Malformasi Anorektal Letak Tinggi Tanpa Fistula dengan Colostony Post Posterosagital Anorectoplasty
Identitas pasien
Nama Jenis kelamin Usia Tanggal lahir : Bayi A.I.M : laki-laki : 8 bulan : 2 Oktober 2012
Keluhan utama :
Pasien tidak memiliki anus sejak lahir.
Riwayat Perjalanan Penyakit Tidak ada kembung, muntah, mual Buang air besar melalui colostomy. Tidak ada riwayat buang air kecil bercampur dengan feses.
Riwayat kehamilan :
Orang tua pasien mengatakan tidak ada masalah selama kehamilan. Minum jamu dan obat-obatan disangkal
Riwayat persalinan :
Pasien lahir cukup bulan Tidak ada masalah dalam persalinan
RPK
Tidak ada keluarga pasien dengan keluhan seperti pasien
Pemeriksaan fisik
Kesadaran/KU Tanda vital :
Nadi Pernapasan Suhu BB
STATUS GENERALIS
Kepala Mata
: normocephal : edema palpebra -/-, Conjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik, Pupil isokor diameter + 3 mm, Reflex cahaya langsung (+/+), Reflex cahaya tidak langsung (+/+) : Daun telinga bentuk tidak ada kelainan, liang telinga lapang, membran timpani tidak ada kelainan : Bentuk tidak ada kelainan, tidak ada napas cuping hidung, mukosa tidak hiperemis, sekret tidak ada : Sianosis tidak ada, Mukosa bibir agak kering : Lidah tidak kotor, tepi tidak hiperemis
: Lidah tidak kotor, tepi tidak hiperemis : T1 T1 tenang : Faring tidak hiperemis : Kelenjar Getah Bening tidak teraba, tiroid tidak ada kelainan. Thorax : cor & pulmo tidak ada kelainan Abdomen : lihat status lokalis Ekstremitas superior : tidak ada kelainan Ekstremitas inferior : tidak ada kelainan Anal : lihat status lokalis
STATUS LOKALIS
REGIO ABDOMEN
Inspeksi
Cembung, tampak kolostomi pada kuadran kiri atas tersambung dengan kantung plastik berisi feses warna kuning
Auskultasi
BU (+) normal
Palpasi
Supel, nyeri tekan (-), defans muskular (-)
Perkusi
Timpani, nyeri ketok (-)
REGIO ANAL
Inspeksi
Tampak jahitan dan luka pos posterosagital anorektoplasty Anal dimple tidak ada
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium Radiologi
13 Juni 2013
Hemoglobin Hematokrit Hitung jenis Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit Eritrosit Leukosit Trombosit 13,3 39 0 14
Nilai normal
12-16 g/dL 37-47% 0-1% 1-3%
0
24 57 5 4,8 7310 430.000
2-6%
20-40% 2-8% 2-8% 4,2-5,4 juta/ul 4000-10.800 150.000-400.000/uL
MCV MCH
81 28
80-96 fL 27-32 pg
MCHC
RDW
34
15,0
32-36 g/dL
11,5-14,5
11,4
Kontrol
Pasien GDS Elektrolit Natrium
32,4
41,2 100 144
Detik
27 - 39 < 140 mg/dL 132-145 mmol/L
Kalium
Klorida
4,6
107
3,1-5,1 mmol/L
96-111 mmol/L
Pada suspeksi tampak terpasang colostomy dengan stoma Dilakukan pemasangan marker pada anal dimple dan stoma, kemudian dimasukkan kontras water soluble pada stoma; tampak kontras lancar mengisi colon descenden, colon sigmoid, rectum
Colon sigmoid tampak redundant Kaliber colon descenden, sigmoid dan rektum baik, dinding regular, tidak tampak filling defect ataupun additional shadow serta ekstravasasi kontras ke extralumen Jarak bagian paling distal rektum dengan anal dimple 2 cm
Kesan : Atresia ani letak tinggi dengan terpasang colostomy Kaliber lumen colon descenden, sigmoid dan rectum baik, tidak tampak adanya fistula
DIAGNOSA
