Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MANAJEMEN PROYEK PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI JAMU KALENG JAKAL

Disusun Oleh : I Putu Eldwin Ivan D Fahmi Usman Effendi Antami Winda Mainar Arum Baasithu Aristi Audri Triani Susilo Hary Yunanto Stefanus Irawan S N Erwin Dwi Rendrahadi 10/297373/TP/09682 10/299934/TP/09738 10/300118/TP/09770 10/300298/TP/09797 10/300439/TP/09816 10/300719/TP/09864 10/305242/TP/09917 10/306339/TP/09946

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

I. LATAR BELAKANG Dewasa ini dengan semakin meningkatnya harga obat-obat sintetik akibat dari krisis ekonomi serta semakin sadarnya masyarakat akan efek samping yang ditimbulkan oleh obatobat sintetik, maka masyarakat kembali ke obat tradisional. Pamor obat tradisional semakin meningkat dan berkibar, setelah harga obat kimia semakin mahal. Salah satu jenis pengobatan tradisional yang dikenal sejak jaman nenek moyang sampai sekarang adalah jamu tradisional. Jamu tradisional merupakan sarana pengobatan tradisional yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemerataan kesehatan masyarakat. Melihat hal tersebut, jamu memiliki potensi yang besar dan prospek yang bagus untuk dikembangkan. II. PROFIL USAHA PT. SEHAT SENTOSA adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan minuman tradisional, yaitu jamu. PT. SEHAT SENTOSA menggunakan bahan baku dari tumbuh-tumbuhan herbal untuk menghasilkan sebuah produk dengan mutu tinggi dan menyehatkan. Sebagai perusahaan yang menggunakan bahan utama tanaman herbal, PT. SEHAT SENTOSA tidak ingin menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga perusahaan berusaha untuk melestarikan aneka tanaman obat untuk bahan baku utamanya. Untuk menangani limbah yang dihasilkan oleh perusahan maka limbah diolah dan diperhatikan dengan baik dengan cara mengolah limbah cair untuk menyirami tanaman dan limbah padat untuk pupuk maka dengan demikian PT. SEHAT SENTOSA tidak mengganggu atau mencemari alam sekitar. Produk yang dihasilkan oleh PT. SEHAT SENTOSA adalah JAKAL yang merupakan minuman menyehatkan yang terbuat dari ekstrak tumbuhan herbal tanpa penambahan bahan kimia. Bahan-bahan yang diapakai dalam pembuatan minuman ini adalah seperti kunyit, temulawak dan lain-lain. Produk JAKAL ini lebih lebih awet dikarenakan dikemas kedalam kaleng dengan sistem high technology, bahan baku terbaik dan steril. JAKAL memiliki 2 macam variasi produk yaitu Temulawak dan Kunir Asem. VISI dan MISI PT. SEHAT SENTOSA adalah sebagai berikut: VISI:

Mengenalkan minuman obat herbal asli Indonesia Jamu kepada masyarakat luas Menyehatkan seluruh warga Indonesia dengan mengkonsumsi JAKAL.

Indonesia.

MISI:

Menjadi pioneer dalam perusahaan yang memproduksi minuman herbal khas

Indonesia. Membantu pemerintah mengurangi jumlah masyarakat yang pengangguran.


Meningkatkan taraf hidup masyarakat di Jumanono.

Menandingi obat obatan kimiawi dengan dengan mengunakan obat obatan herbal. III. DESKRIPSI USAHA a. Produk Jamu JAKAL merupakan brand produk yang dipunyai oleh PT. SEHAT SENTOSA Karanganyar Indonesia. Kata JAKAL sendiri merupakan kependekan dari Jamu Kaleng sebagai penegasan terhadap inovasi yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu menciptakan produk jamu yang dikemas dalam kemasan kaleng. Dengan mengusung tema minuman kesehatan, Jamu JAKAL hadir dengan dua varian produk, yaitu Jamu JAKAL Temulawak dan Jamu JAKAL Kunir Asem. Jamu JAKAL Temulawak dibuat dengan komposisi temulawak, asam jawa, kencur, dan gula jawa. Temulawak (Curcumae rhizoma) sebagai bahan utama produk memiliki kandungan aktif kurkumin, xanthorrhizol dan germakron. Selain itu, temulawak juga mengandung sari pati, serat kasar dan minyak atsiri. Temulawak sudah sering digunakan untuk mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal. Menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan darah, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Jamu JAKAL Kunir Asem dibuat dengan komposisi kunir atau kunyit sebagai bahan baku utamanya, asam jawa, dan gula jawa sebagai bahan tambahan. Kunyit (Curcumae domesticae Rhizoma) mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat bermanfaat lainnya. Kunyit dipercaya dapat mencegah infeksi baru dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Jamu JAKAL dikemas dalam kemasan kaleng 330 ml. Jamu ini dijual kepada distributor (retailer) dengan harga Rp 4.200,00 per-kaleng agar dapat dijual seharga 5.000,00 per-kaleng kepada konsumen.

Desain kemasan JAKAL adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Desain kemasan JAKAL Temulawak

Gambar 2. Desain kemasan JAKAL Kunir Asem b. Lokasi usaha PT. SEHAT SENTOSA berlokasi di Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah dan berdiri di tanah seluas 5000 m 2 dan bangunan seluas 2000 m2. Lokasi tersebut dipilih untuk mendirikan pabrik dengan pertimbangan dekat dengan bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi produk, yaitu berbagai jenis rimpang. Selain itu, lokasi tersebut juga mempunyai harga tanah yang tidak terlalu mahal yaitu sekitar Rp 100.000,00/m2. Sehingga pemilihan lokasi dirasa tepat dengan berbagai pertimbangan tersebut. Dengan didirikannya pabrik jamu JAKAL di Jumanono mampu untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sekitar, karena 60% dari total karyawan yang di gunakan merupakan masyarakat sekitar. Selain itu, para petani sekitar juga akan mendapatkan penyuluhan cara bercocok tanam yang benar dan bibit unggul sehingga hal ini akan memberikan hubungan yang saling menguntungkan antara pabrik dan petani di Jumanono. Hubungan yang akan terjalin adalah petani dapat

menanam jenis jenis tanaman herbal yang akan dimanfaatkan oleh pabrik sebagai bahan baku utama dalam pembuatan produk JAKAL. Sedangkan keuntungan yang akan diperoleh bagi petani di Jumanono adalah berupa dibangunnya KUD petani yang akan memberikan penyuluhan metode pertanian yang baik, menjual bibit tanaman yang unggul dengan harga yang lebih terjangakau, dan membeli harga hasil panen yang relatif tidak berimbang. Rencana kedepannya dari pabrik JAKAL di Jumanono adalah akan menngangkat nama desa Jumanono di Indonesia dengan menjadikan daerah tersebut sebagai desa percontohan yang menanam banyak jenis tanaman herbal. Sehingga dapat menjadikanya desa Agrowisata herbal yang merupakan pertama kali di Indonesia. Di desa ini pula akan di bangun klinik kesehatan yang di fungsikan untuk mengobati berbagai macam penyakit yang diderita masyarakat sekitar. Obat yang di gunakan pada klinik tersebut adalah berupa obat obatan herbal yang tidak akan memberikan efek negatif terhadap tubuh jika dibandingkan dengan obat obatan kimia jaman sekarang. IV. RENCANA PRODUKSI a. Bahan Baku Secara umum, bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat jamu JAKAL terdiri dari beberapa bahan baku utama yaitu temulawak, kencur, kunir, asam jawa dan gula jawa. Bahan baku ini diperoleh dari supplier di daerah Karanganyar, Jawa Tengah. Pemilihan supplier di daerah Karanganyar adalah untuk memudahkan penyetokan bahan baku dan menghemat biaya transportasi ke pabrik PT. SEHAT SENTOSA yang juga terletak di daerah Karanganyar. PT. SEHAT SENTOSA memiliki standar penerimaan dan penggunaan bahan baku alami untuk meminimalisir kehilangan (losses) dalam proses dan meningkatkan efisiensi perusahaan. Sebagai acuan standar tanaman obat PT. SEHAT SENTOSA menggunakan Farmakope dan Materi Medika Indonesia (MMI), sedangkan acuan bahan baku lain seperti gula, pemanis, perasa, dan pewarna digunakan SNI dan Codex Alimentarius. Walaupun spesies dan jenis tumbuhan bahan baku sama, standarisasi bahan baku penting dilakukan. Hal ini disebabkan oleh kualitas bahan baku yang berbeda-beda sesuai dengan musim, cuaca, dan asal tumbuhnya. Dua standarisasi penerimaan bahan baku antara lain:

