Anda di halaman 1dari 10

Bab 4 : 1.

Manajemen Berbasis Aktifitas (Activity-based


Manajemen)
2. Aplikasi Industri Pemanufakturan
3. Penerapan Dalam Pemasaran dan Administrasi

Kelompok 2:
Putri Nur Maulida Aira Yasmin 211110013408008
Rosy Lestaria Mau 211110013408009
Yunda Azizah Putri 211110013408010
Manajemen Berbasis Aktivitas
• Manajement Berbasis Aktivitas ( Activity Based Management) adalah pengelolaan aktivitas untuk
meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan laba melalui peningkatan
nilai (value) tersebut.
• Keunggulan utama pendekatan ABM meliputi:
1. ABM mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis kunci dan mengidentifikasi bagaimana proses dan
aktivitas tersebut bisa diperbaiki untuk menurunkan biaya dan meningkatkan nilai('value') bagi pelanggan.
2. ABM memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk menambah nilai
aktivitas kunci, pelanggan kunci, produk kunci, dan metode untuk mempertahankan keunggulan kompetitif
perusahaan.

Activity-based management menggunakan analisis cost driver, analisis aktivitas dan pengukuran kinerja.
• Analisis cost driver merupakan pengujian, kuantifikasi dan penjelasan dampak dari cost driver.
• activity analysis yang mengidentifikasi dan menggambarkan aktivitas dalam organisasi.
• Pengukuran kinerja mengidentifikasikan indikator pekerjaan yang telah dilakukan dan hasil yang dicapai oleh
aktivitas, proses, atau unit organisasi.
Aktivitas Yang Bernilai Tambah dan Tidak Bernilai Tambah

• Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas Ringkasan Aktivitas:


yang memberi kontribusi terhadap
'customer value' dan memberikan
kepuasan kepada pelanggan atau organisasi
yang membutuhkannya. Contohnya
meliputi perancangan produk, kerja
langsung, penambahan bahan langsung,
pemrosesan oleh tenaga aktivitas yang
berkaitan dengan mesin dan pengiriman
produk.
• Aktivitas tidak bernilai tambah adalah
aktivitas yang tidak memberikankontribusi
terhadap 'customer value' atau terhadap
kebutuhan organisasi. Contohnya aktivitas
setup, perpindahan, waktu menunggu,
reparasi, inspeksi, dan penyimpanan.
Aplikasi Industri Pemanufakturan

• Activity-Based Costing (ABC) di Hewlett-Packard


The Roseville Network Division (RND) pada perusahaan Hewlett-Packard (HP) adalah divisi pertama yang
menggunakan 'activity-based costing'. Karena produk RND meningkat dalam hal jumlah dengan umur
produk yang semakin menurun, maka desain produk baru dan proses produksinya sangat penting bagi
keberhasilan perusahaan. Meskipun demikian, sistem penentuan biaya yang lama, tidak memberikan
informasi yang dapat digunakan oleh manajer untuk membandingkan biaya produksi untuk desain
produk yang berbeda- beda.

• Advanced Micro Devices (AMD), merupakan perusahaan manufaktur yang membuat semikonduktor,
pertama kali menerapkan proyek ABC dalam pengujian dan fasilitas perakitan di Penang, Malaysia.
Sistem yang baru, yaitu ABC di Penang mengidentifikasi distorsi biaya produk (produk bervolume
tinggi yang sederhana biayanya ditentukan terlalu tinggi antara 20 sampai 30%, dan produk
bervolume rendah yang kompleks biayanya ditentukan terlalu rendah antara 600 sampai dengan
700%). ABC memberikan dasar yang akurat bagi manajemen AMD untuk menentukan harga transfer
di antara divisi.
Penerapan Dalam Pemasaran dan Administrasi

• Aktivitas pemasaran meliputi advertensi, penjualan, pemenuhan pesanan, pengiriman,


penggudangan, dan pengumpulan kredit yang dilakukan oleh bagian administrasi. Untuk
menerapkan ABC pada aktivitas pemasaran, akuntan manajemen menelusuri biaya pemasaran
ke 'cost pool' aktivitas; selanjutnya menelusuri biaya tersebut ke lini produk dan daerah untuk
mengukur profitabilitas.

• Aktivitas pusat penagihan meliputi mencatat penagihan, validasi data, melakukan tindakan
koreksi; dan pencetakan, penyortiran, dan pengiriman faktur kepada pelanggan unit tersebut.
Penerapan Dalam Organisasi Jasa dan Organisasi Nonprofit

• Organisasi jasa dan sebagian besar organisasi nonprofit mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
yang membedakan organisasi-organisasi tersebut dari perusahaan manufaktur. Output sering kali lebih
sulit didefinisikan, aktivitas untuk memenuhi permintaan jasa lebih sulit diprediksi, dan overhead serta
biaya tak langsung sulit untuk dihubungkan ke produk atau output jasa.

• Misalnya Kantor Akuntan Achuck, Buniel & Hinckley melakukan dua jenis audit untuk minggu ini. Sistem
penentuan biaya tradisional digunakan oleh perusahaan ini. Jam kerja langsung digunakan untuk
membebankan biaya ke aktivitas dan kemudian ke objek biaya, yaitu audit. Perusahaan hanya
menggunakan satu 'cost driver' yaitu jam kerja tenaga profesional untuk mengalokasikan biaya
overhead. Kedua proyek audit tersebut membutuhkan jam kerja tenaga profesional total 100 jam.
Perusahaan membayar $ 25 per jam untuk setiap staf audit. Pada audit pertama, tim audit
menghabiskan banyak waktu untuk melakukan penelitian terhadap bahan, mengirim fax dan
menelepon untuk melengkapi perjanjian, sedangkan audit yang kedua tidak membutuhkan sebanyak
proyek audit yang pertama untuk aktivitas-aktivitas tersebut.
Sistem Penentuan Biaya Tradisional

Dengan sistem penentuan biaya tradisional, biaya overhead total dialokasikan untuk setiap
audit dengan cara mengalikan biaya tenaga kerja langsung total dengan tarif overhead.

(1) Jam (2) Tarif (3) =1 x 2 Biaya


(4)Tarif 3 x 4 Overhead
Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Overhead yang Dibebankan
Langsung Langsung Langsung
Audit 1 100 $ 25/jam $ 2.500 160 % $ 4.000
Audit 2 100 $ 25/jam $ 2.500 160 % $ 4.000
Sistem ABC
Sistem ABC berfokus pada aktivitas sebagai objek biaya yang fundamental. Contoh berikut
menggunakan satu 'cost pool'dan satu 'cost driver' untuk setiap aktivitas.
Mohon maaf atas kekurangan dan
kesalahan kami

Anda mungkin juga menyukai