Anda di halaman 1dari 13

MURABAHAH

INTRODUCTION
 Murabahah adalah transaksi penjualan barang
dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan (margin) yang disepakati oleh
penjual dan pembeli
 Pembayaran Murabahah dapat dilakukan
dengan 2 cara: Tunai (bai’ naqdan) atau tangguh
(bai’ mu’ajjal/bai’ bi’tsaman ajil)
 Secara luas, jual beli dapat diartikan sebagai
pertukaran harta atas dasar saling rela.
 Pertukaran dapat dilakukan antara: uang
dengan barang, barang dengan barang (barter)
dan uang dengan uang
 Pertukaran uang dengan barang biasanya dikenal
dengan jual beli dapat dilakukan secara tunai atau
tangguh
 Pertukaran barang dengan barang terlebih dahulu
harus memperhatikan apakah barang tersebut
merupakan barang ribawi. Jika barang ribawi
maka maka pertukaran dilakukan dengan jumlah
yang sama dan secara langsung atau tunai.
 Pertukaran uang dengan uang juga harus
dilakukan secara tunai dengan kadar jumlah yang
sama
Dalam murabahah
 Penjual memberitahukan kepada pembeli
mengenai harga pokok barang + keuntungan
(margin)
 Diperbolehkan tawar menawar atas besaran
margin yang akan diperoleh oleh penjual
 Harus terdapat kesepakatan dari penjual dan
pembeli sebelum realisasi akad
 Pembeli dapat mewakili penjual kepada
developer untuk pembelian objek murabahah
 Penjual boleh meminta uang muka (urbun)
kepada pembeli sebagai keseriusan akad
Nilai Objek Murabahah
 Diperbolehkan membebankan biaya langsung
atas perolehan barang kepada pembeli akhir
(contoh: biaya administrasi, biaya balik nama,
dll)
 Tidak diperkenankan membebankan biaya
lelah pekerjaan penjual kepada pembeli
(contoh: biaya transport, uang makan, dll) serta
biaya yang tidak memberi nilai tambah atas
objek murabahah
Harga Pokok = Harga Beli – Diskon
 Diskon pada umumnya merupakan hak pembeli
baik sebelum atau sesudah akad. Namun, dapat
berubah jika terdapat kesepakatan bahwa diskon
dapat menjadi hak penjual.
 Diskon terkait pembelian barang antara lain:
 Diskon dalam bentuk apapun dari pemasok atas
pembelian barang
 Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi
dalam rangka pembelian barang
 Komisi dalam bentuk apapun yang diterima terkait
dengan pembelian barang
Keuntungan (margin)
 Keuntungan murabahah dapat dinyatakan
secara langsung (contoh: Rp20.000.000,-) atau
secara persentase
 Besarnya keuntungan harus jelas
 Harga objek murabahah tidak boleh berubah
dalam keadaan apapun
Uang muka (urbun)
 Penjual boleh meminta uang muka (urbun)
kepada pembeli sebagai keseriusan akad
 Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang
murabahah jika direalisasikan
 Jika pembeli membatalkan dan barang telah
dibeli maka uang muka digunakan untuk
menutup kerugian si penjual (jika ada
kelebihan maka diserahkan kepada pembeli,
namun jika kurang pembeli harus membayar
sisa kekurangannya kepada penjual)
Potongan/diskon murabahah
 Diskon boleh diberikan jika pembeli melunasi
secara cepat cicilannya. Namun, potongan
tidak diperkenankan diperjanjikan diawal
Denda
 Denda dikenakan sebagai hukuman/sanksi bagi
pihak yang lalai agar lebih disiplin dalam memenuhi
kewajiban hutangnya
 Penjual tidak diperkenankan mengenakan denda
kepada pembeli jika keterlambatan bayar
dikarenakan kesulitan keuangan
 Jika pembeli lalai atau sengaja memperlambat
pembayaran maka diperbolehkan menetapkan
denda namun tidak diakui sebagai pendapatan oleh
penjual
 Denda yang diterima diakui dan disalurkan sebagai
dana kebajikan
Kegagalan bayar
 jika pembeli kesulitan dalam pelunasan
piutang (bukan karena lalai) maka: hendaknya
diberikan keringanan berupa menghapus sisa
tagihan, membantu menjual objek murabahah
kepada pihak lain, dan atau melakukan
restrukturisasi piutang

Anda mungkin juga menyukai