Anda di halaman 1dari 9

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK
DEFENISI
• STUART DAN SUNDEEN (1991) : “Komunikasi terapeutik ad/
hubungan perawat – klien yang harmonis sehingga perawat dapat
mengubah perilaku klien untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal “

• HERI PURWANTO : “Komunikasi terapeutik ad/ komunikasi yang


direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan klien”

• HAROLD LASWELL : “Komunikasi adalah “siapa” mengatakan “apa”,


melalui saluran “apa” , kepada “siapa”, dengan efeknya “apa”, (who says
what in which channel to whom with what effect).
SYARAT – SYARAT
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Keberhasilan proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh
syarat – syarat yang disebut 7 C, yakni ;
1. Credibility : Munculnya sikap percaya dari kedua belah pihak.
2. Contex : Isi berita sesuai dengan realitas yang ada
3. Content : Isi berita harus mempunyai arti bagi penerima/sesuai
dengan kebituhannya.
4. Clarity : Isi berita harus singkat, tegas dan jelas (sitelas)
5. Continuity And Consistency :Terjamin kontinuitas &
konsistensinya
6. Channels : Ciptakan saluran komunikasi yang baik
7. Capability Of Audience : perhitungkan kemampuan si penerima
PRINSIP – PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Niat (Intention)
Minat (Attention)
Pandangan (Perseption)
Lekat (Resention)
Libat (Partisipation)
TEHNIK – TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1. Mendengar (listening) = perawat harus menjadi pendengar yang baik supaya dapat

memahami perasaan klien / pasien

2. Pertanyaan terbuka (broad opening) = perawat memberi beberapa pertanyaan

yang memungkinkan klien /pasien mengungkapkan perasaannya

3. Mengulangi (restating) = setelah klien / pasien bicara, perawat mencoba

mengulagi isi pikiran/ungkapan klien tersebut, u/meyakinkan pasien bahwa isi

pesan sudah dimengerti a/ perawat penuh perhatian pada pembicaraan pasien

4. Klarifikasi = bila ungkapan klien kurang jelas/meragukan, maka perawat melakukan

klarifikasi

5. Refleksi = perawat merefleksim kembali isi fikiran klien

6. Memfokuskan = perawat berusaha membantu klien memfokuskan pembicaraan

pada satu hal yang lebih spesifik


7. Membagi persepsi (storing perception) = Perawat dapat meminta klien
tentang apa yang dirasakannya

8. Identifikasi tema = Perawat mengidentifikasi informasi yang disampaikan


klien selama percakapan diekspresikan kedalam masalah klien dan
bagaimana pemecahannya.

9. Diam (silence) = Perawat banyak diam bila klien sedang memberikan


penjelasan guna memberi waktu klien berfikir dan mencari jalan keluar atau
termotivasi mencari jalan keluar

10. Memberi informasi (informing) = Perawat berupaya memberi fakta


/informasi u/meningkatkan pengetahuan klien

11. Saran = Perawat memberi saran-saran alternatif/ide untuk pemecahan


masalah klien
Terdapat 4 Fase Komunikasi Yang Terdapat
Dalam Tehnik – Tehnik Komunikasi

1. Fase Prainteraksi
2. Fase Perkenalan Dan Orientasi
3. Fase Kerja Atau Fase Implementasi
4. Fase Terminasi
Pengelolaan Pesan Pada Komunikan :

Stimuli
komunikator

Sensas
Berfikir i

Memori persepsi
Komunikasi terapeutik sangat dibutuhkan
karena beberapa alasan antara lain :

Antara perawat dan klien perlu dibina hub. Yang harmonis, saling percaya, saling

menghormati, saling mengerti peran dan fungsinya masing – masing

Dengan komunikasi terapeutik yang efektif, perawat dapat mempengaruhi dan merubah

perilaku klien dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat yang mampu meningkatkan

derajat kesehatan yang optimal

Dengan komunikasi terapeutik yang efektif, maka klien percaya dengan perawat dan klien

akan membuka diri untuk ditanya binformasi yang dibutuhkan, menerima saran dan

pendapat perawat dan bersedia berkorban apa saja demi kesehatannya

Dalam operasionalnya, perawat harus melakukan pengkajian, mengumpulkan diagnosa,

merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan

tersebut. Kesemuanya itu tidak akan berubah tanpa ada komunikasi yang baik dari kedua

belah pihak

Anda mungkin juga menyukai