Anda di halaman 1dari 6

Policy Air Freight Cargo Claim /

MRT-LOG-PLC-28
1. Untuk pengiriman cargo udara, jika cargo tidak diikutsertakan dalam program
asuransi maka siapapun yang melakukan proses penjualan wajib mengedukasi
customer dengan menyampaikan :
Jumlah maksimum penggantian adalah sesuai dengan Peraturan Menteri
Perhubungan (Permenhub) 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab
Pengangkut Angkutan Udara yaitu :
a. Terhadap hilang atau musnah, pengangkut wajib memberikan
ganti kerugian kepada pengirim sebesar Rp. 100.000,00 (seratus
ribu rupiah) per kg.
b. Terhadap rusak sebagian atau seluruh isi kargo, pengangkut wajib
memberikan ganti kerugian kepada pengirim sebesar Rp.
50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per kg.
2. Klaim harus ditunjang dokumen penunjang : Cargo Irregularity Report, Surat
Jalan, Foto
AP
Policy Air Freight Cargo /
MRT-LOG-PLC-29

1. Sebelum memberikan penawaran kepada customer, sales harus melakukan


pemeriksaan dimensi barang/kargo yang akan dikirim kepada customer, dan
kemudian memberikan info kepada Air Freight Operation untuk mendapatkan
konfirmasi bisa atau tidaknya barang diangkut dengan pesawat.
2. Air Freight Operation akan memeriksa ketersediaan airline-airline yang dapat
mengangkut barang/kargo, tipe pesawat yang digunakan dan keberadaan
rute/tujuan.
3. Air Freight Operation akan memeriksa melalui data informasi yang ada dan juga
dapat melakukan pengecekan langsung ke airline-airline.
4. Kargo/barang dapat dikirimkan dengan angkutan udara dan haruslah dipacking
sesuai dengan ketentuan.
5. Packaging kargo harus sesuai atau menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI)

AP
Policy Air Freight Cargo /
MRT-LOG-PLC-29

6. Packaging harus aman untuk manusia dan pesawat serta :


a. Packaging tidak ada yang boleh ada bagian patah/ hancur/ rusak
b. Packaging tidak ada yang boleh bagian yang tajam dan menimbulkan potensi
hazard bagi manusia dan pesawat
7. Packaging harus dibuat sedemikian rupa untuk menjaga keamanan, kuantitas, dan
kualitas dari kargo.
8. Kargo yang tidak diperkenankan untuk dikirimkan via udara adalah :
a. Mengandung Narkoba,
b. Setiap barang atau zat yang dapat meledak
c. Bereaksi menghasilkan nyala api
d. Bereaksi menghasilkan panas yang berbahaya atau emisi berbahaya dari gas atau uap beracun
e. Korosif atau mudah terbakar dalam kondisi yang biasanya ditemui
f. Bahan radioaktif
g. Hewan hidup yang terinfeksi
h. Kargo lainnya yang diatur oleh ketentuan di setiap Negara origin ataupun destinasi
AP
Policy Airline Closing Time /
MRT-LOG-PLC-30

1. Adalah suatu kondisi yang dipersyaratkan oleh maskapai penerbangan agar


kargo/barang yang dikirimkan tiba di gudang maskapai penerbangan
dalam waktu tertentu sebelum perkiraan waktu keberangkatan.
2. Cargo/barang yang dikirimkan dengan ETD yang pada hari yang sama akan
dikategorikan sebagai rush handling cargo/express cargo.
a. Untuk Penerbangan Domestik:
Closing time untuk penerbangan domestik 6 jam sebelum ETD.
b. Untuk Penerbangan Internasional
Closing time untuk penerbangan internasional 24 jam sebelum ETD
AP
Policy Airfreight Export Import License /
MRT-LOG-PLC-31

1. Izin Export dan izin import adalah mandatori untuk setiap pengiriman export
atau import
2. Menggunakan undername hanya diperkenankan dalam pengiriman export
saja
3. Jika meratus terlibat dalam proses koordinasi penyediaan undername, maka
semua tanggung jawab atas izin kargo yang dikirimkan tersebut ada di shipper
dan pemilik undername.

AP
Policy Airfreight Job Number /
MRT-LOG-PLC-32

1. Pembuatan “job number” untuk Airfreight, harus dilakukan maksimal 1 hari


sesudah cargo diterima oleh consigne dan dibuktikan dengan adanya dokumen :
a. SMU/ AWB
b. POD
c. Surat Jalan
d. Surat tanda Serah Terima
2. Semua dokumen tersebut diterima secara softcopy diterima oleh Person in Charge
(PIC).

AP

Anda mungkin juga menyukai