Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

Pendidikan
Agama Islam
Perbandingan Prinsip-prinsip Ekonomi
-----------------------------------------------
__

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Semua Fakultas Semua 199101001 Tim Dosen PAI Universitas Widyatama
Prodi
12
Abstrak Kompetensi
Setiap sistem ekonomi mempunyai Mahasiswa mampu menjelaskan
sejarah evolusi yang berbeda. pemikiran ekokonomi syari’ah
Masing-masing sistem mempunyai (Islam), perbandingan prinsip-prinsip
nilai etika tersendiri. Dalam bagian ekonomi: kapitalis, sosialis, komunis
ini akan dibicarakan perbandingan dan Islam.
evolusi dan etika sistem-sistem
ekonomi. Tiga aspek utama
perbandingan yang akan dibicarakan
dalam bagian ini ialah pertama,
waktu dan sejarah terbentuknya;
kedua, taraf sistem apakah sebagai
agama atau isme; dan ketiga; sumber
sistem apakah dari wahyu atau
ciptaan.
Latar Belakang

Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari prilaku manusia sebagai
hubungan antara tujuan dan sarana yang memiliki kegunaan-kegunaan alternatif. Ilmu ekonomi
adalah studi yang mempelajari cara-cara manusia mencapai kesejahteraan dan
mendistrubusikannya. Kesejahteraan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang memiliki nilai
dan harga, yang mencakup barang-barang dan jasa yang diproduksi dan dijual oleh para
pebisnis (Achyar, 2005).

Dengan definisi tersebut tampak bahwa kegiatan ekonomi dilatarbelakangi oleh


kebutuhan dan keinginan manusia. Hal ini berlangsung di manapun. Akan tetapi, cara
pemenuhan dan cara pendistribusian kebutuhan dan keinginan tersebut selalu dilandasi filosofi
yang berbeda. Perbedaan tersebut mungkin saja disebabkan oleh pengaruh filsafat atau agama
dan kepentingan politik di negara yang bersangkutan.

Berkaitan dengan cara memperoleh dan mendistribusikan kebutuhan dan keinginan


manusia itulah, di dunia sekarang ini dikenal sedikitnya lima sistem ekonomi, yakini
kapitalisme, sosialisme, fasisme, komunisme, dan terakhir adalah ekonomi Islam. Oleh karena
itu, pada bagian ini, sebelum dikemukakan prinsip-prinsip ekonomi Islam, diungkap terlebih
dahulu secara sepintas prinsip-prinsip ekonomi yang lain.

Sistematika Modul
Modul ini terdiri dari:
1. Bagian Muka
Berisi identitas mata kuliah dan tema bahasan.

2. Latar Belakang
Berisi mengeni Perbandingan Prinsip-prinsip Ekonomi.

3. Bagian Isi
Berisi mengenai pokok bahasan tentang Perbandingan Prinsip-prinsip Ekonomi.
4. Daftar Pustaka
Berisi mengenai sumber rujukan.

‘21 2 Pendidikan Agama Islam Biro Akademik dan Pembelajaran


Tim Dosen PAI Widyatama http://www.widyatama.ac.id
Bagian Isi

A. Kapitalisme

Dasar filosofis pemikiran ekonomi kapitalis bersumber dari tulisan Adam Smith dalam
bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations yang ditulis pada
tahun 1776. Paham ini berasal dari Inggris abad ke 18, kemudian menyebar ke eropa Barat dan
Amerika Utara. Semula, paham ini merupakan perlawanan terhadap ajaran gereja, sebagai buah
dari ideologi liberalisme. Pada gilirannya, ideologi ini menjadi sistem ekonomi, dan pada
akhirnya mengakar menjadi ideologi yang mencerminkan gaya hidup (way of life). Motif
kepentingan individu yang didorong oleh filsafat liberalisme kemudian melahirkan sistem
ekonomi pasar bebas yang pada akhirnya melahirkan ekonomi kapitalis.

Menurut Smith, manusia melakukan kegian ekonomi adalah karena dorongan


kepentingan pribadi. Kepentingan tersebut menjadi tenaga pendorong yang sekaligus
mengarahkan manusia melakukan apa saja asal masyarakat sedia membayar. Mari kita
perhatikan kata-kata Smith berikut ini, “bukan berkat kemurahan tukang daging, tukang
pembuat air, atau tukang pembuat roti kita dapat makan siang” kata Smith, akan tetapi karena
mereka memperhatikan kepentingan pribadi mereka. Kita berbicara bukan kepada rasa
perikemanusiaan mereka, melainkan kepada cinta mereka kepada diri mereka sendiri, dan
janganlah sekali-kali berbicara tentang keperluan-keperluan kita, melainkan tentang
keuntungan-keuntungan mereka” (Heilroner, 1986).

Ciri-ciri kapitalisme, seperti disebut Milton H. Spencer adalah adanya hak milik pribadi
(privat) atas alat-alat produksi dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik, jalan-jalan kereta api, dan
sebagainya) dan pemanfaatanya untuk mencapai laba dalam kondisi-kondisi yang sangat
kompetitif. Dari sinilah kapitalisme menjuluki dirinya sendiri sebagai sistem yang menganut
persaingan bebas. Dalam sistem ini, tentu saja yang memiliki dan dapat menggunakan modal
(kapital) akan keluar sebagai pemenang. Karena konsentrasinya pada kapital inilah, maka
sistem ini disebut kapitalisme.

Implikasinya, lembaga hak milih swasta merupakan elemen paling pokok dari
kapitalisme. Individu memperoleh perangsang agar aktivitas mereka dimanfaatkan seproduktif
mungkin. Hal tersebut tentu saja sangat mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kapitalisme sangat erat hubungannya dengan
pengejaran kepentingan individu. Smith yakin bahwa bila setiap individu diperbolehkan

‘21 3 Pendidikan Agama Islam Biro Akademik dan Pembelajaran


Tim Dosen PAI Widyatama http://www.widyatama.ac.id
mengejar kepentingan sendiri tanpa adanya campur tangan pihak pemerintah, maka ia seakan-
akan dibimbing oleh tangan yang tak nampak (the invisible hand), untuk mencapai yang terbaik
pada masyarakat. Dengan demikian, kapitalisme sebenarnya tidak mengaku anti sosial, tapi
kapitalisme melihat kesejahteraan sosial sebagai akibat logis dari pemenuhan kebutuhan dan
keinginan individu. Baginya, masyarakat adalah kumpulan individu semata.

B. Sosialisme

Sosialisme melihat ada kelemahan mendasar pada kapitalisme. Asumsi, bahwa bila
individu-individu secara bebas memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan
sendirinya akan melahirkan masyarakat sejahtera, tapi ternyata menghasilkan masyarakat yang
timpang. Penyebabnya, adalah ada pihak-pihak yang menang dalam persaingan dan tak sedikit
yang kalah dan menuai penderitaan.

Oleh karena itu, menurut John Stuart Mill (1806-1873), sebutan sosialisme menunjukkan
kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit
tergantung dari bantuan pemerintah. Dalam sosialisme, pemerintah paling kurang bertindak
sebagai pihak yang dipercayai oleh seluruh warga masyarakat, untuk menasionalisasikan
industri-industri besar dan strategis seperti pertambangan, jalan-jalan, dan jembatan, kereta api,
serta cabang-cabang produksi lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk
yang paling lengkap sosialisme bahkan menekankan pemilikan semua alat-alat produksi,
seperti tanah pertanian oleh negara, dan menghilangkan milik swasta (Brinton: 1981).

Oleh karena itu, dalam masyarakat sosialis hal yang menonjol adalah kolektivisme atau
rasa kebersamaan. Untuk mewujudkan rasa kebersamaan ini, negara harus mengatur alokasi
produksi dan cara pendistribusian semua sumber-sumber ekonom

C. Komunisme

Kebanyakan orang menyamakan sosialisme dengan komunisme. Sebenarnya,


komunisme merupakan bentuk paling ekstrem dari sosialisme. Dalam komunisme
perekonomian didasarkan atas sistem, dimana segala sesuatunya serba dikomando. Negara
merupakan penguasa mutlak. Pemerintah main paksa dalam melaksanakan setiap kebijakan.
Maka perekonomian komunise sering juga disebut sebagai “sistem ekonomi totaliter”. Sistem

‘21 4 Pendidikan Agama Islam Biro Akademik dan Pembelajaran


Tim Dosen PAI Widyatama http://www.widyatama.ac.id
ekonomi totaliter pada gilirannya berwujud menjadi sistem otoriter, dimana sumber-sumber
ekonomi dikuasai oleh segelintir elite yang disebut sebagai polit biro yang terdiri dari elite-elite
penguasa partai komunis.

Tokoh komunis adalah Karl Marx, yang diilhami pendapat Hegel yang menyatakan
bahwa perubahan dalam sejarah merupakan hasil pertentangan antar kekuatan. Pertentangan-
pertentangan tersebut pada dasarnya disebabkan oleh faktor ekonomi atau materi. Oleh karena
itu, menurut Marx penyebab pokok terjadinya perubahan adalah faktor-faktor ekonomi.

Dalam sistem komunis, barang-barang dimiliki secara bersama-sama dan didistribusikan


untuk kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota masyarakat.
Motto mereka : adalah from each according to his abilities to each according to his needs (dari
setiap orang sesuai dengan kemapuan, untuk setiap orang sesuai dengan kebutuhan). Dari motto
ini tampak bahwa produksi dan konsumsi bersama merupakan hal pokok dalam mendefinisikan
paham komunis.

D. Sistem Ekonomi Islam

Islam melihat ekonomi sebagai salah satu lapangan kehidupan masyarakat. Karena itu,
perbandingan prinsip ekonomi dalam Islam dan isme-isme lainya dapat diidentifikasi pada lima
hal. Pertama, konsep sejarah, kedua konsep hak milik pribadi, ketiga konsep persaudaraan,
keempat prinsip ko-eksistensi, kelima kekuasaan Allah (Manan, 333-347).

1. Konsep sejarah

Jika dirujuk kepada sejarah pengamalannnya ataupun masa permulaan pemikiran sistem
tersebut mulai diamalkan, Sistem Ekonomi Islam adalah yang paling awal. Ia kemudian
diikuti oleh Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis. Sejarah terbentuknya
sistem- sistem tersebut juga adalah berbeda. Suatu sistem bisa terbentuk apakah hasil dari
pada perkembangan pemikiran ataupun tecetus sendiri. Perkembangan pemikiran bisa
terjadi apabila kritikan atau tantangan kepada sesuatu amalan terjadi. Proses perkembangan
ini akan menghasilkan sesuatu cara yang baru. Berkemungkinan juga sesuatu perkara
terbentuk secara tersendiri karena ia datang dari Allah sebagaimana dipercayai sesuatu bisa
diterima sebagai karunia atau pemberian dari surga.

‘21 5 Pendidikan Agama Islam Biro Akademik dan Pembelajaran


Tim Dosen PAI Widyatama http://www.widyatama.ac.id
Begitu juga dengan apa yang terjadi terhadap sistem-sistem ekonomi. Sistem Ekonomi
Islam adalah sistem yang terbentuk sendiri yaitu tidak berkaitan dengan sistem atau evolusi
pemikiran manusia. Ia terbentuk sebagai satu sistem atau cara yang ditetapkan oleh Allah.
Ia bukan berlandaskan dari perkembangan pemikiran atau proses perubahan peradaban
yang dipikirkan oleh manusia. Ia berdasarkan wahyu yang diturunkan melalui nabi dan
perlu dipatuhi. Ia dikenal sebagai mu’âmalat mâliyyah (urusan harta) didalam syariah
Islam. Perincian pelaksanaan secara khusus mungkin perlu dipikirkan oleh manusia tetapi
dasarnya telah ditetapkan.

Sebaliknya Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis adalah sistem yang
terbentuk dari proses perkembangan pemikiran manusia. Sistem Ekonomi Kapitalis adalah
sistem yang idenya terbentuk dari tentangan terhadap ke- tidakadilan perjalanan sistem
monopoli gereja Katolik Roma. Rakyat mau peru- bahan, dan kritikan dilakukan. Kritikan
ini akhirnya menghasilkan satu sistem baru yaitu Sistem Ekonomi Kapitalis.

Sedangkan Sistem Ekonomi Sosialis adalah sistem yang terbentuk dari kritikan terhadap
Sistem Ekonomi Kapitalis. Ketika beberapa kekurangan Sistem Ekonomi Kapitalis telah
diidentifikasi, kritikan terhadapnya mulai dilakukan. Kritikan ini akhirnya membentuk
Sistem Ekonomi Sosialis. Kronologi yang disajikan adalah berdasarkan kepada sejarah
pengamalan setiap sistem. Oleh karena itu, susunan perbincangan sejarah terbentuknya
sistem ekonomi akan dilakukan mengikuti susunan berikut; Sistem Ekonomi Islam, Sistem
Ekonomi Kapitalis, dan Sistem Ekonomi Sosialis (Ahmad, 1977:6).

Sistem Ekonomi Islam sebenarnya sudah ada sejak Nabi Adam dan kemudian dilanjutkan
kepada setiap nabi yang diutus oleh Allah hingga kepada nabi terakhir sebelum Nabi
Muhammad yaitu Nabi Isa. Syariat yang diamalkan oleh setiap nabi adalah Syariat Islam
walaupun setiap syariat bagi setiap nabi adalah berbeda. Namun demikian semuanya
diridhai oleh Allah sesuai dengan suasana pada masa tersebut. Karena syariat nabi-nabi
terdahulu dan sebelumnya tidak lagi boleh diamalkan ketika Allah mengutus nabi yang
baru, maka sistem ekonomi yang dirujuk dalam perbincangan ini ialah yang diutus oleh
Allah kepada nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad.

Ajarannya merangkum semua aspek kehidupan termasuk urusan ekonomi. Istilah yang
biasa digunakan untuk me- rujuk kepada urusan ekonomi ialah kajian Fiqh al-Mu’âmalat
ataupun Fiqh al- Mâlliyyât. Terdapat empat mazhab utama dalam Islam untuk
membicarakan tentang hukum-hukum atau peraturan dalam ilmu Fiqh iaitu Mazhab Maliki,

‘21 6 Pendidikan Agama Islam Biro Akademik dan Pembelajaran


Tim Dosen PAI Widyatama http://www.widyatama.ac.id
Hanafi, Syafie dan Hambali. Perbedaan diantara empat mazhab ini hanyalah terdapat
didalam cabang-cabang pelaksanaan sesuatu hu- kum atau peraturan. Dasar pelaksanaan
tetap sama dan dirujuk pada dasar hukum yang sama. Terdapat juga pemikir- pemikir
berikutnya yang membincangkan perjalanan urusan ekonomi seperti Abu Yusuf (731-798
M). Al-Ghazali (1030-1111 M), Ibnu Taimiyah (1262-1328 M), Ibnu Khaldun (1332-1406
M), dan Shah Waliullah (1702-1763 M).

Dari sisi konsep sejarah tersebut, perbandingan Islam terlihat jelas dengan isme-isme lain,
terutama Marxisme. Menurut Karl Marx, peristiwa ekonomi menjadi pengendali perjalanan
sejarah. Sejarah berjalan sebagai pertentangan kaum proletar dengan borjuis. Islam
mengaku adanya pertentangan ini tetapi Islam lebih menggaris bawahi peran great people
(orang-orang besar) sebagai pengendali sejarah.

Selanjutnya, menurut Karl Marx, sejarah manusia tak dapat terhindar dari pertentangan
kelas (proletar dan borjuis). Islam mengajarkan bahwa pertentangan yang hakiki terjadi
antara yang hak dengan yang batil. Dan Allah menjanjikan kemenangan bagi pihak yang
hak tetapi dengan syarat pengelolaan yang baik. Sebab, kebenaran yang tak menggunakan
manajemen yang baik akan dikalahkan oleh kebatilan yang dikelola dengan baik.

Kemudian, Marx tidak mengakui eksistensi agama dalam sejarah. Agama baginya justru
menjadi penopang kapitalisme. Agama, menurutnya, adalah candu, untuk membuat kaum
proletar terlena dan terus mengabdi kepada kaum borjuis.

Islam tidak demikian, Islam hadir agar setiap orang sadar dengan hak dan kewajiban sebagai
pribadi, anggota masyarakat dan hamba Tuhan. Dalam fasisme, agama tidak berperan
kecuali untuk penguat negara. Kapitalisme tidak anti agama. Tetapi agama dibuat terpisah
dari bidang-bidang lain. Islam menghendaki integrasi antara kehidupan agama dengan
kehidupan ekonomi, sosial, politik dan lain-lain.

2. Konsep Hak Milik Pribadi

Kapitalisme percaya akan usaha bebas yang mengharuskan pribadi memiliki alat produksi.
Komunisme menghendaki dihapuskannya hak milik pribadi atas alat produksi. Islam
mengajarkan bahwa hak milik mutlak ada pada Allah. Kewajiban manusia adalah
memanfaatkannya sesuai dengan posisi masing-masing. Islam memperkenankan orang
untuk meningkatkan dirinya, tetapi dengan catatan untuk melindungi dan meningkatkan
kepentingan sesamanya. Karena itu, Islam memberikan rambu-rambu berkaitan dengan hak

‘21 7 Pendidikan Agama Islam Biro Akademik dan Pembelajaran


Tim Dosen PAI Widyatama http://www.widyatama.ac.id
milik ini: pertama, memanfaatkan harta sebanyak-banyaknya tanpa merugikan orang lain,
kedua, bayar zakat, ketiga, membelanjakan harta di jalan Allah, ketiga, tidak mengambil
bunga, kelima, hindari kecurangan, penimbunan dan monopoli.

3. Konsep Persaudaraan

Konsep persaudaraan menjadi pembeda Islam dari sistem lain. Menurut komunisme,
sejarah akan bergerak sebagai pertentangan terus menerus antara proletar dan borjuis.
Kapitalisme memberi doktrin bahwa penguasa kapital akan keluar sebagai pemenang. Islam
menekankan bahwa setiap manusia bersaudara.

4. Ko-eksistensi

Prinsip ko-eksistensi dalam Islam tak ada padanannya dalam isme manapun. Komunisme
percaya revolusi dunia melalui kemajuan material. Kapitalisme memprovokasi kepemilikan
tidak terbatas yang menuju pada imperialisme. Kedua isme ini berarti penghisapan yang
sesungguhnya oleh negara kaya atas negara miskin.

Prinsip ko-eksistensi Islam tercermin dari sapaan “salam dan rahmat serta berkah Allah
atasmu”. Dalam ayat lain diserukan, “janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi”
(QS. Al-A’raf: 56). Kedua ajaran ini menunjukkan bahwa Islam menyerukan perlunya
hubungan baik dengan sesama manusia dan sesama manusia.

5. Kekuasaan

Komunisme tak percaya dengan kekuasaan Allah. Mereka hanya percaya dengan kekuasaan
proletar. Kapitalisme juga tak percaya dengan kekuasaan Allah. Mereka hanya percaya
dengan kedaulatan rakyat. Fasisme tak percaya kekuasaan Allah. Mereka hanya percaya
dengan kekuasaan negara.

Islam mengajarkan bahwa kekuasaan mutlak ada pada Allah. Manusia adalah khalifah
(pengganti) dianugerahi amanat untuk memakmurkan kehidupan di dunia ini. Oleh karena
itu, bila penguasa tidak mematuhi ajaran Alquran dan Sunnah nabi, rakyat memiliki hak
untuk tidak mematuhinya. Itu sebabnya, pada saat pelantikan Abu Bakar sebagi khalifah,
abu bakar berkata, “patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan nabi-Nya. Bila aku tidak
mematuhi Allah dan nabi-Nya, maka aku tidak berhak kalian patuhi”. Karena itu,
“kesetiaan terhadap partai” diizikan dalam Islam selama partai itu mematuhi Allah dan
nabi-Nya”.

‘21 8 Pendidikan Agama Islam Biro Akademik dan Pembelajaran


Tim Dosen PAI Widyatama http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka

Nur, Tajudin dkk. (2018). Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Bandung: Unpad
Press.
Ahmad, Sanep, Abdul Razak, & Hairunnizam Wahid. (2005). Ekonomi Islam, Kapitalis &
Sosialis Dalam Perbandingan. Selangor DE: Iktisad.
Ahmad, S.M. (1977). Economics of Islam: A Comparative Study. Lahore: Sh. Muhamad
Ashraf.
Gregory & Stuart. (1995). Comparative Economic System, 5th Edition, Houghton-Miffin Co.
Lababidi. (1987). Ekonomi Islam: Satu Perbandingan. Kuala Lumpur: A.S. Noordeen.
Qardawi, Yusuf. (1998). Peranan Nilai dan Akhlak dalam Ekonomi Islam (terj.). Kuala
Lumpur: Blue-T Sdn Bhd.
Richard L.C. & Baerbal M.T. (1996). Comparative Economic System: Market and State in
Economic Systems. Sharpe Inc.

‘21 9 Pendidikan Agama Islam Biro Akademik dan Pembelajaran


Tim Dosen PAI Widyatama http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai