A. Pendahuluan
Untuk pembuatan keripik singkong (umbi kentang dll) diperlukan mesin guna mempercepat proses pengirisannya, yang disebut Mesin Perajang Singkong. Kapasitas mesin ditentukan oleh kebutuhan industri atau berdasarkan konsumen. Proses operasional mesin cukup mudah, yaitu dengan mengumpan umbi pada mata pisau yang dipasang pada piringan berputar. (http://teknologitepatguna.com/perajang-umbi-untukkripik-singkongkeripik-kentang-dll.html). Mesin perajang singkong merupakan alat bantu untuk merajang singkong menjadi lembaran-lembaran tipis dengan ketebalan 1 s.d 2 mm. Bukan hanya itu saja, mesin ini juga dapat menghasilkan hasil rajangan dengan ketebalan yang sama, waktu perajangan menjadi cepat. Mesin perajang singkong ini mempunyai sistem transmisi berupa puli. Bila motor listrik dihidupkan, maka akan berputar kemudian gerak putar dari motor ditransmisikan ke puli 1, kemudian dari puli 1 ditransmisikan ke puli 2 dengan menggunakan belt untuk menggerakkan poros 1. Jika poros 1 berputar maka akan menggerakkan puli 3 yang ditransmisikan ke puli 4 dengan menggunakan belt untuk menggerakkan poros 2, kemudian poros 2 berputar maka piringan tempat pisau siap untuk merajang singkong. Hasil produksi yang diharapkan pada mesin ini mampu menghasilkan rajangan singkong sebanyak 1 kg dalam waktu 1,5 menit lebih banyak dibandingkan perajang manual yang mampu menghasilkan rajangan singkong sebanyak 1 kg dalam waktu 6 menit. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap perajangan singkong adalah 1 detik. Jadi dalam satu jamnya mesin ini dapat menghasilkan rajangan singkong sebanyak 40 kg lebih banyak dibandingkan dengan perajang manual yang hanya dapat menghasilkan rajangan singkong sebanyak 10 kg dalam satu jamnya. Namun, perlu diingat juga waktu tersebut terhitung dari waktu efektif tanpa adanya istirahat, penambahan bahan singkong, dan kerusakan mesin maupun hal lainnya seperti pergantian operator dan lainnya. Lembaran singkong hasil rajangan ini berbentuk lingkaran.
Page 1
Page 2
Page 3
Page 4
F 6. Pisau Pisau kotak dengan alur ditengah Pisau kotak dengan lubang
Page 5
Page 6
6. Pisau pada mesin perajang singkong. F-1, kekurangan: masih perlu sedikit dimodofikasi, hanya digunakan dalam perjangan sistem vertikal. Kelebihan: dapat untuk mengatur tebal tipisnya rajangan. F-2, kekurangan tidak bisa untuk diatur maju mundurnya, digunakan dalam perajangan sistem horsontal. Kelebihan: dapat tercekam dengan kuat tanpa menggunakan ring mur. Pisau yang dipilih adalah F-1, yaitu pisau kotak dengan alur ditengah. Dipilih karena dapat diatur maju mundur sesuai keinginan untuk menentukan ketebalan rajangan.
Sedangkan matriks morfologi berdasarkan fungsi produk mesin perajang singkong adalah sebagai berikut: Singkong yang telah dikupas Energi listrik Saklar Informasi/sinyal MESIN PERAJANG SINGKONG Irisan singkong tipis-tipis Gaya penggerak (mekanik) Memutus-menyambung arus listrik Informasi/sinyal
E. Evaluasi Konsep Produk 1. Pernyataan Kebutuhan Dalam perancangan mesin perajang singkong ini, didassarkan pada kebutuhan untuk lebih meningkatkan produktivitas dan ekonomi masyarakat. Mesin ini merupakan hasil modifikasi dari mesin perajang yang sudah ada. Mesin perajang singkong ini dibuat sebagai alat bantu produksi yang membantu pengusaha pembuat keripik singkong untuk merajang singkong. Dengan sistem kerja yang sederhana,
memungkonkan setiap orang dapat mengoperasikannya tanpa merasa kesulitan. 2. Analisa Kebutuhan Mesin Perajang Singkong Page 7
Page 8
5. Pertimbangan Lingkungan Mesin perajang ini tidak menimbulkan pencemaran udara. Pada saat beroperasi, mesin ini tidak menimbulkan suara yang bising.
