Anda di halaman 1dari 8

EXCHANGE MIKROVASKULAR

A. Anatomi Sistem Sirkulasi Exchange Mikrovaskular

Microvaskuler adalah berkenaan dengan pembuluh darah kecil, yang berdiameter maksimum 100mikron. Microsirkulasi terdiri dari arteriol-arteriol terkecil dan pembuluh penukar, termasuk kapiler dan venula postkapiler. a. Vaskular Sistem vaskular memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskuler karena berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal. Sirkulasi darah yang berfungsi sebagai sistem tranpor oksigen, karbon dioksida, makanan, hormon, dan obat-obatan keseluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme setiap sel dalam organ. b. Mikrosirkulasi Tempat adalah pertukaran Faktor zat antara cairan intravaskuler dan ekstravaskuler (interstisial) kapiler. yang mempengaruhi pertukaran zat dalam kapiler kecuali dinding kapiler, arteriole, dan venolus karena dapat mengatur jumlah dan kecepatan aliran darah. Rangkaian arteriole, kapiler, venolus disebut mikrosirkulasi. Sumber : Aaronson Philip I & Jeremy P.T.Ward.2008. At a Glance Sistem

Cardiovaskuler.(hal 44-45).Jakarta:Erlangga Syaifuddin.2011.Anatomi fisiologi Untuk Keperawatan dan Kebidanan ,Edisi 4 (hal.370).Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
B. Karakteristik Sistem Sirkulasi Exchange Mikrovaskular

Microvascular exchange (exchange vessel) adalah pembuluh darah sediaan dari kapiler dan venula kecil berupa permukaan tempat pertukaran antara darah dg jaringan. Karakteristik microvasculer exchange : - Arteriole => kapiler => post kapiler - Terdiri atas lapisan tunggal sel endotel yang saling tumpang tindih.

- Pembuluh ini disokong dan dikelilingi pada sisi eksternalnya oleh lamina basalis. - Melalui dinding pembuluhnya, gas, cairan, dan molekul dipindahkan antara darah dan jaringan. - Sel darah putih dapat melewati dinding vena untuk melawan infeksi dalam jaringan. - Tidak mengandung otot polos. - Venula dapat berkonstriksi untuk memberikan resistensi aliran darah, dan rasio resistensi arteriol. - Venula memberikan pengaruh penting dalam pergerakan cairan antara kapiler dan jaringan, sehingga memengaruhi volume darah. Exchange microvaskular disebut juga sebagai pembuluh kapiler. Microvaskular kehidupan. Sumber: Gul, Sema. 2007. Darah dan Jantung. Indonesia: Yudhistira Jeremy P. T. Ward, Robert W. Clarke, Roger W. A. Linden (2009). At a Glance Fisiologi. Penerbit Erlangga : Jakarta. Philip I. Aaronson, Jeremy P. T. Ward (2010). At a Glance Sistem Kardiovaskular. Penerbit Erlangga : Jakarta.
C. Mekanisme Sistem Exchange Mikrovaskular

ini membawa gula

darah transportasi secara

keseluruhan, protein, lipid dan gas ke dan dari jaringan untuk mendukung

Darah memasuki mikrosirkulasi melaui arteriol kecil yang dindingnya mengandung sel-sel otot polos. Pembuluh ini memiliki persarafan yang padat oleh system simpatis, terutama pada vascular bed splanknik dan kutan. Konstriksi setiap arteriol kecil yang dimediasi secara simpatis akan menurunkan aliran darah ke banyak kapiler. Pada sebagian besar jaringan, arteriol terkecil atau terminalis, bercabang-cabang membentuk rangkaian kapiler. Arteriol terminalis itu sendiri berperan sebagai sfingter prekapiler fungsional untuk seluruh kelompok kapilernya. Arteriol terminal tidak memiliki persarafan, dan tonusnya dikontrol oleh faktor metabolik lokal. Dalam kondisi basal, arteriol

terminalis berkonstriksi dan berelaksasi secara periodik. Vasomosi ini menyebabkan aliran darah melalui kelompok kapiler menjadi berfluktuasi. Akan tetapi, pada beberapa jaringan (misalnya mesenterium), kapilerkapiler bercabang dari pembuluh perantara (thoroughfare vessel) yang berasal dari arteriol kecil hingga venula. Ujung proksimal (arteriol) dari pembuluh tersebut disebut metarteriol, dan dan pembuluh ini terselubungi secara intermiten dalam sel otot polos. Kapiler memiliki cincin otot polos yang disebut sfingter prekapiler pada asalnya, namun setelahnya tidak ada sel otot polos. Konstriksi sfingter prekapiler mengontrol aliran darah melalui kapiler tersebut. Kapiler-kapiler bersatu untuk membentuk venula postkapiler, yang juga tidak memiliki sel otot polos. Venula postkapiler bersatu membentuk venula, yang mengandung sel otot polos dan dipersarafi secara simpatis. Kapiler membuka dan menutup dengan kecepatan 6-12 kali/menit. Relaksasi kapiler terjadi sebagai respons terhadap setiap peningkatan jumlah karbon dioksida dan asam laktat dalam darah atau penurunan kadar oksigen yang terjadi dalam darah. Relaksasi tersebut menimbulkan banyak darah yang mencapai jaringan sehingga terjadi peningkatan aktivitas metabolic. Aliran darah menuju mikrosirkulasi diregulasi oleh vasokonstriksi arteriol kecil, yang diaktivasi oleh stimulasi simpatis melalui ujung saraf yang berjumlah banyak pada dinding arteriol. Setiap arteriol kecil memasok banyak kapiler melalui beberapa arteriol terminal yang tidak memiliki persarafan. Sebagai gantinya, vasokonstriksi arteriol terminal terjadi karena perantara produk metabolic local, yang memungkinkan perfusi disesuaikan dengan metabolisme. Tekanan darah pada kapiler arteri turun sampai 30 mmHg, hingga di ujung kapiler vena menjadi 10mmHg. Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbentuk dari otot polos. Bila sfingter terbuka maka darah akan memasuki kapiler, akan tetapi bila tertutup maka darah langsung masuk dari arteriole ke venelus dan tidak melalui kapiler. Sumber : Syaifuddin.(2011).Anatomi Tubuh Manusia untuk mahasiswa

keperawatan ed. 2. Jakarta: Salemba Medika(hal 209)

Aaronson

Philip

&

Jeremy

P.T.Ward.2008. At

Glance

Sistem

Cardiovaskuler.Jakarta:Erlangga(hal 44)
D. Transportasi O2 dan CO2 dalam Exchange Mikrovaskular

Pengiriman oksigen (O2) dan penghapusan produk limbah, seperti karbon dioxside (CO2), merupakan salah satu fungsi utama dari sistem kardiovaskular. Di sebagian besar organ dan jaringan, keterbatasan metabolisme jaringan didasarkan pada pengiriman O2. Dalam darah arteri dalam kondisi normal, lebih dari 98 persen dari O2 terikat pada hemoglobin (hb) dalam sel darah merah sedangkan sisanya terlarut dalam plasma. Oksigen diangkut melalui sirkulasi besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengangkutan O2 ke seluruh tubuh: 1. Fraksi oksigen dan tekanan oksigen didalam udara inspirasi 2. Fungsi sistem pernafasan 3. Hemoglobin yang mengikat oksigen 4. Fungsi sistem sirkulasi dan curah jantung (cardiac output) 5. Kemampuan jaringan mengambil dan menggunakan oksigen Terdapat dua sistem pembuluh kapiler sebagai tempat pertukaran gas yaitu: 1. Pembuluh kapiler sistemik a. Terdiri dari atas pembuluh darah antara vena dan arteri b. Sebagai suplai nutrisi ke sel-sel tubuh dan sebagai sarana transport gas 2. Kapiler pulmonal a. Arteri pulmonalis dan vena pulmonalis b. Transport dalam alveoli paru-paru antara darah dengan lingkungan luar Transpor air, zat nutrisi, dan zat-zat lain pada pembuluh darah kecil (kapiler) umumnya dilakukan dengan cara difusi. Zat-zat yang larut di dalam lemak seperti oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) dapat berdifusi secara langsung melalui endotel kapiler.

Sumber : Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika. Hal : 4-5

Guyton, Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC. Hal : 191 Udjianti, Wajan Juni.2010.Keperawatan Kardiovaskular.jakarta:Salemba medika hal 4-5 Guyton, Hall.2008.Buku Ajar Fisiologi kedokteran edisi II .Jakarta:EGC hal 191 Shepro, David.2006.Microvascular research.London: Elsevier hal 1130
E. Penyakit yang Terjadi Pada Sistem Exchange Mikrovaskular

Penyakit mikrovaskular melibatkan perubahan structural dalam kapiler dan pembuluh darah kecil, dan paling sering mengenai retina yang menimbulkan retinopati diabetic; ginjal dengan menimbulkan nefropatik diabetic ; dan saraf perifer yang menimbulakan neuropati diabetic. 1. Nefropati diabetic Ginjal merupakan organ yang mengalami kerusakan paling berat pada pasien-pasien diabetes dan salah satu penyebab kematian diabetes yang utama adalah gagal ginjal. Kelainan glomerulus: noduler sklerosis (lesi mesangial yang atau difus, lesi glomerulosklerosis ginjal kronik. Efek vaskuler: arteriosklerosis yang meliputi nefrosklerosis ringan dengan hipertensi. Infeksi: infeksi salauran kemih dengan pielonefritis dan kadang-kadang popilitis nekrotikans. 2. Neuropati diabetic Neuropati perifer simetrik yang mengenai saraf motorik serta sensorik ekstremitas bawah disebabkan oleh jejas sel Schwann, digenerasi myelin, kerusakan akson saraf. Neuropati otonom dapat menimbulkan impotensi seksual dan disfungsi usus kandung kemih. Kelainan neurologic yang bersifat fokal (mononeuropati diabetic) paling besar kemungkinannya disebabkan oleh mikroangiopati. kimmelstiel-wilson)

