Anda di halaman 1dari 44

Peran dan Tantangan Rumah Sakit

dalam Transformasi Pelayanan


Kesehatan

Syahrir A. Pasinringi
Ø

TUJUAN NORMATIF PEMBANGUNAN KESEHATAN

Untuk mewujudkan layanan yang


Layanan Kesehatan yang berkualitas, pelayanan Kesehatan harus:
berkualitas :
Timely
Effective Mengurangi waktu tunggu dan penundaan
Memberikan layanan kesehatan berbasis pelayanan
bukti kepada yang membutuhkan
Equitable
Safe Tidak membedakan pemberian pelayanan
Mencegah terjadinya bahaya dalam kesehatan berdasarkan jenis kelamin, etnis, lokasi
pemberian pelayanan kesehatan geografis, status sosial dan ekonomi
kepada yang membutuhkan
Integrated
Memberikan pelayanan kesehatan yang
People centred
menyediakan berbagai layanan sepanjang
Memberikan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan preferensi, kehidupan
kebutuhan dan nilai individu Efficient
Memaksimalkan sumber daya yang tersedia dan
mengurangi pemborosan
Sumber: WHO, Quality of Care (2021)
02
Sistem Kesehatan
Nasional
Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya
disingkat SKN adalah pengelolaan kesehatan
yang diselenggarakan oleh semua komponen
bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Sumber : Perpres 72 Tahun 2012 Pasal 1 (2)).


Tujuan
Sistem kesehatan nasional

SKN menjadi acuan dalam Terselenggaranya pembanguan


kesehatan oleh semua komponen
penyusunan dan pelaksanaan
bangsa, baik pemerintah,
pembangunan kesehatan mulai dari pemerintah daerah, dan/atau
perencanaan sampai monitoring masyarakat termasuk badan
dan evaluasi, yang diarahkan untuk hukum, badan usaha, dan lembaga
swasta secara sinergis, berhasil
meningkatkan kesadaran,
guna dan berdaya guna, sehingga
kemauan, dan kemampuan hidup terwujud derajat kesehatan
sehat bagi setiap orang. masyarakat yang setinggi-
tingginya.

Sumber : Perpres 72 Tahun 2012 Pasal 5


04
7 Subsistem Sistem Kesehatan Nasional

01 Subsistem Upaya Kesehatan


02 Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
03 Subsistem Pembiayaan Kesehatan
04 Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK)
05 Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
06 Subsistem Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan
07 Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
04
Manajemen Kesehatan
Tujuan
Pembangunan Kesehatan

SDM Kesehatan 1. Perbaikan status kesehatan


Upaya dan gizi masyarakat
Farmasi, Alkes, Kesehatan 2. Perlindungan finansial
dan Makanan 3. Responsiveness system
Pemberdayaan kesehatan
Masyarakat 4. Peningkatan efisiensi
Litbang

Pembiayaan Kesehatan

Pandemi Covid-19, Transisi Epidemiologi, Transisi Demografi, Perubahan Iklim, SDGs

Bagan Sistem Kesehatan Nasional


Sumber: Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, 2021
(adaptasi dari Perpres No.72/2012 tentang SKN & adaptasi dari WHO Health System Framework)
SUBSISTEM Upaya
Kesehatan
05
UPAYA KESEHATAN
UKM UKP

Pemerinta Swasta/ Pemerinta


Swasta
h UKBM h

• Puskesmas
• Puskesmas
Strata-1 • Praktek2 Nakes. Klinik
• Pos2 Kesehatan • Apotek, Lab, Toko Obat, Optik, dll

• Praktik Nakes Spesialis


• Dinkes Kab/Kota • RS C & B ~ RS Khusus
Strata-2 • UPT • Apotek, Lab, Optik, Toko Obat
• Balai2 Kes, dll

• Dinkes Prov • Praktik Nakes Spes Kons


• RS B & A ~ RS Khusus
Strata-3 • Depkes • Apotek, Lab, Optik, Toko Obat
• Institusi2 Kes • Pst-2 Unggulan Nas
PEMBAGIAN KEWENANGAN URUSAN KESEHATAN
No Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/Kota
1 Upaya a. Pengelolaan upaya kesehatan a. Pengelolaan UKP a. Pengelolaan UKP
Kesehatan perorangan (UKP) rujukan rujukan tingkat Daerah Daerah kabupaten/kota
nasional/lintas Daerah provinsi. provinsi/lintas Daerah dan rujukan tingkat
b. Pengelolaan upaya kesehatan kabupaten/kota Daerah
masyarakat (UKM) nasional dan b. Pengelolaan UKM kabupaten/kota.
rujukan nasional/lintasDaerah Daerah provinsi dan b. Pengelolaan UKM
provinsi. rujukan tingkat Daerah Daerah kabupaten/kota
c. Penyelenggaraan registrasi, provinsi/lintas Daerah dan rujukan tingkat
akreditasi, dan standardisasi kabupaten/kota. Daerah
fasilitas pelayanan kesehatan c. Penerbitan izin rumah kabupaten/kota.
publik dan swasta. sakit kelas B dan c. Penerbitan izin rumah
d. Penerbitan izin rumah sakit kelas fasilitas pelayanan sakit kelas C dan D
A dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dan fasilitas pelayanan
kesehatan penanaman modal Daerah provinsi. kesehatan tingkat
asing (PMA) serta fasilitas Daerah
pelayanan kesehatan tingkat kabupaten/kota.
nasional.

Sumber : UU No.23 Tahun 2014 tentang Pembagian Tugas Bidang Kesehatan


Tujuan UKP
Upaya Kesehatan Perseorang (UKP) adalah suatu Kegiatan
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
(Permenkes 43 tahun 2019)
Perbedaan UKM & UKP
Konsep UKM dan UKP dalam Perpres 72/2012

UKM UKP

Primer Kecamatan→Puskesmas FKTP

Sekunder Kab/Kota→Dinkes FKTP Spesialis

Tersier Prop/Pusat→Dinkes/pusat FKTP Subspesialis


Ø

PENGERTIAN RUMAH SAKIT

Pasal 1 Ayat 10

Rumah Sakit adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang


menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan perseorangan secara
paripurna melalui Pelayanan Kesehatan promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif dengan menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

Sumber:
Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
Ø
FUNGSI RUMAH SAKIT

Pasal 184
1) Rumah Sakit menyelenggarakan fungsi Pelayanan Kesehatan
perseorangan dalam bentuk spesialistik dan/atau subspesialistik.
2) Selain Pelayanan Kesehatan perseorangan dalam bentuk
spesialistik dan/atau subspesialistik, Rumah Sakit dapat
memberikan Pelayanan Kesehatan dasar.
3) Selain menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan perseorangan,
Rumah Sakit dapat menyelenggarakan fungsi pendidikan dan
penelitian di bidang Kesehatan.
4) Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata Kelola rumah
sakit dan tata Kelola klinis yang baik
Sumber: Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Pasal 186
1) Struktur organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas
unsur pimpinan, unsur pelayanan medis, unsur
keperawatan, unsur penunjang medis dan nonmedis, unsur
pelaksana administratif, dan unsur operasional.

2) Unsur pimpinan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dijabat oleh:
a. Tenaga Medis;
b. Tenaga Kesehatan; atau
c. Tenaga profesional,
yang memiliki kompetensi Manajemen Rumah Sakit.
Sumber: Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus
Di Indonesia Tahun 2017-2021

Sumber : Ditjen Pelayanan Kesehatan, Kemenkes RI, 2022


Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Umum Berdasarkan Penyelenggaraan
Di Indonesia Tahun 2017-2021

Sumber : Ditjen Pelayanan Kesehatan, Kemenkes RI, 2022


Global Challenge for Hospitals

Internet of Things Social media of toolkit


(IoT)
Big Data Transisi epidemiologi dan
perubahan pola penyakit

Artificial Intelligence

Perubahan Ekonomi

Source:

Perubahan Demografi Handbook of Research on Strategic Fit and Design in Business Ecosystems
Klaus Martin Schwab, German economist and executive chairman of theWorld
Economic Forum.
Creeping Through the Backdoor: Disruption in Medicine and Health
Ekspektasi pasien meningkat
CASE COMPLEXITY
H
PATIENTS CHANGING I CURRENT
CONSUMER BEHAVIOR G & FUTURE
RAFID CHANGING ADVANCED
H CHALLENGES
TECHNOLOGY
FOR HOSPITAL
C INDUSTRY
LIMITED HEALTH PERSONEL O
S
MARKETING LIMITATION
+ MEA T
Disruption in Indonesia’s Hospital
Industry

1.Pertumbuhan start-up konsultasi kesehatan


secara online, Dokter Panggil
2.Holding rumah sakit
3.Kebijakan kelas standar
4.Kebijakan Tarif tunggal
Pandemi Covid-19
5.Digitalisasi
6.Perubahan Regulasi tentang Yankes dan
pembiayaan (Kemenkes dan BPJS)
7.Peningkatan standar mutu layanan
8.Perubahan Perilaku Konsumen
KEMENKES BERKOMITMEN UNTUK MELAKUKAN TRANSFORMASI SISTEM
KESEHATAN
6 PILAR TRANSFORMASI PENOPANG KESEHATAN INDONESIA
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan ibu, Memperkuat sistem


Outcome Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat
anak, keluarga berencana dan kesehatan & pengendalian
RPJMN masyarakat penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
kesehatan reproduksi obat dan makanan
bidang
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem


rujukan ketahanan kesehatan

a b c d a b
Edukasi penduduk Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat
Penguatan peran kader, primer sekunder kapasitas dan dan mutu layanan ketahanan sektor ketahanan tanggap
kampanye, dan kapabilitas layanan sekunder & tersier darurat
6 Penambahan imunisasi Skrining 14 penyakit farmasi & alat
membangun gerakan, Pembangunan RS di Kawasan
rutin menjadi 14 penyebab kematian primer kesehatan Jejaring nasional
kategori tertinggi di tiap sasaran Timur, jejaring pengampuan
antigen dan perluasan Revitaliasi network dan 6 layanan unggulan, surveilans berbasis lab,
utama usia, skrining stunting, & Produksi dalam negeri 14
tenaga cadangan tanggap
cakupan di seluruh standardisasi layanan di kemitraan dengan world’s top vaksin rutin, top 10 obat, top
Puskesmas, Posyandu, dan darurat, table top exercise
menggunakan platform Indonesia. healthcare centers. 10 alkes by volume & by
kunjungan rumah kesiapsiagaan krisis.
digital dan tokoh peningkatan ANC untuk value.
masyarakat kesehatan ibu & bayi.

Transformasi SDM Transformasi teknologi


4 Transformasi sistem 5 6
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: Penambahan kuota beasiswa mahasiswa dalam Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di
tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; &, luar negeri, sektor kesehatan.
dan pemanfaatan yang efektif dan efisien. Kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri.
a Teknologi informasi b Bioteknologi
STRATEGI TRANSFORMASI LAYANAN
RUJUKAN

Perbaikan Program Sister Perbaikan


Peningkatan akses
Mutu Layanan Hospital Manajemen
layanan melalui
Keuangan
jejaring rumah sakit • Perbaikan kualitas Bekerja sama dengan RS
Meningkatkan kemampuan
rujukan layanan RS di luar negeri untuk
knowledge and
manajemen keuangan RS :
Indonesia
technology transfer
• Meliputi perbaikan • Mendorong RS BLU untuk
• Peningkatan jejaring RS layanan medis dan peningkatan kinerja layanan
rujukan terutama untuk hospitality layanan RS dan keuangan
pelayanan 9 penyakit
prioritas • Memperbaiki ca sh flow
RS melalui perbaikan
• Pengembangan fasilitas proses klaim JKN
pelayanan rujukan di remote
area
PERMASALAHAN…

