Anda di halaman 1dari 18

FAKULTAS PSIKOLOGI UNISBA BAGIAN UMUM DAN EKSPERIMEN

PROPOSAL TRUE EKSPERIMEN PENGARUH HYPNOLEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG ANGKATAN 2010

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktikum Psikologi Eksperimen II Semester Genap Tahun Akademik 2011-2012

Dosen Pembimbing : Farida Coralia, M.Psi

Oleh : Muhammad Astiyassa Hidanayu 10050010129 Kelompok : G Kelas : B

Menyetujui Dosen Pembimbing,

(Farida Coralia,M.Psi)

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG FAKULTAS PSIKOLOGI BAGIAN UMUM DAN EKSPERIMEN BANDUNG 2012
0

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan arus globalisasi juga semakin hebat maka munculah persaingan di bidang pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi masa depan. Proses pendidikan akan mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan kreatif. Dengan pendidikan, diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu menyongsong kemajuan pada masa mendatang. Pertumbuhan ilmu di dunia ini berlangsung dengan sangat cepat sehingga di negara berkembang para cendikiawan pun harus berjuang keras untuk mengejar ketertinggalan. Pertumbuhan ilmu yang cepat dapat diikuti oleh para mahasiswa jika mereka memperoleh pendidikan dalam perguruan tinggi yang lengkap literaturnya, menerima pengajaran dari para dosen yang tinggi semangat keilmuannya dan besar pengabdiannya terhadap tugas edukatif. Seiring dengan pertumbuhan jumlah perguruan tinggi yang pesat, maka tingkat persaingan di antara perguruan tinggi dalam memperebutkan calon mahasiswa juga semakin ketat. Hanya tersedia satu jalan bagi perguruan tinggi yang ingin bertahan dalam persaingan tersebut, yakni melalui kualitas lulusan yang dihasilkannya. Banyak contoh dimana lulusan perguruan tinggi tidak diterima bekerja pada suatu perusahaan, karena terbukti bahwa gelar kesarjanaan yang dimilikinya tidak sebanding dengan isi kepalanya. Perguruan tinggi yang menghasilkan lulusan seperti ini sebenarnya hanya tinggal menunggu saja untuk ditinggalkan calon mahasiswanya.

Sementara itu para mahasiswa tidak hanya berpangku tangan melainkan harus melakukan studinya dengan sikap maju yang membara, kebiasaan akademik yang baik dan metode belajar yang tepat. Akan tetapi sikap yang demikian itu tidak banyak tampil pada diri setiap mahasiswa pada saat ini. Dikarenakan adanya kondisi yang demikian sehingga tanpa sadar mereka telah menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari dalam diri. Fenomena tersebut terjadi pada Mahasiswa Psikologi Unisba Angkatan 2010, terlihat dari beberapa Mahasiswa Psikologi Unsiba Angkatan 2010 banyak yang terlambat saat kuliah, bolos kuliah, bahkan banyak yang dicekal sehingga tidak dapat mengikuti ujian akhir semester, padahal itu merupakan hal yang penting untuk Indeks Prestasinya (IP). Banyak mahasiswa yang mengeluhkan tentang terlalu banyaknya praktikum pada semester IV ini, sehingga membuat mahasiswa lebih mementingkan mengerjakan laporan, setelah mengerjakan laporan lalu beristirahat atau berleha-leha, dan melupakan kegiatan belajar. Dapat dikatakan bahwa motivasi belajar mahasiswa merupakan faktor yang paling menentukan dalam menciptakan sarjana yang berkualitas. Sehingga, sejalan dengan tekad Universitas Islam Bandung untuk menghasilkan sarjana yang berkualitas, tekad itu kiranya dibarengi dengan upaya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswanya. . Melihat fenomena tersebut, perlu adanya intervensi yang diberikan kepada mahasiswa psikologi unisba angkatan 2010. Hypnolearning bisa menjadi salah satu metode treatment yang praktis dalam meningkatkan motivasi belajar. Metoda tersebut menggunakan hipnosis, dimana seseorang yang dalam keadaan hipnosis bisa memusatkan perhatian secara fokus terhadap gambaran fisik maupun mental, dalam keadaan yang tenang (alpha) klien diminta untuk memvisualisasikan dalam pikirannya hal-hal yang dapat membuatnya menjadi termotivasi untuk belajar. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk fokus meneliti Pengaruh Hypnolearning terhadap motivasi belajar fakultas psikologi Unisba angkatan 2010 Mahasiswa

1.2 Identifikasi Masalah Pada fenomena di atas terdapat 2 variabel yaitu hypnolearning dan motivasi belajar mahasiswa psikologi angkatan 2010. HypnoLearning merupakan metode pembelajaran menggunakan kemampuan bawah sadar kita. Dalam penelitian disimpulkan bahwa alam bawah sadar menyumbang 88 persen kecerdasan kita, lantas yang kebanyakan kita gunakan selama ini adalah 12 persennya saja. Dengan memanfaatkan potensi alam bawah sadar ini, akan menjadikan kita yang lemah menjadi kuat, yang lemas menjadi lebih bertenaga, yang kurang pintar menjadi lebih kreatif sebab belajar yang paling cepat dan efektif tak lain menggunakan kemampuan 88 persen itu. Sedangkan pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dalam keadaan yang tenang klien diminta untuk memvisualisasikan dalam pikirannya hal-hal yang dapat membuatnya menjadi termotivasi untuk belajar misalnya orang tua, pacar, kejadian yang membuatnya menjadi semangat, dan lainlain. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mengidentifikasi suatu permasalahan apakah ada pengaruh pengaruh Hypnolearning terhadap motivasi belajar Mahasiswa angkatan 2010 fakultas psikologi Unisba?

1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh data empiris mengenai pengaruh Hypnolearning terhadap motivasi belajar Mahasiswa angkatan 2010 fakultas psikologi Unisba.
3

1.4 Kegunaan Penelitian Bagi para dosen, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam proses pembelajaran agar pembelajaran dapat berlangsung dengan keadaan mahasiswa yang membunyai motivasi belajar yang baik, sehingga proses belajar mengajar akan menjadi efektif.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Hypnolearning Hipnoterapi adalah terapi yang menggunakan hipnosis (La Kahija, 2007). Sedangkan La Kahija menerangkan hipnosis merupakan keadaan terfokusnya perhatian pada objek fisik atau gambar mental tertentu yang dicirikan dengan meningkatkan sugestibilitas sebagai efek dari sikap kooperatif dengan orang lain (klien). Dalam kondisi ini pikiran seseorang berada dalam gelombang alpha (7-14 cps) atau theta (3.5-7 cps), dengan kata lain adalah pikiran alam bawah sadarnya. Ciri-ciri seseorang dalam kondisi hipnosis adalah pupil membesar, denyut nadi melambat, pernafasan berubah, bentuk wajah rileks, tanggapan penuh perhatian, nyaman dan rileks, refleks, REM (Rapid Eye Movement), tubuh tidak mampu bergerak, catalepsy, perubahan mutu suara, anestesi, regresi, time distortion, dissociation, serta body illusion.

Struktur Dasar Hipnoterapi

Pre Induction Induction Deepening


Looping

Pengenalan, Suggestivity Test, Hypnotic Training

Dept Level Test Suggestion Termination Normal

Pengujian Kedalaman Sugesti Penyembuhan

a. Pre Induction Tahap pra induksi merupakan tahap persiapan dan pengenalan sebelum melakukan hipnoterapi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap pra induksi adalah: 1) Building rapport, membangun relasi dengan klien. 2) Interview, bertujuan untuk memperoleh latar belakang dan permasalahan klien. 3) Exploring client modalities, eksplorasi kemampuan klien seperti kedalaman pengetahuan dan komunikasi. 4) Hypnotherapy training, konsep hipnosis dan hipnoterapi. 5) Suggestibility test, tes sugestivitas dan hypnotic training. 6) Hipnotherapy strategy, strategi teknik yang akan digunakan dalam proses terapi. 7) Hypnotherapy contract, kontrak tertulis dan lisan dengan klien. Dalam tahap ini hal yang paling penting dilakukan oleh terapis adalah melakukan suggestbility test, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat sugestivitas

alamiah dari klien. Jenis-jenis suggestibility test yang biasa digunakan dalam hipnoterapi adalah relaxation training (latihan relaksasi) dan catalepsy of the eyes (kelopak mata tertutup). Sugestivitas dapat ditingkatkan melalui hypnotic training, yang merupakan sarana pengenalan bawah sadar klien terhadap pengertian hipnoterapi dan pengenalan hipnoterapis. Hypnotic training merupakan gabungan dari pemahaman perintah, kepatuhan, kerjasama, dan sensasi sugestivitas. b. Induction Induksi merupakan sugesti untuk membawa klien dari normal state ke hypnosis state, atau dengan kata lain membuat conscious klien sangat rileks dan sugestif, yang artinya klien berada dalam keadaan unconscious state (gelombang alpha atau theta). Terdapat berbagai jenis induksi, yang disesuaikan dengan tingkat sugestivitas klien. 1) Sugestivitas tinggi, menggunakan rapid induction atau induksi cepat. 2) Sugestivitas moderat, menggunakan progressive relaxation atau relaksasi tubuh dan pikiran. Teknik ini biasa digunakan dalam hipnoterapi. 3) Sugestivitas rendah, menggunakan extended progressive relaxation, Dave Elman Technique, Seven Plus Minus Two, atau Ericksonian.

c. Deepening Konsep dasar dari deepening adalah membimbing klien untuk melakukan visualisasi, seperti berada dalam suatu tempat yang mudah dirasakan klien atau menghitung mundur angka sehingga klien berada dalam keadaan level trance (unconscious) yang lebih dalam. d. Depth Level Test Depth level test dilakukan untuk menguji sejauh mana kedalaman level trance klien. Jika klien belum berada dalam kedalaman unconscious, maka terapis melakukan deepening kembali.
7

e. Suggestion Pada tahap ini terjadi pemberian sugesti kepada klien. Berikut beberapa hypnotherapeutic technique yang digunakan dalam pemberian suggestion: 1) suggestion therapy; 2) regression therapy; 3) reverse methapor; 4) the role model; 5) desensitization; 6) reframing; 7) anchors; 8) the swish. f. Termination Terminasi merupakan suatu tahapan untuk mengakhiri proses hipnosis. Tujuan dari terminasi adalah memberikan sugesti agar klien tidak mengalami kejutan psikologis ketika kembali ke alam sadarnya (conscious). Standar dari proses ini adalah membangun sugesti positif yang akan membuat tubuh klien lebih segar dan rileks, kemudian diikuti dengan proses hitungan untuk membawa klien kembali ke normal state. g. Normal Suatu keadaan klien kembali ke keadaan conscious (alam sadar). 2.2 Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha,

berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003). Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000). Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004). Aspek-Aspek Motivasi Belajar Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh Santrock (2007), yaitu: a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian. b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi

sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu: 1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka. 2) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siwa, yaitu: a. Harapan guru b. Instruksi langsung c. Umpanbalik (feedback) yang tepat d. Penguatan dan hadiah e. Hukuman

10

2.3.

