Lutfi Riziq
Riski Hakim
Syaifullah
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat menggunakan wattmeter dengan benar dan memahami prinsip
pengukuran daya.
2. Mahasiswa dapat mengukur daya arus searah menggunakan voltmeter dan ampermetr
3. Mahasiswa dapat menghitung daya listrik melalui pengukuran daya dengan voltmeter dan
ampermeter
4. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil praktikum dengan benar
B. DASAR TEORI
Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi
yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan listrik
akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik
tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau
rangkaian listrik. Kita mengambil contoh Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar menyerap
daya listrik yang diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater mengubah serapan
daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin tinggi pula daya listrik yang
dikonsumsinya. Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah
besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya adalah Jumlah
Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut, perumusan daya listrik adalah
seperti dibawah ini :
P=E/t
Dimana :
P = Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik
Hukum Ohm :
V=IxR
Jadi, jika yang diketahui hanya Arus Listrik (I) dan Hambatan (R) saja.
P=VxI
P = (I x R) x I
P = I2R –> dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik
Sedangkan penjabaran rumus jika diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R) saja.
P=VxI
P = V x (V / R)
P = V2 / R –> dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik
F. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Ukur nilai tahanan masing – masing resistor terlebih dahulu dan catat pada tabel
pengukuran.
3. Buatlah rangkaian seperti pada gambar.
4. Periksakan rangkaian kepada Dosen/Asisten.
5. Nyalakan Power Supply, ukur arus pada rangkaian dan catat penunjukkan voltmeter,
ampermeter / wattmeter pada tabel pengukuran.
6. Ganti nilai tahanan pada R1
7. Ulangi langkah 2 dan 5 sampai 3 kali pengukuran.
8. Jika telah selesai bongkar rangkaian dan tempatkan alat dan bahan pada posisi semula.
9. Buatlah laporan sementara, mintakan ACC kepada Dosen/Asisten.
G. DATA PENGUKURAN
1. Hubungkan salah satu terminal wattmeter (biasanya yang berlabel sebagai ”Load” atau
”Line”) ke sumber daya listrik atau sumber daya yang ingin diukur dayanya. Ini adalah
bagian dari rangkaian yang akan menerima daya listrik.
2. Hubungkan terminal lainnya (biasanya yang berlabel sebagai ”Source” atau ”Line”) ke titik
keluaran daya dari rangkaian. Ini adalah tempat di mana daya listrik yang telah digunakan
atau dimodifikasi akan kembali ke rangkaian atau digunakan dalam komponen lain.
3. Pastikan koneksi wattmeter aman dan sesuai dengan spesifikasi alat. Pastikan terminal
positif dan negatif wattmeter terhubung dengan benar sesuai dengan polaritasnya.
4. Setelah wattmeter terhubung, Anda dapat membaca hasil pengukuran daya dari tampilan
yang disediakan oleh wattmeter. Perangkat ini akan memberikan informasi tentang daya
yang diukur dalam watt.
3. Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah bahwa wattmeter digunakan untuk mengukur
daya secara langsung dalam suatu rangkaian listrik. Dalam contoh pengukuran yang
diberikan, perbedaan antara daya yang diukur dengan wattmeter dan yang dihitung dari
hasil pengukuran arus dan tegangan sangat kecil, sehingga wattmeter dapat diandalkan
untuk mengukur daya dengan akurasi yang tinggi. Praktikum ini juga menunjukkan
hubungan antara tahanan, arus, tegangan, dan daya dalam suatu rangkaian listrik.