Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK O7

RIFKY AURA LESMANA


KAMALUDIN
FAISYAL
NUR
DEDE
BAB IX
PENGARUH KAPITALISME TERHADAP DUNIA OLAHRAGA

 A. Kapitalisme
Bicara tentang kapitalisme maka tokoh yang patut untuk disebut adalah Karl Marx,
dimana beliau yang berjuang untuk merubah kapitalisme menjadi komunisme. Teori ini
tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan sahabatnya, Friedrich
Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Marx
berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan
penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaum
proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme.
Dua tipe utama yang menjadi perhatian Marx adalah proleariat dan kapitalis.
Proletariat adalah para pekerja yang menjual kerja mereka dan tidak memiliki alat-alat
produksi sendiri.
 B. Akhir dari Kapitalisme
Di sisi lain, Marx menulis bahwa kapitalisme akan berakhir karena aksi yang
terorganisasi dari kelas kerja internasional.“Komunisme untuk kita bukanlah
hubungan yang diciptakan oleh negara, tetapi merupakan cara ideal untuk keadaan
negara pada saat ini. Hasil dari pergerakan ini kita yang akan mengatur dirinya
sendiri secara otomatis. Komunisme adalah pergerakan yang akan menghilangkan
keadaan yang ada pada saat ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan hasil dari
yang lingkungan yang ada dari saat ini. – Ideologi Jerman
Bagi Marx, ekploitasi dan dominasi lebih dari sekedar distribusi kesejahteraan dan
kekuasaan yang tidak seimbang. Ekspliotasi merupakan suatu bagianpenting dari
ekonomi kapitalis. Tentu saja masyarakat memiliki sejarah eksploitasi, tetapi yang
unik dalam kapitalisme adalah bahwa eksploitasi dilakukan oleh sistem ekonomi
yang impersonal dan “objekti”. Kemudian paksaan jarang dianggap sebagai
kekerasan, Marx menggemukakan poin penting lainya tentang kapital” kapital eksis
dan hanya bisa eksis sebagai kapital-kapital. Maksudnya disini adalah bahwa
kapitalisme selalu di dorong oleh kompetisi yang tiada henti. Kapitalisme mungkin
terlihat terkontrol, meskipun mereka didorong oleh kompetisi yang Filsafat
Pendidikan 87 konstan antara kapital-kapial.
 C. Konflik kelas
Marx sering menggunakan istilah kelas di dalam tulisantulisanya, tetapi dia tidak
mendefinisikan secara sistematis apa yang dia maksud dengan istilah ini. Biasanya ia
menggunakan untuk menyatakan sekelompok orang yang berada dalam situasi yang
sama dalam hubunganya dengan kontrol mereka terhadap alat-alat produksi. Namun,
hal ini belumlah merupakan deskripsi yang sempurna dari istilah kelas sebagaimana
digunakan Marx, kelas bagi marx selalu didefinisikan berdasarkan potensinya
terhadap konflik.
Ada dua macam kelas yang dikemukakan Marx ketika menganalisis kapitalisme:
borjuis dan proletar.
- -Borjuis
Kelas borjuis merupakan nama khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi modern.
Mereka memiliki alat-alat produksi dan memperkerjakan pekerja upahan.
Konflik antar kela borjuis dan kelas priletar adalah contoh lain dari kontradiksi
material yang sebenarnya. Kontradiksi ini berkembang sampai menjadi kontradiksi
antara kerja dan kapitalisme. Tidak ada satu pun dari kontradiksikontradiksi ini yan
bisa di selesaikan kecuali dengan menggubah struktur kapitalisme
 D. Kapitalisme dalam Olahraga
Olahraga dan kapitalisme sekarang ini telah menjadi saudara kandung, di samping
sebagaian orang yang mengatakannya sebagai saudara tiri. Melihat perkembangan
olahraga saat ini, telah ada asumsi bahwa olahraga hanya dikuasai oleh segelintir
orang. Contohnya, sepak bola yang sekarang menjadi kiblat sepak bola dunia ‘Eropa’
tim sepak bolanya telah dimiliki oleh beberapa pengusaha. Dengan uangnya yang
seperti takan pernah habis, mereka membeli pemain-pemain bintang untuk membuat
prestasi dengan cara instan. Melihat lebih jauh lagi, dari segi permainan sebenarnya
sepak bola Amerika Latin jauh lebih indah, hanya saja Eropa lah yang banyak
diexpose karena berjalan berbarengan dengan sistem kapitalismenya.
Sepak bola Indonesia saat ini, mungkin ingin mengikuti trend sepak bola dunia, telah
merubah dirinya menjadi sosok yang dikatakan industri. Lagi-lagi, kapitalisme tidak
bisa dilepaskan. Persib sebagai contoh lagi. Sekarang, tim Persib bukan milik warga
Jawa Barat lagi, karena pemilik Persib yang sebenarnya sekarang adalah hanya
beberapa orang. Setelah lepas dari APBD dan pemerintah kota, Persib menjadi milik
swasta. Pemain-pemain pun dibeli langsung jadi dari tim-tim lain yang memiliki
pemain-pemain bintang.
Sistem pembinaan ditelantarkan. Pemain Jawa Barat sendiri, yang bagus dalam
bermain sepak bola menjadi pengangguran, karena tidak bisa bermain di Persib.
Persib sekarang bukan menjadi wadah dan alat bagi masyarakat Jawa Barat, tetapi
telah menjadi alat bagi segelintir orang untuk meraup banyak keuntungan. Bahkan,
Persib sekarang telah dibawa-bawa ke ranah politik. Dan mirisnya, generasi instan
sekarang ini bernilai nol besar di dalam prestasi.
Lebih parahnya, sepak bola kita meniru dengan begitu saja kultur sepak bola luar
negeri. Di dalam suporter sepak bola misalkan. Entah kenapa sesama orang
Indonesia bisa saling berkelahi karena sepak bola. Berbeda dengan zaman
penjajahan, di mana para suporter sepak bola Indonesia bersatu untuk melawan
penjajah.
Tapi dengan adanya sistem kapitalisme ini bukan berarti berdampak buruk, tapi juga
ada sisi baiknya. Olahraga menjadi berkembang dan menjadi industri yang sangat
menjanjikan. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam perkembangannya, olahraga semakin meluas dan memiliki makna yang
bersifat universal dan unik. Berasal dari kegiatan fisik yang menyehatkan badan,
mengisi waktu luang dan media meng-eksistensi-kan diri akhirnya bergeser menjadi
kegiatan yang multi kompleks, telah dipengaruhi dan mempengaruhi oleh fenomena-
fenomena lain seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya.
2. Pada hubungan olahraga dengan politik terlihat dari intervensi atau turut campur
tangannya pemerintah atas sponsor, organisasi dan fasilitas. Terlebih lagi pada
pemerintahan di Indonesia, peraturan, kebijakan dan pendanaan oleh pemerintah
merefleksikan adanya kaitan yang sangat erat hubungannya antara olahraga dan
politik.
3. Sementara pada bidang sosial dan budaya terjadi pergeseran-pergeseran positif,
baik itu dari segi gender, RAS, agama ataupun pembedaan kasta-kasta di
masyarakat. Pada suatu even olahraga yang diselenggarakan misalnya, lewat
olahraga masyarakat dapat menyatu, berbaur satu sama lain dan mengahapus
perbedaan-perbedaan yang selama ini menjadi jurang pemisah antara si kaya dan si
miskin, si hitam dan si putih.
4. Dewasa ini aktifitas olahraga juga telah dilakukan secara profesional, hal ini
dikarenakan dukungan dan perhatian pemerintah terhdap bidang olahraga juga
semakin Filsafat Pendidikan 94 meningkat, oleh sebab itu pada saat sekarang ini
banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada olahraga, Hal ini akan
meningkatkan perkembangan industri olahraga.
 E. Prinsip-Prinsip dalam Organisasi Olahraga
Dalam dunia olahraga juga dikenal prinsip Good Sport Goverment (GSG). GSG
mempunyai tujuan agar para pengelola organisasi olahraga di Tanah Air bersifat
terbuka, jujur, dan diharapkan menghasilkan produk yang berprestasi. Produk itu tak
lain adalah organisasi yang baik, pengurus yang mumpuni, dan atlet yang berprestasi
tinggi. Good Sport Goverment juga memiliki ciri lima faktor (Apriadi, 2007). Setiap
klub dan organisasi olahraga diharuskan memiliki prinsip-prinsip pengelolaan
tersebut.
1.Transparansi.
Pengelolaan organisasi bersikap terbuka. Setiap anggota bisa mengetahui gerak
organisasi secara terbuka. Kalau organisasi olahraga yang bersifat milik publik,
karena sebagian dananya berasal dari anggaran pemerintah (APBN), maka
masyarakat umum layak mengetahui penggunaannya.
2. Akuntabiliti
Berkaitan kepada laporan keuangan yang dibuat oleh organisasi, haruslah berdasar
kepada prinsip-prinsip keuangan yang berlaku secara ilmu akutansi. Jadi, laporan
keuangan yang sembarangan tidak termasuk dalam prinsip ini. Peran para ahli
keuangan ada di sini. Setiap laporan keuangan merupakan hasil audit.
3. Responsibiliti. Pengelolaan organisasi memiliki sikap tanggungjawab yang besar
dari para pengurus. Jabatan yang diperoleh diwujudkan oleh rasa tanggungjawab
yang tinggi kepada public
4. Independensi.
Maksudnya adalah kebebasan bergerak yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Makna
kebebasan di sini tidak secara luas tapi mengikuti alur permainan yang berlaku.
Misalnya, PB-PB yang nota bene adalah anggota KONI Pusat, tetap memiliki aturan
yang harus tunduk kepada induknya.
5. Fairnes.
Prinsip ini bermakna keadilan. Setiap langkah yang dilakukan oleh organisasi
menganut azas ini. Tidak ada perbedaan keputusan yang diberlakukan hanya untuk
sebagian pihak. Kebijakan berlaku menyeluruh dan merata.

Anda mungkin juga menyukai