Anda di halaman 1dari 5

Anggota Kelompok:

Juan Sandrino Calfiano Hutabarat

Felix Hizkia Simanjuntak

Ahmad Az Zahrawaani Ardhi

Lutfi Riziq

Riski Hakim

Kelvin Rizki Aldi

Syaifullah

Pier Akbar Sihotang

JOBSHEET PENGUKURAN DAYA LISTRIK

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat menggunakan wattmeter dengan benar dan memahami prinsip
pengukuran daya.
2. Mahasiswa dapat mengukur daya arus searah menggunakan voltmeter dan ampermetr
3. Mahasiswa dapat menghitung daya listrik melalui pengukuran daya dengan voltmeter dan
ampermeter
4. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil praktikum dengan benar

B. DASAR TEORI
Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi
yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan listrik
akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik
tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau
rangkaian listrik. Kita mengambil contoh Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar menyerap
daya listrik yang diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater mengubah serapan
daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin tinggi pula daya listrik yang
dikonsumsinya. Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah
besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya adalah Jumlah
Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut, perumusan daya listrik adalah
seperti dibawah ini :
P=E/t
Dimana :
P = Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik

Rumus Daya Listrik


Dalam contoh kasus II, variabel yang diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R), jadi kita
tidak dapat menggunakan Rumus dasar daya listrik yaitu P=VI, namun kita dapat menggunakan
persamaan berdasarkan konsep Hukum Ohm untuk mempermudah perhitungannya.

Hukum Ohm :
V=IxR
Jadi, jika yang diketahui hanya Arus Listrik (I) dan Hambatan (R) saja.
P=VxI
P = (I x R) x I
P = I2R –> dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik
Sedangkan penjabaran rumus jika diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R) saja.
P=VxI
P = V x (V / R)
P = V2 / R –> dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik

C. KESEHATAN DAN KESELEMATAN KERJA


1. Ambil dan tempatkan alat dan bahan di tempat kerja secara aman
2. Perhatikan terminal listrik tegangan tinggi
3. Perhatikan skala dan batas ukur pada alat ukur sebelum menggunakannya
4. Perhatikan polaritas probe alat ukur jangan sampai terbalik
D. GAMBAR RANGKAIAN
Rangkailah alat dan bahan sesuai dengan gambar berikut:

E. ALAT DAN BAHAN


1. Power Supplay DC 1
2. voltmeter DC 1
3. ampermeter DC
4. wattmeter 1
5. Resistor 4
6. Kabel penghubung Secukupnya
7. Breadboard komponen 1

F. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Ukur nilai tahanan masing – masing resistor terlebih dahulu dan catat pada tabel
pengukuran.
3. Buatlah rangkaian seperti pada gambar.
4. Periksakan rangkaian kepada Dosen/Asisten.
5. Nyalakan Power Supply, ukur arus pada rangkaian dan catat penunjukkan voltmeter,
ampermeter / wattmeter pada tabel pengukuran.
6. Ganti nilai tahanan pada R1
7. Ulangi langkah 2 dan 5 sampai 3 kali pengukuran.
8. Jika telah selesai bongkar rangkaian dan tempatkan alat dan bahan pada posisi semula.
9. Buatlah laporan sementara, mintakan ACC kepada Dosen/Asisten.
G. DATA PENGUKURAN

Resistansi/ Arus Tegangan Daya Daya Hitung


Beban (Ω Wattmeter (W)
(W)
220 Ω 4A 3,5 V - 14 Watt
470 Ω 3A 3,5 V - 10,5 Watt
15 Ω 37 A 3,5 V - 129,5 Watt

NB: waktu tidak mencukupi untuk menghitung daya


H. TUGAS
1. Jelaskan bagaiman pemasangan / merangkai wattmeter dalam rangkaian!
2. Berapak nilai deviasi rata-rata antara daya yang diukur melalui wattmeter dengan
daya yang dihitung dari hasil pengukuran arus dan tegangan?
3. Buatlah kesimpulan hasil praktikum anda!
Jawaban:
1. Berikut langkah-langkahnya:

1. Hubungkan salah satu terminal wattmeter (biasanya yang berlabel sebagai ”Load” atau
”Line”) ke sumber daya listrik atau sumber daya yang ingin diukur dayanya. Ini adalah
bagian dari rangkaian yang akan menerima daya listrik.

2. Hubungkan terminal lainnya (biasanya yang berlabel sebagai ”Source” atau ”Line”) ke titik
keluaran daya dari rangkaian. Ini adalah tempat di mana daya listrik yang telah digunakan
atau dimodifikasi akan kembali ke rangkaian atau digunakan dalam komponen lain.

3. Pastikan koneksi wattmeter aman dan sesuai dengan spesifikasi alat. Pastikan terminal
positif dan negatif wattmeter terhubung dengan benar sesuai dengan polaritasnya.
4. Setelah wattmeter terhubung, Anda dapat membaca hasil pengukuran daya dari tampilan
yang disediakan oleh wattmeter. Perangkat ini akan memberikan informasi tentang daya
yang diukur dalam watt.

2. Dengan data yang diberikan maka:


Deviasi Pengukuran Pertama = |P_wattmeter pertama – P_hitung pertama| = |14 Watt – (4 A x 3.5
V)| = |14 Watt – 14 Watt| = 0 Watt
Deviasi Pengukuran Kedua = |P_wattmeter kedua – P_hitung kedua| = |10,5 Watt – (3 A x 3,5 V)|
= |10,5 Watt – 10,5 Watt| = 0 Watt
Deviasi Pengukuran Ketiga = |P_wattmeter ketiga – P_hitung ketiga| = |129,5 Watt – (37 A x 3,5
V)| = |129,5 Watt – 129,5 Watt| = 0 Watt
Karena semua deviasi adalah 0 Watt, maka nilai deviasi rata-rata juga adalah 0 Watt. Ini berarti
dalam tiga pengukuran yang diberikan, tidak ada deviasi antara daya yang diukur melalui
wattmeter dengan daya yang dihitung dari hasil pengukuran arus dan tegangan.

3. Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah bahwa wattmeter digunakan untuk mengukur
daya secara langsung dalam suatu rangkaian listrik. Dalam contoh pengukuran yang
diberikan, perbedaan antara daya yang diukur dengan wattmeter dan yang dihitung dari
hasil pengukuran arus dan tegangan sangat kecil, sehingga wattmeter dapat diandalkan
untuk mengukur daya dengan akurasi yang tinggi. Praktikum ini juga menunjukkan
hubungan antara tahanan, arus, tegangan, dan daya dalam suatu rangkaian listrik.

Anda mungkin juga menyukai