandangan yang lebih realistis.
c.Perasaan menjadi lebih tenang
Mereka tidak lagi menampakkan gejala-gejala strom and stresssehingga muncullah suatu ketenangan dalam diri
mereka.
d. Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
sebelum masa remaja ini disebut sebagai Periode Pubertas (ambang pintu masa remaja).
Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual
sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan
sekunder.
Ciri-ciri seks primer
memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube
fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi
perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi
sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk
pertama kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder
meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara.
Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar
endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.

B. Ciri-ciri Remaja Awal (11 – 16 Tahun )


1. Ciri Fisik :
a) Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat.
b) Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering- kali kurang seimbang.
c) Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul bulu pada pubic region, otot mengembang pada bagian – bagian tertentu),
disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada wanita dan day dreaming pada laki-laki).
2. Ciri Psikomotor :
a) Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan.
b) Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan.
3. Ciri Bahasa :
a) Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing.
b) Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik.
4. Ciri Perilaku Kognitif :
a) Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferen-
siasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas.
b) Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat.
c) Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecende- rungan yang lebih
jelas.
5. Ciri Perilaku Sosial :
a) Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul
dengan banyak teman tetapi bersifat temporer.
b) Adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas
yang tinggi.
6. Ciri Moralitas :
a) Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan
dan bantuan dari orang tua.
b) Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai
etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.
c) Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya.
7. Ciri PerilakuKeagamaan :
a) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis
dan skeptis.
b) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam
tuntutan yang memaksa dari luar dirinya.
c) Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
8. Ciri Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian :
a) Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri) mulai
menunjukkan arah kecenderungannya.
b) Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti pernya-taan
marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti dalam yang cepat.
c) Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis, sosial,
politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.
d) Merupakan masa kritis dalam rangka meng-hadapi krisis identitasnya
C. Ciri-ciri Remaja Akhir (17 – 22 Tahun )
1. Ciri Fisik :
a) Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat.
b) Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan orang dewasa.
c) Siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang dewasa.
2. Ciri Psikomotor :
a) Gerak gerik mulai mantap.
b) Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang
menunjang kepada persiapan kerja.
3. Ciri Bahasa :
a) Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya.
b) Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis, religius.
4. Ciri Perilaku Kognitif :
a) Sudah mampu meng-operasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuan membuat
generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif.
b) Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-
60) menjadi deklinasi
c) Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya.
5. Ciri Perilaku Sosial :
a) Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan lebih lama (teman dekat).
b) Kebergantungan kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat
pilihannya yang banyak memiliki kesamaan minat.
6. Ciri Moralitas :
a) Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif yang universal dari para
pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat keliru atau kesalahan.
b) Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai
yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya.
c) Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana yang harus dirundingkan
dengan orang tuanya.
7. Ciri Perilaku Keagamaan :
a) Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut
sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya.
b) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan
pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas.
c) Mulai menemukan pegangan hidup.
8. Ciri Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian :
a) Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai pola dasar
kepribadiannya.
b) Reaksi-reaksi dan ekspresi emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya.
c) Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan
ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga
akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya.
d) Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan
identitas kepriba-diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa.

D. Masa Remaja Akhir Sebagai Masa Adolessence


Masa remaja akhir adalah masa transisi perkembangan antara masa remaja menuju dewasa yang
pada umumnya dimulai pada usia 17-22 tahun. Pada masa ini terjadi proses perkembangan meliputi
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka, dimana
pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. (Anna Freud, dalam
buku Hurrlock).
Adolessense berasal dari kata adolescere yang artinya: “tumbuh”, atau ”tumbuh menjadi dewasa”
untuk mencapai “kematanga”, kematangan adolessense mempunyai arti luas mencakup kematangan
mental, emosional, seksual dan fisik.[4]Pada masa adolessense ini adalah masa terjadinya proses
peralihan dari masa remaja atau pemuda ke masa dewasa.
VIII. Perkembangan Masa Dewasa
Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescene -
adolescere yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan.” Oleh karena itu, orang
dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status ini tercapai apabila pertumbuhan
pubertas sudah selesai atau hampir selesai dan apabila organ kelamin anak telah
berkembang dan mampu berproduksi. Belum lama ini, dalam kebudayaan
Amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau ia belum mencapai
umur 21 tahun. Sekarang, umur 18 tahun merupakan umur dimana seseorang
dianggap dewasa secara syah. Dengan meningkatnya lamanya hidup atau
panjangnya usia rata-rata orang maka masa dewasa sekarang mencakup waktu
yang paling lama dalam rentang hidup.
A. CIRI-CIRI MASA DEWASA
Masa dewasa ini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan
harapan-harapan sosial baru
1. Masa Dewasa sebagai “Masa Pengaturan”
Telah dikatakan bahwa masa anak-anak dan masa remaja merupakan periode “pertumbuhan” dan
masa dewasa merupakan masa “pengaturan” (settle down). Ini berarti bahwa pria muda mulai
membentuk bidang pekerjaan yang akan ditanganinya sebagai kariernya, sedangkan wanita muda
diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Kapan orang
muda masa kini memulai hidup rumah tangga bergantung pada dua faktor. Pertama, cepat tidaknya
mereka mampu menemukan pola hidup yang memenuhi kebutuhan mereka kini dan pada masa
depan. Faktor kedua yang menentukan kemantapan pilihan seseorang bekerja tenggungjawab yang
harus dipikulnya sebelum ia mulai berkarya.
2. Masa Dewasa sebagai “Usia Reproduktif”
Orang yang menikah berperan sebagai orang tua pada waktu saat ia berusia duapuluhan atau pada
awal tigapuluhan; Orang yang belum menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau telah memulai
kehidupankariernya, tidak akan menjadi orangtua sebelum ia merasa bahwa ia mampu berkeluarga.
Dengan demikian baginya hanyalah dasa warsa terakhir dari masa dewasa ini merupakan “usia
reproduktif’’.
3. Masa Dewasa sebagai “Masa Bermasalah”
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus dihadapi sesorang
umumnya pada usia ini orang menyadari bahwa sulit untuk memilih pekerjaan lain atau mencoba-
coba mengembangkan suatu kemampuan baru Ada banyak alasan mengapa penyesuaian diri
terhadap masalah-masalah pada masa dewasa begitu sulit, diantaranya:
Pertama, sedikit sekali orang muda yang mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis-jenis
masalah yang perlu di atasi sebagai orang dewasa.
Kedua, mencoba menguasai dua atau lebih ketrampilan serempak biasanya menyebabkan kedua-
duanya kurang berhasil.
Ketiga, dan mungkin yang paling berat dari semuanya, orang-orang muda itu tidak memperoleh
bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah mereka; tidak seperti sewaktu
mereka tidak dianggap belum dewasa
4. Masa Dewasa sebagai “Masa Ketegangan Emosional”
Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda telah mampu
memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang
secara emosional. Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tigapuluhan, hal itu
umunya nampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu tergantung
dari masalah-masalah penyesuaiandiri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka
dalam upaya penyelesaian itu.