Contoh

Transformasi Layanan ~50,000 anak dengan Penyakit


Jantung Nasional Jantung Bawaan (PJB) tidak
tertangani

4-12 bulan
Waktu tunggu antri operasi
PEMERATAAN LAYANAN RUJUKAN MELALUI
OPTIMALISASI 54 RS JEJARING KARDIOVASKULAR
NASIONAL
Meningkatkan ketersediaan dan cakupan
layanan RS rujukan untuk penyakit jantung
dengan visi:
• 34 provinsi: mampu cathlab & bedah
jantung terbuka
• 514 kab/kota: mampu cathlab

Target 50% 100%


50% kabupaten/kota sebelum 2024 dan
100% sebelum 2026 2022 2024 2027

22
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
MENGOPTIMALKAN UPAYA-UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM UPAYA MENURUNKAN
ANGKA KEMATIAN, ANGKA DISABILITAS DAN MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN (PELANGGAN)

Pelaksanaan AKREDITASI untuk seluruh Rumah Sakit

Meningkatkan cakupan pelaporan & hasil penilaian Indikator Nasional Mutu dan
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien dimasukan sebagai item dalam Standar
Akreditasi RS

Menyusun PNPK Bersama Organisasi Profesi sebagai pedoman penyusunan


PPK dan Clinical pathway RS

Melaksanakan audit klinis & audit medis secara berkala terhadap implementasi
PPK & Clinical Pathway yang mengacu pada PNPK

Melaksanakan Transformasi Akreditasi RS

10
Capaian Kinerja Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Mendukung Capaian
Indikator Kinerja Program Tahun 2021

Jenis
Indikator Target Capaian %
Indikator
RENSTRA Persentase RS 85% 88,4% 104.00%
terakreditasi

Jumlah FKTP yang 60% 56,4% 94,00%


sesuai standar
akreditasi

Sumber : Ditjen Pelayanan Kesehatan, Kemenkes RI, 2022


06
Kinerja UKP
• Kepatuhan kebersihan tangan • Kepatuhan waktu visite Dokter
1 7

• Kepatuhan penggunaan APD


Upaya Peningkatan
• Pelaporan hasil kritis laboratorium
2 8
• Kepatuhan penggunaan formularium
• Kepatuhan identifikasi pasien
Mutu Rumah Sakit 3 9 nasional

• Waktu tanggap Operasi Seksio • Kepatuhan terhadap alur klinis (clinical


10 pathway)
4 sesarea emergensi
• Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien
• Waktu tunggu rawat jalan 11 jatuh
5
• Kecepatan waktu tanggap komplain
• Penundaan operasi elektif 12
6
Registrasi dan 13
• Kepuasan pasien

Lisensi sesuai
Regulasi 13
INDIKATOR
MUTU RUMAH
SAKIT
Insiden
Keselamatan
Pasien
PENILAIAN
AKREDITASI
SARANA PRASARANA SDM TATA KELOLA
ALKES
KESEHATAN DAN
KEPEMIMPINAN

Sumber : Direktorat Mutu Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan 50


Continuous Quality Improvement (CQI) pada pelayanan kesehatan

suatu cara pendekatan dalam upaya meningkatkan


efektifitas, efisiensi dan responsive instansi pelayanan
kesehatan dengan melibatkan seluruh staf/karyawan
dalam segala proses aktifitas meningkatkan mutu dalam
rangka memenuhi kebutuhan/tuntutan konsumen
pengguna jasa layanan kesehatan.
Continuous Quality Improvement

• Sebuah proses sistematis untuk menjamin aktivitas


yang dilakukan dapat meningkatkan pelayanan dan
outcome.
• Berbasis data
• Proaktif, terus dilakukan, tidak menunggu adanya
kesalahan.
• Proses berkelanjutan
Source: Continuous Quality Improvement (CQI) Strategies to
Optimize your Practice (2013)
PILAR 4

PEMBIAYAAN
KESEHATAN
Pembiayaan intervensi kesehatan secara efektif
dan berkelanjutan untuk mencegah penyakit dan
menyediakan layanan kesehatan yang terjangkau
6 TRANSFORMASI PEMBIAYAAN KESEHATAN UNTUK MEMASTIKAN
PEMBIAYAAN YANG CUKUP, ADIL, EFEKTIF DAN EFISIEN
(1/2)
1. Percepatan produksi National Health Account (NHA)
• Mempercepat produksi dari NHA T-2 menjadi NHA T-1 agar dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan kebijakan pembiayaan kesehatan berbasis bukti

2. Menjaga ketercukupan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN):


• Utilization review untuk mengendalikan sejumlah layanan JKN seperti sectio cesaria dan gastroenteritis
• Penyesuaian tarif Indonesia Case Based Groups (INA-CBGs) yang fokus pada pemenuhan hak peserta dan harga
layak (keekonomian)

3.Peningkatan manfaat promotif preventif melalui Jaminan Kesehatan Nasional dan Standar Pelayanan Minimum
yang memberikan daya ungkit dalam pengendalian penyakit katastrofik:
• Penambahan antigen imunisasi & perluasan cakupan
• Penambahan layanan pemeriksaan kehamilan menjadi 6 kali plus USG dengan dokter
• Screening stunting & penyakit penyebab kematian tertinggi
TRANSFORMASI PEMBIAYAAN KESEHATAN UNTUK MEMASTIKAN
PEMBIAYAAN YANG CUKUP, ADIL, EFEKTIF DAN EFISIEN (2/2)

4. Insentif berbasis kinerja


• Penerapan insentif Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) kepada tenaga kerja kesehatan untuk
meningkatkan pelayanan promotif dan preventif, sebesar 7.5% dari Biaya Operasional Kesehatan Puskesmas
2022 dan 15% dari BOK Puskesmas 2023.
• Review kapitasi BPJS agar jasa pelayanan di tingkat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dapat lebih efektif,
efisien dan berbasis kinerja

5.Peningkatan Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan (JKN dan Asuransi Kesehatan Swasta)
• Pengenaan selisih biaya bagi peserta yang ingin naik kelas perawatan & rawat jalan eksekutif (coordination of
benefit)
• Upaya pengendalian dari sisi peserta melalui urun biaya pada pelayanan yang dijamin dengan kategori
berpotensi moral hazard (cost sharing)

6. Health Technology Assessment (HTA)


Mendukung peningkatan penerapan health technology assessment (HTA) melalui analisis ekonomika kesehatan
berbasis bukti untuk layanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien
Serapan Dana JKN

Bagaimana Upaya Kesehatan dan


Pembiayaan Kesehatan kita?
Tugas Rumah Sakit
Memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna
Sumber:Pasal 3 UU No.44 Tahun 2009

Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif

Berapa % pembiayaan
kesehatan untuk upaya
promotif dan preventif
perorangan????
Konsep Badan Layanan Umum (BLU)

Badan Layanan Umum (BLU) adalah sistem yang


diterapkan oleh organisasi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai
pengecualian dari ketentuan pada umumnya.
Konsep Badan Layanan Umum (BLU)

1. Fleksibilitas adalah keleluasaan dalam pola pengelolaan


keuangan dengan menerapkan praktek bisnis yang sehat
untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat, tanpa
mencari keuntungan dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum.

2. Praktek Bisnis Yang Sehat adalah penyelenggaraan fungsi


organisasi berdasarkan kaidah manajemen yang baik dalam
rangka pemberian layanan yang bermutu, berkesinambungan
dan berdaya saing.
Penerapan Strategi BSC

FINANCE AND
CUSTOMER BUSINESS

"Then the customers "And we will keep &


will be delighted ..." get more business ..."

