Anda di halaman 1dari 35

Oleh necel Fk unmul

For further information, please visit: necel.wordpress.com

PENDAHULUAN
Tetrasiklin ditemukan oleh Lloyd Conover dipatenkan pada tahun 1955. Dalam waktu 3 tahun, tetrasiklin menjadi antibiotik paling laris di Amerika Serikat.
R1 R2 R3 N(CH 3)2 O H

CONH2

O H

O H

Golongan Obat
Golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan : klortetrasiklin diisolasi dari Streptomyces aureofaciens. Kemudian oksitetrasiklin berasal dari Streptomyces rimosus. Tetrasiklin dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin. Golongan tetrasiklin termasuk antibiotika yang terutama bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.

Farmakokinetik
Absorbsi 30-80% diserap lewat saluran cerna. Factor penghambat penyerapan tetrasiklin : - Makanan (kecuali dosisiklin dan minosiklin) - pH tinggi - pembentukan kompleks dengan Ca+, Mg 2+, Fe2+, Al 3+ yang terdapat dalam susu dan antacid.

Farmakokinetik
Distribusi Semua jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam jumlah yang bervariasi. Masa paruh dosisiklin tidak berubah pada insufisiensi ginjal. Dalam cairan cerebrospinal (CSS) kadar golongan tetrasiklin hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke cairan tubuh lain da jaringan tubuh cukup baik. Ditimbun dalam sistem retikuloendotelial di hati, dentin dan email gigi yang belum bererupsi. Menembus sawar uri, dan terdapat dalam air susu ibu dalam kadar yang relatif tinggi.

Farmakokinetik
Metabolisme Obat golongan ini tidak dimetabolisme secara berarti di hati. Dosisiklin dan minosiklin mengalami metabolisme di hati yang cukup berarti sehingga aman diberikan pada pasien gagal ginjal

Farmakokinetik
Eksresi Dieksresi melalui urin berdasarkan filtrasi glomerulus. Pada pemberian peroral kira-kira 20-55% golongan tetrasiklin yang dieksresi oleh hati kedalam empedu mencapai kadar 10 kali kadar serum. Sebagian besar obat yang dieksresikan kedalam lumen usus mengalamai siklus enterohepatik.

Farmakodinamik

Terjadi 2 proses masuk tetrasiklin kedalam ribosom bakteri: 1. Difusi pasif melalui kanal hidrofilik, 2. Sistem transport aktif. Setelah masuk berikatan dengan ribosom 30s+mencegah ikatan tRNA-aminoasil pada kompleks mRNAribosomterhentinya sintesis protein. Tetrasiklin bersifat bakteriostatik Spektrum luas kuman gram positif dan negatif, aerobic dan anaerobic,spiroket, mikoplasma, riketsia, klamidia, legionela, dan beberapa protozoa

Farmakodinamik
Resistensi Streptokokus beta hemolitikus, E. Coli, Pseudomonas aeroginosa, Shigella, dan S. Aereus makin meningkat resistensinya terhadap tetrasiklin. Bakteri memproduksi protein pompa yang akan mengeluarkan obat dari dalam sel bakteri Resistensi satu jenis tetrasiklin disertai resistensi tetrasiklin lainnya, kecuali minosiklin pada resistensi S. aureus dan dosisiklin pada resistensi B. fragilis

Kegunaan Klinis
Riketsiosis. Infeksi klamidia. Psitakosis. Konjungtivis inklusi. Trakoma. Uretritis nonspesifik. Infeksi Mycoplasma pneumonia. Infeksi Basil. Bruselosis. Dll

Dosis
Dosis Oral Dosis oral minimum 20 mg /kg/hari untuk anak-anak Infeksi sistemik yang berat dosis 2-3 kali lebih besar selama paling sedikit 3-5 hari. Dosis harian minimum sebesar 600 mg untuk demeklosiklin atau metasiklin, 100 mg untuk doksisiklin, dan 200 mg untuk minosiklin. Tetrasiklinhidroklorida, 250-500 mg/hari menekan akne melalui penekanan aktivitas lipase propioni bakteri. Dosis Parenteral Dosis 0,1-0,5 gr setiap 6-12 jam (10-15 mg/kg/hari pada anak-anak). Disuntikan intramuskular nyeri dan reaksi radang.

Efek Samping
1. Reaksi kepekaan Erupsi mobiliformis, urtikaria, dan dermatitis eksfoliatif. Reaksi yang lebih hebat ialah edema angionefrotik dan reaksi anafilaksis.

Efek Samping
2. Reaksi Toksik dan Iritatif Iritasi lambung, Diare Tromboflebitis pada pemberian IV Terapi dalam waktu lama dapat menimbulkan kelainan darah Reaksi fototoksik, Pigmentasi kuku dan onikolisisHepatotoksisitas Terikat sebagai kompleks pada jaringan tulang yang sedang tumbuh. Menyebabkan perubahan warna permanen pada gigi susu maupun gigi tetap

Efek Samping
3. Efek samping akibat perubahan biologik Spektrum luas superinfeksi oleh kuman resisten dan jamur. Superinfeksi kandida dirongga mulut, faring dan infeksi sistemik. Factor predisposisi yang memudahkan terjadinya superinfeksi : diabetes mellitus, leukemia, lupus eritematosus diseminata, daya tahan tubuh yang lemah dan pasien dengan terapi kortikosteroid dalam jangka waktu lama Superinfeksi diare . Dikenal 3 jenis diare akibat superinfeksi: Enterokolitis stafilokokus, Kandidiasis intestinal, Colitis pseudomembranosa

Kesimpulan
Tetrasiklin antibiotik berspektrum luas melalui penghambatan sintesis protein. Tetrasiklin antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan bekerja. Tetrasiklin dapat digunakan sebagai terapi riketsiosis, infeksi klamidia, psitakosis, konjungtivis inklusi, trakoma, uretritis nonspesifik, infeksi Mycoplasma pneumonia, dll Efek samping tetrasiklin dapat dibedakan menjadi 3 kelompok : reaksi kepekaan, reaksi toksik dan iritatif, dan efek samping akibat perubahan biologik.

Pendahuluan
Diproduksi oleh Streptomuces venezuelae Pertama kali diisolasi oleh David Gottlieb dari sampel tanah di Venezuela pada tahun 1947 Diperkenalkan dalam pengobatan klinis pada tahun 1949. Penggunaannya cepat meluas setelah diketahui obat ini efektif untuk berbagai jenis infeksi

Golongan Obat
Berspektrum luas. Kloramfenikol termasuk ke dalam golongan antibiotik penghambat sintesis protein bakteri.

Dosis dan Aturan pakai


Dewasa : 50 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam. Anak : 50-75 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam. Bayi < 2 minggu : 25 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi tiap 6 jam. Infeksi lebih berat dosis tinggi. Setelah umur 2 minggu bayi dapat menerima dosis sampai 50 mg/kgBB/ hari dalam 4 dosis tiap 6 jam.

Farmakokinetik
Absorbsi Diabsorbsi secara cepat di GIT, bioavailability 75% sampai 90%. Kloramfenikol oral bentuk aktif dan inaktif prodrug, Mudah berpenetrasi melewati membran luar sel bakteri. Pada sel eukariotik hambat sintesa protein mitokondria hambat perkembangan sel hewan & manusia Sediaan kloramfenikol untuk penggunaan parenteral (IV) adalah water-soluble,

Farmakokinetik
b. Distribusi Kloramfenikol berdifusi secara cepat dan dapat menembus plasenta; konsentrasi tertinggi:hati dan ginjal konsentrasi terendah: otak dan CSF. Dapat juga ditemukan di pleura dan cairan ascites, saliva, air susu, dan aqueous dan vitreous humors.

Farmakokinetik
c. Metabolisme Metabolisme : hati dan ginjal Half-life kloramfenikol berhubungan dengan konsentrasi bilirubin. kloramfenikol terikat dengan plasma protein 50%; pasien sirosis dan pada bayi. d. Eliminasi Rute utama dari eliminasi kloramfenikol adalah pada metabolisme hepar ke inaktif glukuronida.

