Duodenal Web
NIM : 12/339148/PKU/13209
YOGYAKARTA
2014
Laporan Kasus
Pembimbing
Mengetahui
1. Definisi ...............................................................................................3
3. Anatomi ..............................................................................................5
7. Patofisiologi ..................................................................................9
8. Pemeriksaan penunjang.........................................................................9.
Lampiran
ii
PENDAHULUAN
Duodenal web adalah salah satu kelainan pada duodenum yang dapat
duodenal 42 % dan annular pancreas 39 %.. Obstruksi yang terjadi dapat total atau
parsial. Keluhan dan munculnya gejala tergantung dari ukuran dan lokasi
duodenal web. Pada obstruksi parsial gejala yang timbul bervariasi sehingga
diagnosa terlambat dan sulit ditegakkan. Oleh karena itu, biasanya baru ditemukan
syndrome.
radiologis. Gambaran yang paling sering ditemukan pada pasien adalah distensi
pada lambung dan duodenum yang terlihat pada gambaran radiografi abdominal,
dan distribusi udara yang normal dan tidak normal pada bagian distal intestinal.(4)
Adapun alasan pemilihan kasus ini karena kasus duodenal web merupakan
kasus yang jarang dan terdapat berbagai penyulit dalam penegakkan diagnosis.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi :
Diverticulum (IDD) adalah salah satu kelainan congenital pada lumen duodenum
berupa membran diafragma tipis, yang terdiri dari mukosa dan submukosa tanpa
total atau parsial pada duodenum. Obstruksi parsial biasanya terdapat celah kecil
pada bagian tengah web yang membedakannya dengan obstruksi total. Duodenal
web merupakan salah satu faktor intrinsik yang umumnya terjadi dengan obstruksi
artery (SMA) syndrom, duodenal duplication cysts, periduodenal portal vein. (2, 6,
9, 13,15)
bermanifestasi pada masa anak-anak, juga dapat muncul pada masa dewasa
Duodenum terbentuk dari bagian akhir usus depan dan bagian sefalik usus
tengah. Pertemuan antara kedua bagian ini terletak tepat distal dari asal tunas hati.
pankreas, menggeser katup duodenum dari posisinya yang semula di garis tengah
menjadi ke sisi kiri rongga abdomen. Duodenum dan kaput pankreas menekan
dan kaput pankreas terfiksasi dalam posisi retroperitoneum. Karena itu, seluruh
intraperitoneum.
lempeng usus, sehingga terdapat sumbatan usus. Namun, setelah itu lumen segera
seliaka dan usus tengah mendapat vascularisasi dari arteri mesenterika superior,
Duodenum atau juga disebut dengan usus duabelas jari merupakan usus
caput pancreas. Duodenum merupakan bagian terminal atau muara dari sistem
apparatus biliaris dari hepar maupun dari pancreas. Selain itu duodenum juga
merupakan batas akhir dari saluran cerna atas. Dimana saluran cerna dipisahkan
menjadi saluran cerna atas dan bawah oleh adanya ligamentum Treitz (m.
merupakan batas antara duodenum dan jejunum. Pada lumen duodenum terdapat
enterohepatic.
hepatis dextra
hepatis dextra
saluran cerna menjadi saluran cerna atas dan saluran cerna bawah.
4. Epidemiology
39%, duodenal web 19%. Duodenal web paling sering terjadi diduodenum pars
diikuti oleh kelainan kongenital yang lain, seperti trisomi kromosom 21, malrotasi
intestinal, situs inversus, dan kelainan jantung bawaan. Obstruksi duodenal juga
dikaitkan dengan prematuritas dan berat badan lahir rendah (Letzner, 2011).(1,3,4,11)
vein.(Tabel3)
6. Gejala Klinis
- Gangguan menyusu
3. Gejala lainnya
elektrolit. Pada Anak-anak dan dewasa terjadi, Gastro Intestinal Bleeding, Peptic
berwarna hijau (Nonbiliosa) 78 %, berat badan menurun dan sulit bertambah dan
BAB berkurang.
7. Patofisiologi
tipis, yang terdiri dari mukosa dan submukosa tanpa disertai lapisan
muskular.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan foto polos abdomen bayi dalam keadaan posisi tegak
pertama mengacu pada lambung, dan gelembung kedua mengacu pada loop
melahirkan di sarana kesehatan yang memiliki fasilitas yang mampu merawat bayi
diameter lumen dan penurunan motilitas usus di kuadran kanan atas. Terjadi
distensi pada lambung dan tidak ada gerakan peristaltik yang terlihat selama
anatomi yang diambil dari bagian antrum dan duodenum selama endoskopi dapat
normal, dan adanya limfosit, sel plasma, eosinofil, dan vena yang penuh
10
Terlihat lambung dan first and second portion of the duodenum dilatasi.
