Sekapur Sirih, , Halaman 2 Surat Pembaca, Halaman 2 Sikap, PR Bagi Masisir dan PPMI, Halaman 3 Laporan Utama, Setahun Bareng Bersama dan Bersatu, Halaman 4-5 Komentar Peristiwa, Apa yang Masisir Pahami dari Wasathiyah al-Azhar?, Halaman 6-7 Opini, Masisir dan Gejolak Politik Mesir, Halaman 8 Seputar Kita, Warga Sumatera Utara Berbuka Puasa Bersama Gubernur, Halaman 9 Dinamika, Politik, Media dan Mahasiswa, Halaman 10 Kolom, Seputar Pemimpin Ideal, Halaman 11
Selamat Membaca! Santai dan penting dibaca Tajam tanpa melukai Kritis tanpa menelanjangi
TROBOSAN ADVERTISING
Media ini dikelola oleh Pelajar dan Mahasiswa Indonesia sebagai media informasi, opini dan komunikasi mahasiswa Indonesia di Mesir. Redaksi menerima tulisan dari pelbagai pihak dan berhak mengeditnya tanpa menghilangkan makna dan tujuan.
Sekapur Sirih
telinga dari suara lain, maka akibatnya tidak akan ada pertemuan antara dua kubu tersebut. Begitu juga yang terjadi di Masisir. Permasalahannya terdapat pada bagaimana kita membaca berita. Kita sering melihat dikotomi media kepada media liberal sekular, dan media Islam. Lalu muncul perkataan Jangan baca media liberal dan sekular! Padahal kita sendiri belum bisa mendefinisikan apa yang dimaksud dengan media Islam itu sendiri. Apakah karena mendukung presiden Mursi maka kita bisa menyebut itu adalah media Islam? Dan media yang bersebrangan dengan itu berarti media sekular? Padahal tidak jarang kita melihat tersebar isu yang fiktif tersebar melalui media yang disebut media Islam ini, meski tak jarang juga media sekular ini pun memutarbalikkan fakta. Apakah ukuran islami sebuah media itu diukur dengan banyaknya konten Islam di dalamnya meski tak jarang melakukan provokasi dan penyebaran isu fiktif? Kata Fatabayyanu! dalam surat alHujurat ayat 6, yang menganjurkan kita untuk bersikap kritis terkadang dilupakan oleh sebagian media Islam tersebut. Selama mendukung kepentingannya, tak lagi mereka melihat asas berita berimbang. Maka tak heran jika beberapa kali media yang menyuarakan al-Azhar merilis klarifikasi pihak al-Azhar tentang beberapa hal, isu pengunduran diri Syaikh Ahmad Thayyib, isu pengurungan Mufti Mesir, isu pelarangan azan, dan berbagai isu lain. Sebagai mahasiswa, khususnya yang berkecimpung di dalam dunia media, mari kita perbaiki kualitas dan profesionalitas media kita. Jangan sampai mengaku sebagai media Islam namun tidak bisa mengabarkan berita sesuai dengan ajaran Islam. Kurang profesional-nya media-media yang mengaku sebagai media Islam justru akan memperburuk citra Islam itu sendiri. Ditambah lagi sebagian media melarang para pembaca untuk membaca media lain dengan tuduhan liberal dan sekular. Padahal bisa jadi media yang tertuduh itu jauh lebih profesional dan memberitakan secara Islami ketimbang media tadi. Semakin mendekatnya masa Sidang Umum MPA PPMI yang menandakan semakin berakhirnya masa tugas seluruh jajaran PPMI, maka kami menyajikan kilas balik kinerja PPMI selama satu tahun. Setidaknya agar Masisir bisa menilai kinerja mereka. Pada rubrik Komentar peristiwa kami mencoba mengadakan survey kepada beberapa orang Masisir terkait pemahaman mereka tentang Wasathiyah Azhar. Kita tahu bahwa keputusan Syaikh Ahmad Thayyib dalam krisis Mesir sekarang bisa disebut kontroversial. Maka hal itu secara tidak langsung akan menimbulkan pertanyaan Di mana letak Wasathiyah Azhar? Dalam rubrik Sikap pun kami memberikan sedikit catatan kepada Masisir terkait tentang kinerja MPA, BPA, dan DPP PPMI selama ini. Bagaimana kita menilai kinerja mereka, dan bagaimana seharusnya mereka berkinerja. Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu TROBOSAN baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada para pembaca yang telah setia menerima keberadaan kami. Selamat membaca!
Media Islam
Selamat melaksanakan ibadah puasa kami ucapkan kepada segenap pembaca, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Subhanahu wa ta`ala. Kondisi Mesir masih saja belum menentu. Satu tahun setelah revolusi Mesir baru memilih pemimpinnya, namun ternyata baru satu tahun presiden menjabat ia telah diturunkan dari jabatannya. Kondisi keamanan kritis, korban berjatuhan di mana-mana. Krisis politik Mesir telah menggoyangkan rakyatnya hingga negeri ini terseok untuk berjalan. Ternyata krisis politik negeri ini berdampak juga kepada komunitas mahasiswa Indonesia di Mesir. Dampak baiknya mata Masisir terbuka dengan adanya konflik dingin antara kubu Mesir yang saling bersebrangan. Masisir bisa mempelajari dan menilai bagaimana keadaan politik negeri ini. Masisir menjadi saksi sejarah dalam perjalanan negeri seribu menara ini. Namun sepertinya dampak buruknya lebih terasa. Di jejaring sosial bermunculan para pengamat politik baru. Perdebatan antar para pengamat politik baru ini lumayan hangat terjadi, bahkan tidak jarang para pengamat politik baru ini menjatuhkan lawan debatnya dengan tuduhan-tuduhan yang jauh dari fakta. Perdebatan ini terjadi karena masing-masing pihak hanya mencerna informasi dari sudut yang ia percayai saja. Kita tahu bahwa terdapat dua kubu yang bersebrangan dalam konflik Mesir ini, dan keduanya melancarkan propaganda media untuk menyuarakan suaranya. Kelompok pertama dengan berbagai cara menyudutkan pihak lain dengan tuduhan teroris (Irhabiyun), pengganggu keamanan dan ketertiban. Kelompok lain dengan gencarnya menyebarkan kabar bahwa mereka adalah kelompok yang menjadi korban dalam konflik ini. Kedua pihak saling bersuara dan menutup
Express Copy
Menerima segala jenis fotokopi Mahatthah Mutsallas, Hay `Asyir Building 102 Sweesry. Hp: 01001726484
Terbit perdana pada 21 Oktober 1990. Pendiri: Syarifuddin Abdullah, Tabrani Sabirin. Pemimpin Umum: Tsabit Qodami. Pemimpin Redaksi: Fahmi Hasan Nugroho. Pemimpin Perusahaan: Erika Nadarul Khoir. Dewan Redaksi: Abdul Majid, M. Hadi Bakri. Reportase: A. Ainul Yaqien, M. Zainuddin, Dirga Zabrian, Luthfiatul Fuadah Al Hasan, Ainun Mardiah, Heni Septianingsih. Editor: Zulfahani Hasyim. Pembantu Umum: Keluarga TROBOSAN. Alamat Redaksi: Indonesian Hostel-302 Floor 04, 08 el-Wahran St. Rabea el-Adawea, Nasr City Cairo-Egypt. Telepon: 22609228, E-mail: terobosanmasisir@yahoo.com. Facebook : Terobosan Masisir. Untuk pemasangan iklan, pengaduan atau berlangganan silakan menghubungi nomor telepon : 01159319878 (Tsabit), 01122217176 (Fahmi), 01148433704 (Erika)
02
Sikap
Rubrik Sikap adalah editorial buletin TROBOSAN. Ditulis oleh tim redaksi TROBOSAN dan mewakili suara resmi dari TROBOSAN terhadap suatu perkara. Tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab redaksi.
03
Laporan Utama
03
Laporan Utama
mengadakan acara Coffee Break. Acara ini dilaksanakan guna berbagi ide dan saling tukar informasi antar Masisir. Berbagai isu yang berkembang di Masisir seperti mahasiswa baru, keamanan, Temus dan lainnya sudah dibahas dalam acara ini. Coffee Break berjalan sampi tiga kali. Kegiatan pertama dan terakhir kegiatan ini diadakan diadakan di Auditorium Limas Kemass. Sedangkan untuk Coffee Break kedua diadakan di Aula KMB. Pada Coffee Break ketiga sempat dihadiri Dubes, Bapak Nurfaizi Suwandi yang membincangkan isu keamanan WNI. Tugas lain yang patut disorot adalah Viko (Visa Kolektif). Tahun ini memang menjadi tahun pertama pengurusan visa secara kolektif ini. Ratusan nama bisa mendapatkan ijin tinggal berkat bantuan sistem ini. Jika merunut reportase kami, program ini terlaksana sebagai bentuk jalan keluar dari kasus semrawutnya birokrasi di imigrasi Mesir ini. Setelah muncul laporan akan kesulitan ini akhirnya KBRI bersedia membantu menangani dengan melobi pihak imigrasi. Selain pihak KBRI, DPP PPMI juga ikut andil bagian pekerjaan ini yang mana mereka adalah pelaksana program seperti pengumpulan paspor dan pengajuan ke pihak imigrasi. Agenda besar yang berhasil diadakan atas kinerja DPP PPMI adalah Simposium Pelajar Timur Tengah dan Afrika. Acara yang berlangsung dari 4-7 Juli 2013 ini tetap berlangsung kendati Mesir tengah bergejolak. Bahkan puncak gejolak terjadi di tengah acara ini berlangsung. Keadaan ini membuat beberapa pembicara yang didatangkan memilih untuk tidak menghadiri undangan seperti Prof. Dr. Mahfud M.D dan Dr. Nur Hasan Wirajuda karena alasan keamanan ini. Namun akhirnya acara tetap terlaksana dengan pembicara pengganti seperti Dr. Musthofa Abd. Rahman, Dra. Hj. Sastri Yunizarti Bakry, Atk. M.Si dan Ir. Muhammad Najib, M.Sc. Satu lagi kegiatan yang dilakukan oleh PPMI adalah Malam Gebyar Kreasi Masisir yang diadakan di Aula Pasanggrahan KPMJB pada tanggal 7 Juli 2013 lalu. Acara yang direncanakan akan diadakan di Aula American Future ini terpaksa dialihkan ke KPMJB karena beberapa sebab. Respon dan kebijakan PPMI terkait beberapa permasalahan yang terjadi pun patut untuk kita perhatikan. Sekitar bulan November lalu, Doc: TROBOSAN PPMI mengeluarkan Jamil dan Delfa saat mengambil sumpah di hadapan para peserta Sidang Umum II surat pernyataan sikap di Aula Rumah Limas 3 September 2012 lalu. donesia, Dr. Ibrahim dari Burkinafaso dan Dr. Syarafuddin dari Nigeria. Pada acara ini sempat terjadi kesalahpahaman dengan panitia bedah tesis karya Dr. Zawawi karena acara di asrama Madinatul Buuts mepet dengam agenda bedah tesis di KSW. Karena jalanan macet maka panitia bedah tesis harus rela mengundur acara yang dilaksanakan Senin sore, 22 Oktober 2012. Selanjutnya mari kita melirik agenda olahraga yang diadakan DPP PPMI 20122013. Pada semester kedua yang lalu TROBOSAN pernah menerbitkan laporan berjudul Semester Olahraga Masisir, menyorot tentang kegiatan-kegiatan olah raga selama satu semester. Hal ini tak lain karena pada semester musim dingin itu Masisir disibukkan dengan banyak sekali kejuaraan olahraga. Kendati demikian DPP PPMI juga mengadakan berbagai even olahraga pada tahun ini. Pertama, Hari Kebersamaan Masisir" Rabu, 28 November 2012 bertempat di Nadi Central 1 Zahro. Konsep acara ini berisi berbagai perlombaan sebagai ajang saling temu sapa organisasi di bawah PPMI Mesir. Yaitu bekerjasama dengan DPP WIHDAH, empat DPD PPMI dan 17 Kekeluargaan. Acara yang berlangsung selama satu hari saja. Kedua ASEAN CUP yang dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda. Selanjutnya Indonesian Games yang baru saja berakhir pada awal bulan Juli ini. Semua acara olahraga ini berjalan dengan meriah dan penuh antusias. Pada bidang kaderasasi, Kabinet Bersama dan Bersatu PPMI ini mengadakan agenda guna pengkaderan Masisir. Acara Ormaba yang berlangsung di KBRI, Garden City dan Shalah Kamil. Marhalah Gaza terbentuk dari acara ini. Mereka juga sempat beberapa kali tampil dalam pagelaran seni seperti di Nadi Wafidin, Ramsis dan Aula KSW. Untuk masalah silaturrahmi, DPP PPMI tentang agresi militer Israel ke Palestina. Surat pernyataan sikap itu keluar setelah mendapatkan masukan dan kritikan dari berbagai pihak. PPMI pun kemudian mengadakan acara malam pengumpulan dana yang meski begitu tetap tidak lepas dari berbagai kritikan. Pada 5 Mei 2013 PPMI mengadakan pertemuan dengan dekan fakultas Ushuluddin di kantor dekan, salah satunya adalah membahas tentang kasus keracunan makanan di asrama mahasiswa dan isu politik yang menimpa al-Azhar dan sempat menimbulkan perdebatan di kalangan Masisir saat itu. PPMI pun mengeluarkan pernyataan sikap tentang kasus ini setelah mendapatkan masukan dari berbagai pihak. Pada 9 Mei pun PPMI mengeluarkan surat pernyataan terkait akun facebook yang menamakan diri sebagai Forum Mahasiswa Timur Tengah (FORMAT). Surat pernyataan ini pun ditekankan kembali dalam salah satu poin hasil pertemuan terbatas DPP PPMI, Atdik dan beberapa ketua organisasi yang dikeluarkan pada tanggal 15 Juli lalu. Pada 18 Juni lalu PPMI pun mengeluarkan pernyataan ketika sebuah akun twitter yang menamakan dirinya Guemasisir menyebarkan kabar tentang bantuan dana dari beberapa pihak kemudian mengaitkannya dengan isu intervensi politik di tubuh PPMI. PPMI pun cepat memberikan respon ketika tersebar kabar pembatalan seleksi tes Universitas al-Azhar yang diadakan di Kementrian Agama. Respon tersebut berupa pertemuan bersama Atase Pendidikan KBRI Kairo, para ketua-ketua organisasi dan beberapa media pada tanggal 13 Juli lalu. Hasil pertemuan itu pun dilaporkan dua hari setelahnya melalui akun resmi PPMI. Dan pada akhir masa jabatannya, PPMI pun berhasil menjalin hubungan dengan beberapa muhsinin dan berhasil mendistribusikan beasiswa kepada kurang lebih 600 orang Masisir dibantu dengan BWAKM dan ketua-ketua kekeluargaan. Jamil mengatakan bahwa beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang benar-benar membutuhkan, maka ia bekerjasama dengan kekeluargaan untuk mendata calon penerima beasiswa ini. Ia pun menambahkan bahwa hubungan ini baru dijalin tahun ini, ia pun berharap agar hubungan dengan pihak muhsinin ini tidak terputus sampai di sini agar bantuan kepada Masisir tetap ada. Demikian beberapa kinerja dan kegiatan PPMI tahun ini yang berhasil kami pantau. Sukseskah mereka dalam mengemban amanat menurut anda? Atau tidak samasekali? Silahkan sampaikan aspirasi kritik dan saran anda di Sidang LPJ DPP PPMI 28 Juli nanti. [] Tsabit, Fahmi
04
Komentar Peristiwa
06
Komentar Peristiwa
3. Memahami maqashid syariah. Dengan keduanya, di mana Islam menjelaskan metode memahami tujuan hidup manusia. Seperti syari yang shahih dalam politik syari untuk ibadah, memakmurkan bumi, dan menyucikan mengatur rakyat dan negara sesuai Al -Quran diri sehingga bisa membawa Islam rahmatan dan Sunnah untuk kemaslahatan bersama. lil alamin. Dan bukan justru menjadi ulama Hal serupa dinyatakan oleh Jamil Abdul peneror, yang hanya membebani dan tidak Latief, Presiden PPMI Mesir. Ia mengatakan, menjadi solusi ummat. Mauqif Mutawasith adalah sikap tersendiri 4. Memahami al-Quran sesuai tempatnya. dalam menghadapi dua kubu yang berseAyat untuk orang kafir ditujukan untuk orang brangan. Saat ada dua kubu yang bersekafir, tidak untuk orang Islam, begitu pula brangan, Azhar selalu mengambil sikap di sebaliknya. tengah 5. Menghormati umat Nabi Muhammad Fatimah Insani Zikra memiliki sudut panSaw. Dengan tidak mudah menfasikkan atau dang lain terkait moderatisme al-Azhar, mengkafirkan sesama muslim. Wasathiyah al-Azhar itu berkaitan dengan 6. Antusias membawa hidayah. Hidayah misi yang di bawa oleh al -Azhar, yaitu memyang dimaksud adalah penjelasan, bukti, dan perkenalkan Islam kepada non muslim. Dan argumen. Oleh karenanya, al-Azhar banyak juga menjadi wibawa al -Azhar sebagai instimemberikan ilmu tentang manusia, dunia, dll. tusi terbesar keilmuan Islam. al-Azhar se7. Bangunan keilmuan yang lengkap. Inbagai lembaga besar yang disorot tidak hanya tinya, ilmu tidak sekedar dalil, melainkan daoleh kaum muslimin tapi juga non-muslim, lil, metode, dan kompetensi. selalu menekankan hal tersebut dalam 8. Menghormati dan mengoptimalkan berbagai kesempatan. Menurut saya, Waturats. Karena turats adalah warisan pewaris sathiyah tersebut lebih kepada respon perNabi dan melalui turats lah kita mendapatkan tahanan diri al-Azhar berhadapan dengan penjelasan tentang bagaimana nash tersebut tudingan-tudingan dengan terma teroris, funturun untuk realita yang terjadi, tentunya damental, dan lain-lain terhadap islam dan dengan pembacaan yang berkualitas. kaum muslimin. Kedelapan hal inilah yang membuat pemaHal tersebut terbukti dengan pengakuan haman Islam cara al-Azhar itu Wasathiyah pemikir Koptik Jamal Asad, akan moderatsesuai makna lughawinya yaitu lurus, musisme al-Azhar. Moderat adalah prinsip al taqim. Azhar, dan menjadi pilar utama yang Mantan Menteri Wakaf Mesir, Dr. Al Ahmenopang berdirinya institusi tersebut. Modmadi Abu An-Nur mendefinisieratisme itu terwujud, bukan ...moderat di sini kan moderatisme al -Azhar karena ke-Mesir-annya, akan berarti prinsip untuk sebagai keseimbangan tetapi itu murni prinsip al menghindari fanatisme Azhar yang juga menjadi pen(balance) antara pemahaman dan mengikuti aliran dan penerapan yang tidak gayom bagi moderatisme Ispolitik tertentu... disertai dengan sikap berlebilam. Tidak hanya di Mesir, han (ekstrim). Beliau juga melainkan di seluruh dunia. menambahkan bahwa pangkal eksistensi al Sedangkan menurut penilaian Abu Nashar Azhar adalah berdirinya di atas konsep Bukhari, Presiden PPMI periode 2012-2013, musyawarah. Yang mana hal itu tercermin Wasathiyah yang al-Azhar ajarkan melalui dalam Badan dan Lembaga di bawahnya. Sepdiktat dan kurikulum pendidikannya terbagi erti Majma Al Buhuts Al Islamiyah, Majlis al dalam dua wilayah: Ala milik al-Azhar, Dewan Tinggi Ulama dan Pertama, dalam tataran keberagaman. sebagainya yang berjalan dengan konsep Wasathiyah berarti moderat dalam menganut musyawarah. kepercayaan. Bukan berarti menganggap Di sisi lain Mantan Mufti Mesir, Dr. Nasr semua agama benar, melainkan bersikap proFarid Washil membenarkan soal keterkaitan porsional. Tegas dalam hal prinsipil, lentur moderatisme al-Azhar dengan ketidakberdalam hal lainnya dan jauh dari paham dan pihakannya dalam aliran atau partai politik tindakan radikal. Itulah mengapa kita diajartertentu, menjadi salah satu pilar eksistensi al kan Milal Wa Nihal dan tata cara ber -Azhar. Karena moderat di sini berarti prinmu'amalah dengan non muslim ala Nabi Saw sip untuk menghindari fanatisme dan mengimelalui hadits dan sirah. kuti aliran politik tertentu. Lebih lanjut beKedua, dalam ruang lingkup agama Islam. liau mengatakan bahwa Islam posisinya lebih Wasathiyah melingkupi 4 hal: tinggi dari politik. Meski begitu Islam tidak Satu, jauh dari fanatisme berlebihan yang terlepas dari politik, baik secara umum maucenderung berujung pada paham monopun khusus. Tetap ada korelasi antara sekterian kelompok. Apapun kelompok itu,
baik madzhab fikih, madzhab aqidah, aliran dakwah dll. Hal ini terbukti dengan diajarkannya 4 Madzhab fikih, dalam akidah juga semua madzhab dipaparkan, termasuk dalam Ilmu hadist dan dakwah. Dua, jauh dari fanatisme personal yang berujung pada pengkultusan manusia dan menganggap semua ucapan dan perbuatannya adalah benar. Ini diambil dari metode alAzhar yang mengajarkan Ilmu akidah, fikih, mustholah hadits, hadits tahlili, hadits Maudhu'I dll. Tiga, Wasathiyah berarti siap menerima perbedaan. Ini terbukti dengan diajarkannya fikih muqaran, bahkan Ilmu Hadits versi Syi'ah pun diajarkan. Empat, Wasathiyah bukan berarti tidak punya pilihan, tidak berani mengambil sikap hanya karena anggapan bahwa semua dinilai benar. Ini ditunjukkan al-Azhar dengan meminta pelajarnya memilih salah satu dari 4 madzhab fikih yang diajarkan. Azhar ajarkan konsep rojih dan marjuh, dll. Dari berbagai pandangan di atas, bisa disimpulkan bahwa moderatisme al-Azhar menjadi salah satu pilar eksistensinya selama lebih dari seribu tahun. Moderatisme itu menempati dua ranah. Pertama, berkaitan dengan pandangan dan interaksi al -Azhar dengan agama non Islam. Dan Kedua, terkait dengan internal ummat Islam dipandang dari dua sisi. Keilmuan dan realisasinya. Keilmuan, dengan bersikap moderat dan proporsional dalam menyimpulkan nash dan menyediakan sarana pembelajaran 4 madzhab fikih Sunni. Sedang dalam realisasi, al-Azhar menyeimbangkan antara pemahaman dan penerapan. Dan dengan tidak ikutserta bernaung dalam partai atau aliran politik tertentu menjadikan al-Azhar mampu berada dalam posisi netral. [] Ainun, Fahmi
07
Opini
Sebuah stasiun televisi menayangkan keadaan para demonstran di lapangan Rab`ah al -Adawiyah
Kita harus mampu menjawab apa relasi antara agama dan politik? Benarkah IM sudah mampu menjadi contoh ideal dalam praktek politik yang mencitrakan Islam? Apakah visi dan misi IM benar-benar bisa tercapai? Dan masih banyak pertayaan lainnya jika kita ingin membenturkan ilmu keislaman -yang telah atau sedang- kita kaji dengan praktek politik yang sudah dijalankan IM selama ini. Termasuk, kita harus bisa menjawab, benarkah pemikiran dakwah IM adalah solusi keterbelakangan umat ini? Baru-baru ini, Masisir seolah terpecah ke dalam dua kubu dalam merespon lengsernya Morsi. Seperti yang saya sebutkan di atas, sebagian Masisir mengamini bahwa yang terjadi adalah kudeta militer dan yan lain berpendapat telah terjadi revolusi baru yang mendapat dukungan militer. Pendapat pertama beralasan, bahwa sisa masa jabatan Morsi menurut konstitusi masih tiga tahun lagi. Mengapa Morsi yang dipilih secara demokratis harus dikudeta? Morsi memang belum mampu membuktikan perubahan atau perbaikan politik dan ekonomi yang signifikan, namun terdapat sederet prestasi yang telah dicapai selama setahun kepemimpinannya. Adapun pendapat kedua berdalil, bahwa pada tanggal 30 Juni, kurang lebih 30 juta lebih rakyat Mesir tumpah ruah ke jalan, menuntut lengsernya Morsi yang mereka nilai gagal memimpin Mesir selama setahun. Morsi tidak mungkin dipertahankan lagi sebab terdapat sejumlah fakta politik yang menyatakan Morsi gagal dan telah banyak menyalahi janji politik hingga pelanggaran terhadap konstitusi. Sejumlah media massa Mesir pada hari Ahad, 21 Juli 2013 menurunkan berita tentang 15 poin alasan yang membuat partai
08
Seputar Kita
Doc: facebook.com/maradona.sihombing Gubernur Sumatera Utara (tengah) berfoto bersama warga Sumatera Utara sesaat setelah acara
daknya para mahasiswa cepat menyelesaikan studinya agar cepat kembali ke daerah masing -masing dan berkiprah untuk memajukan Sumatera Utara. Pesan beliau yang paling penting adalah satukan pikiran untuk berdakwah, agar kita di Medan lebih baik dan lebih maju Ujar Amrizal yang juga menjabat sebagai Pimpinan I MPA PPMI ini. [] Fahmi.
tusan itu tidak melalui lembaga resmi Al Azhar? Tidakkah Grand Syaikh Al -Azhar memiliki otoritas untuk berfatwa dalam merespon peristiwa politik yang lebih cepat dari putaran jarum jam? Apakah memang aib jika Grand Syaikh berbeda pandangan politik terkait 30 Juni? Apakah kita lupa dengan peran dan kontribusi Al-Azhar dalam menciptakan stabilitas politik yang semakin carut marut pasca 25 Januari? Tidakkah masisir yang berpartai ini ingat bahwa jauh hari sebelumnya, Al Azhar telah melahirkan sejumlah piagam kesepakatan terkait persatuan dan kesatuan bangsa dan negara ini? Piagam Al -Azhar ini telah disepakati dan ditandatangani oleh sejumlah kalangan termasuk FJP (partai IM). Apakah kita tidak bisa mencerna bahwa di sinilah peran kebangsaan dan nasionalisme Al -Azhar terhadap negeri ini? Di halaman ketiga surat kabar Al -Azhar edisi, Juli 2013, Dr. Mohammad Muhanna, salah satu staf ahli Grand Syaikh Al -Azhar menegaskan bahwa sikap Grand Syaikh sejak dulu dan sampai kapan pun tidak akan lepas dari nilai-nilai kebangsaan yang diyakini Al Azhar. Banyak kalangan yang menilai keliru keputusan Syaikh Al-Azhar karena dianggap telah ikut campur atau bahkan memihak salah satu pihak yang terlibat dalam konflik politik selama ini. Terlepas dari pro dan kontra di kalangan rakyat Mesir akan keputusan Syaikh Al-Azhar, maka tidak seyogyanya kita sebagai pelajar asing, ikut-ikutan menuduh Syaikh Al Azhar yang bukan-bukan. Segala perkembangan yang terjadi saat ini adalah tafsir-tafsir politik yang meniscayakan perbedaan pendapat dan pandangan. Karena
berjalan, adalah masing-masing pihak ingin mengabarkan kepada dunia internasional akan hakikat peristiwa yang teradi berdasarkan persepsi politik yang mereka yakini. Tidak ada yang bisa memastikan masa depan politik Mesir. Sampai kapan pendukung Morsi akan berdemo di Maedan Rabah Adawiah, Nasr City? Mampukah demo ini mengembalikan Morsi ke posisinya semula? Apakah kelak akan ada intervensi asing seprti yang telah terjadi di negara -negara Arab lainnya? Kita masih terus akan menanti teka teki politik dan entah kejutan-kejutan apalagi yang akan kita saksikan bersama. Masisir sebagai komunitas intelektual seharusnya mampu bertukar pikiran atau berdialog satu sama lain tanpa klaim atau vonis negatif yang kadang berlebihan terhadap lawan diskusi. Sebab apa pun pendapat kita tentang perkembanga politik terkini, sekali lagi, tidak lebih dari persepsi politik yang dibangun berdasarkan batas-batas informasi yang kita peroleh. Yang saya perhatikan, hingga saat ini, belum ada diskusi politik ala mahasiswa yang digelar organisasi induk seperti PPMI. Saya pikir ini menarik untuk dibudayakan. Barangkali memang kita semua harus duduk bersama untuk membincang lebih dingin apa yang telah terjadi di negeri ini. Jika tidak, maka polarisasi masisir akan terus tercipta dan integritas kita makin akan terancam di masa mendatang. Mau sampai kapan masisir berseteru gara-gara politik? Ramadan Kareem. *Penulis adalah Ketua Perdana Ikatan Jurnalis Masisir (IJMA)
09
Dinamika
10
Kolom
11
16