1. Kebenaran Bahan Bahan yang masuk dalam gudang bahan baku PT. SEHAT SENTOSA harus diperiksa kebenarannya. Hal ini sangat penting dalam proses pengolahan karena bahan-bahan dari industri ini yang sangat beragam dan memungkinkan adanya kesalahan dalam penerimaan serta distribusi bahan baku dari supplier. Kelangkaan bahan baku dapat terjadi karena musim dan iklim yang berubah. Hal ini akan menyebabkan bahan baku sulit didapat sehingga kemungkinan pemalsuan bahan akan lebih tinggi. Oleh karena itu PT. SEHAT SENTOSA menerapkan sistem kepercayaan pada supplier dan petani yang memasok barang ke perusahaan sehingga pemasok akan mempunyai tanggung jawab besar pada perusahaan tentang kebenaran bahan. Umumnya, perusahaan akan mendatangi pemasok bahan baku dan memberikan penjelasan tentang varietas yang diinginkan oleh perusahaan sehingga khasiat dan zat aktif didalamnya sesuai dengan keinginan perusahaan. Untuk membuktikan kebenaran bahan, dapat dilakukan dengan pengujian secara organoleptik (melihat kenampakan fisik bahan) dan juga melalui laboratorium Quality Control (pengujian kimia). 2. Kebersihan Bahan Bahan baku yang diterima dan diolah oleh PT. SEHAT SENTOSA harus dalam keadaan bersih. Keadaan ini meliputi kebersihan bahan baku secara fisik (tanah, debu, pasir) dan mikrobiologi (bebas dari bakteri pathogen). Hal ini sangat penting mengingat keberadaan kontaminan yang sangat berpengaruh pada pengolahan selanjutnya. Standar yang digunakan oleh perusahaan untuk bahan baku adalah standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan pengecekan selalu dilakukan oleh bagian Quality Control. Sebelum diolah lebih lanjut, bahan baku disortasi dan dicuci. Proses sortasi bertujuan untuk menghilangkan atau memisahkan bahan pengotor maupun bahanbahan asing yang terdapat diantara bahan baku tersebut sehingga dapat diperoleh bahan baku yang sesuai dengan kualifikasi proses selanjutnya. Sedangkan proses pencucian dilakukan dengan penyemprotan dan perendaman untuk menghilangkan debu, tanah, dan kotoran lain yang masih tertinggal dan menempel pada simplisia sehingga dapat mereduksi jumlah mikroba pathogen yang berpotensi menyebabkan kebusukan.

b. Proses Produksi Dalam satu hari, PT. SEHAT SENTOSA memproduksi 6000 kaleng yang terdiri dari 3000 kaleng JAKAL temulawak dan 3000 kaleng JAKAL kunir asem. Proses produksi dilakukan dalam 2 batch dimana setiap batch membutuhkan waktu 4 jam. Tiap batch dilakukan untuk memproduksi satu varian JAKAL. Produksi dilakukan selama 365 hari dalam 1 tahun. Sehingga dalam satu tahun diproduksi 2.190.000 kaleng. Proses produksi setelah bahan baku diolah secara umum adalah: Pembersihan dengan Cleaner

Slicing

Juicing and Mixing QC Sterilisasi Ultraviolet

Packaging Primer / Canning QC Sterilisasi Biasa QC Packaging Sekunder

QC Produk Jadi

Gambar 3. Diagram Alur Produksi Jamu JAKAL PT. SEHAT SENTOSA

Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat alur proses produksi secara umum dari PT. SEHAT SENTOSA adalah sebagai berikut:
a. Pembersihan (Cleaning)

Proses pembersihan menggunakan mesin cleaner berkapasitas 500 kg/jam. Proses pembersihan bertujuan untuk menghilangkan kotoran atau bahan ikutan yang masih melekat pada bahan baku yang akan diproses.
b. Pemotongan (Slicing)

Pemotongan atau slicing dilakukan untuk memperluas permukaan bahan baku agar memudahkan proses produksi selanjutnya yaitu pengambilan ekstrak dari bahan baku. c. Juicing and Mixing Juicing merupakan proses ekstraksi yang dilakukan dengan mesin juicer. Waktu yang dibutuhkan untuk juicing adalah 1 jam. Setelah diperoleh ekstrak dari masing-masing bahan baku dilakukan pencampuran untuk 2 varian produk (Temulawak dan Kunir Asem). d. Sterilisasi Ultraviolet dan Sterilisasi Biasa Sterilisasi dilakukan dengan suhu 1200C untuk mematikan kuman ataupun mikrobia yang dapat mengkontaminasi produk.
e. Pengalengan (Canning)

Pengalengan dilakukan dengan mesin pengalengan yang berkapasitas 2500 kaleng/jam. Setelah pengalengan, kaleng jamu JAKAL disterilisasi kembali untuk menjaga sanitasi produk.
f. Packaging Sekunder

Packaging Sekunder merupakan proses pengemasan kaleng-kaleng produk dengan kemasan karton untuk menjaga mutu produk / kaleng agar tidak rusak / penyok selama didistribusikan. c. Sanitasi Sebagai perusahaan yang unggul, PT. SEHAT SENTOSA sangat mengutamakan produk yang aman dengan memperhatikan kebersihan serta sanitasi perusahaan. PT. SEHAT SENTOSA melakukan pembersihan secara berkala pada area Yang berkaitan dengan produksi.

d.Pengolahan Limbah PT. SEHAT SENTOSA merupakan sebuah pabrik jamu yang mengolah tanaman obat sejak tanaman tersebut dipanen hingga produk jadi sampai ke tangan konsumen dengan pengolahan dan proses produksi yang canggih dan modern. Oleh karena itu, proses produksi perusahaan ini tidak menyumbangkan limbah yang besar dan berbahaya. Limbah yang dihasilkan PT.SEHAT SENTOSA dibedakan menjadi tiga, yakni limbah cair dan limbah padat organik. 1) Karakteristik Limbah Padat Organik Limbah padat yang dihasilkan PT. SEHAT SENTOSA 98% dari proses juicing bahan baku dan sortasi. Dengan proses produksi perusahaan yang semakin besar, limbah padat juga semakin melimpah. Limbah padat perusahaan diperoleh dari ampas sisa ekstraksi dengan etanol, proses penyaringan bahan baku (ekstraksi dengan air), limbah padat kamar mandi dan limbah plastik yang merupakan bahan anorganik serta sisa sampel dan barang yang ditolak. Limbah padat yang dihasilkan PT. SEHAT SENTOSA dibuang pada lahan kosong dibagian belakang pabrik sejak awal berdirinya pabrik ini. Limbah padat PT. SEHAT SENTOSA mempunyai kadar serat yang
tinggi karena seluruh bahan baku diperoleh dari tanaman obat. Pembuangan limbah padat

pada lahan kosong menyebabkan terciptanya kompos dengan bakteri dekomposer alami yang tumbuh secara alami. Bakteri yang tumbuh secara alami menghasilkan proses fermentasi alami dan akan menyuburkan tanaman yang tumbuh disekitar. Hal ini terlihat dari tumbuhnya tanaman pada penumpukan limbah padat. Kompos mengurangi senyawa dan mikroorganisme patogen, selain itu bahan kompos dapat digunakan sebagai pemelihara tanah dan pupuk. 2) Karakteristik Limbah Cair Limbah cair sebagian besar dari proses persiapan bahan baku yaitu proses pencucian, selain itu limbah cair juga diperoleh dari uap panas hasil steaming, senyawa kimia cair hasil pengujian laboratorium, kamar mandi perusahaan, dan hasil pengolahan lainnya seperti pencucian mesin dan area produksi yang dilakukan secara berkala. Limbah cair yang berasal dari proses produksi dan pencucian bahan baku menyebabkan sifat limbah yang asam. Proses pengecekan keasaman limbah dilakukan dengan kertas lakmus pada awal perencanaan instalasi pengolahan limbah cair.Keasaman limbah terjadi karena tanaman mempunyai pH yang rendah. Limbah

cair dari proses inilah yang nantinya digunakan PT. SEHAT SENTOSA untuk membuat produk pupuk cair. V. RENCANA PEMASARAN a. Kondisi Pasar Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya. Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan. Selain itu jamu juga diproduksi di pabrik-pabrik jamu oleh perusahaan besar seperti Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago, dan dijual di berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Jamu seperti ini harus dilarutkan dalam air panas terlebih dahulu sebelum diminum. Pada perkembangan selanjutnya jamu juga dijual dalam bentuk tablet, kaplet dan kapsul. Pengemasan dalam bentuk kaleng merupakan inovasi baru dalam industri jamu di Indonesia. Kemasan kaleng mempermudah konsumen dalam mengkonsumsi jamu. Usaha jamu dalam kemasan kalengan ini berpeluang besar untuk menerobos pasar lokal karena saat ini masih jarang orang yang berbisinis jamu langsung minum dalam bentuk kemasan kaleng. JAKAL merupakan minuman ringan menyehatkan yang terbuat dari ekstrak tanaman herbal. JAKAL memiliki 2 jenis varian produk yaitu Temulawak dan Kunir Asem. Inovasi terdapat dalam produk JAKAL mempunyai banyak keunggulan karena terbuat dari bahan - bahan alami, dibuat secara higienis dan praktis disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin. b. Analisa STP
Segmentasi : semua kalangan masyarakat penikmat jamu. Targeting

: konsumen yang mengiginkan dan membutuhkan kemudahan dalam mengkonsumsi jamu.

Positioning : produk minuman kesehatan dalam kemasan kaleng yang praktis.

c. Marketing Mix
Produk

: Jamu JAKAL merupakan jamu yang dikemas dalam kemasan kaleng 330 ml. Jamu JAKAL mempunyai dua varian produk yang ditawarkan, yaitu Jamu JAKAL Temulawak dan Jamu JAKAL Kunir Asem.

Price Place

: Satu keleng Jamu JAKAL 330 ml dijual ke distributor dengan harga Rp 4.200,00 per-kaleng agar dapat dijual seharga Rp 5.000,00 di pasar : Penjualan dari produk JAKAL dipasarkan melalui distributor yang ada di daerah daerah, seperti di toko kelontong, swalayan, dan supermarket. Strategi pemasaran dari produk JAKAL adalah dengan melakukan penyebaran brosur, iklan, banner dan voucher. Target pemasaran dari produk JAKAL adalah semua kalangan masyarakat yang bertempat tinggal di seluruh daerah Pulau Jawa.

