Anda di halaman 1dari 9

MASAILUL IRTSI

A. Pembagian Warisan
Untuk pelaksanaan pembagian harta warisan,
diharapkan apa yang telah ditentukan Al-Qur’an
dalam furudul muqaddarah dapat dilaksanakan,
tetapi dalam pratiknya sering di jumpai adanya
kelebihan dan kekurangan harta.
Kelebihan harta terjadi apabila ashabul furud
sedikit dan tidak ada ‘asabah. Sementara
kekurangan harta terjadi diakibatkan banyaknya
ahli waris yang menerima bagian, untuk itulah
diperlukan cara perhitungan yang tepat;
1. Menetapkan atau Mengidentifikasi Ahli
Waris;
Pada tahap awal untuk memulai pembagian
harta warisan adalah menentukan dan
mengidentifikasi kerabat keluarga, siapa di
antara mereka termasuk;
a) Ahli waris dari mayit.
b) Ahli waris yang terhalang.
c) Menetapkan bagian-bagian tertentu yang
diterima oleh masing-masing ashabul furud.
Seseorang meninggal dunia dengan ahli
waris; suami, kakek, bapak, saudara laki-
laki, anak perempuan, anak laki-laki.
• Suami mendapat ¼
• Kakek terhalang oleh bapak
• Bapak mendapat 1/6
• Saudara laki-laki terhalang oleh bapak/anak
laki-laki
• Anak perempuan asabah bil ghair
• Anak laki-laki asabah binafsihi
2. Menetapkan Angka Asal Masalah (AM)

Setelah diketahui bagian masing-masing


oleh ahli waris selanjutnya mencari KPK
(Kelipatan Persekutuan Terkecil) yang
dapat dibagi angka penyebut dari bagian
ahli waris yang ada
Ada empat macam dalam penentuan KPK yaitu;

1. Jika angka penyebutnya sama. Contoh 1/3


dan 2/3 maka angka AM nya adalah 3.
2. Jika angka penyebutnya yang kecil itu
dikalikan akan sama dengan angka
penyebut yang besar.
Contoh; ½ dengan ¼ angka AM-nya adalah 4,
dan 1/3 dengan 1/6, maka AMnya adalah 6.
3. Apabila angka-angka penyebutnya tidak sama
dan penyebutnya yang kecil kalau dikalikan
tidak sama dengan angka penyebut yang
besar. Maka kedua angka penyebut tersebut
salah satunya dibagi dua kemudian dikalikan
dengan penyebut lainya.
Contoh: 1/6 dengan 1/8 maka AM-nya adalah
24, yaitu hasil perkalian dari 6x (8:2) =24 atau
8(6:2)=24.
4. Apabila penyebut yang satu dengan yang lain
saling bertentangan, misalnya angka
penyebut yang satu bisa dibagi dua,
penyebut yang lain tidak bisa, atau penyebut
yang satu dibagi tiga, sedangkan yang lain
tidak bisa, maka kedua angka penyebut
tersebut harus dikalikan satu dengan lainya.
Contoh: ½ dengan 1/3 maka AM-nya adalah 6
dan 1/3 dengan ¼ maka AM-nya adalah 12 (hasil
dari 3x4).
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai