Anda di halaman 1dari 32

GAMBARAN EFIKASI DIRI

PERAWAT INSTALASI GAWAT


DARURAT
RUMAH SAKIT DI KABUPATEN
EkoSLEMAN
Budi Santoso
22/496619/KU/23934
Penguji 1 Happy Indah Kusumawati, S.Kep., Ns., M.NSc

Penguji 2 Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep

Penguji 3 Dr. Sri Setyarini S. Kp., M. Kes

Disampaikan pada Seminar Hasil Skripsi


29 Desember 2023 jam 08.00 WIB
LATA PENDAHULUAN
R Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
BELA menyediakan layanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat (Kemenkes RI, 2018)
KAN
G
Pelayanan Gawat Darurat merupakan indikator mutu klinis
utama dari RS sehingga membutuhkan SDM berkualitas

Perawat IGD diharapkan mempunyai kompetensi gawat


darurat sesuai standar (ENA, 2021; Kemenkes, 2018)

Kompetensi yang dimiliki perawat IGD berperan dalam


pembentukan efikasi diri yang akan menunjang kinerja yang
dihasilkan
PENDAHULUAN
Evaluasi subjektif seseorang atas kapasitasnya sendiri untuk merencanakan dan memilih langkah
yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang diharapkan dikenal sebagai self-efficacy atau
efikasi diri (Bandura, 1999)
Tiga dimensi dari efikasi diri berdasarkan teori Bandura (2000) yaitu yaitu dimensi magnitude
(tingkat level), dimensi strength (kekuatan), dan dimensi generality (generalisasi).

• Penelitian Iva Prestiana (2012)  perawat menyatakan keyakinan pada keterampilan yang dimiliki dalam
melakukan tugas sehari-hari.
• Penelitian tahun Enass (2019)  82% kepala perawat memiliki efikasi diri yang rendah.
Hal ini bisa berdampak kurang baik untuk pelayanan dan tidak sesuai dengan teori yang disajikan Bandura
(1999) dalam Mahmudi & Suroso (2014) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri yaitu ketika
tingkat efikasi diri seseorang berbanding lurus dengan status individu dalam lingkungannya.
 semakin tinggi kedudukannya maka mereka juga memiliki efikasi diri yang tinggi.

kesenjangan bahwa status individu yang ditunjukan oleh kepala perawat dalam penelitian
Studi pendahuluan menunjukkan bahwa perawat
yang baru lulus masih memerlukan pengawasan Tujuan Penelitian
dari perawat senior dikarenakan kurang percaya
diri dalam memberikan asuhan keperawatan.
Tujuan Umum
Dengan mempertimbangkan hal tersebut dan Mengetahui gambaran efikasi diri perawat
banyaknya jumlah rumah sakit di Kabupaten IGD RS di Kabupaten Sleman
Sleman dibandingkan kabupaten DIY lainnya,
terlebih penelitian mengenai efikasi diri perawat
IGD belum pernah dilakukan di RSUP Dr. Tujuan Khusus
Sardjito, RSA UGM, RSUD Sleman, dan RS PKU a. Memahami efikasi diri perawat gawat
Muhammadiyah Gamping. Peneliti tertarik darurat dalam kaitannya dengan tiga
untuk meneliti tentang “Gambaran Efikasi Diri karakteristik dimensi magnitude,
Perawat IGD Rumah Sakit di Kabupaten strength, dan generality
Sleman”. b. Mengetahui efikasi perawat IGD
berdasarkan tempat bekerja
Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran efikasi diri
perawat yang bekerja di IGD RS di
Kabupaten Sleman?
Manfaat Penelitian

Bagi Rumah Sakit


Sebagai evaluasi dan masukan dalam meningkatkan standar kinerja perawat
gawat darurat

Bagi Tenaga Keperawatan


Menjadi bahan informasi dan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan IGD

Bagi Peneliti Selanjutnya


Sebagai panduan untuk mengambil tindakan dalam menanggapi masalah
gambaran efikasi diri perawat IGD
KEASLIAN PENELITIAN
No. Penelitian Persamaan Perbedaan
Judul : “Hubungan Antara Efikasi Diri Memiliki dua variabel yaitu efikasi
1. Satu variabel penelitian
(Efikasi diri) dan Stres Kerja dengan diri dan stres kerja sedangkan
yang sama yaitu, efikasi diri
1. Kejenuhan kerja (Burnout) Pada Perawat penelitian yang dilakukan ini
pada perawat
IGD dan ICU RSUD Kota Bekasi” meneliti satu variabel tunggal yaitu
2. Metode penelitian kuantitatif
Penulis : Prestiana & Purbandini (2012) efikasi diri perawat

1. Metode penelitian kuantitatif Memiliki dua variabel yaitu efikasi


Judul : “Hubungan Antara Efikasi Dir
2. Satu variabel yang diri dan profesionalisme perawat,
Perawat dengan Profesionalisme Perawat
2. digunakan sama yaitu sedangkan dalam penelitian yang
di Ruang IGD RS di Kabupaten Jember”
tentang efikasi diri pada dilakukan ini variabel tunggal yaitu
Penulis : Wildani (2019)
perawat IGD efikasi diri perawat

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Perbedaan dalam jumlah variabel
Self Efficacy Perawat Dalam Melaksanakan Sama-sama meneliti tentang
3. penelitian, metode penelitian,
Resusitasi Pada Pasien Henti Jantung) efikasi diri pada perawat di IGD
lokasi, dan waktu penelitian
Penulis : (Ferianto & Rini, 2016)
TINJAUAN PUSTAKA Konsep
Perawat

Instalasi Pengertian Kompetensi


Gawat Peran perawat
perawat perawat
Darurat (IGD) Fungsi Wewenang Perawat
perawat perawat profesional
Pengertian Fungsi
Faktor
profesionalisme
Tinjaua
n Teori Perawat IGD Efikasi Diri

Faktor yang
Karakteristik Kualifikasi Pengertian
mempengaruhi
Kompetensi Peran Dimensi efikasi Sumber efikasi

Fungsi Faktor yang


mempengaruhi
efikasi diri
perawat IGD
Landasan Teori
IGD merupakan tempat untuk memberikan perawatan
darurat kepada pasien yang membutuhkan. Pelayanan
keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Perawat IGD memiliki karakteristik dan kompetensi khusus.
Fungsi perawat IGD antara lain tindakan life-saving, monitoring
kondisi gawat darurat, dan penatalaksanaan psikososial. Kinerja
perawat dipengaruhi banyak faktor salah satunya efikasi diri.
Semakin kuat efikasi diri, maka seseorang cenderung memiliki
kinerja yang baik. Efikasi diri terdiri dari tiga dimensi, yang
generalisasi (generality), tingkat level (magnitude), kekuatan
(strength). Bandura menerangkan bahwa terdapat empat sumber
utama yang membentuk efikasi diri, yakni pengalaman
keberhasilan, pengalaman orang lain, persuasi verbal, dan kondisi
fisiologis.
IGD: Faktor yang
1. Definisi IGD mempengaruhi:
2. Fungsi IGD 1. Mastery experience
Kerangka 2.
3.
Vicarious experience
Verbal persuasi
Teori 4. Keadaan
psikologi
fisik dan

Perawat IGD:
1. Karakteristik Efikasi diri
2. Kualifikasi
3. Kompetensi Dimensi :
4. Peran
5. Fungsi 1. Generality
2. Magnitude
3. Strength

Kerangka
Penelitian
Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran efikasi diri pada perawat IGD RS di


Kabupaten Sleman?

Bagaimana efikasi diri perawat IGD berdasarkan dimensi


magnitude, strength, dan generality?

Bagaimana efikasi perawat IGD berdasarkan tempat bekerja?


Jenis dan Rancangan Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian
IGD RSUP Dr. Sardjito, IGD RSA UGM,
METODE Kuantitatif, deskriptif analitik, variabel IGD RSUD Sleman, dan IGD RS PKU
tunggal Muhammadiyah Gamping bulan
PENELITIA
September – Oktober 2023 setelah
N mendapatkan izin dari komisi etik
FKKMK UGM dan RS terkait.
Populasi dan Sampel Penelitian Total Sampling  122 perawat IGD
Semua perawat yang bekerja di empat
Rumah Sakit tempat penelitian

Kriteria inklusi: Kriteria eksklusi:


1. Masih aktif bekerja di 1. Cuti lebih dari 3 bulan
IGD 2. Sedang menempuh tugas
2. Usia 20 – 60 tahun belajar
3. Pendidikan minimal D3 3. Menolak untuk
Keperawatan berpartisipasi
Variabel Penelitian
Variabel Tunggal  Efikasi diri perawat IGD

Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Cara Ukur dan Alat Ukur Hasil ukur Skala
Variabel Keyakinan yang Cara: Pengisian Efikasi diri Skala
tunggal: dimiliki perawat IGD kuesioner dilakukan kurang dan Interval
untuk melakukan tugas secara mandiri oleh Efikasi diri
efikasi diri sesuai kompetensinya responden baik (Nilai
perawat di yang diukur dengan minimal:10
IGD indikator/dimensi Alat ukur: Kuesioner
General Self Efficacy Nilai
magnitude, strength, maksimal:
generality (GSE)
40)
INSTRUMEN PENELITIAN
DEFINISI OPERASIONAL
VARIABEL

Instrumen Penelitian : General Sel Efficacy yang sudah


diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia (Novrianto et al.,
2019).

Keterangan Skoring:
1 = sangat tidak sesuai
2 = tidak sesuai
3 = cukup sesuai
4 = sangat sesuai

Nilai minimum : 10
Nilai maksimun : 40

 Semakin tinggi nilai semakin tinggi efikasi


diri perawat.
UJI VALIDITAS
DEFINISI OPERASIONAL
DAN
RELIABILITAS
VARIABEL

Uji Validitas Uji Reliabilitas


Instrumen GSE sudah diterjemahkan ke
dalam 32 Bahasa (Schwarzer, 2021)

Nilai chronbach alpha : 0,75 – 0,90 Untuk instrumen GSE ini nilai chronbach's
alpha = 0,8 sehingga dikatakan reliabel
untuk penelitian (Novrianto dkk., 2019)

Seluruh item memiliki t-value > 1.96 dan


bermuatan faktor positif
 Instrumen GSE terbukti valid

(Novrianto et al., 2019)


JALANNYA PENELITIAN
Tahap Persiapan
Peneliti dibantu asisten
Peneliti mengajukan Peneliti
Peneliti melakukan mengajukan izin Peneliti bekerja sama
izin penggunaan menyerahkan surat
penyusunan proposal penelitian di masing- dengan kepala IGD
instrumen dan izin kepada kepala
penelitian dengan masing rumah sakit untuk membuat grup
mengajukan ethical IGD masing-masing
bimbingan dosen yang akan digunakan whatsapp PIC tiap RS
clearance rumah sakit
penelitian.

Tahap Pelaksanaan

Memilih
Memeriksa
responden Peneliti Memberi Meminta
kuisioner
sesuai memberikan informasi, responden Melakukan
yang sudah
kriteria link goggle persetujuan mengisi analisis data
diisi oleh
inklusi dan form responden kuisioner
responden
eklusi

Peneliti menyiapkan laporan yang mencakup analisis dan interpretasi data berdasarkan
Tahap Akhir
temuan penelitian.
Analisis Data
1. Analisis univariat  variabel efikasi diri dan distribusi
frekuensi karakteristik responden
2. Uji normalitas Kolmogorov Smirnov  tidak terdistribusi
normal sehingga menggunakan Median.
Efikasi baik (median ≥ 31); Efikasi kurang (median < 31)

Etika Penelitian

1. Menghormati harkat dan martabat manusia


2. Beneficience
3. Non-malafience
4. Justice
Etika Penelitian

• Perizinan etik untuk RSUP Dr. Sardjito dan RSA UGM dikeluarkan
oleh Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC)
FKKMK UGM dengan no: KE/FK/0883/EC/2023 pada tanggal 29
Mei 2023. Perizinan etik untuk RSUD Sleman dikeluarkan oleh
Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD Sleman dengan no:
180/4168 pada tanggal 7 Agustus 2023. Perizinan etik untuk RS PKU
Muhammadiyah Gamping dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian RS
PKU Muhammadiyah Gamping dengan no:
133/KEP-PKU/0883/VII/2023 pada tanggal 7 Juli 2023.
Hambatan
Penelitian Keterbatasan
Tidak semua responden dapat Penelitian
menghadiri sosialisasi Pemantauan tidak dapat dilakukan
dikarenakan jadwal shift yang langsung oleh peneliti dikarenakan
berbeda-beda pengisian dilakukan secara mandiri
Perurusan izin dan etik yang cukup oleh responden melalui google form
lama
HASIL DAN Sejalan dengan data DinKes
Kabupaten Sleman 2020, perawat
PEMBAHASAN Perempuan berjumlah 2.303 dan
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
perawat laki-laki 691 orang. Perawat
Karakteristi
1 Jenis kelamin Perempuan di dunia sejumlah
k 76,91% (Kharazmi et al., 2023)
Laki-laki 56 45,9% 1
Responden Perempuan 66 54,1%
2 Usia (tahun) Usia 26–35 tahun merupakan usia
17-25 14 11,5% produktif. Mayoritas perawat usia
26-35 74 60,7% produktif memiliki kinerja yang baik
36-45 23 18,9% (Suryandari et al., 2018)
2
46-55 10 8,2%
56-65 1 0,8% Mayoritas perawat Indonesia
3 Pendidikan terakhir (83,1%) merupakan lulusan D3
D3 Keperawatan 56 45,9%
(Handiyani et al., 2019). Terjadi
kesenjangan kompetensi yang
S1 Keperawatan/profesi 7 5,7%
dibutuhkan dan kondisi lapangan di
Ners 57 46,7% IGD, hampir 50% perawat IGD baru
S2 2 1,6% memiliki ijazah D3 pada tahun 2018
(Trisyani et al., 2023) 3
Karakteristik Responden

Lama bekerja di IGD


< 6 tahun 54 44,3%
4
6-10 tahun 37 30,3%
>10 tahun 31 25,4%
Lama bekerja di RS
< 6 tahun 46 37.70%
5
6-10 tahun 42 34.40%
>10 tahun 34 27.90%

Hampir setengah responden dalam


penelitian ini memiliki lama bekerja di
IGD < 6 tahun (masa kerja baru), yaitu Sejalan dengan penelitian Erdius
sebanyak 54 orang (44,3%). Pengalaman (2017) dengan mayoritas jumlah
kerja dapat dibentuk melalui lama kerja perawat dengan lama kerja di RS < 6
yang telah dijalani perawat IGD, dimana tahun.
5
semakin lama masa kerjanya maka akan
semakin banyak pengalaman yang
dimiliki (Rochani, 2021).
4
Karakteristik Responden
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
Tempat bekerja Sejalan dengan perbandingan RS
1 RS Swasta 28 23% Pemerintah : RS Swasta (3:1) dalam
RS Negeri (pemerintah) 94 77% penelitian ini.
Status kepegawaian 1&2
Magang/kontrak 33 27,0%
2 Honorer 6 4,9%
Non PNS/pegawai tetap 34 27,9%
Sejalan dengan penelitian
ASN/PNS/PPPK 49 40,2% Widaningsih (2019) dengan jumlah
Jabatan perawat perawat pelaksana 722 pada RS tipe
Magang/Perawat pelaksana (PA) 81 66.40% A dan B di Indonesia.
3 Perawat primer/Ka tim/P3M/PJ shift/PJ jaga 33 27.00% 3
Kepala ruang 5 4.10%
Pengelola 3 2.50%
Level perawat klinis (PK)
Standar Pelayanan Gawat Darurat
Pra PK 12 9,8% yaitu Pendidikan D3 Keperawatan
PK I 39 32% dengan pengalaman klinik 2 tahun,
4
PK II 43 35,2% Ners dengan pengalaman klinik 1
PK III 26 21,3% tahun di RS dan sudah tersertifikasi
PK IV 2 1,6% pelatihan PK II (RSUP Dr. Sardjito,
Jumlah pelatihan yang diikuti
2022)
1 pelatihan 54 44,3%
2 pelatihan 46 37,7%
4
5
3 pelatihan 13 10,7%
4 pelatihan 6 4,9% Mayoritas dengan 1 pelatihan BTCLS
5 pelatihan 3 2,5% 5
Efikasi Diri Perawat IGD
Efikasi Diri Secara Umum • Responden perawat IGD memiliki efikasi diri baik (57%).
• Johnson et al, (2018) mengatakan bahwa semakin tinggi
efikasi diri, maka semakin positif pengaruhnya terhadap
43% kinerja keperawatan.
• Jumlah perawat dengan efikasi diri baik dan perawat dengan
57% efikasi diri kurang hampir sama.
• Pihak RS dan manajerial atau pengelola IGD diharapkan dapat
Efikasi Diri Baik Efikasi Diri Kurang melakukan pembinaan untuk membangun efikasi diri
perawat.
Median= 31 • Semakin rendah efikasi diri, maka semakin sedikit kendali
Baik = ≥ 31 terhadap situasi masalah yang dihadapi dan beresiko tinggi
Kurang = <31 peningkatan stres (Molero et al., 2018)
• Pelatihan atau workshop dapat menjadi pilihan dalam
program peningkatan efikasi diri perawat IGD.
Efikasi Diri Perawat IGD
Persentase perawat dengan efikasi Perlunya peningkatan Efikasi Diri
diri baik dan perawat dengan Perawat IGD di wilayah
efikasi diri kurang hampir sama Kabupaten Sleman

Faktor yang Mempengaruhi Intervensi Untuk


Efikasi Diri Perawat IGD Meningkatkan Efikasi Diri

• Pelatihan dan Workshop


• Pengalaman Keberhasilan
• Perseptorship perawat baru
• Pengalaman Orang Lain
• Dukungan verbal
• Persuasi Verbal
• Meningkatkan status
• Keadaan Fisik dan Emosional
kesehatan perawat
Efikasi Diri Perawat IGD

Magnitude
• Dimensi magnitude berkaitan dengan tingkat
kesulitan tugas perawat.
94,3%
89,3% • Perawat IGD diharapkan dapat mengambil keputusan
klinis beresiko tinggi pada perubahan kondisi pasien
53,3%
46,7% yang mendadak
• Item “Saya yakin bahwa saya bisa bertindak
5,7% 10,7%
dengan baik dalam situasi yang tidak terduga”
merupakan pernyataan dengan skor terendah
• Perawat IGD kurang percaya diri dalam mengatasi
situasi mengancam yang tidak terduga, hal ini
berkaitan dengan pengalaman kerja
Efikasi Diri Perawat IGD

Strength
• Dimensi strength berkaitan dengan ketahanan dan
94,3%
89,3%
keuletan perawat dalam menghadapi masa sulit
• Ketahanan dan keuletan yang tinggi menurunkan
53,3% resiko burnout
46,7%
• Efikasi diri pada dimensi strength perlu

5,7% 10,7% dipertahankan


• Mempertahankan efikasi diri dengan menjadi
pembelajar aktif, meningkatkan pengetahuan dan
pengetahuan, memberikan dukungan sosial dari
berbagai pihak
Efikasi Diri Perawat IGD

Generality
• Dimensi generality berkaitan dengan luas bidang
94,3%
89,3%
penguasaan terhadap pekerjaan
• Perawat IGD bertanggung jawab melakukan
53,3% assessment berkelanjutan, manajemen gejala,
46,7%
observasi, dan perawatan pasien dengan tingkat

5,7% 10,7% keparahan berbeda-beda


• Efikasi diri mendorong perawat memenuhi tanggung
jawab dengan baik
• Peningkatan efikasi diri dengan berpartisipasi aktif
dalam pelatihan, peningkatan jenjang pendidikan
Efikasi Diri Perawat IGD
berdasarkan tempat bekerja
Efikasi diri perawat IGD Efikasi diri perawat IGD
Tempat bekerja
Tipe RS Baik Kurang Baik Kurang
N % N % N % N %
RS Swasta 14 50 % 14 50 %
RS Tipe A 25 53,8 22 46,2
RS Negeri (pemerintah) 55 58,5% 39 41,5%
RS Tipe B 44 58,7 31 41,3

• Efikasi diri perawat di RS tipe B kurang


• Efikasi diri perawat di RS Swasta kurang
dibandingkan perawat di RS tipe A
dibandingkan perawat di RS Pemerintah
• Hasil penelitian ini dipengaruhi oleh
• Bertentangan dengan penelitian Handiyani
perbandingan antara RS tipe A dan tipe B
et al (2019) dan Alquwez (2022)
(1:3)
• Perbedaan hasil penelitian dapat disebabkan
• Ruhana et al (2020), melaporkan tidak ada
oleh perbedaan nilai, budaya organisasi, dan
perbedaan proporsi yang signifikan antara
visi misi RS
efikasi diri perawat di RS tipe A dan tipe B
KESIMPULAN

Secara umum, Sebagian besar perawat IGD di wilayah Sleman DIY


memiliki efikasi diri baik

Sebagian besar perawat IGD memiliki efikasi diri paling baik pada
dimensi strength, namun sebagian besar memiliki efikasi diri yang
kurang pada dimensi magnitude

Efikasi diri perawat yang bekerja di RS Swasta mempunyai proporsi


yang sama baik dalam kategori baik maupun kurang. Mayoritas
perawat di RS Pemerintah memiliki efikasi diri baik

L O C A L LY R O O T E D , G L O B A L LY R E S P E C T E D ugm.ac.id
SARAN

Bagi Rumah Sakit


Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam menentukan
kebijakan terkait efikasi diri perawat
Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk meneliti RS tipe
A, B, C, dan D di suatu wilayah sehingga diketahui variasi atau apakah
ada pebedaan efikasi diri dari masing-masing perawat IGD.
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi efikasi diri perawat dan pengaruhnya terhadap kinerja
perawat