6. Pertimbangan Keselamatan Kerja Mesin perajang singkong ini tidak mengaplikasikan bahan yang berbahaya bagi keselamatan. Konstruksi mesin perajang singkong ini didesain sesuai dengan posisi kerja yang aman dan nyaman, sehingga keselamatannya bisa terjamin. Selama proses produksi mesin perajang singkong ini tidak menghasilkan sisa bahan yang berbahaya.
Page 9
4 5
Keterangan : 1. Hoper 2. Papan luncur (output) 3. Rangka 4. Piringan berpisau 5. Motor listrik Konsep ini menggunakan energi putaran dari motor listrik yang kemudian ditransmisikan oleh belt dan pulley. Lalu putaran yang dihasilkan diubah menjadi gerak yang menggerakkan pulley yang seporos dengan piringan berpisau sehingga dapat merajang singkong. Hasil dari rajangan singkong lebih lebar karena konsep dari hopernya miring.
Page 10
3 5 6
Keterangan : 1. Hoper 2. Papan luncur (output) 3. Rangka 4. Piringan berpisau 5. Motor listrik 6. Pulley Konsep ini seperti konsep pertama menggunakan energi putaran dari motor listrik yang kemudian ditransmisikan oleh belt dan pulley. Lalu putaran yang dihasilkan diubah menjadi gerak yang menggerakkan pulley yang seporos dengan piringan berpisau sehingga dapat merajang singkong. Akan tetapi dalam proses perajangannya langsung sekali jalan, karena konsep dari pisaunya berjajar dengan jarak yang disesuaikan ketebalan singkongnya.
Page 11
3 2
Keterangan : 1. Hoper 2. Papan luncur (output) 3. Rangka 4. Piringan berpisau 5. Motor listrik Konsep ini menggunakan energi putaran dari motor listrik yang kemudian ditransmisikan oleh belt dan pulley. Lalu putaran yang dihasilkan diubah menjadi gerak yang menggerakkan pulley yang seporos dengan piringan berpisau sehingga dapat merajang singkong. Konsep ketiga ini sama dengan konsep pertama, perbedaannya terletak pada hopernya.
Page 12
Page 13
Dari Matriks 1 dan 2 Pengambilan Keputusan maka Konsep Produk yang memiliki skor tertinggi adalah Konsep Produk 3 sehingga produk nilai yang akan dikembangkan selanjutnya menjadi Mesin Perajang singkong.
Page 14
BIAYA (0.5)
UNJUK KERJA(0.5)
KEAMANAN (0.2) BIAYA SERVIS (0.1) BIAYA BAHAN (0.4) BIAYA PRODUKSI (0.5) KEHANDALAN (0.3) WAKTU PRODUKSI (0.2) KETAHANLAMAAN(0.3)
PORSI MASING MASING KRITERIA : 1. Biaya bahan 2. Biaya produksi 3. Biaya servis 4. Kehandalan 5. Ketahanlamaan 6. Waktu produksi 7. Keamanan Total 0.4 x 0.5 = 0.02 0.5 x 0.5 = 0.25 0.1 x 0.5 = 0.05 0.3 x 0.5 = 0.15 0.3 x 0.5 = 0.15 0.2 x 0.5 = 0.10 0.2 x 0.5 = 0.10 = 1,00
Page 15
Konsep 1
Konsep 3
Page 16