Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kamtibmas adalah sebuah akronim dari Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Pada hakekatnya kamtibmas adalah sebuah keadaan dimana masyarakat dapat menikmati ketentraman dan keteraturan dalam menjalani semua aktivitas kesehariannya dalam bermasyarakat maupun aktivitas kesehariannya secara individual. Semua masyarakat sangat menginginkan keadaan dan situasi yang kondusif, yaitu situasi dimana masyarakat dapat hidup tentram dan damai, serta tidak adanya kecemasan dalam hidup bersosialisasi. Tapi, di zaman sekarang banyak sekali faktor-faktor yang mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat. Faktor-faktor tersebut berupa potensi gangguan, ambang gangguan maupun gangguan nyata dalam bentuk kriminalitas maupun bentuk gangguan lain, tidak akan efektif manakala gangguan tersebut tidak dicegah secara progresif dan intensif. Penjelasan lebih lanjut bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi buruknya kamtibmas salah satunya adalah kurangnya potensi masyarakat dalam menanggapi situasi kamtibmas yang semakin hari semakin menurun drastis. Dan juga kurang maksimalnya kinerja dari pihak-pihak tertentu. Maka dari itu perlu diadakan perubahan secara intensif , progresif , dan komprehensif.

Tak bisa dipungkiri, jika saat ini lingkungan masyarakat khususnya di daerah Bengkulu yang kami persempit dalam daerah Rejang Lebong (sudah

memberikan sumbangan dan aliran positivisme bagi peningkatan kesejahteraan kehidupan masyarakat bangsa dan negara, namun di sisi lain juga masih banyak peristiwa negative berupa kerawanan keamanan multidimensi, yang dapat mengganggu stabilitas keamanan. Peristiwa negatif tersebut antara lain adalah meningkatnya kuantitas dan kualitas kejahatan dengan perkembangan berbagai modus operandi).

Situasi yang tertib dan aman ini tentunya sangat di inginkan oleh semua lapisan masyarakat baik di daerah Rejang Lebong , kota Bengkulu maupun mencakup kawasan seluruh bangsa dan tanah air ini. Hal inilah yang mengakibatkan banyaknya situasi-situasi yang tidak dinginkan. Dalam hal ini banyak oknum - oknum yang sengaja atau mencuri kesempatan untuk merusak keamanan dan ketertiban masyarakat Rejang Lebong.

Dalam situasi seperti ini, peran serta dari masyarakat Rejang Lebong sangat dibutuhkan. Karena masyarakat merupakan subjek yang dapat menentukan bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk menciptakan rasa tertib dan aman. Disamping peran masyarakat, instansi - instansi terkait harus mengambil bagian vital untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib dan aman.

Sekarang ini kenaikan angka kasus - kasus yang mengancam kamtibmas di daerah Rejang Lebong (sudah lewat dari batas kewajaran) . Diantaranya, seperti di ligkungan masyarakat Rejang Lebong sering terjadi kasus-kasus, seperti, pencurian, pembunuhan, perampokan, premanisme, penipuan, pemerkosaan, prostitusi, dan masih banyak lagi. Hal inilah yang menjadi fokus utama kami memilih topik mengenai pemanfaatan potensi masyarakat untuk menciptakan suasana kamtibmas daerah Rejang Lebong lebih kondusif . Selain itu, kami ingin memaparkan mengenai suasana kamtibmas di daerah Rejang Lebong serta

inovasi - inovasi terbaru yang dicanangkan oleh instansi terkait yang akan meminimalisirkan kriminalisasi yang terus mencuat di permukaan. Serta melakukan peninjauan kebenaran anatara data statistic dan data empiris langsung di kehidupan masyarakat.

B. Rumusan Masalah Dengan banyaknya kasus kasus yang menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat, akan banyak pula dampak dampak yang terjadi di masa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang tema pembahasan didapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana situasi kamtibmas di daerah Rejang Lebong ? (Data statistic dan data empiris) 2. Apa yang menyebabkan turunnya tingkat kondusifitas kamtibmas ? 3. Apa saja masalah yang mencuat di kalangan masyarakat yang menyebabkan progresifitas gangguan kamtibmas meningkat ? Baik presentasi permasaahan tersebut besar maupun kecil ? 4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari turunnya tingkat kondusifitas kamtibmas ? 5. Bagaimana cara meningkatkan potensi masyarakat agar dapat bertindak dan berperan dalam menciptakan kamtibmas? 6. Apa saja solusi yang pernah dilakukan dan bagaimana hasilnya, serta inovasi terbaru apa saja yang telah dicanangkan oleh instansi tekait dan masyarakat untuk meminimalisirkan kasus kasus yang mengancam kamtibmas?

C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut : 1.3.1 Tujuan secara umum 1. Agar pembaca memahami secara detail mengenai kamtibmas 2. Agar pembaca lebih memahami pentingnya situasi yang tertib dan aman 3. Agar mampu menambah pengetahuan pembaca mengenai masalah masalah yang mengganggu kamtibmas 1.3.2 Tujuan secara khusus 1. Agar pembaca mampu mensosialisasikan kepada individu lain mengenai usaha untuk menciptakan kamtibmas yang baik 2. Agar pembaca dapat mengimplementasikan perannya dalam menciptakan situasi yang tertib , aman dan kondusif

3. Agar pembaca mampu saling bekerja sama dalam upaya peningkatan kamtibmas yang lebih baik di masa yang akan dating 4. Agar pembaca mampu mengaplikasikan inovasi-inovasi terbaru untuk meminimalisirkan ancaman gangguan kamtibmas

D. Ruang Lingkup Penelitian Karya ilmiah ini membahas mengenai kamtibmas dan permasalahan yang mengancamnya. Seperti yang kita ketahui bahwa daerah daerah Indonesia sangat luas. Maka kami mempersempit ruang lingkup penelitian kami. Ruang lingkup penelitian kami adalah kawasan Kabupaten Rejang Lebong yang terbagi menjadi beberapa wilayah.

E. Sampel Berdasarkan ruang lingkup penelitian, maka kami mengambil beberapa sampel wilayah yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. Sampel pada penelitian karya ilmiah ini adalah wilayah yang keamanan dan ketertibannya terjamin dan daerah yang keamanan dan ketertibannya sangat minim.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Keamanan 1. Keamanan adalah keadaan lingkungan (natural environment) yang bebas dari bahaya dan terlindungi. ( Kamus Bahasa Indoneia-APOLLO) 2. Keamanan adalah Keadaan aman, yaitu keadaan dimana terdapat suasana : 1) Tenteram dan damai, baik lahir maupun batin. 2) Bebas dari kekhawatiran, keragu-raguan, dan ketakutan yang terwujud dalam adanya kepastian atas tertib dan tegaknya hukum. 3) Bebas dari setiap gangguan, baik fisik maupun psikis . 4) Terlindungi dan terayomi dari segala macam bahaya dan resiko. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, terbitan PT. (Persero) Balai Pustaka, Jakarta, 2002) 2.2 Definisi ketertiban 1. Ketertiban itu adalah Suatu kondisi dinamis dimana terdapat keteraturan hidup dan kehidupan individu dan masyarakat yang tertata secara baik sesuai dengan norma-norma / ketentuan hukum yang berlaku. (www.google.com) 2. Ketertiban adalah situasi yang teratur dan rapi. (kamus bahasa IndonesiaAPOLLO)

2.3 Definisi masyarakat 1. Masyarakat adalah Himpunan sejumlah manusia yang terikat dalam satu budaya yang sama, contohnya masyarakat desa, masyarakat kota,

masyarakat ilmuan, masyarakat petani, masyarakat nelayan, dan lain sebagainya. (www.google.com) 2.4 Definisi Kepolisian 1. Istilah polisi sepanjang sejarah ternyata mempunyai arti yang berbeda beda dalam arti yang diberikan pada semulanya. Juga istilah yang diberikan oleh tiap-tiap negara terhadap pengertian polisi adalah berbeda oleh karena masing-masing negara cenderung untuk memberikan istilah dalam bahasanya sendiri. Misalnya istilah contable di Inggris mengandung arti tertentu bagi pengertian polisi, yaitu bahwa contable mengandung dua macam arti, pertama sebagai satuan untuk pangkat terendah di kalangan kepolisian (police contable) dan kedua berarti kantor polisi (office of constable). (Moylan (1953:4)) 2. Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.( UU no 2 tahun 2002 Pasal 1 ayat (1) )