5. Masa Dewasa sebagai “Masa Keterasingan Sosial”
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjuunnya seseorang kedalam pola kehidupan dewasa, yaitu kerier,
perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang, dan
berbarengan dengan itu keterlibatab dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang, mereka juga harus
mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan
waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan
6. Masa Dewasa sebagai “Masa Komitmen”
Seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada orangtua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan
pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat komitmen-komitmen baru, meskipun pola-pola hidup,
tanggungjawab
7. Masa Dewasa sebagai “Masa Perubahan Nilai”
Ada beberapa alasan yang menyebabbkan perubahan nilai pada masa dewasa dini, Pertama jika orang muda dewasa
ingin diterima oleh anggota-anggota kelompok orang dewasa, mereka harus menerima nilai-nilai kelompok ini,
Kedua, orang-orang muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai
konvesional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku seperti juga halnya dalam hal penampilan. Ketiga, orang-
orang yang muda menjadi bapak – ibu tidak hanya cenderung mengubah nilai-nilai mereka lebih cepat daripada
mereka yang tida kawin atau tidak punya anak, tetapi mereka juga bergeser kepada nilai-nilai yang lebih koservatif
dan lebih tradisional
8. Masa Dewasa sebagai “Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru”
Dalam masa dewasa ini gaya-gaya hidup baru paling menonjol di bidang perkawinan dan peran orangtua
9. Masa Dewasa sebagai “Masa Kreatif”
Ada yang menyalurkan kreatifitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang
memungkinkan ekspresikreativitas.
B. PERUBAHAN MINAT PADA MASA DEWASA
Kondisi-kondisi yang mempengaruhi perubahan minat pada masa dewasa:
a. Perbuhan dalam kondisi kesehatan, Menjelang usia setengah baya, umumnya orang merasa bahwa kekuatan dan
daya tahannya tidak lagi seperti semula. Oleh sebab itu mereka bergeser pada minat-minat yang tidak begitu
memerlukan kekuatan dan daya tahan, terurama dalam rekreasi mereka.
b. Perubahan dalam status ekonomi, Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka
untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi mengalami
kemunduran maka orang cenderung mempersempit minat mereka
c. Perubahan dalam pola kehidupan, Orang muda harus meninjau kembali minat-minat lama mereka dari segi waktu,
tenaga, dana dan persahabatan mereka untuk mengetahui apakah hal-hal ini sesuai dengan pola-pola kehidupan mereka
yang baru atau apakah hal-hal itu masih memebrikan kepuasan seperti dulu.
d. Perubahan dalam nilai Nilai-nilai baru, yang diperoleh seseorang mempengaruhi minat yang sudah ada atau dapat
menumbuhkan minat baru.
e. Perubahan peran seks, Pola kehidupan wanita dewasa sangat berbeda dengan pola kehidupan pria dewasaoleh
sebab itu perubahan minat berdasarkan seks menjadi semakin besar di bandingkan pada masa remaja.
f. Perubahan dari ststus belum menikah ke status menikah, Karena pola kehidupan yang berbeda, orang-orang yang
tidak menikah mempunyai minat yang berbeda dari mereka yang menikah yang sama usianya.
g. Menjadi orang tua, Pada waktu orang-orang muda itu menjadi orang tua, mereka umumnya tidak mempunyai waktu,
uang atau tenaga untuk melanjutkan minat mereka. Minat mereka berubah. Orientasi pada kehidupan keluarga
menggantikan orientasi pada diri sendiri.
C. MOBILITAS SOSIAL PADA MASA DEWASA
Ada dua macam mobilitas yang penting peranannya dalam kehidupan orang muda, yaitu mobilitas geografis
dan sosial.
Mobilitas geografis, berarti berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ini lebih sering di lakukan untuk
pekerjaan dari pada alasan sosial.
Mobilitas social, berarti berpindah dari satu kelompok ke kelompok sosial yang lain. Ini bisa terjadi secara
horisontal, yaitu berpindah ke kelompok sosial lain pada tingkat yang sama, atau secara vertikal, yaitu
berpindah ke kelompok sosial yang lebih tinggi astau lebih rendah.
Faktor-faktor yang paling penting untuk meningkatkan mobilitas sosial bagi orang-orang muda,yaitu:
• Tingkat pendidikan yang tinggi yang menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidanmg profesi,.
• Hubungan keluarga yang membantu sebagai “katrolan” di bidang pekerjaan.
• Penerimaan dan penerapan kebiasaan, nilai dan lambang dari suatu kelompok yang berstatus lebih tinggi.
• Uang, dari warisan atau hasil jerih payah sendiri,
• Lulusan perguruan tinggi yang ternama.