L O C A L LY R O O T E D , G L O B A L LY R E S P E C T E D ugm.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Dehghani, F., Barkhordari-Sharifabad, M., Sedaghati-Kasbakhi, M., & Fallahzadeh, H. (2020).
Admin. Sejarah Rumah Sakit Akademik UGM. site stats. Diakes 24 Januari 2023 dari Effect of palliative care training on perceived self-efficacy of the nurses. BMC Palliative
https://rsa.ugm.ac.id/id/sejarah-rs-akademik-ugm-yogyakarta/ Care, 19(1), 1–6. https://doi.org/10.1186/s12904-020-00567-4
Alavi, A., Bahrami, M., Zargham-Boroujeni, A., & Yousefy, A. (2015). Pediatric nurses' Dewi, R., Pande, D., & Lubis, D. S. (2022). Self-Efficacy of nurses in COVID-19 isolation
perception of factors associated with caring self-efficacy: A qualitative content room of Sanglah Hospital , Denpasar : A mixed-method study. 10(1), 4–15.
analysis. Iranian journal of nursing and midwifery research, 20(2), 232–238. https://doi.org/10.53638/phpma.2022.v10.i1.p02
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Elsayed, W. (2019). Relationship between Head Nurses’ Job Performance and Staff Nurses’
Arikunto. (2015). Veni Saputri, 2015 Kemampuan Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah Commitment. Port Said Scientific Journal of Nursing, 6(1), 261–277.
Matematis dan Self-ConfidencenSiswa SMK Melalui Pembelajaran Sinektik dan https://doi.org/10.21608/pssjn.2019.35074
Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Fajrillah, F., & Nurfitriani, N. (2021). Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat
| perpustakaan.upi.edu. 1, 138–143. Pelaksana dalam Melaksanakan Pelayanan Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat
Attri, A. K., & Devi, N. (2017). Relationship between professional commitment and self- Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 3(2), 17–24.
efficacy of secondary teacher educators. International Journal of Advance Education https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jk_sriwijaya/article/view/4238/2177
and Research, 2(4), 42–44. Ferianto, K., & Rini, A. I. S. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self
http://www.alleducationjournal.com/archives/2017/vol2/issue4/2-4-30. Efficacy Perawat Dalam Melaksanakan Resusitasi Pada Pasien Henti Jantung. Jurnal
Baluszek, J. B., Brønnick, K. K., & Wiig, S. (2023). The relations between resilience and self- Kesehatan Mesencephalon, 2(4). https://doi.org/10.36053/mesencephalon.v2i4.10
efficacy among healthcare practitioners in context of the COVID-19 pandemic – a rapid Guo, Y. F., Luo, Y. H., Lam, L., Cross, W., Plummer, V., and Zhang, J. P. (2018). Burnout and
review. International Journal of Health Governance, 28(2), 152–164. its association with resilience in nurses: a cross-sectional study. J. Clin. Nurs. 27,441–449.
https://doi.org/10.1108/IJHG-11-2022-0098 doi: 10.1111/jocn.13952
Bandura, A. (2000). Exercise of human agency through collective efficacy. Current Han, P., Duan, X., Zhao, S., Zhu, X., and Jiang, J. (2022). Nurse's psychological experiences
Directions in Psychological Science, 9(3), 75–78. https://doi.org/10.1111/1467- of caring for severe COVID-19 patients in intensive care units: a qualitative Meta-
8721.00064 synthesis. Front. Public Health 10:841770. doi: 10.3389/fpubh.2022.841770
Bandura, A., Freeman, W. H., & Lightsey, R. (1999). Self-Efficacy: The Exercise of Control. Handiyani, H., Sari, A., Karmila, R., & Wagiono, A. (2019). Nurses ’ self-efficacy in
In Journal of Cognitive Psychotherapy (Vol. 13, Issue 2). https://doi.org/10.1891/0889- Indonesiaଝ.29 (Insc 2018), 252–256. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.04.030
8391.13.2.158 Hastono, S.P.(2007). Analisis Data Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Bandura A. (1997). Self Efficacy; The Exercis of Contorol (pp. 5–174). Universitas Indonesia.
https://www.academia.edu/28274869/Albert_Bandura_Self_Efficacy_The_Exercise_of_ Hendrian, H. T. (2019). Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Perawat Di Puskesmas Ciawi
Control_W_H_Freeman_and_Co_1997_pdf Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Borneo Cendekia, 3(2), 40–46.
Deant, febriani T., & Nelly. (2021). Hubungan Self Efficacy dan kinerja perawat dalam Huang, F., Lin, M., Sun, W., Zhang, L., Lu, H., and Chen, W. T. (2021). Resilience of
memberikan asuhan keperawatan : literatur review. Widya Gantari Indonesia, 5. frontline nurses during the COVID pandemic in China: a qualitative study. Nurs. Health
Sci. 23, 639–645. doi: 10.1111/nhs.12859
Indonesia, P. R. (1992). Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 23.
Indonesia, P. R. I. (2014). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan.
L O C A L LY R O O T E D , G L O B A L LY R E S P E C T E D ugm.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Jiang, J., Liu, Y., Han, P., Zhang, P., Shao, H., Peng, H., et al. (2022). Psychological resilience Queensland Health. (2012). Health OF Fourth report of the Chief Health Officer Queensland
