Anda di halaman 1dari 3

BAKTERIAL VAGINOSIS DEFINISI(3) Bakterial Vaginosis adalah sindroma klinik di mana berlakunya pergantian Lactobacillus sp.

sebagai penghasil hydrogen peroksida dalam vagina normal dengan bakteri anaerob konsentrasi tinggi (Bacteroides sp.), Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis, dan Prevotella sp. ETIOLOGI Penyebab Bakterial Vaginosis sehingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti. Bakteri vagina yang berhubungan dengan Bakterial Vaginosis adalah Gardnerella vaginalis, Mycoplasma genital, bakteri anaerob seperti Mobiluncus sp. dan Bacteroides sp. (1) Bakteri yang paling banyak didapatkan sehingga bertindak sebagai organisme indikator untuk penyakit ini adalah Gardnerella vaginalis yaitu bakteri gram negative yang berbentuk coccobasil yang dijumpai pada traktus urogenital manusia.(4) EPIDEMIOLOGI Infeksi vagina ini boleh berlaku kepada wanita yang aktif seksual dan juga yang tidak aktif. Namun yang paling sering terkena adalah pada wanita yang aktif seksual. Insiden tertinggi pada wanita muda umur 10-24 tahun.(2) Infeksi ini dialami oleh 15% wanita yang mendatangi klinik ginekologi, 10-25% wanita hamil dan 33-37% wanita yang mendatangi klinik penyakit menular seksual. Prevalensi tertinggi adalah pada pasangan lesbian. (3) GEJALA KLINIS(3) Hampir separuh penderita tidak menunjukkan gejala. Namun,tanda-tanda yang bisa didapatkan adalah bau vagina yang khas yaitu bau amis ikan. Terdapat juga peningkatan jumlah cairan vagina, berbuih, gatal pada vulva, iritasi vulva dan disuri. Pada pemeriksaan menunjukkan sekret vagina tipis, cair dan homogen.

DIAGNOSIS(1)(3)(4) Diagnosis berdasarkan kriteria Amsel yaitu jika berlakunya tiga dari empat yang berikut : 1) sekret vagina homogen, tipis, putih dan melekat pada dinding vagina. 2) pH vagina >4,5 3) bau amis ikan terutama setelah penambahan KOH 10% 4) adanya clue cells (>20%) PEMERIKSAAN PENUNJANG(3) Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan preparat basah untuk melihat adanya clue cells. Selain itu, pemeriksaan pH vagina dilakukan serta pewarnaan gram untuk menentukan jenis-jenis bakteri yang terdapat pada sekret vagina. Pemeriksaan kultur tidak dilakukan karena kurang bermanfaat untuk menegakkan diagnosis. PENGOBATAN(3) Terapi boleh diberikan secara topical dan sistemik. Terapi sistemik adalah seperti di bawah : 1) Metronidazole - 2 x 400-500 mg selama 7 hari - 3 x 200-250 mg selama 7 hari (wanita hamil) - 2gr dosis tunggal 2) Klindamisin 2 x 300 mg selama 7 hari 3) Ampisilin 4 x 500 mg selama 7 hari 4) Amoksisilin 3 x 500 mg selama 7 hari 5) Tetrasiklin 4 x 250 mg selama 5 hari 6) Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari Terapi topikal : 1) Metronidazil gel intravagina (0,75%) 5 gr, sekali sehari selama 5 hari 2) Klindamisin krim (2%) 5 gr, sekali sehari selama 7 hari. 3) Tetrasiklin intravagina 100 mg sekali sehari 4) Triple Sulfonamide krim atau tablet 2 kali sehari selama 10 hari.

Referensi 1) Davidsons Principles and Practice of Medicine. 19th edition, John A.A Hunter, UK, 2002. 2) Understanding Pathophysiology 3rd edition, Sue E. Huether, US, 2000. 3) Diktat kuliah Urogenital, UNHAS, Makassar, 2006 4) Diktat kuliah Reproduksi, Dr. Baedah Madjid, UNHAS, Makassar, 2005

Anda mungkin juga menyukai