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Telaah Pustaka Metode penelitian karya ilmiah yang pertama adalah dengan menggunakan metode telaah pustaka. Dalam hal ini penulis membuat karya ilmiah dengan menggunakan sistem telaah pustaka. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan berbagai referensi yang membahas mengenai kamtibmas dan permasalahannya serta peranan-peranan oknum-oknum yang terkait di dalamnya. Setelah mendapatkan referensi, penulis melanjutkan dengan membaca referensi yang ada. Setelah membaca referensi yang ada, penulis merangkum halhal yang dianggap memiliki keterkaitan dengan tema dari penelitian. Hasil penulisan yang ada pada karya ilmiah harus sesuai dengan referensi yang ada. 3.2 Wawancara Metode penelitian karya ilmiah yang kedua adalah dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan untuk pemenuhan informasi yang berkaitan dengan tema yang dipilih. Metode wawancara dimulai dengan menentukan narasumber yang tepat. Pada penelitian ini, narasumber yang diwawancarai adalah dari pihak kepolisian kabupaten rejang lebong dan organisasi organisasi yang menangani masalah kamtibmas yang ada diRejang Lebong serta Pada metode wawancara, penulis harus menyiapkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tema penelitian. Pertanyaan tersebut harus disusun secara sistemastis. Pertanyaan tersebut harus disiapkan dengan baik sehingga wawancara dapat berjalan dengan baik. Kemudian hasil wawancara juga harus dicatat dan bila perlu di dokumentasikan agar informasi yang didapat bisa menjadi bahan dalam bab pembahasan.

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Semakin meningkatnya kebutuhan manusia mengakibatkan manusia melakukan tindakan apa pun demi memenuhi kebutuhannya itu. Tindakan yang terlampau bebas itu terjadi dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada seperti hutan. Demi memenuhi kebutuhannya manusia melakukan eksploitasi terhadap hutan. Tindakan eksploitasi terjadi disebabkan beberapa hal yaitu perilaku manusia yang konsumtif, kemajuan teknologi, tuntutan ekonomi, pengawasan yang minim, dan pemahaman konsep yang salah dalam menyikapi hasil sumber daya alam seperti hasil hutan. Eksploitasi yang terjadi memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia. Dampak yang ditimbulkan yaitu hutan menjadi gundul, hasil hutan berkurang, memicu terjadinya bencana, terjadinya kerusakan ekosistem, terjadinya pencemaran air, terjadinya global warming, dan menghambat kehidupan di masa yang akan datang. Eksploitasi hutan dapat diminimalisir dengan berbagai upaya. Solusi yang tepat yaitu meningkatkan kesadaran setiap individu tentang pemanfaaatan hutan,

membuat peraturan yang tegas, melakukan pengawasan yang ketat, dan melakukan konservasi terhadap hutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa eksploitasi hutan merupakan tinadakan yang memanfaatkan hutan secara berlebihan. Tindakan pengeksploitasian tersebut terjadi karena faktor-faktor tertentu. Selain itu perlu disadari bahwa eksploitasi hutan hanya akan membawa dampak yang negatif untuk kehidupan. Sehingga semua masyarakat seharusnya saling bekerja sama untuk menghentikan eksploitasi hutan dan memanfaatkan hutan secara baik. Sehingga kita dapat hidup dengan selaras dan seimbang. 5.2 Saran Dalam menjalani kehidupan, kita semua harus melakukan hal terbaik dalam memenuhi kebutuhannya. Saat ini kesadaran dari setiap individu harus terus dipupuk agar kita tetap bisa menjalani kehidupan dengan baik. Kegiatan eksploitasi harus dihindari agar setiap sumber daya alam tidak punah. Ini semua harus dilakukan untuk keberlanjutan kehidupan kita.

DAFTAR PUSTAKA
Marah. 2007. Geografi Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama

Parsini. 2009. Star Idola Buku Ajar Geografi. Solo: Putra Kertonatan www.google.com www.yahoo.com

10

LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN Narasumber : Chairunnas Profesi : Kabid Dinas Kehutanan Kabupaten Rejang Lebong Pertanyaan wawancara 1. Seberapa luas areal hutan di Kabupaten Rejang Lebong? 2. Bagaimana pembagian kawasan hutan di Kabupaten Rejang Lebong? 3. Kawasan hutan manakah yang menjadi kawasan hutan lindung? 4. Apakah eksploitasi hutan terjadi di daerah Rejang Lebong? 5. Apa penyebab eksploitasi itu terjadi? 6. Apa dampak dari eksploitasi hutan yang telah terjadi? 7. Bagaimana solusi untuk menghentikan ekspolitasi hutan? 8. Bagaimana bentuk pemanfaatan hutan yang baik?

11

LAMPIRAN 2

DOKUMENTASI

12

Anda mungkin juga menyukai