Kontras terlihat terhenti pada bagian distal dari second portion of the duodenum,
(Gambar 6).
Terlihat distensi pada gaster dan dilatasi first and second portion of duodenum,
serta stenosis bagian distal dari second portion of duodenum. Tampak bahan
(Gambar 7)
9. Diagnosis Banding
a. Annular Pancreas
kadang terlihat pada kasus annular pankreas, seperti putaran yang tidak
sempurna pada bagian ventral yang meninggalkan berkas untaian sel pankreas
atau hanya jejak cincin fibrotik. Defek kongenital ini sering ditemukan tidak
11
b. Midgut Volvulus
bagian distal. Pada USG tampak gambaran usus membelit arteri dan vena
mesenterika superior.
c. Duodenal Atresia
udara pada bagian distal. Pada USG tampak gambaran anechoic, dilatasi dan
hipointens pada dilatasi gaster dan duodenum (T1WI) dan hiperintens pada
12
LAPORAN KASUS
lemas
Tanda vital
HR :124 x/menit
RR : 32 x/menit
T : 38,5 C
Skala nyeri : 2
sedang, kejang demam sederhana ec FA, susp. Perdarahan sal. Cerna atas
1 minggu yang lalu anak muntah setelah makan jagung, isi muntah jagung
(15/7/14), saat di IGD anak kejang 3x, kesan umum berhenti dengan obat
suntik dirawat selama 11 hari, anak tidak kejang lagi. Tgl 18-20/7/14
anak muntah 3x, warna hitam. Pada tgl. 25/7/14 anak boleh pulang.
13
3 hari yang lalu Selama di rumah, muntah 1x/hari, BAB hitam 1x/hari,
- BAB 1x/hari, hitam, tidak demam dan tidak batuk dan pilek
- Minum hari ini 50 cc, , mata anak tampak cowong, terakhir BAK 6
14
15
PEMBAHASAN
cm. Berdasarkan anamnesa dengan keluhan muntah berwarna hitam sejak 1 bulan
yang lalu dirawat disebuah RS Solo dirawat selama 8 hari dengan diagnosa pulang
diare akut tanpa dehidrasi, faringitis akut ec. K. pneumonia, Bronkitis, Prolonged
sederhana ec FA, susp. Perdarahan sal. Cerna atas ec gastritis dd esofagitis, gizi.
isi muntah jagung dan warna kehitaman, demam dan kejang, kemudian di rawat
riwayat kejang dan riwayat dehidrasi sedang. Diagnosa kerja : Perdarahan saluran
cerna, vomitus dengan dehidrasi sedang dan gizi kurang. Sesuai literatur dengan
keluhan tersebut diatas dan pasien bayi, kita memikirkan diagnosa kerja ke arah
kelainan congenital, infeksi dan trauma. Pada pasien ini tidak didapatkan riwayat
penyebab keluhan adalah kelainan congenital dan infeksi masih mungkin. Karena
hambatan pasase isi saluran pencernaan atau adanya obstruksi. Dengan adanya
16
diatas muara ampula vateri. Sehingga ada beberapa kemungkinan kelainan seperti
Pancreas , midgut volvulus. Apabila ditemukan dilatasi bagian proximal dan tidak
dilatasi bagian distal obstruksi duodenum dan terdapat udara dibagian distal nya
disingkirkan.
obstruksi pada sistema usus dipikirkan diagnosa Duodenal Web, Duodenal Atresia
17
gambaran Double bubble disertai tidak dilatasi bagian distal obstruksi dan
18
KESIMPULAN
didapatkan Double Bubble appearance dan udara didistal (+), OMD didapatkan
windsock appearance dan kontras didistal (+) dan hasil operasi didapatkan
sering mengalami keterlambatan. Disebaban gejala klinis yang tidak acut dan
19
5. Lin HH, Lee HC, Yeung CY, Chan WT, Jiang CB, Sheu JC, et al.
Feb;53(1):12-7.
130-135.
20
May;24(3):193-7.
2006 Jun;28(3):325-7.
12. Zyromski NJ, Sandoval JA, Pitt HA, Ladd AP, Fogel EL, Mattar WE, et
13. Kim DH, MD, Kim HS, MD, Cho YH, MD. Intraluminal Duodenal
15. Bittle MM, MD, Gunn ML, MBChB, FRNZCR, Gross JA, MD,
21
obstruction.JPSS. 2014;7:1-3.
22
Gambar 1. Embriologi
23
24
25
26
27
28
29
30
31
berhubungan dengan
gastrointestinal web
32
Tabel 3.Gejala klinis, tindakan dan hasil pada pasien dengan gastrointestinal webs
33
infant %) bln
infant- 90%)
Adult
3 Doubble + - + - +
Bubble,
udara di
distal (+)
4 Doubble - + - + -
Bubble,
udara di
distal (-)
5 Windsock + - - - +
appearance
34