Kerja PPT Konsep Neonatus-1
Kerja PPT Konsep Neonatus-1
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. Neonatus (0-28 hari), bayi (sejak lahir-1 tahun), balita (bayi
berusia dibawah 5 tahun)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram.
CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR
Tahap I
Terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama
kelahiran, pada tahap ini digunakan system scoring apgar untuk
fisik
Tahap II
Tahap II disebut juga tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II
dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya
perubahan perilaku
Tahap III
Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24
jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh
BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
Trauma pada bayi baru lahir adalah cedera yang didapatkan saat persalinan.
Trauma ini bisa disebabkan oleh makrosomia, premature, chepalo pelvic
disproportion (CPD), distosia, persalinan lama, presentasi abnormal dan
persalinan dengan tindakan (vaccum atau forceps). Trauma atau cedera pada
bayi baru lahir dapat dibedakan menjadi :
1. Cedera kepala (kaput suksedaneum, sefal hematoma dan perdarahan
intracranial)
2. Cedera leher dan bahu (fraktur klavikula dan brakial palsi)
3. Cedera intraabdomen (perdarahan di hati, limpa atau kelenjar adrenal)
KELAINAN-KELAINAN PADA BAYI BARU LAHIR
1. Asfiksia Neonatorum
suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen
dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya.
2. Perdarahan tali pusat
Pendarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul karena trauma
pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses
pembentukan thrombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali
pusatjuga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi
3. Kejang neonatus
Kejang pada neonates bukanlah suatu penyakit, namun merupakan
suatu gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang
atau adanya kelainan susunan syaraf pusat. Penyebab utama terjadinya
kejang adalah kelainan bawaan otak, sedangkan sebab sekunder adalah
gangguan metabolic atau penyakit lain seperti penyakit infeksi. Di Negara
berkembang, kejang pada neonates sering disebabkan oleh tetanus
neonatorum, sepsis, meningitis, ensefalitis, perdarahan otak dan cacat
bawaan.
4. BBLR
5. Hiperbilirubin
6. Sepsis neonatorum
7. Sindrom gangguan nafas
BONDING ATTACHMENT
PENGERTIAN
Bonding attachment terjadi pada kala IV, ketika terjadi kontak antara
ibu, ayah dan anak yang berada dalam ikatan kasih. Bonding merupakan
suatu ketertarikan mutual pertama antar individu, pertemuan pertama
kali antara orang tua dan anak. Sementara itu attachment adalah suatu
perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan
individu lain.
Dampak positif yang dapat diperoleh dari bonding attachment adalah bayi merasa
dicintai, diperhatikan, dipercayai, merasa aman, serta berani mengadakan
eksplorasi, menumbuhkan sikap social. Hambatan dalam melakukan bonding
attachment adalah kurangnya system dukungan, ibu dan bayi yang berisiko,
kehadiran bayi yang tidak diinginkan. Jika bonding attachment terhambat, maka
perkembangan tingkah laku anak juga akan terhambat.
TAHAP-TAHAP BONDING ATTACHMENT
1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
memberikan sentuhan, mengajak berbicara dan mengeksplorasikan
segera setelah mengenal bayinya, hal ini merupakan bagian terpenting.
