Pendahuluan
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas Di RS.dr Hasan Sadikin 38% pasien yang dirawat d SubBagian GastroenteroHepatologi (2001-2004) Kegawatdaruratan yang dapat mengakibatkan kematian 10%
diperlukan
Anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Tatalaksana yang diberikan sesuai dan Prognosis baik
Definisi
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas adalah
perdarahan yang terjadi di sebelah proksimal ligamentum Treitz pada duodenum distal. Sebagian besar perdarahan saluran cerna bagian atas terjadi sebagai akibat penyakit ulkus peptikum (PUD, peptic ulcer disease) (yang disebabkan oleh H. Pylori atau penggunaan obat-obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) atau alkohol).
Epidemiologi
Di Indonesia 70-80 % perdarahan saluran cerna bagian atas berasal dari pecahnya varises esophagus
Di SMF penyakit dalam RSU DR. Sutomo Surabaya, penyebabnya 76,9% pecahnya varises esofagus, 19,2 % gastritis esophagus, 1 % tukak peptic, 0,6% kanker lambung, dan 2,6 % karena sebab-sebab lain.
Di negara barat, tukak peptik menempati urutan pertama penyebab perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas dengan frekuensi sebesar 50%.
Gastroesophageal Varices
Faktor Resiko
The American Society for Gastrointestinal Endoscopy
(ASGE) mengelompokkan pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas berdasarkan usia dan kaitan antara kelompok usia dengan resiko kematian.
perdarahan berulang, kebutuhan akan endoskopi hemostasis ataupun operasi, yaitu: a. usia lebih dari 60 tahun, b. comorbidity berat, c. perdarahan aktif (contoh, hematemesis, darah merah per nasogastric tube, darah segar per rectum), d. hipotensi, dan coagulopathy berat.
Gejala Klinik
Hematemesis
Muntah darah dan mengindikasikan adanya perdarahan saluran cerna atas, yang berwarna coklat merah atau coffee ground Jika vomitus terjadi segera setelah terjadinya perdarahan , muntahan akan tampak berwana merah dan baru beberapa waktu kemudian menjadi merah gelap,cokelat, atau hitam.
Melena
Warna melena yang hitam terjadi akibat kontak darah dengan asam hidroklorida sehingga terbentuk hematin. Tinja tersebut akan berbentuk seperti ter (lengket) dan menimbulkan bau yang khas
Tahapan Diagnosis
1. Anamnesa
lokasi perdarahan penyebab
2. Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan tekanan darah : seberapa banyak jumlah darah yang hilang Tanda-tanda sirosis hepatis
4.Pemeriksaan Laboratorium
menilai kadar hemoglobin fungsi hemostatis fungsi hati dan kimia darah
5. Endoskopi Diagnostik
modalitas diagnostic yang paling akurat mengindentifik asi lesi yang ada pada Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA).
Kurang diekomendasikan karena zat kontrasmempersu lit pemeriksaan endoskopi maupun arteriografi17
Komplikasi klinis
instabilitas hemodinamik,
morbiditas bedah, dan infeksi oleh patogen-patogen yang dibawa darah
melalui transfusi
T A T A L A K S A N A
Tatalaksana khusus
Perdarahan Non-Variseal
Prinsip terapi medikamentosa adalah membuat situasi pH lambung diatas 4 agar proses koagulasi dapat optimal dan mencegah terjadinya fibrinolisis pada bekuan darah yang sudah terjadi Gastropati NSAID Pada dasarnya, terapi definitif berupa pemberian obat penghambat pompa proton dan obat yang meningkatkan factor defensive mukosa lambung
Prognosis
Berhubungan dengan sifat perdarahannya.
Prognosis yang buruk berkaitan dnegan perdarahan