of emergency nurses during COVID-19 epidemic in Shanghai: a qualitative study. Front. Advancing good health. www.health.qld.gov.au/CHO_report.
Public Health 10:1001615.doi: 10.3389/fpubh.2022.1001615 RSA UGM. (2021). Sejarah RSA UGM. https://rsa.ugm.ac.id/id/sejarah-rs-akademik-ugm-
Katie McDonough. (2016). Standardizing nurse training strategies to improve knowledge yogyakarta/
and self-efficacy with tracheostomy and laryngectomy care, Applied Nursing Research, RSUD Sleman, R. (2021). Sejarah RSUD Sleman.
Volume 32,No Title. 32, 212–216. https://rsudsleman.slemankab.go.id/index.php/pages/sejarah-rsud-sleman
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0897189716301215 RSUP Dr. Sardjito. (2020). Sejarah RSUP Dr. Sardjito. https://sardjito.co.id/profil/sejarah/
Kemenkes RI. (2018). Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 tahun RSUP Dr. Sardjito. (2022). Basic Trauma and Cardiac Life Support.
2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan. 63(2), 1–3. Schwarzer, R. (2021). The General Self-Efficacy Scale ( GSE ). January 2012.
Keputusan Menteri Kesehatan RI. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif.
Nomor HK.01.07/MENKES/425/2020 tentang Standar Profesi Perawat. 1–60. Surahman, M. K., Mochamad Rachmat, S.K.M., M. K., & drs Sudibyo Supardi, PhD, A.
Kim, A. Y., & Sim, I. O. (2020). Mediating factors in nursing competency: A structural (2016). Metodologi Penelitian. http://journal.um-
model analysis for nurses’ communication, self-leadership, self-efficacy, and nursing surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
performance. International Journal of Environmental Research and Public Health, Suwinardi. (2017). Profesionalisme Dalam Bekerja. Orbith, 13(2), 81–85.
17(18), 1–14. https://doi.org/10.3390/ijerph17186850 Wildani, A. (2019). Hubungan Antara Efikasi Diri Perawat Dengan Profesionalisme Perawat
Kurniati, A. (2018). Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheely, 1st Indonesia edition. Di Ruang IGD Rumah Sakit Di Kabupaten Jember. Skripsi.
Elsevier. Menkes, R. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2017 Tentang
Li, R., Mou, J., Zeng, L., Zhang, L., Chen, D., Chen, M., et al. (2021). Experience of Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis. , Pub. L. No. 40 Tahun 2017
frontline nurses in designated hospitals dealing with COVID-19 from the perspective of (2017).
resilience theory. Nurs. Manag. China 2, 215–218. Erdius, & Dewi, F. S. T. (2017). Stres Kerja pada Perawat Rumah Sakit di Muara Enim:
Marey-Sarwan, I., Hamama-Raz, Y., Asadi, A., Nakad, B., and Hamama, L. (2022). "It's like Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental. BKM Journal of Community Medicine and
we're at war": Nurses' resilience and coping strategies during the COVID-19 pandemic. Public Health, 33(9), 439–444.Barrett-Landau S, Henle S. Men in Nursing: Their
Nurs. Inq. 29:e12472. doi: 10.1111/nin.12472 Influence in a Female Dominated Career. J Leadership Instruction. 2014;13(2):10–13.
Menteri Kesehatan. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Kharazmi, E., Bordbar, N., & Bordbar, S. (2023). Distribution of nursing workforce in the
Hk.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. world using Gini coefficient. BMC nursing, 22(1), 151. https://doi.org/10.1186/s12912-
Novrianto, R., Marettih, A. K. E., & Wahyudi, H. (2019). Validitas Konstruk Instrumen. 023-01313-w
Jurnal Psikologi, 15(1), 1–9. Rabie, T., Rossouw, L., & Machobane, B. F. (2020). Exploring occupational gender-role
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. stereotypes of male nurses: A South African study. International journal of nursing
Permenkes RI. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun practice, e12890. Advance online publication. https://doi.org/10.1111/ijn.12890
2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Rollinson, D., & Kish. (2017). Careconcept In Advanced Nursing (St.Louis MosbyA Harcourt
Keperawatan Dengan. Carbohydrate Polymers, 6(1), 5–10. Health Science Company(Ed.)). St.Louis Mosby AHarcourt Health Science Company
PKU Muhammadiyah Gamping. (2021). Sejarah RS PKU Muhammadiyah Gamping. Astuti, R., & Lesmana, O. P. A. (2018). Pengaruh Motivasi dan Beban Kerja terhadap Kinerja
https://pkugamping.com/profil/ Perawat pada Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan. Jurnal Ilman, 6(2), 42–50..
Prestiana, N. D. I., & Purbandini, D. (2012). Hubungan Antara Efikasi Diri (self efficacy) dan Syafaatinur, T., & Santoso, T. (2022). Pengaruh Kompetensi Dan
L O C A L LY R O O T E D , G L O B A L LY R E S P E C T E D u Self-Efficacy
g m . a c . i dTerhadap
Stress Kerja dengan Kerja (burnout) pada Perawat IGD dan ICU RSUD Kota Bekasi. Pengembangan Karir Perawat Di Pusat Kanker Nasonal Rumah Sakit Kanker
TERIMA
KASIH

L O C A L LY R O O T E D , G L O B A L LY R E S P E C T E D ugm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai