Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANGEL CHRISTINE SALOMI THOMAS

NPM : A10200089

KELAS :C

MATA KULIAH : PENGANTAR PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI : S-1 MANAJEMEN

A. PENDAHULUAN
- Pembiayaan bank syariah sebagai suatu sistem dapat diinterpretasikan
sebagai suatu kumpulan komponen pembiayaan yang secara teratur
berinteraksi atau saling bergantung, membentuk satu kesatuan yang unik,
komponen nilainya terdiri dari pembiayaan produktif dan pembiayaan
konsumtif, kemudian menurut keperluannya pembiayaan produktif terdiri
dari pembiayaan modal kerja (pmk) dan pembiayaan Investasi

B. PEMBIAYAAN MURABAHAH
- Murabahah adalah akad jual beli suatu barang dimana penjual
menyebutkan harga belinya dan menetukan suatu keuntungan atas barang
yg dijual tsb kpd pembeli, dan harga jual tsb disetujui oleh pembeli
~ Murabahah tunai yaitu jual beli barang di mana bank bertindak
sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli.
~ Murabahah cicilan (bitsaman ajil) yaitu jual beli barang di mana
harga jual dicantumkan dalam akad jual beli.
 Penjual memberi tahu harga pokok kepada calon pembeli
 Akad pertama harus sah sesuai dengan rukun yang
ditetapkan
 Akad harus bebas dari riba
 Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat
atas barang sesudah pembelian
 Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan
dengan pembelian, misalnya pembelian dilakukan secara
hutang
C. PEMBIAYAAN SALAM
- Pembiayaan salam merupakan pembiayaan yang dengan prinsip syariah
dengan menggunakan akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan
pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli
sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat
tertentu.
~ Barang / komoditi yang di-salam-kan
 Tidak termasuk yang dilarang/haram
 Jelas spesifikasinya (jenis, warna, sifat, dll.)
 Jelas ukurannya (timbangan, takaran, berat, panjang
kualitas, dll)
 Harus berwujud sehingga dapat diakui sebagai hutang.
 Jelas waktu & tempat delivery
~ Harga / modal salam
 Jelas harganya / modal (amount, currency).
 Modal harus segera diserahkan pada saat akad (tunai).
 Modal dalam bentuk hutang tidak diperbolehkan, karena
akan mengakibatkan jual beli hutang dengan hutang.

D. PEMBIAYAAN ISTISHNA
- Pembiayaan istishna adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan dan penjual.
~ Ada pemesan/pembeli.
~ Ada barang/proyek yang dipesan.
~ Ada kesepakatan harga jual.
~ Ada pengikatan.
 Pihak yg berakad harus cakap hukum.
 Produsen sanggup memenuhi persyaratan pemesanan.
 Obyek yg dipesan jelas spesifikasinya.
 Harga jual adalah harga pesanan ditambah keuntungan.
 Harga jual tetap selama jangka waktu pemesanan.
 Jangka waktu pembuatan disepakati bersama.
o Spesifikasi Proyek.
o Harga beli (Bank-Kontraktor).
o Harga jual (Bank-Nasabah).
o Jangka waktu pembuatan.
o Kontraktor yang ditunjuk.
o Uang Muka Commitment Fee.
o Konsultan, Appraisal, Asuransi.Jaminan.

E. Pembiayaan Ijarah dan Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bit-Tamlik


- Dalam akad Tijarah, yang berlaku adalah perjanjian sewa menyewa
biasa. Dimana pihak tetap memiliki kedudukan sebagaimana awal
perjanjian, yaitu antara pihak yang menyewakan dan pihak yang
menyewa barang. Setelah masa sewa berakhir, para pihak kembali pada
kedudukannya masing-masing. Dalam konsep Akad Tijarah tersebut,
yang di sewakan tidak hanya berupa manfaat atas suatu barang saja,
melainkan juga manfaat atas suatu jasa tertentu.
- Misalnya: jasa borongan pembangunan gedung bertingkat, jasa borongan
penjahitan dan lain sebagainya.
- Dalam Akad Ijarah Mutahiyah bi Tamlik (IMBT) yang berlaku adalah
perjanjian sewa menyewa dengan hak opsi pada akhir masa sewa untuk
membeli barang yang disewakan.
- Dalam sewa menyewa tersebut, uang pembayaran sewanya sudah
termasuk cicilan atas harga pokok barang. Pihak yang menyewakan
(dalam hal ini Bank misalnya) berjanji (wa’ad) kepada penyewa untuk
memindahkan kepemilikan objek setelah masa sewa berakhir. Janji
tersebut harus dinyatakan dalam akad IMBT tersebut
~ Nasabah membutuhkan kendaraan/mesin/peralatan.
~ Bank membeli terlebih dahulu obyek yang dibutuhkan nasabah.
~ Bank membayar obyek obyek pembelian pada penjual.
~ Bank menyewakan obye kepada nasabah.
~ Jangka waktu penyewaan disepakati bersama.
~ Pada akhir periode, nasabah akan membeli obyek sewa sebesar
nilai yang telah disepakati bersama.
F. Penutup
- Pembiayaan syariah dapat dipahami sebagai penyediaan barang, uang
atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan kontrak transaksi syariah
yang berupa transaksi jual beli, sewa, atau bagi hasil (dengan
menghindari transaksi yang ribawi dan yang dilarang oleh syariah Islam)
dimana bank sebagai pemilik barang atau sebagai pemilik dana (shahibul
maal) dan nasabah sebagai pembeli barang, penyewa atau sebagai
pengelola dana (mudharib), dimana bank mewajibkan nasabah tersebut
membayar harga barang secara angsuran, atau membayar sewa atau
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
sebagai bentuk keuntungan dari transaksi jual beli, sewa atau bagi hasil
dari dana yang telah dikelola oleh nasabah.

Anda mungkin juga menyukai