eksudatif yang mengakibatkan proteinuria progresif dan gagal

Sumber: Mitchell, Kumar. Abbas & Fusto.2009 .Buku Saku Dasar Patologis Penyakit edisi 7.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.hal.676 sumber: (chang.esther, john daly, doug Elliott(2010), patofisiologi:aplikasi pada praktik keperawatan.hal.110)
F. Peran

perawat

dalam

usaha

pencegahan

penyakit

Exchange

Mikrovaskular Peran Perawat dalam usaha pencegahan penyakit nefropati diabetik 1. Peran edukator/ pendidik, perawat memberikan pembelajaran semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan penyakit nefropati diabetik, perawat perlu menanamkan pentingnya self care pada klien DM sehingga tahu, mau, dan mampu dalam merencanakan perawatan dirinya sendiri dan mampu mengambil keputusan dengan tepat, perawat mengajarkan menyusun program health education, memberikan info yang tepat tentang kesehatan. 2. Peran pelaksana pelayanan kesehatan, perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok / masyarakat berupa asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi pemberian asuhan pencegahan penyakit nefropati diabetik pada baik direct/indirect. 3. Pengamat perubahan kesehatan, yang perawat pada melaksanakan individu, monitoring terhadap dan terjadi keluarga, kelompok

masyarakat yang menyangkut masalah kesehatan dan kemampuan individu untuk dapat menerapkan selfcare melalui kunjungan rumah, pertemuan, observasi dan pengumpulan data. 4. Role model, perilaku yang ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan dan menampilkan profesionalisme dalam bekerja. Seorang perawatan harus bisa menerapkan selfcare jika ingin mempengaruhi masyarakat tentang pencegahan penyakit, dalam hal ini penyakit nefropati diabetik. 5. Peran pembaharu, perawat berperan sebagai inovator terhadap inidividu, keluarga dan masyarakat dalam merubah perilaku dan pola hidup yang berkaitan dengan pencegahan penyakit nefropati diabetik, peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

6. Advokat klien, perawat memberikan informasi tambahan klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya, dalam hal ini pencegahan penyakit nefropati diabetik. Sumber : Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, ed.4. Jakarta : EGC halaman 286-287
G. Peran

perawat

dalam

nursing

care

pada

kasus Exchange

Mikrovaskular Peran Perawat dalam menghadapi suatu kasus : 1. Peran Perawat sebagai pelaksana (care giver).Dalam hal ini perawat berperan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan proses keperawatan. Dalam masalah Nefropati diabetik ini perawat melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang dimulai dari pengkajian sampai pada evaluasi dan dokumentasi. 2. Peran perawat sebagai comforter dalam hal ini menjaga kenyamanan danm kemanan klien yang mengalami gangguan microvaskular ginjal yaitu Nefropati diabetik. 3. Peran perawat sebagai protector dan advocate yaitu menjamin setiap klien bisa mendapatkan dan melindungi hak dan kewajiban klien dalam memperoleh pelayanan kesehatan. 4. Peran perawat sebagai communicator yaitu perawat sebagai penghubung keluhan dan kasus penyakit yang sedang dialami oleh pasien, dalam hal ini perawat juga mengkomunikasika asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. 5. Peran perawat sebagai rehabilitator yaitu perawat berusaha untuk mengembalikan dan mengusahakan agar organ tubuh yang berfungsi tidak normal dapat berfungsi dengan normal dan sembuh. 6. Peran perawat sebagai pendidik (educator) dalam hal ini perawat memberikan pendidikan tentang bagaimana proses suatu penyakit, dampaknya, penyembuhannya dan perawatannya secara sederhana dan berisi pada klien dan keluarga.

7.

Peran

perawat

sebagai

pengelola

yaitu

dimana

perawat

dalam

menghadapi berbagai kasus penyakit harus mempertahankan kebenaran dan keakuratan data pada asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien serta mengelola sistem pelayanan kesehatan yang pertama ditangani oleh perawat. 8. Peran perawat sebagai peneliti yaitu perawat harus aktif adalam meningkatkan pengetahuan mengenai peningkatan mutu dalam metode penelitian asuhan keperawatan yang digunakan dan tentunya haruslah efektif dalam memenuhi kebutuhan klien dalam asuhan keperawatan. Sumber Salemba :Sudarma,Momon.2008.Sosiologi Medika untuk Kesehatan.Jakarta hal : 69

Anda mungkin juga menyukai