Anda di halaman 1dari 2

AKU DAN DOAKU

Aku memang tidak dapat memilih dimana aku ingin dilahirkan dan siapa orang tuaku, maka oleh sebab itu aku berharap dimanapun aku dilahirkan, mereka yang telah memilih untuk melahirkanku, izinkan aku memilih masa depanku. Aku bukanlah gadis yang terlahir di keluarga yang berlebih materi, bahkan untuk dikatakan cukup pun tidak. Sejak kecil aku sudah mengenal keringat untuk ditukar dengan uang. Tidak ingin aku mengeluh walaupun terkadang aku merasa iri kepada anak-anak yang aku lihat di angkutan umum memakai seragam sekolahnya bercanda tawa, atau sekedar bersandar disamping ibu nya, dan aku bernyayi untuk menghibur mereka. Aku melihat mereka disaat mereka tidak melihatku, dan aku spontan menunduk jika mereka memandangku, malu, perasaan itulah yang aku rasakan. Aku ingin, tetapi aku tidak bisa meminta kepada orang tuaku untuk membiayai aku sekolah. Disaat aku melihat anak-anak seusia ku turun dari mobil dan masuk ke sebuah mall untuk bermain, aku bermain di bawah terik matahari berharap belas kasihan orang lain. Di malam hari saat aku melihat orang-orang meluncurkan kendaraannya menuju rumah, aku masih berdiri di sekitar lampu merah untuk menambah jumlah koin di saku ku. Disaat aku mengantuk, bukan rumah apalagi ranjang yang nyaman yang menjadi tujuanku, hanya sebuah kardus bekas yang menjadi kasur, dan trotoar jalan yang menjadi ranjangku. Aku terkadang tidur tanpa makan malam, dan pergi bekerja tanpa sarapan. Aku bukan sebatang kara, ada puluhan orang-orang disekitarku, yang tidur berjajar di sampingku, yang bekerja bersama di sekitarku, yang tersenyum walau sebenarnya kami gelisah,bila kami sakit atau hari hujan, maka kami mungkin harus berpuasa. Tidak ada ranjang rumah sakit yang disediakan untuk kami jika salah satu dari kami membutuhkannya. Tidak ada sebuah kursipun di sebuah rumah makan untukku, tidak ada bangku sekolah yang disediakan untuk ku, tidak ada rumah, tidak ada kasih sayang, tidak ada masa depan. Tidak ada yang aku miliki di dunia ini, tapi aku masih memiliki satu hal, yaitu doa. Tuhan, Aku tidak tahu kenapa aku dilahirkan disini dan dengan keadaan seperti ini, ini bukanlah permintaanku. Semoga tidak ada lagi sepasang kekasih yang memutuskan menikah tanpa berpikir panjang akan masa depan anaknya.

Semoga tidak ada lagi sepasang kekasih yang menikah tanpa bertanggung jawab, pergi tanpa jejak setelah menghadirkan seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa tentang hidup. Semoga tidak ada lagi orang tua yang duduk dibawah pohon teduh sementara anaknya bercucuran keringat di bawah teriknya matahari, dan masih harus berteriak-teriak bernyayi. Semoga tidak ada lagi orang tua yang tidak sanggup menanggung beban ekonomi, tetapi mengharuskan anaknya sanggup menanggung beban itu. Semoga ada rumah sakit yang menyediakan ranjang nya untuk anak-anak yang tidak pernah memilih menjadi seorang anak jalanan. Semoga ada lebih banyak sekolah untuk kami yang kehilangan masa depan agar memiliki sedikit harapan akan masa depan yang lebih baik. Semoga orang-orang yang sanggup membeli 5 mobil untuk keluarganya, belajar dari seorang tukang parkir yang menjadi sahabatku, yang selalu memasukkan koin-koin yang didapatnya ke dalam kotak sumbangan dan anak-anak kecil yang belum makan seharian. Semoga Kau tidak mempertemukan 2 insan yang hanya akan menciptakan anak-anak seperti ku. Semoga Kau tidak menghadirkan anak-anak di tengah orang-orang melepaskan tanggung jawabnya untuk membesarkannya.

Anda mungkin juga menyukai