Kerangka Pemikiran Konseptual Hipnoterapi adalah hipnosis merupakan keadaan terfokusnya perhatian pada

objek fisik atau gambar mental tertentu yang dicirikan dengan meningkatkan sugestibilitas sebagai efek dari sikap kooperatif dengan orang lain (klien). Dalam kondisi ini pikiran seseorang berada dalam gelombang alpha (7-14 cps) atau theta (3.5-7 cps), dengan kata lain adalah pikiran alam bawah sadarnya. Pada eksperimen kali ini peneliti menggunakan salah satu tekhnik hipnoterapi yaitu tekhnik anchoring, diamana nanti setelah proses anchoring akan terdapat satu tombol dibagian tubuhnya yang apabila nanti tombol tersebut ditekan secara sengaja oleh subjek maka subjek akan mengingat suatu peristiwa, seseorang atau apapun yang bisa membuat subjek termotivasi. Sedangkan motivasi adalah motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah

perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Teknik anchoring tersebut hampir sama seperti teknik pengkondisian klasikal, prosesnya, pertama subjek diwawancara terlebih dahulu hal apa yang bisa membuat subjek menjadi lebih termotivasi, setelah didapatkan kemudian peneliti melakukan teknik deepening sehingga subjek berada dalam keadaan level trance (unconscious) yang lebih dalam dan dalam posisi yang sangat rileks. Setelah itu subjek diperintahkan untuk memilih salah satu tombol yang ada di tubuhny misalnya di dada atau di telapak tangan, dan kemudian tombol tersebut ditekan oleh subjek, lalu peneliti mensugestikan kepada subjek ketika subjek menekan tombol subjek akan mengingat hal-hal yang bisa membuatnya termotivasi, dan subjek diperintahkan untuk melepas tombolnya dan kemudian proses tersebut diulang beberapa kali sehingga ketika subjek menekan tombol subjek bisa mengingat hal yang bisa
11

membuatnya termotivasi tanpa harus diberi lagi sugesti oleh peneliti. Sehingga dengan metode seperti itu Motivasi belajar A mahasiswa fakultas Psikologi universitas islam bandung diberikan treatment berupa hypnolearning yang menggunakan tekhnik anchiering atau penanaman tombol yang bisa memunculkan motivasi B.

Skema Kerangka Pikir Motivasi Belajar Mahasiswa F. Psi Unisba Angkatan 2011 A 1. TREATMENT Hypnolearning Pemberian Suggesti

2. 3.

Motivasi Belajar Mahasiswa F. Psi Unisba Angkatan 2011 B Menjadi semangat ketika belajar

2.4. adalah,

Hipotesis Terdapat

Berdasarkan masalah yang diajukan, maka hipotesis penelitian yang peneliti ajukan pengaruh Hypnolearning terhadap motivasi belajar Mahasiswa angkatan 2011 fakultas psikologi Unisba .

12

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Identifikasi Variabel Independent Variabel Dependent Variabel : Hypnolearning : Motivasi Belajar

3.2 Operasionalisasi Variabel a. Hypnolearning

Hypnolearning adalah terapi hypnosis yang digunakan untuk mengatasi kurang optimalnya kemampuan belajar seseorang. Hypnolearning akan menggunakan dan memanfaatkan kondisi bawah sadar untuk menghancurkan mental block negative dan melakukan setting ulang mental block yang positif dan melakukan proses anchoring. Anchoring adalah sebuah proses memberi tombol pada tubuhnya kepada sebuah peak emotion tertentu dengan sesuatu, jadi terapis memiberikan sesuatu baik itu pengalaman atau seseorang yang bisa membuat klien menjadi lebih termotivasi, kemudian klien diperintahkan untuk memilih salah area di bagian badannya untuk menjadi tombol. kemudian hal tersebut terus diulang sampai ketika klien menekan tombol yang ada di bagian tubuhnya, secara otomatis dia akan mengingat sesuatu yang bisa memberikannya motivasi. b. Motivasi Belajar

Keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
13

3.3 Rancangan Eksperimen Rancangan eksperimen yang digunakan adalah before-after one group design, di mana dilakukan pengukuran sebelum dan setelah treatment dengan jumlah subyek yang sedikit.
Group Before Observation Treatment After Observation EG Y1 X Y2

Keterangan: EG : Kelompok eksperimen yang diberi treatment Y1 X Y2 : Pengukuran pada kelompok eksperimen sebelum pemberian treatment : Treatment hypnolearning : Pengukuran pada kelompok eksperimen setelah pemberian treatment

3.3 Jalannya Eksperimen 1. Dilakukan pengukuran sebelum treatment dengan menggunakan alat ukur berupa angket. 2. Kelompok eksperimen diberi treatment secara individual dengan metode hypnolearning. 3. Dilakukan pengukuran setelah treatment dengan menggunakan alat ukur berupa angket. 4. Lalu membandingkan hasil pengukuran sebelum dan setelah treatment.

3.4 Controlled Variabel

Apa

Bagaimana

Mengapa

14

Subjek

Individu yang menjadi subjek Agar dalam pelaksanaan tes penelitian dipilih dari individu subjek dapat memberikan hasil yang sehat secara fisik dan siap yang optimal, dan mudah

secara mental, dan mempunyai diberikan sugesti. sugestivitas yang baik. Kondisi ruangan fisik Memilih ruangan yang tenang Agar subjek dapat lebih tenang dan nyaman dan tidak bising, dan nyaman dalam belajar, serta penerangan yang cukup maupun tertulis Alat ukur Angket motivasi belajar Untuk mengetahui motivasi saat mengisi test

belajar mahasiswa Intruksi Intruksi diberikan secara jelas, Agar baik untuk kelompok sesuai data yang dengan diperoleh tujuan

eksperimen maupun kelompok penelitian. control.

3.5 Uncontrolled Variabel Variable-variabel yang sulit dikontrol tetapi menentukan jalannya eksperimen, diantaranya adalah minat, kondisi tubuh yang tidak sehat,dan pengalaman.

3.6 Alat Ukur Rekap skor yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam Angket Angket Motivasi mahasiswa dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Untuk pernyataan dengan kriteria positif: 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju,3 = ragu-ragu, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.

15

2.

Untuk pernyataan dengan kriteria negatif: 1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 = raguragu,4 = tidak setuju, dan 5 = sangat tidak setuju.

. Mengitung skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negatif tiap kondisi,kemudian menentukan katagorinya dengan ketentuan skor rata-rata 1,00-1,49 = tidak baik, 1,50-2,49 = kurang baik, 2,50-3,49 = cukup baik, 3,504,49 = baik,dan 4,50-5,00 = sangat baik.

3.7 Populasi dan Sampel Untuk penelitian ini, populasinya adalah seluruh mahasiswa fakultas psikologi Unisba angkatan 2010, sedangkan yang menjadi sampel adalah 10 mahasiswa fakultas psikologi Unisba angkatan 2010 yang dipilih secara acak.

3.8 Analisis statistika Analisis yang akan digunakan adalah Analisis Statistik Wilcoxon. Nanti data yang akan diperoleh adalah data dari sampel yang sama (data berpasangan) karena design one group pre post observation akan menghasilkan dua data dari sampel yang sama.

16

Daftar Pustaka La Kahija, YF. 2007. Hipnoterapi Prinsip-prinsip Dasar Praktik Psikoterapi. Jakarta: Gramedia. Makmuroh, Sri Rahayu. 2008. Psikologi Eksperimen I. Tidak Diterbitkan: Fakultas Psikologi UNISBA. Indonesian Association Clinical Hypnotherapy (IACH). Modul Training Basic Clinical Hypnotherapy. Tidak Diterbitkan. Indonesian Association Clinical Hypnotherapy (IACH). Modul Training Advance Clinical Hypnotherapy. Tidak Diterbitkan. Yudhawati, Ratna. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prestasi Pustaka

17

Anda mungkin juga menyukai