Anda di halaman 1dari 37

Kedaruratan

Nontrauma Leher

Definitive Surgery for Trauma and Acute Care Surgery


The College of Surgeons of Indonesia
First Edition, 2019

1
Diskusi Kasus
• Pasien laki-laki, usia 38 tahun

• Keluhan: rahang bawah dan


leher bengkak dalam 2 hari

• Tidak ada riwayat trauma

Hal-hal penting apa yang perlu


dievaluasi?
• Posisi pasien duduk saat diperiksa
karena sesak napas.
• sulit mengunyah dan menelan
makanan, bicara menjadi kurang jelas
• Demam dan nyeri substernal
• Riwayat nyeri gigi molar kanan 1
minggu

• TD: 120/70, Nadi 105 x/menit,


reguler, R: 18x/menit/ SpO2 99%
Kulit hiperemis, hangat, tegang, nyeri
dan pucat bila ditekan (bucal,
submandibula D/S, anterior coli sampai
sternalis).

Trismus ringan (IOM 3 cm)

KGB leher tidak teraba


1. Masalah dasar apa yang mungkin
terjadi pada pasien ini?

2. Apa lagi yang harus diperiksa?


Intraoral:
• dasar mulut terangkat dan oedem.
mukosa sublingual hiperemis. tidak
terdapat pus
• Lidah oedem dan kotor pada
permukaan dorsal serta pergerakan
lidah terbatas.
• Tonsil dan palatum normal

1. Hasil pemeriksaan ini menunjukkan


apa?
Thoraks:
• Hiperemis daerah sternal
• Simetris
• ronchi basal hemithoraks D/S
• BJ reguler, normal

1. Pemeriksaan tambahan apa yang perlu


dilakukan?
Penunjang:

Lab: Leukositosis 24.000 /μL


RO thoraks:

1. Apa yang terllihat pada foto


ini?
Apakah diagnosis pasien ini?
Bagaimana penanganan ?
1. Bagaimana memaksimalkan drainase?
2. Pemilihan antibiotika?
Kedaruratan
Nontrauma Leher

DSTC & ACS


1 Desember 2019. Bitdec. Bali
Pendahuluan
• Infeksi serius yang dapat diatasi

• Terjadi pada Deep cervical space

• Progresifitas yang cepat + komplikasi mengancam nyawa

• Diagnosis tidak mudah karena:


– Lokasi yang dalam
– Anatomi yang kompleks
Etiologi
• Polimikrobial

• Flora normal dari rongga mulut & saluran nafas atas

• Dewasa → infeksi gigi

• Anak → infeksi tonsilofaringeal

• Organisme paling sering Streptococcus viridans


Epidemiologi

• Insiden meningkat dari tahun ke tahun


• Kids’ Inpatient Database (KID):
– Abses retrofaring thn 2000  0,1/10.000
– Thn 2009  0,22/10.000
Patofisiologi
• Pengetahuan kompartemen
leher dan interfascial spaces

• Cervical fascia:
– Superfisial
– Deep:
• Superfisial
• Tengah
• Dalam
Patofisiologi

• Major spaces:
– Submandibular
– Parapharyngeal
– Retropharyngeal
Patofisiologi
• Penyebaran infeksi mudah karena:
– Interkoneksi antara deep cervical spaces
– Banyak jaringan limfatik dan KGB
– Faktor tambahan:
Immunocompromised, DM, trauma,
instrumentation
• Penyebaran secara hematogen dari fokus yang
jauh
Telinga tengah

KGB cervical

• Ekstensi lokal dari Tonsil

Sinus

Kelenjar parotis
Manifestasi Klinis
• Tergantung dari:
– lokasi primer infeksi
– fascial plane yang terlibat
– luasnya infeksi
– Adanya efek penekanan
– Komplikasi sistemik

• Gejala umum  Demam + nyeri pada leher


• Hiperemis, oedem, limfadenitis tidak selalu ada
• Dapat hanya tortikolis, trismus
Pitfall

Fluktuasi jarang ditemukan karena:


• Fascia yang tegang
• Otot di superficial
• Lokasi abses dalam
Manifestasi Klinis
• Infeksi Leher dalam proksimal → nyeri tenggorokan + trismus

• Abses peritonsilar → uvula bergeser ke lateral

• Infeksi parafaringeal space → dinding faring bergeser ke medial

• Saraf vagus → disfoni + suara serak

• Ludwig's angina → drooling, sulit menelan, trismus, indurasi dasar


mulut  obstruksi jalan nafas
Penunjang
• Darah lengkap → leukositosis
• Kultur darah & pus
• X-foto cervical (curiga abses retrofaring) =
– Anak → jaringan lunak prevertebral > 7mm (C2) atau > 14 mm (C6)
– Dewasa → jaringan lunak prevertebral > 22mm (C6)
– Udara pada subkutis
• X-foto thoraks dilakukan pada kasus dengan kecurigaan mediastinitis,
pneumomediastinum, atau empiema
Penunjang
• USG untuk membedakan flegmon dan abses
• USG kurang adekuat untuk infeksi yang dalam
• Gold standard pemeriksaan imaging adalah CT scan /MRI kontras
Tata Laksana
• Drainase + Antibiotik
• Gunakan antibiotik sesuai kultur atau peta kuman (empiris).
• Contoh:
– ampicilin/sulbactam
– Klindamisin

• Kondisi akut → UTAMAKAN airway


Prognosis
• Bergantung pada status imunologi serta lokasi dan tingkat keparahan
infeksi

• Angka mortalitas = 1% - 25%


Komplikasi

• Infeksi pada rongga lateral faring dapat meluas hingga lapisan


karotis → Septic thrombophlebitis (Lemierre syndrome)

• Infeksi pada danger space atau retrofaring dapat menyebabkan


mediastinitis → empiema & pericarditis

• Penekanan terhadap jalan nafas dapat menyebabkan obstruksi


airway  gagal nafas  kematian
?
29
31
32
33
34
OBJECTIVES

To discuss:

35
SUMMARY

36
THANK YOU

37

Anda mungkin juga menyukai