2. Keterikatan (bonding)
3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain
ELEMEN-ELEMEN BONDING ATTACHMENT
1. Sentuhan
2. Kontak mata
3. Suara
4. Aroma
5. Hiburan
6. Bioritme
7. Kontak dini
8. Kehangatan tubuh
9. Waktu pemberian kasih saying
10. Stimulasi hormonal
PRINSIP-PRINSIP, UPAYA MENINGKATKAN BONDING ATTACHMENT
Fisiologi neonatus
Sistem pernafasan
Peredaran darah
Suhu tubuh
Metabolisme
Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Imunoglobulin
Traktus digestivus
Hati
Keseimbangan asam basa
Cara mempertahankan suhu, meningkatkan
bonding attachment
Metode kangguru
FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR
2. REFLEKS
Gerak badan alami & reaksi tanpa berfikir sesuatu
Refleks yang baik : tanda otak dan syaraf bekerja baik
Refleks BBL antara lain :
Meringis, bila jari dimulut bayi : menghisap
Moro : Bayi jika direbahkan, ada suara keras, bayi akan menghempaskan lengan lebar-lebar
Bersin : bayi direaksi terhadap lender dan air
3. TONUS OTOT
Tonus otot baik : lengan kaki perpegang erat kuat pada badan, siku lengan
dan lutut menekuk
Tonus otot lemas : kaki & lengan lepas terbuka : stimulasi dengan gosok
punggung
Jika tonus otot sangat lemah : coba bersihkan mulut & hidung
4. PERNAFASAN
BBL harus mencobabernafas dalam waktu 1-2 menit setelah lahir
BBL bernafas 60x/menit dalam 2 jam pertama setelah lahir
Cuping hidung membesar ketika bernafas
Kulit dibawah iga bergerak ketika mengambil nafas
5. WARNA
BBL : warna biru dengan cepat berubah menjadi merah dalam 1-2 menit
Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering
Membantu bayi mulai menyusu
Mengobati mata
Pemberian erythromycin 0,5%, oksitetracyklin 1%
Jika mata bengkak/ bernanah : bantuan
Ibu bisa juga mempunyai infeksi vagina tanpa diketahui
Berikan injeksi Vik K1 : dosis 1 mg/im
6. KONTROL SUHU PADA NEONATUS
Dalam kandungan suhu tubuh ibu lebih hangat daripada suhu diluar
Saat lahir kemampuan BBL belum baik : BBL basah : dapat menurunkan
suhu tubuh
Kehilangan suhu tubuh disebabkan oleh karena penguapan cairan dari
permukaan tubuh bayi : dapat dicegah dengan cara dikeringkan, kontak
langsung dengan ibu (skin to skin), diselimuti
7. CIRI-CIRI KEHILANGAN PANAS
Evaporasi
Menguapnya cairan dari kulit bayi yang basah
Radiasi
Kehilangan panas karena tubuh bayi yang lebih panas menyentuh permukaan
yang lebih dingin, misalnya ruangan ber-AC
Konduksi
Kehilangan panas karena berhubungan langsung dengan alat/ benda yang
lebih dingin, misalnya popok yang basah, ditimbang tanpa kain
Konveksi
Terjadi bila bayi berada diruangan terbuka/ relative lebih dingin, misalnya :
tempat tidur dekat jendela
8. CIRI-CIRI BAYI NORMAL
a. Penampilan
BB 2.500-4000 gr
PB 50 cm, lingkar kepala 31-36 cm
Kepala berukuran seperempat tubuhnya
Tubuh lentur
Saat terlentang : kepala condong kesamping
Posisi telungkup, bokong terangkat, lutut menekuk menyentuh perut, kepala
miring kesamping
b. Kulit
Vernic caseosa terserap dalam beberapa jam
Warna kulit kemerahan (tergantung etnis)
Kuku panjang, kadang melebihi ujung jari
Rambut halus dan lembut
c. Alat kelamin dan Payudara
BBL memiliki jaringan payudara
Bayi laki-laki testis turun di skrotum
Bayi perempuan labia mayora menutupi labia minora
d. Mata
Adanya pembengkakan merah, perhatikan : bayi besar/ kecil, gemuk/ kurus, sesuai tidak
lengan, kaki dan kepala, BBL tegang/ tenang, aktif/ pasif
ASUHAN BAYI BARU LAHIR
TUJUAN
Mampu melakukan penilaian awal & langkah esensial asuhan BBL
Pencegahan infeksi pada BBL
Menjaga temperature & mencegah kehilangan panas tubuh
Memahami manfaat kontak dini (termasuk asupan dini ASI) & rawat gabung ibu-bayi
Melakukan profilaksis gangguan pada mata
Menjelaskan cara yang benar dalam pemberian ASI/ laktasi
Melakukan perawatan & mencegah gangguan pada payudara
Melakukan inisiasi pernafasan pada asfiksia
Mengenali kondisi kesehatan BBL yang memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan
lanjutan
Penatalaksanaan bayi dengan pewarnaan meconium pada cairan ketuban
PENATALAKSANAAN AWAL BBL
Penilaian awal
Mencegah kehilangan panas tubuh
Rangsangan taktil
Merawat tali pusat
Memulai pemberian ASI
Pencegahan infeksi, termasuk profilaksis gangguan mata
PENILAIAN AWAL
Menangis kuat/ bernafas tanpa kesulitan
Warna kulit bayi (merah muda, pucat atau kebiruan)
Gerakan, posisi ekstremitas/ tonus otot bayi
PENCEGAHAN INFEKSI
Cuci tangan sebelum & setelah kontak dengan bayi
Gunakan sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan
Semua peralatan sudah di DTT & jangan menggunakan alat dari bayi yang
satu dengan lainnya sebelum diproses dengan benar
Pastikan handuk, pakaian, selimut, kain dsb dalam keadaan bersih sebelum
dipakaikan pada bayi, termasuk penggunaan timbangan, pita pengukur,
stetoskop & peralatan lainnya
MEKANISME KEHILANGAN PANAS TUBUH
Tubuh BBL belum mampu melakukan regulasi temperature tubuh sehingga
apabila penanganan pencegahan kehilangan panas tubuh & lingkungan
sekitar tidak disiapkan dengan baik, maka bayi dapat mengalami hipotermi
yang dapat mengakibatkan bayi menjadi sakit/ mengalami gangguan fatal
Evaporasi
Konduksi
Konveksi
Radiasi
PENCEGAHAN KEHILANGAN PANAS TUBUH
Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih, kering & hangat
Selimuti
Tutup bagian kepala bayi
Minta ibu untuk mendekap tubuh bayi & segera menyusukan bayinya
Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
Jangan segera menimbang (tanpa tutup tubuh) & memandikan bayi
REKOMENDASI UNTUK MEMANDIKAN BAYI
Tunggu minimal 6 jam sebelum memandikan bayi (tunggu lebih lama untuk
bayi asfiksia/ hipotermi)
Lakukan setelah temperature suhu 36,5-37,5
Memandikan dalam ruangan yang hangat & tidak banyak hembusan angin
Mandikan secara cepat dengan menggunakan air hangat, segera keringkan
tubuhnya dengan handuk bersih, kering dan hangat dan segera kenakan
pakaiannya
Tempatkan didekat ibunya & beri ASI sedini mungkin
MERAWAT TALI PUSAT
Sementara menggunakan sarung tangan, bersihkan cemaran/ darah dalam
larutan klorin 0,5%
Bilas dengan air matang/ DDT kemudian keringkan dengan handuk
Ikat dengan simpul kecil tali pusat pada 1 cm dari pusat bayi dengan tali/
penjepit
Lepaskan klem penjepit tali pusat & masukkan dalam klorin 0,5%
Jangan kompres/ membungkus tali pusat (pengolsan alcohol/ povidone
iodine pada putung tali pusat masih dibolehkan selama tidak menyebabkan
tali pusat basah/ lembab)
NASEHAT BAGI IBU ATAU KELUARGANYA UNTUK MERAWAT TALI
PUSAT
Lipat popok dibawah putung tali pusat
Jika putungnya kotor, bersihkan dengan air matang/ DDT kemudian
keringkan kembali secara seksama
Warna kemerahan/ timbulnya nanah pada pusar/ putung tali pusat adalah
tanda abnormal (bayi tersebut harus dirujuk untuk penanganan lebih
lanjut)
MULAI PEMBERIAN ASI
Pastikan pemberian ASI dimulai dalam 1 jam setelah bayi lahir
Anjurkan ibu memeluk & menyusukan bayinya setelah tali pusat dipotong
Lanjutkan pemberian ASI setelah plasenta lahir & tindakan lain yang
diperlukan, setelah selesai dilaksanakan
Minta anggota keluarganya membantu ibu menyusukan bayinya
PEDOMAN UMUM MENYUSUI
Mulai dalam 1 jam setelah bayi lahir
Jangan berikan makanan/ minuman lain selain ASI
Pastikan ASI diberikan hingga 6 bulan pertama kehidupan bayi
Berikan ASI setiap saat (siang & malam) bila bayi membutuhkannya