FARMAKODINAMIK
Mekanisme:menghambat sintesis protein kuman. Kloramfenikol+ribosom sub unit 50s enzim peptidil transferase ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman. Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik. masuk ke sel bakteri melalui diffusi terfasilitasi. Kloramfenikol ikatan antara tRNA dengan acceptor site dari subunit ribosom 50S interaksi antara peptidyltransferase dengan substrat asam amino dan pembentukan ikatan peptida sintesis protein dan pertumbuhan bakteri.

FARMAKODINAMIK
Mekanisme resistensi : inaktivasi obat oleh asetil trensferase yang diperantarai oleh factor R. Resistensi terhadap P. aeruginosa, Proteus dan Klebsiela terjadi karena perubahan permeabilitas membran yang mengurangi masuknya obat ke dalam sel bakteri

Penggunaan Klinis
1. Demam Tifoid Dosis: 4 kali 500mg /hari sampai 2 minggu bebas demam. Bila terjadi relaps, biasanya dapat diatasi dengan memberikan terapi ulang Anak:dosis 50-100 mg/kgBB sehari dibagi dalam beberapa dosis selama 10 hari 2.Meningitis Purulenta Kloramfenikol+ampisilins.d. Ada hasil kultur dan uji kepekaan

Penggunaan Klinis
3. Ricketsiosis Dapat digunakan jika pengobatan dengan tetrasiklin tidak berhasil.

Hal-hal yang perlu diperhatikan: Hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebabnya kecuali infeksi berat. Pemeriksaan hematologik berkalapemakaian lama Pengawasan super infeksi dengan bakteri dan jamur. Keamanan pada wanita hamil dan menyusui belum diketahui dengan pasti. Penderita dengan gangguan ginjal, bayi prematur dan bayi baru lahir (< 2 minggu). Drugs interaction: obat-obatan dimetabolisme enzim mikrosom hati seperti dikumarol, fenitoin, tolbutamid dan fenobarbital.

Efek Samping
1. Reaksi Hematologik Terdapat dua bentuk reaksi: 1. Reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang. Berhubungan dengan dosis, progresif dan pulih bila pengobatan dihentikan. 2. Prognosisnya sangat buruk karena anemia yang timbul bersifat ireversibel. Timbulnya tidak tergantung dari besarnya dosis atau lama pengobatan.

Efek Samping
2. Reaksi Alergi Kemerahan pada kulit, angioudem, urtikaria dan anafilaksis. Kelainan yang menyerupai reaksi Herxheimer dapat terjadi pada pengobatan demam typhoid. 3. Reaksi Saluran Cerna Mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis.

Efek Samping
4. Syndrom Gray Pada neonatus, terutama bayi prematur yang mendapat dosis tinggi (200 mg/kgBB). 5. Reaksi Neurologis Depresi, bingung, delirium dan sakit kepala. Neuritis perifer atau neuropati optik dapat juga timbul terutama setelah pengobatan lama.

Efek Samping
6. Interaksi dengan Obat Lain Kloramfenikol menghambat enzim sitokrom P450 irreversibel memperpanjang T (dicumarol, phenytoin, chlorpopamide, dan tolbutamide) Mengendapkan berbagai obat lain dari larutannya antagonis kerja bakterisidal penisilin dan aminoglikosida Phenobarbital dan rifampin mempercepat eliminasi dari kloramfenikol

Kesimpulan
Kloramfenikol termasuk antibiotik berspektrum luas. Kloramfenikol bekerja sebagai antibiotik dengan menghambat sintesis protein bakteri melalui penghambatan peptidyltransferase pada subunit ribosom 50S. Kloramfenikol dapat digunakan sebagai obat demam tifoid, meningitis purulenta, ricketsiosis. Efek samping kloramfenikol : reaksi hematologi (anemia aplastik), alergi, saluran cerna, syndrom gray, reaksi neurologis.

Trims 4 downloading. See the next chapter of necel publication Made under authority of Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman`s student For further information please visit: necel.wordpress.com Copyright necel 2009 Free to distributed and copied as if nothing of part of this document isn`t deleted or changed.

Anda mungkin juga menyukai