Anda di halaman 1dari 53

ETSA &

B nDiNģ
AgЁņT
ETSA ASAM
 Resinkomposit mempunyai sifat koefisien
ekspansi termal yang tinggi dibandingkan email
dan dentin, sehingga ikatan antara komposit
dengan jaringan gigi lemah

 Agarterjadi perlekatan yang baik antara resin


komposit dengan jaringan gigi, caranya dengan
teknik etsa asam

 Penutupan tepi restorasi resin komposit akan stabil


TUJUAN
Pada pengetsaan email
Tampak daerah yang mengalami demineralisasi

Bahan bonding akan berpolimersasi dan masuk ke


dalam celah-celah ini

menghasilkan ikatan yang kuat

Diatasnya diberi resin komposit yang akan


mengadakan ikatan kimia dengan bahan pengikat tadi
Pengetsaan pada dentin
 Mulai dikembangkan di Jepang sejak tahun 1970
 pengetsaan dilakukan pada email dan dentin yang
disebut total ecth tchnique dengan menggunakan
asam fosfat 37 %
 Asam ini berpenetrasi sangat sedikit ke dentin
sehingga tidak menyebabkan inflamasi pulpa
Reaksi Dentin terhadap Asam
Etsa
Perubahan-perubahan yang terjadi dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu :
1. Demineralisasi superfisialis
Asam pertama kali akan melarutkan smear layer yang
terdapat pada bagian dentin terluar yang telah
dipreparasi
Waktu yang diperlukan asam untuk melarutkan smear
layer jauh lebih kecil daripada waktu yang digunakan
untuk mengetsa
2. Demineralisasi Kompleks tubuli dentin
Asam etsa yang telah melarutkan smear layer kemudian
berkontak dengan matriks dentin dan menyebabkan
demineralisasi yang akan menghasilkan porositas pada
dentin.
Demineralisasi dentin menyebabkan denaturasi kolagen
sehingga kolagen dentin menjadi lemah
3. Perubhn perfusi cairan dentin akibat permeabilitas
dentin meningkat
Pelarutan komponen smear layer sebagai akibat berkontaknya
asam dng dentin dapat meningkatkan permeabilitas dentin.
Smear layer berfungsi dalam :
membatasi difusi molekul-molekul besar ataupun kecil
berpenetrasi ke dlm pulpa melalui tubuli dentin
mengatur koveksi cairan tubuli dentin yang berperan dalam
mekanisme sensitivitas dentin sesuai dengan teori hidrodinamik
Smear layer bertanggung jawab terhadap perubahan
permeabilitas dentin
Prosedur Etsa Asam
1. Gigi diisolasi dng cotton roll atau rubber dam

2. Asam fosfat 37 % diaplikasikan pada email dan dentin


menggunakan sikat halus atau kuas, selama 15 detik

3. Email dan dentin dicuci dengan air bertekanan agar


jaringan mineral gigi yang larut dan sisa asam hanyut
bersama air. Waktu pencucian efektif yang dianjurkan
adalah 15 detik
4. Email dan dentin dikeringkan dng semprotan angin
selama 15 detik. Mengeringkan dengan menggunakan
kapas atau cotton pellet dapat menyebabkan serat kapas
tertinggal dan akan menyumbat porus hasil pengetsaan

5. Permukaan email yang telah dietsa terlihat kusam dan


terlihat seperti kapur
PENGARUH PENGETSAAN THD
PERMUKAAN ENAMEL &DENTIN

ENAMEL

 Tdd bhn anorganik : 95-98% hidroksiapatit (HA)

 Enamel dietsa kristal hidroksiapatit terlarut (ion


kalsium fosfat) kekasaran mikroskopik pd perm
email sebagai ikatan fisik (mikromekanik) antara
komposit & enamel
DENTIN

 Tdd : 20% bhn organik (kolagen)


80% bhn anorganik HA

 Tersusun atas 4 elemen utama :


a. tubulus dentin
b. peritubular dentin
c. intertubular dentin
d. Kolagen tipe 1 yg berikatan dg kristal
apatit & cairan dentin
 Etsa akan menghilangkan smear layer dentin, tubulus
dentin serat kolagen terbuka

 Asam akan melarutkan HA pd peritubular & intertubular


dentin di sekitar kolagen jaringan kolagen terekspose

 Bhn primer msk dlm tubulus dentin & sekitar serabut


kolagen yg terbuka resin akan berpenetrasi ke dlm jar
kolagen terjadi mechanical interlocking dg dentin
 Proses etsa asam menyisakan HA di sekitar kolagen .
Aplikasi bhn primer berpenetrasi & membentuk
ikatan kimia antara gugus karboksil atau asam fosfat
dari monomer bhn primer dg kristal HA yg melapisi
kolagen dan keduanya membentuk hybrid layer
A = ADESIF
H = HYBRID LAYER
T = TAG
D = DENTIN
MANFAAT ETSA
1. PERMUKAAN ENAMEL TIDAK RATA

resin berpenetrasi dlm permukaan

resin tag :
a. macrotags : resin tag dlm perifer enamel rod
b. microtags : dlm ujung kristal-kristal HA

2. MENINGKATKAN ENERGI PERMUKAAN


BONDING AGENTS
 Tujuan : untuk memberikan perlekatan yang cukup pada
enamel dan dentin
 Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-
GMA yang tanpa bahan pengisi atau dengan hanya sedikit
bahan pengisi(pasi), yg diaktifkan secara kimia atau resin
polimerisasi sinar
 resin dengan viskositas yang rendah akan mengalir segera ke
daerah yang porus yang dihasilkan oleh etsa dan menjamin
pembentukan tag resin yang maksimal  bahan bonding
mencapai suatu perlekatan yang baik dengan gigi
 Bonding agents tersedia dalam berbagai macam pilihan, yaitu
light-cured dan dual-cured, multibottle systems dan light
cured, single bottle system
Komposisi dan Reaksi
Sebuah bonding agent tdd tiga komponen :
Etchant
Primer
Adhesive

Banyak bonding agent mengandung monomer


multifungsional (primer/adhesive) dengan grup hydrophilic
untuk meningkatkan pembasahan dan penetrasi dari dentin
yang dirawat dan kelompok hydrophobic untuk
mempolimerisasi dan membentuk ikatan dengan komposit
 Primer dan adhesive biasanya terbawa dalam sebuah
pelarut seperti aseton, alkohol, atau air

- Multiple-bottle systems : komponen-komponen ini


dikemas terpisah.

- Single-bottle systems : primer dan adhesive digabung


menjadi satu.
- Single-bottle systems mengandung acidic primers, yang
membuatnya dapat digunakan tanpa dilakukan etsa
dengan phosporic acid sebelumnya.
 Perlekatan pada enamel yang telah dietsa adalah
perlekatan mikromekanikal
 Perlekatan pada dentin memerlukan pembersihan
smear layer, yang terdiri dari hidroxyapatite dan
sebagian denaturated collagen, dan dekalsifikasi dari
intertubular dentin pada kedalaman 1 hingga 5 μm
 Bonding agent memasuki kolagen yang terpapar dan
tidak seperti perlekatan pada enamel, membentuk
sebuah hybrid layer. Formasi dari hybrid layer
memberikan retensi mikromekanikal terhadap dentin.
 ETCHANT

Bhn : asam lemah (asam maleat), asam inorgnik kuat dg


konsentrasi rendah (asam fosfor/asam nitrat), bhn kelat
(EDTA).

Disebut juga sbg bhn kondisioner krn untuk mengkondisikan


struktur permukaan gigi agar dpt menerima bhn adesif shg
dpt membentuk ikatan yg diharapkan.

Fungsi : menghilangkan smear layer, demineralisasi dentin


peritubular & intertubular
 PRIMER

Berupa bhn monomer bifungsional, mempunyai sifat


hidrofilik & hidrofobik, contoh: HEMA

Fungsi :
1. Menghubungkan dentin yg bersifat hidrofilik dg bhn
adesif yg hidrofobik
2. Menginfiltrasi dentin peritubular & intertubular yg
mengalami demineralisasi
3. Meningkatkan ikatan thd resin dg membentuk lapisan pd
perm dentin yg basah
 ADHESIVE

Bersifat hidrofobik, bahan : Bis-GMA/TEGMA


Perlekatan resin adesif yg terpolimerisasi dg fibril kolagen
(sist total etch) & sisa kristal HA (sist self etch)
menghslkn struktur yg disebut hybrid layer.
Merupakan bhn resin tanpa bhn pengisi, tdd komponen
primer (HEMA)
Fungsi :
1. Membentuk zona interdifusi resin-dentin (lapisan hibrid)
dg ketebalan 1-5 µm
2. Membentuk resin tag
3. Menyediakan lap methacrylate yg nantinya berikatan dg
komposit
Klasifikasi bonding
 Menggunakan monomer hidrofobik
 Bahan adhesiv pertama yang dikenalkan ini adalah
Cervident oleh ss white 1965 dimana bahan bonding ini
mampu berikatan secara kimia dengan kalsium dan
memiliki retensi sekitar 50% dalam 6 bulan
 Bonding pada generasi ini juga ditinggalkan karena
kekuatan bonding sangat rendah yaitu sekitar 2-3 MPA
yang hanya mampu sedikit memperbaiki kebocoran tepi
.
Cervident
Generasi kedua (akhir 70 an-
pertengahan 80 an)
 Bonding agent ini tidak memerlukan pembuangan dari
smear layer dan memiliki komponen ester phosphat
dari BIS GMA yang telah dimodifikasi. Bahan bonding
ini untuk meningkatkan ikatan pada kalsium dari smear
layer dan permukaan dentin. Bonding ini dikenal
dengan nama “Phosphate Bonding Agents”
 Dengan low bond strengths 5-6 Mpa, bonding ini
mampu membuat retensi sekitar 70% dalam 1 tahun.
Contoh dari bonding agent ini adalah scotch bond 1
and Bondlite
scotch bond 1
Generasi ke tiga (pertengahan 80
an)
 Bonding generasi ketiga selalu menggunakan resin
primer yang hidrofilik Disini conditioner, primer dan
resin adhesif diaplikasikan pada langkah langkah yang
berbeda
 contoh sistem bonding yang diperkenalkan adalah :

1. Sistem bonding GLUMA (Glutaraldehyde-


hydroxyethyl methacrylate) sebagai conditioner adalah
EDTA dan Primer tersebut berisi glutaraldehyde dan
HEMA
2. Scotchbond 2 menggunakan HEMA dan asam maleat
sebagai kondisioner, dan primernya terdiri atas
HEMA dan BIS-GMA

3. sistem bonding clearfil liner menggunakan 10% asam


sitrat dan 20%kalsium klorida sebagai condisioner
enamel dan dentin lalu diikuti adhesiv dan primer
yang terdiri dari monomer derivat asam salisilat untuk
meningkatkan perlekatan pada komponen kolagen
dari dentin
 setelahpengaplikasian etsa dan primer, dilakukan
pengaplikasian resin adhesive pada enamel dan dentin,
kekuatan bonding cukup besar, yaitu sekitar 12 MPA

 scotch bond 2 
Generasi ke empat (awal 1990 an)
 Pada generasi ini pertama kali telah dicapai pembuangan
dari smear layer dng sempurna
 Bonding mempunyai komponen tdd etsa (asam fosfor
32%-37%, asam sitrat 10%, calcium clorida 20%, asam
oxalat/aluminium nitrat), primer
(NTG-GMA/BPDM,HEMA/GPDM, 4-META/MMA,
glutaraldehid), adhesive (Bis-GMA / TEGMA), solvent
(aceton, etanol/air).
 Mempunyai kekuatan perlekatan yang tinggi, dimana
menghasilkan retensi 98-100% dalam 3 tahun kekuatan
bonding sangat besar, yaitu sekitar 25 MPA
Generasi ke lima (akhir 1990 an)
 Pada bonding generasi kelima ini telah dilakukan suatu
usaha penyederhanaan, yaitu dengan mengurangi
jumlah dari botol dengan mengkombinasikan primer
dan adhesiv.

 Terdiri dari etsa (asam fosfor), primer-adhesive


(PENTA, methacrilate phosphonate), solvent (acetone,
etanol/air)solvent-free)
 Bonding generasi ini mempunyai dua bentuk yaitu one
bottle system dan self-etching primer.

 One bottle system merupakan kombinasi dari primer dan


adhesive yang diaplikasikan setelah pengetsaan pada
enamel dan dentin.

 Self-etchingprimer merupakan perpaduan dari etsa dan


primer yang dikerjakan dalam satu waktu.Kekuatan
bonding sangat besar, yaitu sekitar 25 MPA
Generasi ke enam (akhir 1990 an)
 Bonding generasi ke 6 ini mengkombinasikan antara primer
& condisioner, mengkombinasikan antara primer,
condisioner serta adhesiv.

 Bonding ini tdd dua tipe.


1. berbentuk two bottle, tdd liquid 1 berisi acidic primer
dan liquid 2 berisi adhesive. Acidic primer ini diaplikasikan
dahulu kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian
adhesive, tanpa etsa dengan asam fosfor dan mempunyai
solvent air.
2. two bottle primer dan adhesive yang keduanya
dicampur lalu diaplikasikan ke gigi, tanpa etsa dengan
asam fosfor dan mempunyai solvent air.

 Kekuatan bonding generasi ini adalah sedang, yaitu


sekitar 20 MPA. Contoh bonding ini antara lain Xeno-
III, Adper Prompt L-Pop, Futura Bond dan UniFil
Bond
AdheSE Prompt L-Pop
Generasi ke tujuh
 Bonding generasi ketujuh merupakan jenis bonding baru
yang menggunakan sistem“All-in-one” adhesives yang
mengkombinasikan kondisioner, primer dan adhesiv.
 Kekuatan bonding sangat besar, yaitu 25 MPA.
 Contoh : G-bond merupakan bonding dari product GC
( Jepang ), i-bond dan Xeno-IV
 Produk bonding generasi 7 ini hanya membutuhkan 1 x
pengaplikasian.
 Bondinggenerasi 7 adalah bonding revolusi baru
dimana etching dan bonding dalam satu botol.

 Menggunakan sistem yang sederhana : hanya


mengaplikasikan produk bonding pada permukaan gigi
yang akan dilakukan etching dan bonding, tunggu 10
detik, kemudian semprot angin dengan kuat dan light
cure selama 10 detik
Keunggulan bonding generasi
ketujuh
 Kemasan etching dan bonding dalam satu botol
 Etching tidak terpisah
 Hanya sekali lapis
 Teknik mudah dan hemat waktu
 Tiga langkah kerja hanya dalam 30 detik
 Demineralisasi dibawah 1µm
 Menyediakan cukup mineral untuk chemical adhesion
 Melindungi dan menutup tubulus dentinalis dengan
sempurna, meminimalkan resiko sensitivitas paska
perawatan
 Monomer menghasilkan lapisan hybrid dng penutupan
lbh baik, resiko kebocoran sangat kecil (nano-leakage)
 Double chemical adhesion :

• 4-MET berikatan pada dentin


• Phosphoric Acid Ester berikatan pada enamel
 Bebas Hema • Lebih tahan dalam mulut karena Hema
adalah hidrofil yang menyerap air sehingga tidak ada
perubahan warna, tidak terjadi degradasi
 Tidak menimbulkan alergi
 Lapisan tidak ada gelembung udara
 Kandungan Acetone mencegah terjadinya kontaminasi
oleh air
 Aplikasi praktis
 Mempersingkat waktu kerja, mengurangi kemungkinan
kesalahan teknik
 Ikatan tetap stabil
 Bersifat hidrofobik sesudah penyinaran shg untuk
kasus kavitas klas V yang berbatasan dengan gingiva,
kavitas akan terjaga tetap kering.
 Lapisan bonding sangat tipis (kurang dari 10
micrometer) - meningkatkan estetik restorasi
 Penyimpanan pada suhu ruangan di bawah suhu 28 C
G-Bond I-Bond
Perbandingan komponen dari sistem adhesiv gigi dari generasi
kegenerasi

tahapan Boding generasi Boding generasi Boding generasi Boding generasi ke Boding generasi ke
6 7
ke 4 ke 5 ke 6
(mixing required) (non mixing
required)

Self-etching Self-etching
Etsa enamel Etsa etsa Self-etching
self-priming
dan dentin primer self-priming
resin/sealer
resin/sealer
desensitizer
Disinfectant

Self-etching Self-etching
Pelapis dasar primer Self-priming Self-etching
self-priming
dentin resin/sealer primer Self priming
resin/sealer
resin/sealer
desensitizer
disinfectant

Self etching, Self-etching, self-


Pelapis Resin/sealer Self priming Resin/ sealer
priming
enamel dan resin/sealer priming
resin/sealer
resin/sealer
dentin desensitizer
disinfectant
Perbandingan tahapan dan jumlah komponen dari masing
masing bonding
Perbandingan kekuatan adhesiv gigi dari generasi
kegenerasi
BERDASARKAN JUMLAH TAHAPAN DLM
APLIKASI
A. TOTAL-ETCH ADHESIVE
Ada 2 macam yaitu :
1. three-step total-etch adhesive
Menggunakan etsa asam, bhn primer & bonding.
Tdd 3 tahap aplikasi :
1. Asam menghilangkan smear layer & smear plug
2. Permukaan yg telah dietsa diberi bhn primer
3. Aplikasi bhn bonding
Bhn primer & adhesive berada dlm botol yg terpisah ( two-
bottle component )
2. two-step total etch adhesive
Bhn primer & adhesive digabung dlm satu
kemasan ( single-bottle component )
Tdd 2 yaitu tahap aplikasi yaitu etching & rinsing (gab
primer & adhesive)

B. SELF-ETCH ADHESIVE
Bhn etsa & primer digabung dlm 1 botol
Tdd 2 thp : pengetsaan & bonding, tdk ada thp pencucian
& pembuangan smear layer.
Aplikasi bhn adesif membentuk hybrid layer & resin tag
Self-etch adhesive ada 2 macam yaitu :
1. two-step self-etch adhesive
tdd 2 tahap aplikasi : self-etch primer dilanjut
dg thp aplikasi resin adhesive

2. one-step self-etch adhesive


( all-in-one adhesive )
semua unsur bonding dikombinasikan dlm
satu kemasan 1 tahap aplikasi
Tujuan : mengurangi wkt kerja, mengurangi sensitifitas,
mencegah kolapsnya kolagen
Mekanisme perlekatan self-etching.

A.Smear layer yang melekat pada permukaan dentin.


B.Aplikasi asam primer (biru) akan berpenetrasi ke dalam smear layer
dan smear plug.
C.Kemudian diaplikasikan bahan adhesif.
 Ikatan antara bhn restorasi & perm gigi yg dilakukan total
etch lbh kuat dibanding sist self etch krn bhn etsa & irigasi
akan melarutkan smear layer, etsa akan melarutkan 10µm
enamel, membuat lap porus dg kedlman 5-50 µm bhn
adesif berpenetrasi dg baik ke tub dentin.

Anda mungkin juga menyukai