Promotion : Pengenalan dan promosi produk dilakukan melalui media elektronik

seperti televisi dan radio. d. Strategi 4W + 1H


What

: produk jamu JAKAL kaleng di toko kelontong dan minimarket, 1000 kaleng di kantin-kantin kantor, kampus, dan BUMN

Where : 2000 kaleng di supermarket (1300 di Superindo dan 700 di Giant), 2000

Who Why

: semua kalangan masyarakat penikmat jamu (tua, muda, laki-laki, perempuan dari berbagai profesi) : jamu masih menjadi pilihan sebagai obat tradisional bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Akan tetapi penyajian jamu kebanyakan masih tidak praktis

How

: konsumen akan membeli Jamu JAKAL setelah melihat produk di pasar, iklan, promosi,

VI. RENCANA ORGANISASI Aspek organisasi dan manajemen diperlukan oleh perusahaan untuk melaksanakan tindakan yang meliputi perencanaan,pelaksanaan, pengontrolan, serta pengevaluasian jalannya usaha. Hasil darianalisis aspek tersebut merupakan suatu simpulan yang dapat menentukan apakahpendirian pabrik ini memiliki keteraturan organisasi danmanajerial serta didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia yang memadai,sehingga dinyatakan layak untuk didirikan. Perusahaan yang akan didirikan ini berbentuk PT ( Perseroan Terbatas ). Struktur organisasi PT. SEHAT SENTOSA adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Bagan Organisasi Perusahaan

Dari bagan yang disajikan diatas dapat dijelaskan tugas dan tanggung jawab masingmasing bagian perusahaan pada PT. SEHAT SENTOSA adalah sebagai berikut : a. Direktur Direktur merupakan pemimpin perusahaan yang memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap semua aktivitas produksi dan operasi perusahaan, serta bertugas memimpin, mengendalikan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi kegiatan penyelenggaraan perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Batasan tanggung jawabnya adalah membuat kebijakan-kebijakan strategis berkaitan dengan pengoperasian perusahaan dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya

dan mampu bekerja sama dengan bagian-bagian lain yang ada di bawah wewenangnya. b. Sekretaris Sekretaris memiliki tugas untuk membantu aktivitas direktur, mengatur jadwal rapat atau kegiatan pabrik, membuat surat-surat atau dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tanggung jawab yang dimiliki oleh sekertaris adalah membantu kelancaran pelaksanaan tugas dari direktur perusahaan, menyampaikan dokumendokumen resmi yang dikeluarkan atau diterima oleh perusahaan kepada direktur. c. Manajer Produksi Manajer produksi bertanggung jawab penuh terhadap jalannya proses produksi dan memperhatikan aspek spesifikasi dan mutu hasil produksi sesuai dengan permintaan pasar, menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi, meningkatkan efisiensi produktivitas tenaga kerja, menciptakan kenyamanan lingkungan kerja. d. Staff Quality Control Staff bagian quality control bertanggung jawab untuk mengontrol kegiatan di area produksi dan memastikannya telah sesuai dengan prosedur tetap QC, memantau lingkungan/sarana fisik industri dan pengendalian cemaran, mengelola dan bertanggung jawab terhadap registrasi produk, membuat sistem dalam produksi untuk memastikan keamanan pangan dan mutu terjaga, serta menjalankan dan mengelola pengembangan kualitas produk. e. Staff Produksi Staff produksi merupakan karyawan terlatih yang menguasai prinsip-prinsip produksi. Staff produksi bertugas untuk megoperasikan dan mengawasi proses pengolahan selama kegiatan produksi berlangsung. f. Staff Non Produksi Staff non produksi merupakan karyawan yang membantu kelancaran jalannya perusahaan di luar proses produksi. g. Manajer Pemasaran Manajer pemasaran bertanggung jawab sepenuhnya pada pengelolaan pemasaran produk, dapat mengelolah bagian staf pemasaran sehingga dapatbekerja dengan maksimal. h. Staff Pemasaran

Secara umum tugas dari staff pemasaran adalah melaksanakan dan mengatur aliran penjualan produk ke pihak distributor maupun konsumen, serta menentukan cara dan teknik promosi yang tepat dilakukan untuk penjualan. i. Manajer Bagian Umum Manajer bagian umum membawahi tiga staf yaitu staf SDM, administrasi dan keuangan, dan staf pemasaran. Manajer bagian umum bertanggung jawab sepenuhnya pada pengelolaan sumber daya manusia yang ada, system keuangan dalam perusahaan, dan sistem pemasaran produk. j. Staff Administrasi Keuangan Staff adminiatrasi dan keuangan mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan aktivitas yang berkenaan dengan administrasi, purchasing, data, processing, dan analisa keuangan pabrik. Staff administrasi keuangan bertanggungjawab atas aktivitas bagian administrasi keuangan kepada manajer bagian umum, mengatur keuangan perusahaan yaitu memberikan informasi mengenai penempatan posisi-posisi penerimaan dan pengeluaran untuk memberikan pertimbangan bagi direktur dalam mengambil keputusan, dan membantu direktur dalam membuat anggaran perusahaan. k. Staff Sumber Daya Manusia (SDM) Staff SDM mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan aktivitas yang berkenaan dengan sumber daya manusia. Ruang lingkup tanggung jawabnya adalah bertanggung jawab memaksimalkan kemampuan tenaga kerjayang direkrut, melakukan kebijaksanaan perusahaan termasuk hubungan kerjaperusahaan dengan karyawan, bertugas melakukan pengadaan dan penarikan tenaga kerja, melakukan kebijakankebijakan mengenai ketenagakerjaan, sepertimasalah gaji, keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja. VII. RENCANA KEUANGAN Sumber keuangan yang digunakan untuk membangun pabrik ini adalah dari beberapa investor, berjumlah 8 orang. Sistem yang diterapkan adalah bagi hasil dari persentase keuntungan berdasarkan jumlah saham yang dimiliki dalam bentuk dividen. Investor direncanakan akan mendapat dividen sebesar 10% dari keuntungan bersih perusahaan. Secara garis besar, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan meliputi biaya variabel, biaya overhead, dan biaya investasi. Biaya variabel meliputi biaya yang digunakan untuk membeli factor produksi yang jumlahnya tergantung pada jumlah produk yang akan

diproduksi seperti bahan yang digunakan dan kemasan produk. Biaya overhead meliputi biaya listrik, tenaga kerja, pengolahan limbah, transportasi, dan promosi. Sedangkan biaya investasi meliputi pembelian tanah, bangunan, perizinan, administrasi, serta peralatan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi JAKAL adalah sebagai berikut : 1. Investasi Tabel Biaya Investasi Jamu Kaleng JAKAL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jenis Investasi Jumlah Harga Tanah 5000 m2 Rp 500.000.000,00 Bangunan 2000 m2 Rp 2.000.000.000,00 Administrasi Rp 200.000.000,00 Perizinan Rp 19.000.000,00 Slicer 3 Rp 9.000.000,00 Cleaner 1 Rp 27.000.000,00 Mixer 1 Juicer 1 Mesin Sterilisasi 1 Rp 200.000.000,00 Mesin Sterilisasi UV 1 Automatic canning machine 1 Rp 65.000.000,00 Truk 3 Rp 380.000.000,00 TOTAL Rp3.400.000.000,00

2.

Biaya Overhead Tabel Biaya Overhead Jamu Kaleng JAKAL di tahun pertama No 1 2 3 4 5 6 Jenis Biaya tenaga kerja Biaya listrik Pengolahan limbah Biaya transportasi Biaya promosi Biaya inventori TOTAL Biaya/ tahun Rp 1.200.000.000,00 Rp 240.000.000,00 Rp 100.000.000,00 Rp 84.000.000,00 Rp 400.000.000,00 Rp 350.000.000,00 Rp 2.374.000.000,00

3.

Biaya Variabel Tabel Biaya Bahan Baku Jamu Kaleng JAKAL di tahun pertama

No 1 2 3 4 5 6

Nama Jumlah Temulawak 21,91 ton Asam jawa 38,34 ton Kencur 10,94 ton Gula 39,56 ton Kunyit 27,38 ton Kemasan 2.190.000 kaleng TOTAL

Biaya/ tahun Rp 153.363.000,00 Rp 536.770.500,00 Rp 175.272.000,00 Rp 435.564.000,00 Rp 328.635.000,00 Rp 1.095.450.000,00 Rp 2.725.054.500,00

Gambar 5. Cash Flow Perusahaan

VIII. ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL Biaya Variabel + Biaya Overhead = Rp 2.725.054.500,00 + Rp 2.374.000.000,00 = Rp 5.099.054.500,00 Biaya Produksi per-kaleng = Rp 5.099.054.500,00/ 2.190.000 = Rp 2.328,34 Harga Jual = Rp 2.328,34 + (80% x Rp 2.328,34) = Rp 2.328,34 + Rp 1.862,67 = Rp 4.191,00 = Rp 4.200,00 Harga jual jamu kaleng JAKAL per-kalengnya adalah Rp 4.200,00 Besarnya MARR minimal sama dengan bunga bank. Untuk itu dalam investasi ini ditetapkan sebesar 12 % per tahun. Asumsi yang digunakan (tahun 2013-2018) :
Nilai sisa investasi di tahun kelima = 0 straight line depresiation Tax 15% per tahun

Investor mendapatkan dividen 10% dari keuntungan bersih


Penjualan 80% di tahun 1 ; meningkat 5% di tahun 2 ; meningkat 10% mulai tahun ketiga Kenaikan biaya variabel 5% (bahan baku) dan biaya overhead 10% mulai di tahun ketiga Kenaikan produksi (20%) menjadi 2.628.000 kaleng per-tahun (mulai tahun ketiga)

4. Analisis Kalayakan a. Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) merupakan titik impas dimana pendapatan sama dengan total biaya. Analisa BEP digunakan untuk mengetahui volume penjualan minimal agar proyek yang akan dilaksanakan tidak mengalami kerugian tetapi belum memperoleh laba. Hasil perhitungan BEP ini sangat sensitif terhadap fixed cost, variable cost per-unit dan harga jual per-unit hasil produksi perusahaan. Diketahui bahwa:
Biaya Produksi (Variabel)/ kaleng thn 1 s/d 2 Biaya Produksi (Variabel)/ kaleng thn 3 s/d 5 Biaya Overhead thn 1 s/d 2 Biaya Overhead thn 3 s/d 5 Biaya Investasi Awal

= Rp 2.328,34 per-kaleng = Rp 2.300,22 per-kaleng = Rp 2.374.000.000,00 per-tahun = Rp 2.611.400.000,00 per-tahun = Rp 3.400.000.000,00

Investasi direncanakan akan berumur 5 tahun dengan tingkat bunga 12% mencapai titik impas. Dengan menggunakan Annual Cost (AC) dan Annual Revenue (AR) maka kondisi impas akan diperoleh jika : AC AC = = AR Rp 2.374.000.000,00 (P/A,12,2) (A/P,12,5) + Rp 2.611.400.000,00 (P/A,12,3) (P/F,12,2) (A/P,12,5) + Rp 3.400.000.000,00 (A/P,12,5) + Rp 2.328,34 X = (P/A,12,2) (A/P,12,5) + 2.300,22 X (P/A,12,3) (P/F,12,2) (A/P,12,5) Rp 2.374.000.000,00 (1,69005) (0,27741) + Rp 2.611.400.000,00 (2,40183) (0,79719) (0,27741) + Rp 3.400.000.000,00 (0,27741) + Rp 2.328,34 X (1,69005) = (0,27741) + 2.300,22 X (2,40183) (0,79719) (0,27741) Rp 3.443.286.455,67574 + Rp 2.313,39 X = Rp 4.200,00 X, sehingga: = Rp 4.200,00 X = Rp 1.886,6054067 X = 1.825.112,75 kaleng per tahun = 1.825.113 kaleng per-tahun

AR Rp 3.443.286.455,67574 + Rp 2.313,39 X Rp 3.443.286.455,67574 X

Maka Jamu Kaleng JAKAL harus diproduksi sebanyak 1.825.113 kaleng/tahun agar berada pada kondisi impas(balik modal).
a) Net Present Value (NPV)

Biaya investasi awal Thn 1 s/d ke 2 Biaya produksi (variabel) Biaya overhead per tahun Variabel + overhead Thn ke 3 s/d ke 5 Biaya produksi (variabel) Biaya overhead per tahun Variabel + overhead Tahun 1

= Rp

3.400.000.000,00

= Rp 2.725.054.500,00 = Rp 2.374.000.000,00 = Rp 5.099.054.500,00

= Rp = Rp = Rp

3.433.568.670,00 2.611.400.000,00 6.044.968.670,00

Diasumsikan bahwa pada tahun pertama produk yang terjual adalah 80 % dari produk yang diproduksi, yaitu: (0,80) (2.190.000) = 1.752.000 kaleng Penjualan tahun pertama Rp. 4.200 x 1.752.000 Pendapatan tahun pertama Rp 7.358.400.000,00 Rp 5.099.054.500,00 Pajak 15 % = Rp 338.901.825,00 Pendapatan after tax = Rp. 1.920.443.675,00 Dividen untuk investor = Rp. 192.044.367,50 Cash Flow = 1.728.399.307,50 Tahun 2 Diasumsikan bahwa pada tahun kedua produk yang terjual adalah 85 % (meningkat 5%) dari produk yang diproduksi, yaitu: (0,85) (2.190.000) = 1.861.500 kaleng Penjualan tahun kedua Rp. 4.200 x 1.861.500 Pendapatan tahun kedua Rp 7.818.300.000,00 Rp 5.099.054.500,00 Pajak 15 % = Rp 407.886.825,00 Pendapatan after tax = Rp 2.311.358.675,0 Dividen untuk investor = Rp. 231.135.867,50 = Rp 2.719.245.500,00 = Rp 7.818.300.000,00 = Rp 2.259.345.500,00 = Rp 7.358.400.000,00

Cash Flow = 2.080.222.807,50 Tahun 3 s/d 5 Pada tahun ini, diasumsikan terjadi kenaikan biaya variabel (bahan baku) 5% dan biaya overhead meningkat 10%. Selain itu diasumsikan juga bahwa pada tahun ketiga s/d tahun kelima preusahaan meningkatkan produksinya menjadi 2.628.000 kaleng per-tahun (meningkat 20%). Diasumsikan produk yang terjual adalah 95 % (meningkat 10%) dari produk yang diproduksi, yaitu: (0,95) (2.628.000) = 2.496.600 kaleng Penjualan tahun ketiga s/d kelima Rp. 4.200 x 2.496.600 Pendapatan tahun ketiga s/d tahun kelima Rp 10.485.720.000,00 Rp 6.044.968.670,00 Pajak 15 % = Rp 662.112.669,50 Pendapatan after tax = Rp 3.774.638.630,50 Dividen untuk investor = Rp. 337.463.863,05 Cash Flow = 3.397.174.767,45 NPV = -3.400.000.000 + 1.728.399.307,5 (P/F,12,1) + 2.080.222.807,5 (P/F,12,2) + 3.397.174.767,45 (P/A,12,3) (P/F,12,2) = -3.400.000.000 + 1.728.399.307,5 (0.89286) + 2.080.222.807,5 (0.79719)+ 3.397.174.767,45 (2.40183) (0.79719) = 6.306.210.628,17 Nilai Net Present Value (NPV) bernilai positif atau lebih besar dari nol, yaitu sebesar Rp 6.306.210.628,17. Dengan demikian usaha pengolahan jamu layak dilaksanakan. b) Pay Back Period Pay Back Periodmerupakan metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan pengembalian modal investasi yang dnyatakan dalam tahun. Tabel 4. Pay Back Period CF before Tax -3400000000 2259345500 Tax (15%) 338901825, 0 CF after Tax 3400000000,0 1920443675,0 Deviden (10%) 192044367,50 CF 3400000000,00 1728399307,50 Cumulative CF -3400000000,00 -1671600692,50 = Rp 4.440.751.330,00 per-tahun = Rp 10.485.720.000,00 per-tahun

2719245500 4440751330 4440751330 4440751330

407886825, 0 666112699, 5 666112699, 5 666112699, 5

2311358675,0 3774638630,5 3774638630,5 3774638630,5

231135867,50 377463863,05 377463863,05 377463863,05

2080222807,50 3397174767,45 3397174767,45

408622115,00 3805796882,45 7202971649,90

3397174767,45 10600146417,35

1.8 tahun = 21.64 bulan = 649.28 hari = 650 hari Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai payback period adalah 1,8 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam jangka waktu tersebut nilai investasi usaha sebesar Rp 3.400.000.000,00 telah kembali. Lama payback period lebih pendek daripada umur proyek yang direncanakan yaitu selama 5 tahun, sehingga dapat dikatakan proyek ini layak untuk dilaksanakan. d) Internal Rate of Return (IRR) NPV = 0 NPV = -3.400.000.000 + 1.728.399.307,5 (P/F,i,1) + 2.080.222.807,5 (P/F,i,2) + 3.397.174.767,45 (P/A,i,3) (P/F,i,2) 0 = -3.400.000.000 + 1.728.399.307,5 (P/F,i,1) + 2.080.222.807,5 (P/F,i,2) + 3.397.174.767,45 (P/A,i,3) (P/F,i,2) Pada saat i = 60% NPV = -3.400.000.000 + 1.728.399.307,5 (P/F,60,1) + 2.080.222.807,5 (P/F,60,2) + 3.397.174.767,45 (P/A,60,3) (P/F,60,2) = -3.400.000.000 + 1.728.399.307,5 (P/F,60,1) + 2.080.222.807,5 (P/F,60,2) + 3.397.174.767,45 (P/A,60,3) (P/F,60,2) = 164.572.536,58 Pada saat i = 65% NPV = -3.400.000.000 + 1.728.399.307,5 (P/F,65,1) + 2.080.222.807,5 (P/F,65,2) + 3.397.174.767,45 (P/A,65,3) (P/F,65,2) = -3.400.000.000 + 1.728.399.307,5 (P/F,65,1) + 2.080.222.807,5 (P/F,65,2) + 3.397.174.767,45 (P/A,65,3) (P/F,65,2) = -96.036.344,44

Karena IRR >>> MARR, maka usaha ini sangat layak. IX. TIMELINE PROYEK Secara garis besar, urutan pelaksanaan proyek pendirian pabrik PT. SEHAT SENTOSA dijabarkan sebagai berikut: 1. Survey tempat pendirian pabrik 2. Pengambilan keputusan pendirian pabrik 3. Desain pabrik dan perizinan pendirian pabrik 4. Pendataan alat 5. Pendirian pabrik 6. Uji coba produksi 7. Sertifikasi produk 8. Pengadaan alat dan sarana transportasi 9. Open recruitmen karyawan 10. Pembukaan pabrik 11. Pelatihan karyawan 12. Produksi 13. Promosi Timeline proyek pendirian PT.SEHAT SENTOSA dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6. Timeline Proyek

Anda mungkin juga menyukai