STAFF DEVELOPMENT INTERNAL & BUSINESS


AND IMPROVEMENT PROCESSES

"If we have the right staff ..." "Doing the right things ..."
Strategy Map Framework
Long-term Shareholder Value

Cost Efficiency Revenue Growth


Financial

Price Quality Service Availability Brand

Customer

Operations Customer Regulatory


Innovation
Management Management and Social
Processes
Processes Processes Processes
Internal Process
Learning & Growth
Human Capital Organization Capital Information Capital

www.exploreHR.org 38
Disrupsi
Lingkungan
strategis Rumah
sakit

TRANSFORMATIONAL CHANGE
Rethinking the role of hospital
Mencabut Perdirjen Perbendaharaan
No. PER-36/PB/2016 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja BLU
Bidang Layanan Kesehatan
(Kinerja keuangan, Kinerja Layanan
(produktifitas, mutu layanan, dan
manfaat bagi masyarakat)

Pelaksanaan penilaian tingkat maturitas


BLU dimulai tahun anggaran 2022
terhadap tata kelola dan kinerja BLU
tahun 2021
Kerangka Penilaian BLU Maturity Rating

Result-Based Level 1
20% 25% Initial or ad-
Pada tingkatan awal ini, BLU masih berada pada
tahap permulaan, di mana aktivitas yang
Aspek Keuangan Aspek Pelayanan hoc digunakan sebagai dasar pengukuran maturitas
Indeks Kepuasan Sistem Pengaduan masih bersifat ad-hoc.
Likuiditas Efektivitas
Masyarakat Layanan

Efisiensi Waktu Tingkat Keberhasilan Level 2 Pada level ini, BLU memiliki kapabilitas untuk
Efisiensi Tingkat Kemandirian
Pelayanan Pemenuhan Layanan Managed melakukan aktivitas yang bersifat repeatable,
meskipun belum terdokumentasikan secara
standar.
Process-Based
20% 20% Level 3
Aspek Kapabilitas Internal Aspek Tata Kelola dan Kepemimpinan Defined Pada level ini, BLU mampu mendokumentasikan
aktivitas pada level 2 secara standar yang
Sumber Daya Manusia Teknologi Perencanaan Strategis Manajemen Risiko dituangkan dalam bentuk prosedur baku.

Pengawasan dan
Proses Bisnis Customer Focus Etika Bisnis
Pengendalian Level 4 Pada level ini, BLU mampu mendefinisikan,
Stakeholder’s Predictable mengendalikan dan memprediksi proses untuk
Relationship menjaga kualitas layanan maupun output yang
10% 5% diberikan kepada publik.
Aspek Inovasi Aspek Lingkungan
Level 5 Pada level ini, BLU telah mencapai tahap
Keterlibatan Pengguna Environmental Footprint Manajemen Sumber
Layanan
Manajemen Pengetahuan
Management Daya Optimizing kesempurnaan dan berorientasi pada inovasi dan
peningkatan berkelanjutan (continuous
Proses Inovasi Manajemen Perubahan improvement).
TRANSFORMATIONAL CHANGE

Thinking out of the box


TRANSFORMATIONAL CHANGE
Redesign fokus & fungsi rumah sakit

New Model of Care


Traditional Hospital • Kolaborasi rumah sakit, Puskesmas dan stakeholders
• Pelayanan perorangan • Transformasi peran rumah sakit , misalnya turut
• Paper based terlibat upaya kesehatan masyarakat, menjaga
• Menunggu pasien datang masyarakat tetap sehat, fokus upaya preventiif untuk
mengurangi timbulnya kondisi kronis
• Digitalisasi
• Marketing health care
• Redesigning pelatihan SDM rumah sakit agar mampu
mengidentifikasi faktor risiko, konseling dan
pengetahuan intervensi kesehatan masyarakat
Sumber: Philip Kotler, Gary Amstrong (2018)
Thanks You

Anda mungkin juga menyukai