Anda di halaman 1dari 5

DATA PENGAMATAN 1. PENGUATAN OP-AMP INVERTING Vin 1V 2V 3V 4V 5V Vout -2 V -4 V -6.5 V -10 V -12.

5 V

2. PENGUATAN OP-AMP NON INVERTING Vin 1V 2V 3V 4V 5V Vout 2.5 V 4.4 V 6.3 V 7.8 V 9.5 V

3. OP-AMP SEBAGAI PENJUMLAH - Saklar S1 tutup, S2 buka V1 = 1.7 V , Vout = -14.9 V - Saklar S2 tutup, S1 buka V2 = 1.8 V , Vout = -12.5 V - Saklar S1 dan S2 tutup Vout = -1.3 V - Saat polaritas V1 diganti Vout = 0 V - Untuk output = -4.5 V, dengan input = 1.5 V Misalkan , -4.5 V = -3 + (-1.5) dan diketahui Rf, R1 dan R2 = 10k -3 = V1 Rf/R1 maka didapat R1 = 5k -1.5 = V2 Rf/R1 maka didapat R2 = 10k 4. DIFFERENSIAL Rf 10k 50k Vout 11.25 V 11.3 V

5. PENGUBAH TEGANGAN KE ARUS V3 Iout 1V 15 mA

11.25

7.5 mA

6. PENGUBAH ARUS KE TEGANGAN Iin 1 mA 0.025 mA TUGAS AKHIR

Vout 9V 7.5 V

1. Dapatkah kita menghasilkan tegangan output yang melebihi Vcc op-amp dari sebuah

tegangan input yang cukup kecil? Kita tidak dapat menghasilkan tegangan output yang lebih besar dari tegangan output karena adanya tegangan jatuh sehingga nilai MPP dari penguat op-amp tidak dapat dicapai. 2. Cocokkah penguatan yang dihitung dengan teori dengan kenyataan percobaan? Tidak dikarenakan opamp yang digunakan juga memiliki karakteristik penguatan. 3. Apa saja yang mempengaruhi kecocokan perhitungan penguatan dari teori dengan kenyataan di rangkaian? Karakteristik op-amp Besar penguatan op-amp Power supply yang diberikan Besar hambatan yang digunakan

4. Apa kesimpulan dari percobaan yang dilakukan?

ANALISIS 1. Analisis Praktikum Percobaan dilakukan sesuai prosedur yang terdapat pada laporan pendahuluan. Tujuan percobaan adalah untuk membuktikan secara eksperimental bahwa penguatan suatu op amp dapat diatur dan bernilai negative, mampu mengoperasikan op amp sebagai amplifier non inverting,inverting dan differensial amplifier, menguji pengubah tegangan ke arus, dan menguji pengubah arus ke tegangan. Praktikum elektronika II untuk modul 1 kali ini melibatkan 6 percobaan dan 6 rangkaian yang berbeda yaitu rangkaian penguatan OP-AMP Inverting, rangkaian penguatan OP-AMP non-Inverting, OP-AMP sebagai penjumlah, Differensial, Pengubah tegangan ke arus dan pengubah arus ke tegangan.

Pada percobaan pertama praktikan dan rekan merangkai rangkaian sesuai pada gambar 1.1 dan melakukan percobaan sesuai dengan procedure yang tertera di modul. Sesuai dengan petunjuk dari asisten lab, praktikan dan rekan kerja tidak melakukan prosedur ke 3 - 5 dikarenakan sumber tegangan yang diberikan pada rangkaian adalah tegangan DC sehingga, generator fungsi tidak digunakan. Pada rangkaian ini praktikan menggunakan Vin yang divariasikan = 1 V hingga 5 V dengan nilai R1 = 1k dan Rf = 1k sehingga apabila di hitung sesuai dengan teori besar Vout sama dengan Vin dikarenakan nilai R1 dan R2 sama. Namun, pada kenyataanya hasil yang praktikan dan rekan

dapatkan 2 kali lipat Vin. Hasil yang didapat menurut praktikan dikarenakan hambatan lain seperti hambatan dalam blackbox namun, pada percobaan kedua praktikan dapat menghasilkan data yang tidak berbeda jauh dari teori.Vout pada rangkaian ini bernilai negatif karena Vin berada pada sisi negatif dari OP-AMP. Pada percobaan kedua praktikan dan rekan kerja merangkai rangkaian sesuai pada gambar 1.2. Hasil dari praktikan dan rekan kerja peroleh berupa nilai positif, hal ini terjadi karena Vin dipasang satu jalur ke arah sisi positif dari OP-AMP tersebut. Vout yang didapat juga sesuai dengan teori. Berdasarkan teori dengan nilai R1 dan R2 yang sama, maka hasil yang didapat adalah Vout= 2 Vin. Dari data hasil yang didapat tidak jauh dari 2Vin. Pada Percobaan ketiga Praktikan dan rekan menyusun rangkaian sesuai pada gambar 1.3. praktikan dan rekan melakukan percobaan sesuai yang tertera pada modul sehingga tidak ada kesulitan yang praktikan dan rekan alami. Namun, pada pengukuran hasil seringkali multimeter menunjukkan hasil 0 V sehingga, praktikan dan kawan kerja sering mengulangi pengukuran sampai multimeter menunjukkan nilai Vout. Hasil pada saat S1 di tutup dan S2 dibuka seharusnya didaptkan hasil Vout = - Vin dikarenakan nilai R1 dan Rf sama hal tersebut juga seharusnya terjadi ketika Saklar S2 tutup, Untuk percobaan dengan S1 dan S2 sama-sama di tutup sesuai teori seharusnya nilainya adalah jumlah V1 dengan V2 namun, yang dihasilkan 2 kali lipatnya. Hasil pada percobaan kali ini benar benar tidak sesuai dengan teori. Menurut praktikan, hal ini terjadi karena adanya hambatan lain yang nilainya melebihi nilai hambatan R1 dan Rf. Sebagaiman diketahui, didalam blackbox juga terdapat nilai hambatan.

Pada percobaan keempat praktikan dan rekan menggunakan rangkaian differensial amplifier. Lalu praktikan dan rekan melakukan prosedur percobaan sebagaimana tertera pada prosedur percobaan namun , gambar yang tertera sempat membuat bingung sehingga praktikan dan rekan memasang V1 dan V2 pada satu sumber sehingga terjadi short pada rangkaian dan praktikan harus megganti opamp yang digunakan, melakukan perangkaian ulang dan mulai memperbaiki kesalahan yang terjadi sebelumnya. Untuk pemerolehan hasil, praktikan dan rekan tidak mengalami kesulitan hanya saja nilai Vout pada kedua variabel hampir sama , untuk Rf sebesar 10 k praktikan dan rekan mendapatkan hasil Vout sebesar 11.25 V dan 11.3 V untuk Rf sebesar 50 k.

Pada percobaan kelima dan keenam praktikan dan rekan menggunakan rangkaian pada gambar 1.5 dan 1.6 namun praktikan dan rekan tidak menggunakan potentiometer pada rangkaian melainkan menggunakan potentiometer langsung pada V sumber. Hal ini praktikan dan rekan dapatkan dari saran yang diberikan oleh asisten lab sehingga, hal ini sangat memudahkan praktikan dan rekan kerja karena awalnya ketika menggunakan potentiometer pada rangkaian , praktikan dan rekan mengalami kesulitan untuk mengukur besar Vout dan Iout yang diminta pada percobaan 5 dan 6 dikarenakan saat menggunakan potentiometer , nilai V yang diminta tidak dapat dihasilkan meskipun potentio sudah diputar hingga full. Sehingga hasil yang praktikan dapatkan pada percobaan 5 adalah 15mA ketika V3 adalah 1V dan 7.5mA ketika V3 adalah 11.3V. Sedangkan, pada percobaan 6 praktikan dan rekan mendapatkan Vout sebesar 9V ketika Iin = 1 dan Vout sebesar 7.5V ketika Iin = 0.025mA. Berdasarkan teori, jika op amp tersebut ideal maka arus input sama dengan nol. Namun, dihasilkan nilai arus yang sangat kecil maka bisa dianggap nol. Menurut praktikan, hal ini juga dikarenakan opamp yang digunakan bukan opamap ideal. KESIMPULAN Penguatan op-amp dapat diatur berdasarkan jumlah voltase sumber yang diberikan pada kedua kutub op-amp, dan dapat bernilai negatif jika sumber berada pada kutub negatif pada op-amp.

Op-amp dapat dioperasikan sebagai amplifier, differensial, pengubah tegangan ke arus dan pengubah arus ke tegangan

REFERENSI
http://www.scribd.com/doc/92577959/Operational-Amplifier http://elektronika-dasar.com/komponen/operasional-amplifier-op-amp-ic-lm741/ http://elektrokita.blogspot.com/2008/10/op-amp-operational-amplifier.html Malvino, Albert Paul. 2004. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai