Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Waktu Pertemua Pertemuan Ke : Keperawatan Anak : Bb 0407/SKS : 1x2x50 menit : 1
A. KOMPETENSI 1. KU : Mahasiswa dapat Asuhan Menerapkan konsep dan penanggulangan masalah-masalah Keperawatan Batuk Rejan
2. KP
B. METODE PEMBELAJARAN Metode perkulihan ini merupakan gabuungan dari beberapa metode yang ada. Metode yang di gunakan pada satuan acara pembelajaran ini adalah Tanya jawab dan pertanyaan yang digunakan untuk pokok bahasan yang menurut mahasiswa diselingi dengan diskusi.
C. POKOK PEMBAHASAN 1. Menjelaskan pengertian penyakit Batuk Rejan 2. Menjelaskan penyebab penyakit Batuk Rejan 3. Gejala-gejala Batuk Rejan 4. Bahaya Batuk Rejan 5. Pencegahan Batuk Rejan 6. pengobatan Batuk Rejan
D.
RENCANA PELAKSANAAN
KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA
N KEGIATAN TAHAP o
Pendahulan 1
1. Menguraikan
tujuan
manfaat 1. Memahami uraian dosen dan menanyakan hal hal terkait dengan yang pemberian
mata kuliah serta kompetensi akhir yang akan dicapai oleh mahasiswa pada akhir yang akan dicapai oleh mahasiswa pada akhir prose pembelajaran
2.
Memahami pokok pembahasan 2. Memahami dan sub pembahasan kuliah hari ini yaitu : pengertian penyakit Batuk Rejan,
dengan
secara
seksama uraian pokok bahasan dan sub pokok bahasan kuliah hari ini menanyakan hal hal yang terkait dengan pemberian materi tentang : pengertian penyakit Batuk Rejan.
pengertian
penyakit
Batuk
Rejan Penyebab tanda dan gejala Batuk Rejan dan juga perawatan, serta
pengobatan nya
2. Membimbing
dalam
proses
2. Mendiskusikan tentang :
materi
Pengertian penyakit Batuk Rejan Penyebab tanda dan gejala Batuk Rejandan juga perawatan anaknya pada dengan anakpenyakit
Batuk Rejan
3. Menjelskan pengertian tentang 3. Memahami dan menyimpulkan materi Askep Batuk Rejan tentang : pengertian penyakit Batuk Rejan Penyebab tanda dan gejala Batuk Rejan dan juga
4. Menjelaskan
prinsip
dasar 4. Memahami
dan
RejanPenyebab
Batuk Rejan
5. menanyakan
kembali
1. bersama-sama menyimpulkan
mahasiswa dan
LCD 1. memberikan komentar dan Proyec tor sumbang saran tentang : penyakit Batuk Rejan Penyebab tanda dan gejala Batuk Rejan dan juga perawatan pada anak-anaknya dengan penyakit Batuk Rejan.
White bord
2. menugskan
mahasiswa
mempelajari materi kuliah yang akan datang tentang trise aspek medis Batuk Rejan
E. EVLUASI Evaluasi dilakukan dengan mangajukan pertanyaan dalam bentuk lisan mengenai konsep dasar keperawatan Demam Batuk Rejan contoh soal : sebutkan pengertian asuhan keperawatan Batuk Rejan?
I. Pengertian Batuk Rejan (pertusis) Nama lain dari Batuk Rejan yaitu pertusis, batuk 100 hari, batuk anjing, whooping cough dan tussis quinta. Batuk Rejan yaitu merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pernapasan yang sangat menular, ditandai oleh suatu sindrom yang terdiri dari batuk yang bersifat spasmodik (penyempitan saluran pernapasan) dan paroksimal
(kekambuhan/parahnya gejala secara tiba-tiba) yang disertai nada yang meninggi, karena penderita berupaya keras untuk menarik napas sehingga pada akhir batuk sering disertai bunyi khas (whoop) sehingga penyakit ini disebut whooping cough. Penyakit ini terutama menyerang pada anakanak yang berusia dibawah umur 5 tahun, akan tetapi bisa menyerang pada semua umur, mulai dari bayi sampai dewasa. Batuk ini sifatnya lama dan khas, selain itu biasanya disertai suara batuk gonggong atau suara melengking dan dapat berlangsung cukup lama sekitar 6 minggu atau lebih. 2. Penyebab (etiologi) Batuk Rejan (pertusis) disebabkan oleh bakteri bordetella pertussis (haemophilus pertussis), yang merupakan suatu batang gram-negatif dan terkadang disebabkan oleh bordetella parapertussis. Bakteri bordetella parapertusis menyebabkan parapertusis, yaitu penyakit sejenis batuk rejan (pertusis) yang gejalanya lebih ringan dan biasanya menyerang pada anak usia sekolah dan relatif jarang terjadi. Perbedaan kedua penyakit tersebut adalah dalam hal pemeriksaan kultur, biokimia, dan tes imunologi. Bakteri inilah yang akan menempel pada silia epitel saluran pernapasan, sehingga akan fungsi silia menjadi terganggu sehingga aliran mukus atau lendir atau sekret terhambat dan terjadi pengumpulan sekret. Hal inilah yang mengganggu / menyumbat saluran pernapasan.
3. Penyebaran Batuk rejan dapat ditularkan melalui udara secara : a. Droplet (percikan) dari orang ke orang ketika batuk, bersin, atau
berbicara. b. c. riak. Bahan droplet Memegang benda-benda yang terkontaminasi dengan sekret atau
4. Tanda dan gejala Batuk rejan merupakan toxin-mediated disease, yaitu toksinnya/racun melekat dan melumpuhkan bulu getar saluran nafas (silia). Hal ini akan mengganggu aliran sekret/riak. Sehingga akan terjadi batuk terus-menerus yang diakhiri dengan whoop (inspirasi/menghirup nafas panjang dan melengking) yang bisa berlangsung 1-10 minggu. Gejala dan tanda pertama dari batuk rejan muncul sesudah 7-14 hari atau disebut juga masa inkubasi/masa tunas. Batuk rejan berlangsung dalam 3 stadium dengan masing-masing stadium berakhir 2 minggu, yang meliputi: a. Stadium kataralis, lamanya 1-2 minggu Pada permulaan hanya batuk-batuk ringan, terutama pada malam hari dimana batuk ini semakin lama semakin bertambah berat dan terjadi serangan pada malam hari. Gejala lainnya adalah flu/pilek serak dan anoreksia. Stadium ini menyerupai influenza. b. Stadium spasmodic, lamanya 2-4 minggu Batuk semakin bertambah berat dan terjadi paroksimal ditandai batuk yang berbunyi nyaringdan terdengar menarik nafas pada akhir serangan batuk. Penderita tampak berkeringat, pembuluh darah leher dan muka melebar. Batuk yang sedemikian beratnya sehingga penderita tampak gelisah. Pada awalnya anak yang terinfeksi terlihat seperi terkena flu biasa dengan hidung mengeluarkan lender. Mata berair, bersin, demam dan batuk ringan. Batuk inilah yang menjadi parah dan sering. Batuk akan semakin panjang dan seringkali berakhir dengan suara seperti