• Keanggotaan salah satu atau beberapa perkumpulan ekslusif.
D.PENYESUAIAN PERAN SEKS PADA MASA DEWASA
Banyak gadis remaja ingin berperan sebagai seorang ibu dan istri yang baik kalau mereka dewasa nanti, tetapi
setelah dewasa mereka tidak mau menjadi istri atau pun ibu sesuai pengertian tradisional, yaitu tunduk kepada
suami, mengabdikan sebagian waktu mereka untuk tugas kerumahtanggaan, dan hanya memiliki sedikit minat
dan kegiatan luar. Ada beberapa konsep peran seks pada dewasa:
a. Konsep Tradisional Konsep peran seks tradisional
menekankan suatu pola perilaku tertentu yang tidak memperhitungkan minat dan kemampuan individual.
Peran-peran ini menekankan superioritas maskulin dan tidak dapat mentolerir setiap sifat yang memberi kesan
kewanitaan atau pekerjaan yang di anggap “pekerjaan wanita.” Pria Di luar rumah pria menduduki posisi yang
berwewenang dan berprestise dalam masyarakat dan bisnis, di rumah ia pencari nafkah, pembuat keputusan,
penasehat dan tokoh yang mendisiplin anak-anak, dan model maskulinitas bagi putera-puterinya.
b. Konsep Egalitarian Konsep-konsep eligatarian (persamaan derajat)
menekankan individualitas dan persamaan derajat antara pria dan wanita. Suatu peran harus mendatangkan
rasa kepuasan pribadi dan seharusnya tidak dinyatakan cock hanya bagi satu jenis kelamin tertentu saja.
Contohnya: Pria Di rumah maupun di luarnya pria bekerja sama dengan wanita sebagai rekan. Ia tidak merasa
“dijajah isteri” apabila ia memperlakukan isterinya sebagai rekan yang sederajat
E. BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL PADA MASA DEWASA
Berbagai bahya yang bersifat personal dan sosial pada masa dewasa berasal dari kegagalan untuk menguasai
beberapa atau sebagian besar tugas perkembangan yang penting pada usia tersebut, yang mengakibatkan seorang
individu tampak belum matang di banding dengan orang dewasa muda lainnya
Beberapa rintangan yang menghambat penguasan tugas perkembangan masa dewasa:
a. Dasar yang Kurang Memadai Makin banyak masalah yang belum terselesaikan berupa tugas perkembangan
sebelumnya yang belum di kuasai yang dibawa seseorang saat memasuki masa dewasa, maka makin terasa lama dan
sulit proses penyesuaian dari pada masa dewasa tersebut.
b. Hambatan Fisik Kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi seseorang mengerjakan apa
yang di lakukan oleh orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan penguasaan tugas-tugas perkembangan
untuk sebagian atau secara total.
d. Perlindungan yang Berlabihan Seseorang dewasa yang memperoleh perlindungan yang berlebihan pada masa
kanak-kanaknya dan masa remajanya, biasanya mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri pada
kehidupan orang dewasa. Banyak orang tu yang tetap melindungi anaknya yang telah dewasa secara berlebihan
sehinggadengan demikian proses penyesuaian akan semakin sulit
e. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya yang Berkepanjangan Makin lama orang dewasa muda melanjutkan studi
din perguruan tinggi, atau akademi, maka makin panjang periode pengaruh teman sebaya dan makin lama mereka
berperilaku sesuai dengan standar teman kelompok sebaya itu
f. Aspirasi yang Tidak Realistik Orang dewasa yang sangat berhasil dalam studi, sosialisasi, dan olah raga di
sekolah, sangat besar kamungkinan mengembangkan konsep yang tidak realistik tentang kemampuan mereka.
Sebagai akibatnya, mereka berharap mencapai sukses yang sama dalam dunia orang dewasa
Thank!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and content
by Swetha Tandri

Anda mungkin juga menyukai