Malformasi anorektal letak tinggi tanpa fistula degan colostomy post posterosagital anorektoplasty
Laporan operasi
Rectal pouch ditemukan 4 cm dari kulit, dibebaskan dari jaringan sekitar Rectal puch terbuka, identifikasi fistel, fistula rectourethra (-) Dilakukan aproximasi rectal pouch ke neoanus M. Levator ani, muscle complex parasagital fibre, subkutis, kulit, diaproximasi di garis tengah anoplasty
Prognosis
Quo ad vitam : bonam Quo ad sanationam : bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Atresia Ani
EMBRIOLOGI
FOREGUT 1/3DISTAL COLON TRANSVERSUM COLON DESCENDEN
ENDODERM
MIDGUT
HINDGUT
SIGMOID
REKTUM
Minggu ke-7
Septum urorektal berfusi dengan membrana kloaka yang disebut dengan perineal body Septum urorektal terbentuk dari 2 struktur mesoderm, yaitu : lipatan midline Tourneux dan 2 lipatan lateral Rathke 1/3 inferior adalah derivat dari ektoderm yang disebut anal pit atau proctodeum Anal membrane teresorpsi pada minggu ke-8 terjadi fusi dengan mesoderm dari hindgut linea dentata.
Kegagalan terbentuknya lipatan Rathke Bagian inferior septum urorektal tidak terbentuk fistula rektouretral (prostatic) pada laki-laki dan common channel (cloaca) dari urethra, vagina, dan rektum pada perempuan Kegagalan dari kedua lipatan Tourneux dan Rathke diduga dapat berakibat fistula rectobladder neck pada laki-laki dan perempuan Anus imperforata tanpa fistel terjadi karena lubang anus tidak terbentuk.
Anatomi
Canalis analis 4 cm Ampula rekti berjalan ke bawah dan belakang anus Dinding lateral didekatkan oleh m. Levator ani dan m. Sphincter ani
Definisi
Malformasi anorektal salah satu kelainan kongenital berupa anus imperforata dan kloaka persisten
EPIDEMIOLOGI
1 : 5000 kelahiran hidup 50% disertai cacat kongenital lainnya Lesi rendah >> lesi tinggi Lesi tengah jarang
Etiologi
belum jelas, multifaktorial Genetik diduga berperan Sebagian kasus tanpa riwayat keluarga serupa
Wingspread
Melbourne
Klasifikasi
Pena
Melbourne
Berdasarkan hubungan antara bagian terbawah rektum yang normal dengan otot puborektalis
Patofisiologi
Kegagalan penurunan septum anorektal
Obtruksi Fistula
Manifestasi Klinis
V A C T E
ESOPHAGEAL
RENAL LIMB
R
L
DIAGNOSA
Anamnesa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
PENATALAKSANAAN
Gbr 1-18. Lokasi fistula dengan teknik posterior sagittal anorectoplasty. (A) Jahitan Stay suture pada kedua sisi dari rektum yang memfasilitasi pembukaan rektum. Pada Fistula bulbar (B) dan Fistula prostatic urethral (C), Jahitan stay sutures memberikan akses ke pembukaan fistula.
Gbr 1-20. Penjahitan mekanisme otot lurik volunter. (A) Otot levator direaproksimasi dari coccygeum ke ujung posterior dari muscle complex. (B) Ujung posterior muscle complex dijahitkan ke dinding posterior rektum.
Gbr 1-21. Anoplasti. Anoplasti menyatukan usus full-thickness ke kulit dan berlokasi dalam jalinan muscle complex dan serat sfingter eksterna.
Gbr 1-27. Rekonstruksi dari otot lurik volunter. Pada kasus ini, levator biasanya tidak terekspos, sehingga muscle complex harus dilakukan diaproksimasi dan difiksasikan ke rektum
Prognosis
Tergantung fungsi klinis
Kontrol defekasi Sensibilitas rektum Kekuatan kontraksi sfingter pada colok dubur