orang menarik nafas (melengking).penderita akan berubah menjadi biru karena tidak mendapatkan oksigen yang cukup selama rangkaian batuk. Pada waktu serangan batuk, anak-anak bisa terkencing-kencing, mata terlihat seperti perdarahan sub
konjungtiva dan epistaksis (perdarahan pada hidung). Selama masa penyembuhan, batuk akan berkurang secara bertahap. c. minggu Beratnya serangan batuk berkurang, begitu juga muntah. Dan nafsu makan pun timbul kembali. Infeksi semacam common cold dapat menimbulkan serangan batuk lagi. 5. Komplikasi a. Pneumonia, terkadang sebagian lendir yang kental menyumbat salah satu bronkus kecil pada anak sehingga dapat menyebabkan pneumonia. Jika tidak diobati dengan tepat, dapat terjadi kerusakan paru yang menetap. b. Malnutrisi, lamanya penyakit ini disertai muntah-muntah akan menyebabkan penurunan berat badan anak. Jika anak sudah mulai kurang gizi ketika terserang batuk rejan, mungkin menjadi sangat kurang gizi setelah 2-3 bulan menderita penyakit ini. c. Kejang, terkadang anak menjadi kejang pada akhir rangkaian batuk tersebut. Jika terjadi kejang, berikan paraldehid. Hal ini terjadi akibat ketidakseimbangan cairan elektrolit akibat muntah-muntah dan kadang-kadang terdapat kongesti dan edema otak, mungkin dapat pula terjadi perdarahan otak. Bisa juga diakibatkan karena hipoksia dan anoksia akibat penghentian pernapasan yang lama. d. Gagal jantung, terkadang dapat terjadi gagal jantung pada batuk rejan yang berat. e. Batuk yang hebat(berhubungan dengan tekanan) dapat menyebabkan perdarahan hidung (epistaksis), ulkus di bawah lidah/ ujung lidah karena tergosok pada gigi atau tergigit pada waktu serangan batuk , Stadium konvalesensi/penyembuhan, lamanya kira-kira 4-6
perdarahan subkonjungtiva, edema pada kelopak mata, prolaps rectum akibat dari Batuk Rejan. f. Batuk rejan akan memperburuk tuberkulosis primer karena daya tahan tubuhnya terhadap tuberkulosisn sangat menurun, sehingga akan memperburuk. 6. Pencegahan Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah penyebaran batuk rejan (pertusis) : a. Pencegahan utama dari pertusis (batuk rejan) yaitu Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Vaksin yang direkomendasikan adalah 3 dosis vaksin yang mengandung suspensi bakteri yang telh dimatikan, biasanya dikombinasikan dengan diphtheriadan tetanus toxoid yang diserap dalam garam aluminium (vaksin absorbs diphtheria dan tetanus toxoid dan pertusis, USP, DPT, DTwP atau DTaP). Pada bayi usia 2 minggu diberikan imunisasi sebanyak tiga kali, dengan interval empat minggu. Vaksinasi tidak boleh diberikan kepada anak-anak berumur 6 tahun ke atas karena dapat menyebabakan demam yang parah. Sehingga diharapkan kemingkinan terinfeksi pertusis akan semakin rendah dengan diberikannya imunisasi, dan gejala penyakit pun tidak akan seberat kalau tanpa diberikan imunisasi. b. Isolasi, jagalah penderita batuk rejan jauh dari anak-anak. Anak yang baru sembuh dari batuk rejan, tidak boleh kembali bersekolah sampai 3 minggu setelah dimulai batuk dengan whoop. c. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama orangtua bayi, meliputi pendidikan bahayanya penyakit ini serta keuntungan imunisasi pertama pada anak berusia tidak lebih dari dua bulan. 7. Pengobatan Pengobatan untuk menghentikan gejala adalah : a. Pemberian Antibiotik : 1. eritromisin dengan dosis 50 mg / kgBB / hari dibagi dalam 4 dosis, obat ini menghilangkan bordetella pertusis dari nasofaring
dalam
2-7
tahun
(rata-rata
3-6)
dan
dengan
demikian
memperpendek kemungkinan penyebaran infeksi. Eritromisin juga menggugurkan atau menyembuhkan pertusis bila diberikan dalam stadium kataralis. Selain itu juga menyembuhkan pneumonia dan oleh karena itu sangat penting dalam pengobatan pertusis khususnya pada bayi muda. 2. Ampisilin dengan dosis 100 mg /kg BB/hari dibagi dalam 4 3. lain-lain : rovamisin, kontrimoksazol, kloramfenikol dan tetrasiklin. b. Pengobatan Suportif : pengencer dahak, pembersihan jalan napas, oksigen bila perlu, dan ciptakan lingkungan perawatan yang tenang. c. Memaksimalkan mengandung gula nutrisi, pasir, hindari pemanis makanan buatan, yang banyak dan
gorengan
makanan/minuman dingin. d. Pemberian ekspektoransia dan mukolitik. e. f. g. Pemberian kodein, bila terdapat batuk-batuk yang hebat sekali Pemberian luminal sebagai sedative. Batuk rejan yang terjadi pada bayi dan balita harus segera diperiksa ke dokter. Sebagai anti infeksi, anti bakteri, anti biotik, anti batuk(antitussive), h. Tumbuhan obat / herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan batuk rejan karena berkhasiat, peluruh dahak (ekspektorant). Beberapa tumbuhan tersebut antara lain : 1. Sambiloto, berkhasiat : sebagai anti radang, antibiotic, menurunkan panas, menghilangkan sakit (analgetik), menghilangkan bengkak, antitoksik, menstimulasi system imun. 2. Pegagan, berkhasiat sebagai anti infeksi, antitoksik, penurun nafas 3. Lidah buaya, berkhasiat sebagai anti radang, meredakan sakit (analgetik), parasitiside, pencahar.
4. Bawang putih, berkhasiat sebagai antibiotic, peluruh dahak, antiseptik, menstimulasi system imun, membunuh parasit. 5. Kencur, berkhasiat : antibatuk, peluruh dahak, anti bakteri, menghilangkan sakit. 6. Buah mengkudu, berkhasiat sebagai antiseptik dan anti radang. 7. Kulit jeruk mandarin, berkhasiat untuk meredakan batuk, antiasma, peluruh dahak, antiradang Berikut beberapa contoh resep yang dapat digunakan untuk membantu pengobatan batuk rejan, diantaranya sebagai berikut: a. Resep 1 50-70 gram daun lidah buaya dikupas kulitnya dan diambil bagian dalamnya, ditambah 1 buah mengkudu matang dicuci bersih dan dipotongpotong, dijus, dipanaskan airnya hingga mendidih, tambahkan gula batu, hangat-hangat diminum 2 kali sehari. b. Resep 2 5 gram daun sambiloto ditambah 1 siung bawang putih, direbus dengan 300 cc air hingga tersisa 150 cc, tambahkan madu kemudian minum 2 kali sehari.
c.
Resep 3 15 gram pegagan ditambah 10 gram kencur, dicuci bersih dan ditumbuk, lalu direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari.
Catatan : pilih salah satu resep dan dilakukan secara teratur, disarankan untuk tetap konsultasi ke dokter. Untuk perebusan gunakan periuk tanah, panicenamel/panicpyrex.
DAFTAR PUSTAKA
Widoyono. 2008.Penyakit tropis : epidemiologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya. Semarang : Erlangga Andrianto, petrus.1992. atlas bantu penyakit infeksi. Jakarta : KDT Chin, James.2006.manual pemberantasan penyakit menular.Jakarta : CV.INFOMEDIKA Biddulph, john dkk. 1999.kesehatan anak untuk perawat, petugas penyuluhan kesehatan dan bidan di desa.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Rampengan, T H. 2008. Penyakit infeksi tropik pada anak.Jakarta : EGC Aden, R. 2010. Seputar penyakit dan gangguan lain pada anak. Yogyakarta : hanggar kreator. Widaryati, dkk.2009. panduan praktikum ketrampilan keperawatan dasar. Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Potter P.A. and Perry A.G. 1993. Clinical Nursing Skills and Tehnique.3th ed. St. Louis:Mosby-Year Book http://www.rch.org.au