Sementara itu Jerald Greenberg dan Robert A. Baron (2003:190) berpendapat bahwa
motivasi merupakan serangkaian proses yang membangkitkan (arouse), mengarahkan (direct), dan
menjaga (maintan) perilaku manusia menuju pada pencapaian tujuan. Membangkitkan berkaitan
dengan dorongan atau energi dibelakang tindakan.
Teori ABC Husni Muadz ( 2014:97), menyatakan bahwa unsur pembentuk manusia pada
umumnya adalah A: Berkaitan aspek fisik, AB : kehidupan bilologis, ABC : Ruh atau kesadaran
manusia. Yang diatur dalam hirarki level yaitu, level 1: physiosphere( materi/fisik, level 2:
biosphere(jiwa/kehidupan), level 3 : noosphere( ruh/kesadaran). Dengan unsur tiga level ini
manusia mengada dalam dua dunia, dunia materi dan non- materi , atau dunia luar (eksterior) dan
dunia dalam ( interior). Nasibnya juga ditentukan oleh kemampuan menari diantara dua dunia ini,
yaitu antara dunia luar dan dunia dalam,dunia lahir dan dunia batin, dunia kognitif dan dunia
trans-kognitif, dunia materil dan dunia spiritual. Dalam proses kesadaran otonom manusia proses
belajar dilaksanakan untuk meningkatkan proses belajar setiap insan dalam fakultas
conscioniouness, yang dimana harus digerakan dengan kesadaran kolektif agar bisa tercapai
konsep normalitas manusia yang sebenarnya.
B. Analisis Teori
Pada analisis saya kali ini tentang teori pemebelajaran behavioristik, yang dimana teori ini
menitik beratkan pembelajaran pada hubungan stimulus dan respon. Stimulus merupakan apa saja
yang diberikan guru terhadapa siswa sedangkan, respon adalah adalah reaksi atau tanggapan
siswa. Dalam teori ini hasil merupakan suatu hal yang paling penting dalam konsep dan setiap
literartur yang ada perlu digaris bawahi bahwa dalam rangka mengaplikasikan teori Behavioristik
ini harus sesuai dengan tingkatan peserta didik yang akan dibidik agar tidak terjadi miss
komuniikasi pada proses penyampaiannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).Dalam
proses kegiatan belajar mengajar disekolah ataupun institusi pendidikan banyak guru yang tidak
mengetahui konsep ataupun teori tentang pembelajaran yang seharusnya mempunyai relavansi
dengan siswa dalam rangka menunjang kemampuan siswa dalam berpikir maupun bertindak.
Dalam hal ini teori belajar behavioristik menekankan pemberian rangsangan kepada siswa yang
bisa dikatakan bahwa guru adalah pusat pemebelajaran atau “Teacher Center”, jadi dalam
pengaplikasian teori ini harus digunakan pada anak SD yang masih membutuhkan rangsangan
tentnag ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan pola pikir setiap peserta didik . Yang
menurut saya hal ini jauh berbanding terbalik dengan tujuan manusia yang harus sesuai dengan
normalitasnya sebagai mahluk yang paling sempurna. Manusia adalah mahluk yang mempunyai
“ The Consiness Otonom” atau kesadaran diri asli yang berada pada setiap diri manusia.
Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran yang dapat memberikan perubahan terhadap
diri siswa ataupun peserta didik baik dalam ranah perilaku maupun ranah pengetahuan. Yang perlu
dipahami dalam teori behavioristik hasil lebih diutamakan daripada proses namun, setiap teori
pasti mempunyai perbedaan yang dimana perbedaan tersebut dilengkapi oleh teori yang lain. Yang
dalam hal ini teori behavioristik akan selalu membutuhkan teori yang lain. Salah satunya adalah
teori motivasi yang dapat berperan untuk meningkatkan kompetensi belajar dan kemampuan setiap
siswa.
Teori motivasi juga harus diseimbangkan dengan teori kebutuhan agar dapat mengatur
setiap kebutuhan siswa secara teorganisir. Dan dalam proses pelaksanaan kebutuhan pasti
membutuhkan yang namanya suatu kesadaran dan dalam hal ini teori ABC berperan untuk dapat
mengaktifkan fakultas kesadaran setiap insan ataupun peserta didik yang dimaksud. Jadi, semua
teori ini dapat diaplikasikan dengan memberikan kolaborasi pada tahap praksisnya.Intinya dalam
proses penerapan teori belajar behavioristik harus selalu berdampingan dengan setiap teori baik itu
kontrutivistik yang dalam hal ini konsep pembelajaran berpusat pada siswa atau “ Student Center”.
C. Simpulan
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori behaviorisme dalam belajar yang penting adalah input yang berupa
stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah
stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang
diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya
perubahan tingkah laku tersebut.
Teori behavioristik cenderung mengarah peserta didik untuk berfikir linier, konvergen,
tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini belajar merupakan proses pembentukan
(shaping), yaitu membawa peserta didik menuju atau mencapai target tertentu sehingga
menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi padahal banyak faktor yang
mempengaruhi proses belajar dan dalam hal ini teori ini harus didukung dengan konsep teori lain
yang sudah dijelaskan di atas agar dapat menghasilkan hasil belajar yang efektif baik dalam
ranah kognisi maupun perilaku.
DAFTAR PUSTAKA