Ilmu Sosial Dan Budaya
Ilmu Sosial Dan Budaya
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Di Susun Oleh :
MUHAMMAD IQBAL FAHMI
(053641139)
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua anugerah-Nya, yang memungkinkan
penulis untuk menyelesaikan makalah mengenai "Multikulturalisme Dalam Era Globalisasi" dengan
sebaik mungkin.
Makalah ini bertujuan untuk pendidikan multicultural ialah mendorong setiap peserta didik
menjadi sadar akan kebudayaannya, memiliki pemahaman yang holisik dan mampu mengapresiasi
kebudayaan lain, berpetisipasi di dalam satu kebudayaan atau lebih dan bertanggung jawab untuk
memeliharanya. Kekuatan bersama itu dapat menjadi pengikat dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sikap saling menghargai, toleransi, mampu hidup bersama dalam keragaman adalah tujuan
dari multikulturalisme, yang dapat dimiliki setiap insan melalui pendidikan, yang dikenal dengan
pendidikan multikultural.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua individu dan pihak yang telah
memberikan bantuan, fasilitas, masukan, dan dukungan dalam penulisan makalah ini, sehingga penulis
berhasil menyelesaikannya sesuai dengan waktunya. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka
Kendati penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini, penulis
sadar bahwa kemungkinan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Penyusun
2
Muhammad Iqbal Fahmi
3
BAB I
PEBDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia, yang mana di setiap daerahnya memiliki budaya dan ciri khasnya masing-
masing. Dari segi perekonomian dan kesejahteraan di tiap daerah pun berbeda. Dan
untuk berhadapan dengan budaya yang berbeda. Hal tersebut dapat memunculkan
strereotipe adalah suatu citra yang dilekatkan pada suatu kelompok tertentu yang
belum tentu benar. Misalnya, orang Minang dikonotasikan pelit, orang Tionghoa di
adalah suatu pendugaan yang dilakukan seseorang terhadap kelompok lain yang
dipandang memiliki karakteristik yang negatif atau buruk atau tidak menyenangkan.
tertentu.
4
Ketidakmampuan atau ketidakinginan menerima kelompok budaya yang
(budaya sendiri dipandang lebih baik dan unggu dibandingkan budaya kelompok lain)
yang berlebihan dapat pula mengarah pada tindakan pemusnahan suatu kelompok
etnis, atau budaya tertentu atau yang biasanya disebut dengan ethnis cleansing.
Namun perlu diingat juga, bahwa memang tidak semua pertemuan budaya
menghasilkan hubungan yang negatif. Di sisi lain, banyak juga terjadi pembauran
antara satu budaya dengan budaya lain secara alamiah tanpa paksaan. Tetapi dalam
era globalisasi, pertemuan budaya akan semakin sulit dihindari dan apabila kita tidak
dapat menanggapi pertemuan-pertemuan budaya ini secara positif maka akan terjadi
menerima dan menghargai perbedaan kelompok budaya dan yang paling penting
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penulisan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keberagaman
Keberagaman adalah suatu kondisi masyarakat yang mana terdapat banyak perbedaan
di dalamnya. Perbedaan tersebut meliputi suku bangsa, ras, agama, dan antargolongan.
Diawali dengan pengertian masyarakat plural. Indonesia pra kemerdekaan (pada masa
kolonial lebih dikenal sebagai Hindia Belanda atau Dutch Eash Indie) pernah mendapatkan
julukan sebagai masyarakat plural. Adalah J.S. Furnivall (1944:446), seorang administrator
dan penulis politik Inggris, pada akhir kolonialisme Barat di Asia Tenggara (1930-1940-
Masyarakat plural memiliki pengertian masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih
elemen atau tatanan sosial yang hidup berdampingan, namun tanpa membaur dalam satu
unit politik. Dalam konsep masyarakat plural tersebut, ada segregasi sosial yang diikuti
hal ini setiap kelompok memiliki peran ekonomi yang berbeda. Artinya, terjadi tumpang
tindih antara statifikasi ekonomi dengan perbedaan budaya kelompok etnis. Oleh sebab itu,
dalam masyarakat plural ini tidak ada kehendak sosial umum dan tidak memiliki perasaan
Perbedaan tersebut tidak hanya sekadar pada gender saja, tetapi juga dalam berbagai
7
bidang. Lalu sebenarnya, apa sih definisi dari keberagaman itu? Apa saja unsur yang
bentuk nyata dari keberagaman masyarakat Indonesia hingga akhirnya menjadi semboyan
Negara.
Istilah keberagaman ini berasal dari kata dasar “ragam”, yang mana dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), memiliki arti macam, jenis, warna, corak, dan tingkah
laku. Maksudnya adalah ragam ini berarti sesuatu yang memiliki jenis, warna, atau corak
Apabila mengikuti konteks masyarakat, maka keberagaman ini menunjuk pada suatu
berbagai bidang, mulai dari gender, suku bangsa, ras, agama, ideologi, budaya, bahasa,
hingga pemikiran. Hal itu juga yang kerap disebut sebagai masyarakat majemuk.
Suatu keberagaman yang “hidup” pada kehidupan bermasyarakat ini harus diimbangi
dengan adanya kesederajatan. Hal tersebut karena kesederajatan ini memiliki arti sebagai
suatu kondisi terutama di dalam kehidupan keberagaman ini, setiap manusia tetap memiliki
suatu kedudukan yang sama pada satu tingkatan hierarki sosial. Contoh nyata keberagaman
1. Di dalam suatu kelas, terdapat anak dengan latar belakang agama berbeda-beda.
Misalnya ada yang beragama Kristen Protestan, Katolik, Islam, Budha, Hindu, hingga
Konghucu.
2. Di dalam suatu rapat pertemuan RT, terdapat kepala keluarga sebagai perwakilan
keluarganya yang memiliki latar belakang suku berbeda-beda. Misalnya suku Jawa,
8
3. Di dalam suatu organisasi, terdapat anggota yang masing-masing memiliki pola
dan lingkungan.
Dilansir dari indonesia.go.id, berdasarkan sensus BPS pada tahun 2010 menyatakan
bahwa negara Indonesia terbukti menjadi negara yang memiliki keberagaman suku bangsa,
yakni sekitar 1.340 lebih kelompok etnik atau suku bangsa tinggal di tanah air ini. Suku
Jawa menjadi kelompok etnik terbesar di Indonesia yakni dengan jumlah sekitar 41% dari
itu tidak mutlak dan tidak jelas sebab terjadi adanya perpindahan penduduk atau migrasi
sehingga satu kelompok etnik dengan kelompok etnik yang lainnya akan saling
harus dilandasi oleh prinsip kebersamaan, kesetaraan, toleransi, dan saling menghormati
satu sama lain. Nah, berikut adalah faktor penyebab Indonesia memiliki keberagaman
9
a. Letak Geografis
Letak geografis ini berkaitan dengan kondisi negara kepulauan, yang berjumlah
sekitar 17.000 dan setiap pulaunya memiliki suku bangsa berbeda-beda. Hal
tersebut juga menjadikan Indonesia memiliki letak yang strategis, sehingga tak
jarang pula dijadikan WNA (Warga Negara Asing) untuk memohon naturalisasi
kondisi alamnya. Perbedaan kondisi alam ini berkaitan dengan perbedaan musim
antar daerah dan perbedaan kondisi alam yang berupa pantai serta pegunungan.
Dari hal tersebut maka kebutuhan masyarakat, mata pencaharian, dan hasil
Misalnya, untuk masyarakat yang tinggal dengan kondisi alam pantai, umumnya
digital seperti saat ini juga turut menjadi faktor penyebab dari keberagaman
memiliki ciri khas yang berbeda, sehingga masyarakat harus pandai untuk
memilahnya. Tak jarang pula akan terjadi proses akulturasi atau percampuran
antara unsur budaya asing dengan budaya Indonesia. Contohnya seni sastra yang
banyak terinspirasi oleh sastra Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari
10
Apalagi, masyarakat pada zaman sekarang sudah sangat menerima terhadap
perubahan yang ada yang mana mencakup pada segala bidang kehidupan.
Sehingga akulturasi hingga mencapai hasil yang beragam juga turut menjadi
Pengertian di atas tidak jauh berbeda dengan definisi yang diungkapkan oleh J. Rex
(2004):
Plural society (largely unequal) institutionalization of ethnic differences, and which is more
Indonesia dari sisi etnisitas, agama, bahasa, dan membangun semangat persatuan di antara
kelompok-kelompok yang berbeda, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”, yang memiliki arti
B. Multikulturalisme
budaya.
teori filsafat tentang manusia dan dunianya, melainkan sebuah perspektif tentang
kehidupan manusia.
kebudayaan. Kebudayaan dalam konteks ini harus dipandang sebagai pedoman bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu, multikulturalisme tercermin dalam interaksi yang
ada dalam berbagai struktur kegiatan kehidupan manusia, baik itu kehidupan sosial,
11
ekonomi, politik, dan berbagai kegiatan lainnya dalam masyarakat yang bersangkutan.
such areas as politics, economics, professional education and law, would be based on
single and universal cultural principles hereas the private sphere, which involves
areas such as religious beliefs, moral education and primary socialization, would
kehidupan publik dan kehidupan pribadi. Kehidupan publik meliputi, area politik,
pendidikan moral, dan sosialisasi primer, keberagaman nilai-nilai budaya dari berbagai
Menurut H.A.R. Tilaar, multikulturalisme pada masa modern, terutama dalam era
di dalam era globalisasi bersifat terbuka dan melihat ke luar. Yang mana tidak hanya
beragam pada suatu kelompok etnis dalam sebuah negara, tetapi juga seluruh kelompok
memiliki dan mengembangkan budaya komunitasnya sendiri, namun demikian dia akan
hidup berdampingan secara damai, bahkan saling bekerja sama dan saling menghormati
12
Untuk itu, sangat diperlukan pendidikan mengenai multikulturalisme di era
globalisasi ini. Contohnya, program yang dibuat oleh pemerintah, yaitu program
Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) melalui Kementrian Negara Pemuda dan
mereka dalam menghadapi tantangan global di masa yang akan mendatang. Serta
memberikan kesempatan bagi para generasi muda untuk lebih mengenal budaya adat-
istiadat dan kesenian di negara tujuan serta saling bertukar pengalaman dengan
melakukan kegiatan bersama, yang mana akan menimbulkan sifat saling pengertian,
D. Kesetaraan
Kesetaraan diartikan dengan memberi perlakuan yang kurang lebih sama dan
memberi mereka hak-hak yang kurang lebih sama. Pada dasarnya, menusia memiliki
beberapa kemampuan dan kebutuhan yang sama, tetapi perbedaan kultural yang dimiliki,
membentuk dan menyusun kemampuan dan kebutuhan baru yang berbeda. Manusia juga
Manusia adalah maklhluk yang sama, tetapi juga berbeda. Maka dari itulah, manusia
harus diperlakukan setara karena dua karakteristik sebagai makhluk sama dan sebagai
13
Hak yang setara tidak berarti adanya hak-hak yang sama karena individu yang
memiliki latar belakang budaya dan kebutuhan yang berbeda, mungkin membutuhkan
relevan, namun juga harus diikuti oleh pengakuan yang penuh terhadap perbedaan-
perbedaan yang sah dan relevan dalam konteksnya. Kesetaraan diwujudkan dalam
beberapa tingkatan :
berkembang
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
bangsa, ras, agama, dan antar golongan. Namun, pada era globalisasi, pertemuan
budaya akan semakin sulit dihindari dan apabila kita tidak dapat menagggapi
pertemuan-pertemuan budaya ini secara positif, maka akan terjadi banyak benturan
budaya. Langkah yang dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah dengan dibuatnya
program pertukaran pelajar, yang mana generasi muda diajarkan untuk lebih
menghargai dan toleransi terhadap budaya negara lain. Selain itu, perlu adanya
kesetaraan, yang mana manusia pada dasarnya sama, tetapi juga berbeda. Kesetaraan
14
yang bertujuan untuk memberi perlakuan yang kurang lebih sama dan memberi
2. Saran
Saya berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah khasanah ilmu
tentang multikulturalisme dalam era globalisasi, dalam kepenulisan makalah ini tentu
saja penulis tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan maka dari itu penulis berharap
adanya kritik dan saran yang membangun agar kedepannya dapat menjadi
pembelajaran.
15