Pertemuan 3_K.Psikiatri_Model Konseptual Kep. Jiwa
Pertemuan 3_K.Psikiatri_Model Konseptual Kep. Jiwa
DALAM KEPERAWATAN
JIWA
Ns. Merri Silaban S.Kep., M.Kep
Model Konseptual keperawatan
Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan
Model Konseptual Dalam Keperawatan
Jiwa
Psikoanalisa (Freud, Erikson) Medis (Meyer, Kroeplin)
Interpersonal (Sullivan, Komunikasi
Peplau) Perilaku
Sosial (Caplan, Szasz)
Stress Adaptasi
Eksistensi (Ellis, Rogers)
Model Keperawatan
Terapi suportif (Wermon,
Rockland)
Model Psikoanalisa
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam modifikasi lingkungan dan
adanya support system. Proses terapi dilakukan dengan menggali support
system yang dimiliki klien
Model Eksistensi
Gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi apabila individu gagal
menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya
Prevensi gangguan jiwa memiliki tujuan mencegah terjadinya gangguan jiwa pada
individu yang telah memiliki factor risiko, menurunkan gejala dan pada akhirnya
gangguan jiwa
Promosi Kesehatan Jiwa
Model Medis
Model Keperawatan
Model Prevensi Kesehatan Masyarakat
Berfokus pada besarnya kesehatan atau gangguan jiwa di komunitas secara keseluruhan,
termasuk factor-factor yang mempromosi atau menghambat kesehatan jiwa
Penekanan pada model kesehatan masyarakat adalah penurunan risiko gangguan jiwa
untuk keseluruhan populasi melalui penyediaan pelayanan untuk kelompok-kelompok
risiko
Pengkajian Kebutuhan Komunitas
Prevensi sekunder
Pengurangan prevalensi gangguan jiwa dengan menurunkan jumlah kasus yang ada
melalui deteksi dini
Prevensi tersier
Mengurangi beratnya gangguan jiwa dan disabilitas yang terkait melalui aktivitas
rehabilitasi
Model Prevensi Medis
Berfokus pada riset biologis dan otak untuk menemukan penyebab spesifik dari
gangguan jiwa
Prevensi primer berfokus pada prevensi penyakit yang dialami individu klien
Model Prevensi Keperawatan
Menekankan pada kepentingan dari promosi kesehatan jiwa dan prevensi gangguan jiwa
Standar II
Diagnosis
o Konseling
o Terapi Lingkungan
Standar III
Identifikasi o Aktivitas asuhan Mandiri
Hasil
o Intervensi Psikobiologis
Standar IV o Penyuluh Kesehatan
Perencanaan
o Manajemen Kasus
Standar V
o Pemeliharaan dan Peningkatan Kesehatan
Implementasi
o Psikoterapi
Standar VI
o Preskripsi Agen farmakologis
Evaluasi
o Konsultasi
MODEL STRESS ADAPTASI DALAM
KEPERAWATAN JIWA
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor risiko yang menjadi sumber terjadinya stress yang mempengaruhi tipe
dan sumber dari individu untuk menghadapi stress baik yang biologis,
psikososial, dan sosiokultural
Dimensi yang juga mempengaruhi terjadinya stress, yaitu berapa lama terpapar
dan berapa frekuensi terjadinya stress
Meliputi respons :
Kognitif
Afektif
Fisiologis
Perilaku
sosial
Afektif
• Membangun perasaan
• Umumnya merupakan reaksi kecemasan yang diekspresikan dalam bentuk
emosi
Fisiologis
• Merefleksikan interaksi beberapa neuroendokrin yang meliputi hormone,
prolactin, hormone adrenokortikotropik, vasopressin, oksitosin, insulin,
epineprin, norepineprin, dan neurotransmitter lain di otak
Sosial • Didasarkan pada 3 aktivitas : mencari arti, atribut social, dan perbandingan
sosial
SUMBER KOPING
Aset Ekonomi
Kemam
puan &
Motivasi
Keteram
pilan
Dukungan Sosial
MEKANISME KOPING
Suatu usaha langsung dalam manajemen stress
Dapat bersifat konstruktif dan destruktif
Ada 3 kategori mekanisme koping
Mekanisme koping problem focus
Terdiri atas tugas dan usaha langsung untuk mengatasi ancaman diri
Mekanisme koping cognitively focus
Mekanisme ini berupa seseorang dapat mengontrol masalah dan menetralisasinya
Mekanisme koping emotion focus
Pasien menyesuaikan diri terhadap distress emosional secara tidak berlebihan
Introyeksi Menyatukan nilai dan norma luar dengan struktur egonya sehingga individu
tidak bergantung pada belas kasihan tentang hal-hal yang dirasakan sebagai
ancaman
Contoh : memasukkan aspek kepercayaan kedalam pendiriannya dalam
menghadapi keadaan yang mengancam
Represi Secara tidak sadar menekan pikiran yang berbahaya dan menyedihkan dari
alam sadar ke alam tidak sadar, semacam penyingkiran
Contoh : melihat temannya meninggal, perilaku seolah-olah lupa kejadian
tersebut
Mekanisme Keterangan
Koping
Supresi Individu secara sadar menolak pikirannya keluar dari alam sadarnya dan memikirkan
hal yang lain
Regresi Mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah, dengan respon yang kurang
matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang
Contoh : anak yang punya adik lagi. Perilaku kakaknya menjadi sering mengompol
untuk menarik perhatian
Proyeksi Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri atau melemparkan kepada
orang lain keinginannya yang tidak baik
Contoh : anak tidak lulus karena guru sentimen
Penyusunan reaksi Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan melebih-lebihkan
sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan
Contoh : fanatic dalam mengutuk perjudian agar dapat menindas kecenderungan diri
kearah itu
Mekanisme Keterangan
Koping
Sublimasi Nafsu yang tidak terpenuhi (terutama seksual) disalurkan kepada kegiatan
lain yang dapat diterima oleh masayarakat
Contoh : individu yang belum menikah, berusaha mementingkan karir untuk
mendapat kepuasan
Kompensasi Menutupi kelemahan dengan menampilkan sifat yang baik atau frustasi
terhadap satu bidang, bias juga mencari kepuasan secara berlebihan dalam
bidang lain
Contoh : anak yang tidak pintar, dia berusaha menjadi jagoan
Pemindahan Emosi atau fantasi terhadap seseorang atau benda dicurahkan kepada
(displacement) seseorang / benda lain yang biasanya lebih kurang berbahaya dari semula
Contoh : anak dimarahi ibu, anak gentian memukul adiknya
Mekanisme Keterangan
Koping
Pelepasan atau Meniadakan atau membatalkan suatu pikiran
penebusan Contoh : suami tidak setia memberi bermacam hadiah pada istri
(undoing)
Penyekatan Mengurangi keterlibatan ego dan menarik diri menjadi pasif untuk melindungi diri
emosional sendiri dari kesakitan atau kekecewaan
Contoh : tidak menaruh harapan terlalu tinggi
Isolasi Suatu bentuk penyekatan emosional karena beban emosi dalam suatu keadaan yang
(Intelektualisasi, menyakitkan, diputuskan, atau diubah (distorsi)
disosiasi) Contoh : rasa sedih karena kematian orang dekat, maka mengatakan “sudah
nasibnya’ atau “sekarang ia sudah tidak menderita lagi”
Memberontak Mengurangi kecemasan yang dibangkitkan oleh berbagai keinginan yang terlarang
(acting out) dengan membiarkan ekspresinya dan melakukannya