Anda di halaman 1dari 5

Soal-soal Latihan

1. Jelaskan pengertian jual beli murabahah, rukun dan syarat-syaratnya


Jb: Secara etimologis, murabahah berasal berasal dari kata Al-ribh atau Al-rabh yang memiliki
arti kelebihan atau pertambahan. Kata Al-ribh tersebut dapat juga diartikan sebagai keuntungan,
laba, atau faedah.
Akad murabahah diperbolehkan dalam Islam, sebab ini termasuk kegiatan jual beli yang halal
dan bukan merupakan praktik riba. Keterbukaan dan kejujuran menjadi syarat utama terjadinya
murabahah yang sesungguhnya.
Adapun rukun dari akad murabahah adalah:
 Penjual (ba’i): Penjual dalam jual beli murabahah adalah pihak bank. Secara teknis,
biasanya pihak bank bertugas untuk membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama
bank itu sendiri.
 Pembeli (musytari): Pembeli dalam akad murabahah adalah nasabah yang mengajukan
permohonan pembiayaan ke bank. Pembeli memiliki hak untuk memilih barang sesuai
dengan apa yang ia kehendaki.
 Objek jual beli (mabi’): Objek jual beli yang sering digunakan dalam transaksi atau
akad murabahah adalah barang yang bersifat konsumtif seperti rumah, tanah, mobil,
motor dan sebagainya.
 Harga (tsaman): Harga dalam akad murabahah diistilahkan dengan pricing atau plafond
pembiayaan.
 Ijab Qobul: Ijab qobul disebut juga dengan Akad. Biasanya memuat tentang spesifikasi
barang yang diinginkan nasabah dan kesediaan pihak bank syariah dalam pengadaan
barang. Pihak bank syariah juga harus memberitahukan harga pokok pembelian dan
jumlah keuntungan yang ditawarkan kepada nasabah. Kemudian penentuan lama
angsuran dapat dilakukan setelah kesepakatan murabahah.
Adapun rukun dari akad murabahah adalah:

 Penjual (ba’i): Penjual dalam jual beli murabahah adalah pihak bank. Secara teknis,
biasanya pihak bank bertugas untuk membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama
bank itu sendiri.

Namun terkadang bank juga menggunakan media akad wakalah dalam pembelian barang.
Akad wakalah terjadi ketika nasabah membeli sendiri barang yang diinginkan atas nama
bank.

 Pembeli (musytari): Pembeli dalam akad murabahah adalah nasabah yang mengajukan
permohonan pembiayaan ke bank. Pembeli memiliki hak untuk memilih barang sesuai
dengan apa yang ia kehendaki.
 Objek jual beli (mabi’): Objek jual beli yang sering digunakan dalam transaksi atau
akad murabahah adalah barang yang bersifat konsumtif seperti rumah, tanah, mobil,
motor dan sebagainya.
 Harga (tsaman): Harga dalam akad murabahah diistilahkan dengan pricing atau plafond
pembiayaan.
 Ijab Qobul: Ijab qobul disebut juga dengan Akad. Biasanya memuat tentang spesifikasi
barang yang diinginkan nasabah dan kesediaan pihak bank syariah dalam pengadaan
barang. Pihak bank syariah juga harus memberitahukan harga pokok pembelian dan
jumlah keuntungan yang ditawarkan kepada nasabah. Kemudian penentuan lama
angsuran dapat dilakukan setelah kesepakatan murabahah.

2. Jelaskan pengertian jual beli salam dan rukun-rukunnya


Jb: Rukun merupakan suatu hal penting yang harus dipenuhi sebelum melakukan jual beli. Hal
ini karena akan menentukan tingkat keabsahannya. Meskipun hanya tertinggal satu poin saja
maka akan beresiko membatalkan akadnya, apalagi pada masa modern ini yaitu dengan sistem
online.
Peraturan jual beli dalam Islam sudah diatur dengan jelas, namun seiring perkembangan zaman
saat akan melakukannya perlu adanya pengkajian ulang dari sumber terpercaya agar transaksi
yang dilakukan sah. Secara umum terdapat beberapa rukunnya berikut ulasannya:

A.Barang atau jasa yang akan diperjual belikan.


B.Pihak penjual dan pembeli yang melakukan transaksi.
C.Harga dapat diukur dengan nilai uang atau alat pembayaran lain yang berlaku disuatu daerah.
D.Serah terima atau ijab qobul

Syarat Jual Beli dalam Islam


Sebelum melakukan jual beli ada beberapa hal yang perlu dipenuhi agar transaksi yang
dilakukan bisa mendapatkan feedback saling menguntungkan. Sebaiknya hindari perkara yang
masih sama jika belum terdapat fatwa penguat, berikut ulasannya:

A.Terkait dengan Aqidain


Dalam hal ini timbul larangan yang menyebutkan bahwa jual beli tidak diperbolehkan dilakukan
oleh orang tidak berakal. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan kerugian antara satu atau
kedua belah pihak. Oleh karenanya syarat pertama adalah penjual dan pembeli adalah orang
berakal.
B.Terkait Objek pada Jual Beli Konvensional
Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat.
Keberadaan barang harus nampak.
Dimiliki sendiri oleh penjual.
Dilarang menjual barang yang bukan dimiliki oleh penjual secara utuh.
Diserahkan langsung saat akad.
C.Terkait Shighat
Jual beli sendiri harus dilaksanakan tanpa adanya paksaan sehingga kedua belah pihak rela
menjalankannya. Hal ini berdasarkan kaidah muamalah yaitu an taradin minkum (suka sama
suka atau saling memiliki kerelaan) guna menghindari kekecewaan nantinya.

3. Jelaskan pengertian jual beli istishna', dan konsekuensinya


Jb: Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni') dan
penjual (pembuat/shani').
Konsekuensinya
A.Pembiayaan tidak lancar yaitu pembeli/klien telah menunggak pembayaran selama 2 (dua)
bulan dan tidak ada informasi sebelumnya.
B.Pembiayaan diragukan yaitu pembeli/klien telah menunggak pembayaran selama 4(empat)
bulan dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
C.Pembiayaan macet yaitu pembeli/klien telah menunggak pembayaran selama 6 (enam) bulan
dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya.

4. Buat skema jual beli murabahah, salam dan istishna'


Jb:SKEMA PEMBIAYAAN MUDHAROBAH
Skema Salam
Skema istishna

5. Buatlah skema perbandingan antara murabahah, salam dan istishno'

Anda mungkin juga menyukai